Anda di halaman 1dari 42

MODEL TRANSPORTASI

NORT WEST CORNER


DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK II

1. Risma (842020111087)
2. Soleha (842020111094)
3. Susanti (842020111096)
4. Wasturoh (842020111109)
MODEL TRANSPORTASI

Masalah transportasi merupakan model


khusus dari masalah pemograman linier dan cara
penyelesaiannya dapat dilakukan dengan
menggunakan metode simpleks atau dengan
menggunakan teknik-teknik khusus seperti yang
disebut dengan transportation technic yang
penyelesaiannya lebih efisien.
Model transportasi merupakan model yang
digunakan untuk memilih jalur pengiriman atau
distribusi sejumlah barang/produk yang sama
dari lokasi sumber barang (Supply) menuju
lokasi kemana barang tersebut akan dikirimkan
(Demand), dengan biaya sekecil mungkin.
Persyaratan

Jumlah barang yang akan dikirim (Qs) harus


disamakan dengan jumlah permintaan dari tempat
yang membutuhkan barang tersebut (Qd). Apabila
dalam kasus tertentu dimana Qs > Qd, maka perlu
ditambahkan Dummy untuk variabel permintaan.
Demikian juga apabila Qs < Qd maka perlu
ditambahkan Dummy untuk variabel penawaran.
Catatan:
Penyelesaian soal transportasi dilakukan dengan
matrik yang terdiri dari Baris (B) dan Kolom (K).
Setiap asal barang ditampilkan melalui Baris dan
tujuan pengiriman ditampilkan melalui Kolom.
Sehingga matrik yang diperlukan adalah (B x K).
Ciri –Ciri Persoalan Transportasi
Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan
Kuantitas sumber dan tujuan besarnya tertentu
Jumlah pengiriman komoditas sesuai kapasitas
sumber dan tujuan
Biaya yang terjadi besarnya tertentu
Keterangan:
Baris = sumber = supply (Qs)
Kolom = tujuan = demand (Qd) Sumber Tujuan Qs
C32 → biaya dari sumber 3 ke P Q R S
tujuan 2
C11 C12 C13 C14
a → kapasitas sumber A A a
p → kapasitas tujuan P C21 C22 C23 C24
B b
∑𝑄𝑠 = ∑𝑄𝑑 maka tidak perlu
penambahan dummy. C31 C32 C33 C34
C c
Jika tidak sama, maka harus
disamakan terlebih dahulu
dengan menambah dummy Qd Qs = Qd
p q r s
METODE PENYELESAIAN MASALAH TRANSPORTASI
I. Metode Penyelesaian Awal
1. Metode Pokok Kiri Atas atau Metode Barat Laut (North West
Corner)
2. Metode Biaya Terkecil (Least Cost)
3. Metode Vogel Approximation Method (VAM)
4. Metode Russel Approximation Method
II. Metode Penyelesaian akhir (Optimal)
1. Metode Stepping Stone
2. Modified Distribution Method (MODI)
Contoh Soal 1
Suatu perusahaan sudah mendapat kontrak untuk menyuplai grvel(pengeras
jalan-jalan pek) untuk tiga proyek baru yang terletak di dalam kota A, kota B,
dan kota C. Perusahaan ini mempunyai tiga tempat pembuatan gravel
tersebut, yaitu di kota W, kota X dan kota Y. Perusahaan ini juga sudah
memperhitungkan masing-masing biaya angkutan dari tempat asal ke
tempat tujuan yang dinyatakan pada tabel berikut ini:

Asal/Tujuan Proyek A Proyek B Proyek C S

W 4 8 8 56

X 16 24 16 82

Y 8 16 24 77

Kebutuhan proyek 72 102 41 215


Metode Penyelesaian Awal

North West Corner (NWC)


