Anda di halaman 1dari 21

Nama : Dian Rohaeni

NPM : 842020114007
Dosen Pembimbing I : Rosyadi, S.Pd., M.Pd.
Dosen Pembimbing II : Wiwit Damayanti Lestari, M.Pd.

Judul : Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa


Antara yang Menggunakan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing
dengan Ekspositori Ditinjau dari Tingkat Mathematical Habits Of Mind
Variabel Terikat
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

Variabel Bebas
1. Metode Pembelajaran
- Metode Penemuan Terbimbing
- Metode Ekspositori
2. Tingkat Mathematical Habits Of Mind
- Tinggi
- Sedang
- Rendah
Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis


siswa berdasarkan metode pembelajaran (penemuan terbimbing dan
ekspositori)?
2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa berdasarkan tingkat Mathematical Habits of Mind ?
3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa berdasarkan interaksi antara metode pembelajaran (penemuan
terbimbing dan ekspositori) dan tingkat Mathematical Habits of Mind ?

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa


berdasarkan metode pemebalajaran (penemuan terbimbing dan ekspositori).
2. Mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
berdasarkan tingkat Mathematical Habits of Mind.
3. Mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
berdasarkan interaksi antara metode pembelajaran (penemuan terbimbing dan
ekspositori) dan tingkat Mathematical Habits of Mind.
Definisi Konsep Variabel Terikat

Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah kemampuan menemukan dan


mengolah informasi untuk menyelesaikan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Definisi Konsep Variabel Bebas

Metode Pembelajaran adalah cara untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran yang
dilakukan oleh guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Metode Penemuan Terbimbing adalah Metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif dalam menemukan prinsip umum dan titik kesimpulan dengan bimbingan dan
petunjuk dari guru.

Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang diawali dengan guru memberikan
informasi penting misalnya suatu konsep kemudian siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya dan diakhir pelajaran siswa diberikan tugas.

Mathematical Habits of Mind adalah keterampilan yang mengedepankan perilaku positif dan
intelektual atau cerdas dalam menghadapi masalah matematis.
Definisi Operasional

Adapun langkah-langkah pemecahan masalah menurut Sumaryanta (2015: 189) yaitu:


1. Memahami masalah
2. Merumuskan pemecaham masalah
3. Melaksanakan pemecahan masalah
4. Membuat Kesimpulan

Berikut ini Karakteristik Habits of mind menurut Arthur L Costa dan Benna Kallick (Utari
Soemarmo dkk, 2017: 146)
1. Bertahan atau pantang menyerah (Persiting)
2. Mengatur kata hati (Managing Impulsivity)
3. Mendengarkan pendapat orang lain dengan empati (Listening to others with
understanding and emphaty)
4. Berpikir Luwes (Thinking Flexibly)
5. Berpikir Metakognitif (Thinking About Thinking)
6. Berusaha bekerja teliti dan tepat (Striving for Accuracy)
7. Bertanya dan mengajukan masalah secara efektif (Questioning and Posing Problem)
8. Bertanya dan mengajukan masalah secara efektif (Questioning and Posing Problem)
9. Memanfaatkan pengalaman lama untuk membentuk pengetahuan baru (Applying Past
Knowledge To New Situation)
10. Berpikir dan berkomunikasi secara jelas dan tepat (Thinking and Communicating with Clarty
and Precision)
11. Memanfaatkan indera dalam mengumpulkan dan mengolah data (Gathering Data Through
All Senses)
12. Mencipta, berkhayal, dan berinovasi (Creating, Imagining, Innovating)
13. Bersemangat dalam merespons (Responding with Wonderment and Awe)
14. Berani bertanggung jawab dan menghadapi resiko (Taking Responsible Risk)
15. Humoris (Finding Humour)
16. Belajar berkelanjutan (Remaining Open to Continuous Learaning)

Dalam penelitian ini indikator Mathematical Habits of Mind yang digunakan


adalah pada butir 1,4,5,6 dan 7.
Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

1. Penelitian yang dilkukan oleh Leo Adhar Effendi (2012). Hasil dari penelitian terdapat
peningkatan antara kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa
yang memperoleh pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing lebih baik dari
pada pembelajaran konvensional.