North West Corner (Metode sudut barat laut) merupakan suatu metode
di mana suatu alokasi awal dimulai dari sel pojok kiri atas. Jumlah yang
dimasukkan adalah yang paling memugkinkan terbatas pada batasan
penawaran dan permintaan untuk sel tersebut. Apabila sudah memenuhi
maka alokasi selanjutnya adalah mengalokasikan ke sebuah sel fisibel (sel
layak) yang berbatasan. Perhatikan kapasitas yang tersedia pada
permintaan dan penawaran sehingga dalam mengalokasikannya tidak
akan melebihi kapasitas maksimum. Demikian pun untuk langkah yang
selanjutnya sampai semua alokasi baris dan kolom dijumlahkan sampai
sebesar kebutuhan.
Prosedur Penggunaan North West Corner (NWC)
a. Tampilkan persoalan ke dalam matrik
b. Periksa apakah ∑𝑄𝑠 = ∑𝑄𝑑 ?
c. Selalu memulai pengisian yang pertama kali pada jalur
yang berada pada pojok kiri atas. Pengisian atau
pengalokasian barang pada jalur ini harus berpedoman
pada kapasitas yang ada dan jumlah permintaan yang
harus dipenuhi.
d. Kolom yang sudah terpenuhi dapat diberi tanda dan
selanjutnya diabaikan
e. Lakukan gerakan zig-zak dari pojok kiri atas kea
rah kanan bawah, sampai semua barang yang
diproduksi habis terdistribusi dan memenuhi
semua permintaan yang ada.
f. Hitung total biaya yang diperoleh
Asal/Tujuan Instansi Qs
Proyek A Proyek B Proyek C

W 4 8 8 56

X 16 24 16 82

Y 8 16 24 77

Qd 72 102 41

Periksa apakah ∑𝑄𝑠 = ∑𝑄𝑑 ?(Qs = 215 ; Qd = 215), ternyata ∑𝑄𝑠 = ∑𝑄𝑑
Dengan mengikuti Prosedur Penggunaan NWC di atas, maka dapat
diperoleh hasil pengalokasian sebagai berikut :
Asal/Tujuan Instansi Qs
Proyek A Proyek B Proyek C

W 4 8 8 56
56

X 16 24 16 82

16 66

Y 8 16 24 77

36 41

Qd 72 102 41

Z = 4 (56) + 16 (16) + 24 (66) + 16 (36) + 24 (41) = 3624


Contoh Soal 2

Sebuah perusahaan mempunyai 3 (tiga) buah pabrik yang memproduksi filling cabinet
masing-masing berlokasi di kota 1,2, dan 3 dengan kapasitas produksi per tahun masing-
masing pabrik adalah:
 Pabrik 1 = 1.000 unit
 Pabrik 2 = 1.200 unit
 Pabrik 3 = 800 unit
 Total produksi = 3000 unit (Qs)
Perusahaan ini mendapat pesanan dari 3 (tiga) buah instansi/perkantoran yang berlokasi
di kota A, B, dan C.dimana masing-masing memerlukan:
 Instansi A = 1400 unit
 Instansi B = 700 unit
 Instansi C = 850 unit
 Total Permintaan = 2950 unit (Qd)
Dari hasil analisis perusahaan diperoleh data mengenai
biaya pengiriman per unit filling cabinet dari masing-
masing pabrik ke masing-masing instansi sebagai berikut:

Pabrik A B C
I 155 150 147
II 142 148 152
III 142 141 134
Metode Penyelesaian Awal
Pabrik
Instansi Qs
A B C
I 155 150 147 1000

II 142 148 152 1200

III 142 141 134 800

Qd 1400 700 850

Periksa apakah ∑𝑸𝒔 = ∑𝑸𝒅 ?(Qs = 3000 ; Qd = 2950)


Ternyata ∑𝑸𝒔 ≠ ∑𝑸𝒅,,,,,,,sehingga perlu penambahan dummy
Tabel setelah ditambahkan dummy
Sum Instansi Qs
ber
A B C Dummy
I 155 150 147 0 1000

II 142 148 152 0 1200

III 142 141 134 0 800

Qd 1400 700 850 50 3000


Dengan mengikuti Prosedur Penggunaan NWC di atas, maka
dapat diperoleh hasil pengalokasian sebagai berikut :

Sumber Instansi Qs
A B C Dummy
I 155 150 147 0 1000

1000

II 142 148 152 0 1200

400 700 100

III 142 141 134 0 800


750 50

Qd 1400 700 850 50 3000


Z = 1000 (155) + 400 (142) + 700 (148) + 100 (152) + 750
(134) + 50 (0) = 431.100

Jadi, total biaya transportasi untuk mendistribusikan produk dari


daerah asal ke daerah tujuan pada solusi awal sebesar Rp 431.100,-
Stepping Stone (Batu Loncatan)
• Penggunaan Metode Batu loncatan dilakukan
dengan cara :

a. uji apakah nilai sel bukan basis memiliki nilai ≥ 0.


pengujian dilakukan dengan menggunkan jalur
tertutup

b. Tanda yg digunakan untuk membuat jalur


tertutup dimulai dengan tanda positif (+) kemudian
negatif sampai ke sel bukan basis semula.
Pengembangan Indeks menggunakan Stepping Stone Method (Batu
Loncatan)
Lihat pada tabel pertama, masih terdapat kotak variabel yang tidak terpakai untuk dikembangkan lagi
indeksnya .

 Untuk kotak WB
Asal/Tujuan Proyek A Proyek B Proyek C S
W 4 8 8 56
(-) 56 (+) 0 0
X 16 24 16 82
(+) 16 (-) 66 0
Y 8 16 24 77
0 36 41
Kebutuhan proyek 72 102 41 215

 WB = WB – WA + XA – XB
= 8 – 4 + 16 – 24
= -4
 Untuk kotak WC

Asal/Tujuan Proyek A Proyek B Proyek C S


W 4 8 8 56
(-) 56 0 (+) 0
X 16 24 16 82
(+) 16 (-) 66 0
Y 8 16 24 77
0 (+) 36 (-) 41
Kebutuhan proyek 72 102 41 215

 WC = WC – WA + XA – XB + YB - XC
= 8 – 4 + 16 – 24 + 16 - 16
=-4
 Untuk kotak XC

Asal/Tujuan Proyek A Proyek B Proyek C S


W 4 8 8 56
56 0 0
X 16 24 16 82
16 (-) 66 (+) 0
Y 8 16 24 77
0 (+) 36 (-) 41
Kebutuhan proyek 72 102 41 215

 XC = XC – XB + YB - YC
= 16 – 24 + 36 - 44
= - 16 (masih dapat dikembangkan )
 Untuk kotak YA

Asal/Tujuan Proyek A Proyek B Proyek C S


W 4 8 8 56
56 0 0
X 16 24 16 82
(-) 16 (+) 66 0
Y 8 16 24 77
(+) 0 (-) 36 41
Kebutuhan proyek 72 102 41 215

 YA = YA – YB + XB - XA
= 8 – 16 + 24 - 16
= 0
Pengembangan Indeks ini dapat disamakan Index Row, yaitu :
Dipilih angka  C J yang terbesar untuk mengurangi biaya umpama, yaitu : XC = -
Z J minus
16.

 Perlu dicatat bahwa yang dipilih selalu negatif terbesar untuk pengembangan indeks
tersebut

Berarti Xc = nilai -16 yang terbesar.


Kemudian harus ditunjukkan berapa besarnya muatan dari X ke C.

Asal/ Tujuan Proyek B Proyek C


Dari rute di samping nilai
X 24 16 negatif pada kotak-kotak XB
(-) 66 (+) 0
dan YC terlihat bahwa yang
Y 16 24 negatif terkecil adalah YC = -
(+) 36 (-) 41 41
Sesuai kebutuhan perputaran dari angka –angka ini maka kita peroleh :

Asal/ Tujuan Proyek B Proyek C


X 24 16
66 – 41 = 25 0 + 41 = 41
Y 16 24
36 + 41 = 77 41 – 41 = 0
Jadi, 41 muatan ditambah dan dikurangi. Oleh sebab itu tabel keseluruhan
dari model ini dapat diperhitungkan lebih lanjut.

Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel Kedua.


Tabel Kedua

Asal/Tujuan Proyek A Proyek B Proyek C S


W 4 8 8 56
56 0 0
X 16 24 16 82
16 25 41
Y 8 16 24 77
0 77 0
Kebutuhan proyek 72 102 41 215

 Biaya total:
Z =56(4)+16(16)+25(24)+41(16)+77(16)
=2968
Karena dari perhitungan pengembangan indeks masih terdapat kotak yang dapat dikembangkan
(masih bernilai negatif), maka dimulai lagi perhitungan pengembangan indeks, lihat tabel kedua.

Asal/Tujuan Proyek A Proyek B Proyek C S

W 4 8 8 56
0
(-) 56 (+) 0
X 16 24 16 82
(+) 16 (-) 25 41
Y 8 16 24 77
0 77 0
Kebutuhan 72 102 41 215
proyek

 WB = WB – WA + XA – XB
= 8 – 4 + 16 – 24
= - 4 ( masih dapat dikembangkan )
 Untuk kotak WC

Asal/Tujuan Proyek A Proyek B Proyek C S

W 4 8 8 56
(-) 56 0 (+) 0
X 16 24 16 82
(+) 16 25 (-) 41
Y 8 16 24 77
0 77 0
Kebutuhan 72 102 41 215
proyek