2. Penelitian yang dilakukan Lis Lingga Herawati (2012). Hasil dari penelitiannya
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika siswa
kelas VII semester genap di SMP Negeri 1 Panjatan yang diajar dengan metode
penemuan terbimbing dengan metode ekspositori, dan menunjukkan bahwa metode
penemuan terbimbing lebih efektif dibandingkan dengan metode ekspositori.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Prahesti Tirta Safitri (2017).. Hasil dari penelitian ini skor
habits of mind siswa dalam pembelajaran matematika banyaknya siswa yang ada pada
kategori tinggi sebanyak 13 siswa, kategori sedang sebanyak 56 siswa, dan pada kategori
rendah sebanyak 9 siswa.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Dwika Masni (2017). Hasil dari penelitian ini terdapat
asosiasi antara kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dan kebiasaan berpikir
matematis berdasarkan angket kebiasaan berpikir
Hipotesis Penelitian

1. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa


berdasarkan metode pembelajaran (penemuan terbimbing dan
ekspositori).

2. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa


tingkat Mathematical Habits of Mind.

3. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa


berdasarkan interaksi antara metode pembelajaran (penemuan
terbimbing dan ekspositori) dan tingkat Mathematical Habits of Mind.
Tempat dan Jadwal Penelitian

Eksperimen dan pengumpulan data dilakukan di SMP Negeri 1 Sindang yang


beralamatkan Jalan Mayor Dasuki No. 3 Telp. (0234) 272121 Kecamatan Sindang
Kabupaten Indramayu 45211.

Populasi & Sampel


Tabel 3.2. Populasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sindang
Tahun Ajaran 2017/2018

No Kelas Jumlah Siswa

1 VII A 35
2 VII B 35
3 VII C 35
4 VII D 35
5 VII E 38
6 VII F 36
7 VII G 35
8 VII H 36
9 VII I 36
10 VII J 35
11 VII K 35
Jumlah 319
Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


eksperimen dengan desain penelitian sebagai berikut

Dimodifikasi dari (Aan Juhana Senjaya, 2017 : 287)


Hipotesis Statistik
Kualitas Data
a) Validitas Logis
• Materi yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa adalah segiempat.
• Indikator materi : menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan keliling
dan luas segiempat (persegi, persegi panjang, belah ketupat, jajargenjang, trapesium
dan layang-layang).
a) Validitas Empiris

Hasil Uji Coba Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematis Siswa

No Butir Soal Nilai rxy rkritis Keterangan

1 1 0,45 0,20 Valid

2 2 0,37 Valid

3 3 0,73 Valid

4 4 0,59 Valid

5 5 0,61 Valid

6 6 0,86 Valid
Hasil Uji Coba Instrumen Tingkat Mathematical Habits of Mind
No Butir Soal Nilai rxy rkritis Keterangan

1 1 0,33 0,20 Valid


2 2 0,50 Valid
3 3 0,58 Valid
4 4 0,10 Tidak Valid
5 5 0,15 Tidak Valid
6 6 0,36 Valid
7 7 0,39 Valid
8 8 0,56 Valid
9 9 0,43 Valid
10 10 0,02 Tidak Valid
11 11 0,33 Valid
12 12 0,41 Valid
13 13 0,18 Tidak Valid
14 14 0,61
Valid
15 15 0,47
Valid
16 16 0,61
Valid
Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
dan Tingkat Mathematical Habits of Mind

No. Soal 1 2 3 4 5 6
𝑆2 0,59 0,50 1,84 1,34 1,21 3,81
෍ 𝑆𝑥𝑖 2 9,29

𝑟11 0,68
rkritis 0,60
Kriteria Reliabel

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Soal
𝑆2 0,25 0,26 1,42 0,53 0,61 0,96 0,67 0,42 0,63 0,83 0,58 1,16