 WC = WC – WA + XA – XC
= 8 – 4 + 16 - 16
=4
 Untuk kotak YA

Asal/Tujuan Proyek A Proyek B Proyek C S

W 4 8 8 56
56 0 0
X 16 24 16 82
(-) 16 (+) 25 41
Y 8 16 24 77
(+) 0 (-) 77 0
Kebutuhan 72 102 41 215
proyek

 YA = YA – YB + XB – XA
= 8 – 16 + 24 – 16
=0
 Untuk kotak YC

Asal/Tujuan Proyek A Proyek B Proyek C S

W 4 8 8 56
56 0 0
X 16 24 16 82
16 (+) 25 (-) 41
Y 8 16 24 77
0 (-) 77 (+) 0
Kebutuhan 72 102 41 215
proyek

 YC = YC – YB + XB – XC
= 24 – 16 + 24 – 16
= 16
Dipilih angka minus yang terbesar untuk mengurangi biaya umpama, yaitu : WB
=-4

Berarti WB = nilai -4 yang terbesar.


Kemudian harus ditunjukkan berapa besarnya muatan dari W ke B.

Asal/ Tujuan Proyek A Proyek B Dari rute di samping nilai


W 4 8 negatif pada kotak-kotak WB
(-) 56 (+) 0 dan XC terlihat bahwa yang
negatif terkecil adalah XB = -
X 16 24
(+) 16 (-) 25 25
Sesuai kebutuhan perputaran dari angka –angka ini maka kita peroleh :

Asal/ Tujuan Proyek A Proyek B


W 4 8
56 – 25 = 31 0 + 25 = 25
X 16 24
16 + 25 = 41 25 – 25 = 0
Dari perhitungan ini ternyata 25 truk pada XB harus dipindahkan ke WB.

Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel Ketiga.


Tabel Ketiga

Asal/Tujuan Proyek A Proyek B Proyek C S


W 4 8 8 56
31 25 0
X 16 24 16 82
41 0 41
Y 8 16 24 77
0 77 0
Kebutuhan proyek 72 102 41 215

 Biaya total:
Z = 31(4) + 25(8) + 41(16) + 16(41) + 77(16)
= 2868
Pengembangan selanjutnya dilakukan dengan
pemilihan kotak lagi, di dapat:
WA = WC – WA + XA – XC
= 8 – 4 + 16 - 24 = -4
XB = XB – XA + WA - WB
= 24 – 16 + 4 – 8 = 4
YA = YA – YB + WB – WA
= 8 – 16 + 8 – 4 = -4
YC = YC – YB + WB – WA + XA – XC
= 24 – 16 + 8 – 16 + 16 – 16 = 12
Selanjutnya gunakan langkah-langkah biasa, yaitu
dengan melihat pada kotak-kotak yang tertutup
arahnya.

Asal/ Tujuan Proyek A Proyek B


W 4 8
31-31 = 0 25+ 31 = 56
Y 16 24
0 + 31 = 31 77-31= 46

Dari perhitungan ini ternyata 31 truk pada WA dipindahkan ke


YA, dan dimasukkan pada tabel keempat.
Tabel Keempat

Asal/Tujuan Proyek A Proyek B Proyek C S


W 4 8 8 56
0 56 0
X 16 24 16 82
41 0 41
Y 8 16 24 77
31 46 0
Kebutuhan proyek 72 102 41 215

 Biaya total:
Z = 56(8) + 41(16) + 41(16) + 31(8) + 46(16)
= 2744
Kembali kita kembangkan kotak-kotak kosong untuk biaya
optimal.

WA = WA – WB + YB – YA
= 4 – 8 + 10 – 8 = 4
WC = WC – WB + YB – YA + XA – XC
= 8 – 8 + 16 – 8 + 16 – 16 = 24
XB = XB – XA + Y A – Y B
= 24 – 16 + 8 – 16 = 0
Y C = Y C – Y A + X A – XC
= 24 – 8 + 16 – 16 = 16
Ternyata hasil perhitungan sudah optimal karena kotak-
kotak kosongnya sudah > 0, tidak ada lagi yang negatif.
Jadi total biaya truk angkut tersebut adalah:
Dari Ke Sebanyak
W ………… B 56 unit

X ………… A 41 unit

X ………… C 41 unit

Y ………… A 31 unit

Y ………… B 46 unit

Dengan nilai biaya transpor seluruhnya sebesar $ 2744 ( Dua


ribu tujuh ratus empat puluh empat dolar).
Terimakasih......

Anda mungkin juga menyukai