෍ 𝑆𝑥𝑖 2 8,32

𝑟11 0,70
rkritis
0,60

Kriteria
Reliabel
Deskripsi Data

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 07 Mei 2018 – 19 Mei 2018 di SMP Negeri 1 Sindang.
Dan data dari hasil penelitian meliputi skor kemampuan pemecahan masalah matematis
dan tingkat Mathematical Habits of Mind kedua kelas eksperimen, yaitu kelas VII B dan VII
E.
Tingkat Mathematical Habits of Mind dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu tinggi,
sedang dan rendah dengan menggunakan perhitungan ANAVA 2x3 by level, namun
berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan setelah dilakukan perhitungan
menggunakan ANAVA 2x3 by level diperoleh hasil tingkat Mathematical Habits of Mind
yang tinggi dan sedang. Hal tersebut mengakibatkan perubahan pada cara menganalisis
data, yakni dilanjutkan dengan ANAVA 2x2 by level, dengan dua kategori by level (tinggi
dan sedang).

Uji Prasyarat
Sebelum melakukan Uji ANAVA dua jalan, maka dilakukan Uji Normalitas dan Uji
Homogenitas sebagai uji prasyarat.
1. Uji Normalitas menggunakan Lilliefors

Kelompok
Lo N Lkritis Kriteria
Data
B1K1 0,159 14 0,227 Populasi berdistribusi normal
B1K2 0,167 11 0,249 Populasi berdistribusi normal
B2K1 0,199 12 0,242 Populasi berdistribusi normal
B2K2 0,151 14 0,227 Populasi berdistribusi normal
Keterangan Lkritis = L0,05

2. Uji Homogenitas menggunakan Uji Bartlett


Berdasarkan perhitungan dengan 𝛼 = 0,05 diperoleh hasil sebagai berikut, 𝜒𝑜2 = 3,848
dan 𝜒 0,975;1 = 9,348.
Dikarenakan data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa untuk setiap
kelompok sampel penelitian mempunyai kriteria 𝜒𝑜2 < 𝜒𝑘2 dengan 3,848 < 9,348 maka
dapat disimpulkan bahwa varian kelompok homogen.
Uji Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis varian dua jalan by
level . Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:

Hasil Perhitungan ANAVA Dua Jalan


Sumber Fkritis
JK Db RJK Fo
Variansi Fk₁ Fk₂
Antar B 359,26 1 359,26 6,22 0,0010 5,361
Antar K 473,61 1 473,61 8,20 0,0010 5,361
Antar Interaksi
-71,57 1 -71,57 -1,24 0,0010 5,361
BxK
Dalam (SEM) 2714,03 47 57,75
Total 3475,33 50

Keterangan : Fk1 = F(0,025;1;47) ; Fk2 = F(0,975;1;47)

Berdasarkan tabel hasil perhitungan di atas, diperoleh hasil sebagai berikut:


1. Karena Fo = 6,22 dan F(0,975;1;47) = 5,361 maka Fo > F(0,975;1;47) sehingga tolak Ho, dan dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
berdasarkan metode pembelajaran (penemuan terbimbing dan ekspositori).
2. Karena Fo = 8,20 dan F(0,975;1;47) = 5,361 maka Fo > F(0,975;1;47) sehingga tolak Ho, dan dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
berdasarkan tingkat Mathematical Habits of Mind.

3. Karena Fo = -1,24 dan F(0,025;1;47) = 0,0010 maka Fo < F(0,025;1;47) sehingga tolak Ho, dan dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
berdasarkan interaksi antara metode pembelajaran (penemuan terbimbing dan ekspositori)
dan tingkat Mathematical Habits Of Mind.

Uji Lanjut (Uji Scheffe)


Karena hasil uji Anava Dua Jalan pada rumusan masalah ketiga adalah signifikan, maka
dilakukan uji lanjut dengan statitik uji-scheffe sebagai berikut.
Statistika Uji Scheffe
K1 K2
𝑌ത = 33,38 26,42
n= 13 12
B1 SEM = 3,04
d= 6,96
to = 2,29
𝑌ത = 27,20 23,19
n= 10 16
B2 SEM = 3,06
d= 4,01
to = 1,31
d= 6,18 3,23
s= 3,2 2,9
to = 1,93 1,11
tk = 1,84 1,84
Berdasarkan hasil perhitungan uji Schefe, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Karena to = 2,29 > tk = 1,84 maka tolak Ho. Dapat disimpulkan bahwa, perbedaan rata-rata
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa antara kelompok tingkat Mathematical
Habits of Mind tinggi dan sedang pada kelompok metode penemuan terbimbing
signifikan.

2. Karena to = 1,31 > tk = 1,84 maka gagal tolak Ho. Dapat disimpulkan bahwa, perbedaan
rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa antara kelompok tingkat
Mathematical Habits of Mind tinggi dan sedang pada kelompok metode ekspositori tidak
signifikan.

3. Karena to = 1,93 > tk = 1,84 maka tolak Ho. Dapat disimpulkan bahwa, perbedaan rata-rata
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa antara kelompok metode penemuan
dan metode ekspositori pada kelompok tingkat Mathematical Habits of Mind tinggi
signifikan.

4. Karena to = 1,11 > tk = 1,84 maka gagal tolak Ho. Dapat disimpulkan bahwa, perbedaan
rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa antara kelompok metode
penemuan dan metode ekspositori pada kelompok tingkat Mathematical Habits of Mind
sedang tidak signifikan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan dan analisis data serta pengujian hipotesis, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan


pembelajaran (penemuan terbimbing dan ekspositori).

2. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan tingkat


Mathematical Habits of Mind.

3. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan interaksi


antara metode pembelajaran (penemuan terbimbing dan ekspositori) dan tingkat
Mathematical Habits of Mind.

Berdasarkan uji lanjut dengan uji-Scheffe, didapat hasil sebagai berikut:

1. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa terhadap tingkat Mathematical Habits of


Mind tinggi dan sedang yang menggunakan metode penemuan terbimbing lebih baik dari
pada siswa yang mempunyai tingkat Mathematical Habits of Mind tinggi dan sedang yang
menggunakan metode ekspositori.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa antara yang menggunakan metode


penemuan terbimbing dan ekspositori pada tingkat Mathematical Habits of Mind tinggi lebih
baik dari pada yang menggunakan metode penemuan terbimbing dan ekspositori pada
tingkat Mathematical Habits of Mind sedang.
Implikasi

Hasil penelitian yang dilakukan di SMP N 1 Sindang menunjukkan bahwa terdapat


perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan interaksi antara
metode pembelajaran (penemuan terbimbing dan ekspositori) dan tingkat Mathematical Habits
of Mind.
Dengan demikian tingkat Mathematical Habits of Mind dan metode pembelajaran
(penemuan terbimbing dan ekspositori) dapat digunakan sebagai alternatif dalam proses
peembelajaran untuk mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Saran

1. Bagi Guru, khususnya guru matematika dapat menggunakan metode pembelajaran dalam
proses pembelajarannya. Dalam hal ini penulis menyarankan untuk menggunakan metode
pembelajaran penemuan terbimbing. Hal tersebut bermaksud supaya guru dapat
menciptakan suasana belajar yang aktif sehingga siswa akan lebih semangat dalam
mengikuti proses pembelajaran.
2. Bagi peneliti selanjutnya
penelitian ini sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dan diharapkan penelitian juga
dilakukan pada pokok bahasan matematika lainnya. Selain itu yang ingin menerapkan
metode tersebut diharapkan dapat membuat seefektif mungkin sehingga pembelajaran
selesai tepat waktu.

Anda mungkin juga menyukai