Anda di halaman 1dari 29

dr. Rio Purwanto, Sp.

BA

Kepanitraan Klinik
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Definisi
Invaginasi disebut juga intususepsi adalah keadaan ketika segmen usus masuk ke
dalam segmen lainnya, sehingga dapat mengakibatkan obstruksi atau strangulasi.

Epidemiologi
• Umumnya ditemukan pada anak-anak di bawah
1 tahun dan frekuensinya menurun dengan
bertambahnya usia anak.

• Invaginasi sering dijumpai pada umur 6-24 bulan


Prevalensi penyakit diperkirakan 1-2 penderita
di antara 1000 kelahiran hidup
Hipertrofi dari Payer’s patch di ileum yang bermula dari infeksi virus
→ peristaltik usus sebagai upaya mengeluarkan massa tersebut
→ Invaginasi

Adenovirus (50% kasus invaginasi)

Invaginasi idiopatik (usia 6 -24 bulan)

>24 bulan kemungkinan disebabkan oleh keadaan patologi


(Polip, Malignant tumor, enteric duplication cysts, Meckel’s diverticulum)
Intususepsi
diklasifikasi Entero-enterika
kan menjadi
4 kategori
berdasarka Colo-kolika
n lokasi
terjadinya:
Ileo-colica

Ileosekal
• - 2 gejala klasik:
Nyeri perut atau muntah
• - 2 tanda klasik:
Pada pd abdomen atau perdarahan rektum (current jelly stool)

• Permulaan yang tiba-tiba dari abdomen yang parah, kolik, nyeri abdomen yg
intermiten, yang membuat bayi menarik kaki mereka, adalah gejala klasik yang
paling umum intususepsi anak di Indonesia sekitar 85% pasien.

• Episode rasa sakit ini biasanya hanya berlangsung beberapa menit. Setelah itu,
bayi menjadi diam, pucat, dan bekeringat dan lalu berkativitas seperti biasala
lagi
anamnesis

Pemeriksaan
fisik

laboratorium

radiologi
Anamnesis

Anamnesis dengan keluarga dapat diketahui gejala-gejala yang timbul


dari riwayat pasien sebelum timbul gejala, misalnya riwayat pemberian
makanan padat dibawah umur 4 bulan
 Inspeksi : Sukar sekali membedakan prolapsus rektum dari invaginasi
didapatkan invaginatum bebas dari dinding anus, sedangkan prolapsus
berhubungan sirkuler dengan dinding anus

 Palpasi : Massa lebih mudah teraba pada waktu terdapat peristaltik,


Teraba massa di bagian epigastrium, perut kanan bagian atas, sedangkan pada
perut bagian kanan bawah teraba kosong yang disebut “dance’s sign”

 Perkusi : Tempat invaginasi terkesan suatu rongga kosong

 Auskultasi : Bising usus terdengar meninggi selama serangan kolik menjadi


normal kembali di luar serangan
leukositosis, asidosis, dan kelainan elektrolit memburuk.
Pemeriksaan
radiologi
RLD

AP
LLD
Supine

Ditemukan adanya : Meniscus sign, Air fluid level , Distensi


abdomen, Distribusi udara yang tidak merata
Penatalaksanaan penanganan suatu kasus invaginasi pada bayi dan anak sejak
dahulu mencakup dua tindakan penanganan yang dinilai berhasil dengan baik :
1. Reduksi dengan barium enema
2. Reduksi dengan operasi
1. Reduksi dengan barium enema
• Berfungsi sebagai diagnostik dan terapi
• Barium enema dapat diberikan bila tidak dijumpai kontra indikasi seperti :
o Adanya tanda obstruksi usus yang jelas baik secara klinis maupun pada foto
abdomen
o Dijumpai tanda – tanda peritonitis
o Gejala invaginasi sudah lewat dari 24 jam
o Dijumpai tanda – tanda dehidrasi berat
o Usia penderita diatas 2 tahun
2. Reduksi dengan operasi
A. Memperbaiki keadaan umum
• Perfusi jaringan telah baik→produksi urine sekitar 0,5 – 1 cc/kg BB/jam.
• HR < 120 x/menit
• RR tidak > 40 x/menit
• Akral yang tadinya dingin dan lembab telah berubah menjadi hangat dan
kering
• Turgor kulit mulai membaik
• S tidak > 38o C.

• Usaha memperbaiki keadaan umum adalah :


a. Pemberian cairan dan elektrolit untuk rehidrasi (resusitasi).
b. Tindakan dekompresi abdomen dengan pemasangan sonde lambung.
B. Tindakan untuk mereposisi usus
Reposisi manual dengan cara “milking” dilakukan dengan halus dan
sabar
• Insisi operasi untuk tindakan ini dilakukan secara transversal
(melintang)
• Pada anak – anak < 2 tahun : insisi transversal supraumbilikal
• Nasogastric tube berguna sebagai dekompresi pada saluran cerna selama 1 – 2
hari dan penderita tetap dengan infus.

• Intestine membaik apabila :


- Menghilangnya cairan kehijauan dari nasogastric tube.
- Abdomen menjadi lunak, tidak distensi.
- Dapat juga didapati peningkatan suhu tubuh pasca operasi yang
akan turun secara perlahan.
Volvulus merupakan kelainan berupa puntiran dari segmen usus terhadap usus itu sendiri, mengelilingi
mesenterium dari usus tersebut dengan mesenterium sebagai aksis longitudinal, sehingga menyebabkan
obstruksi saluran cerna.

EPIDEMIOLOGI
• Volvulus sigmoid >90%
• Volvulus cecum < 20 %
• Volvulus lebih sering terjadi pada anak yaitu akibat abnormalitas mesenterium yang terlalu panjang,
dengan basis yang sempit, usus yang tidak terfiksasi dengan baik dan malrotasi saat masa
embriologi.

Fase embriologi; umbilical loop terus memanjang: (1)


lambung, (2) mesenterium, (3) peritoneum parietal, (4)
intestinal loop, (5) duktus omfalomesenterika, (6) caecum.

Fase embriologi: (1) bakal lambung, (2)


mesenterium, (3) peritoneum parietal, (4)
intestinal loop, (5) duktus omfalomesenterika,
(6) caecum.

Fase embriologi; Intestinal Loop telah masuk ke
rongga perut, terus memanjang dan berkembang serta
berotasi hingga putaran lengkap 270°: (1) lambung, (2)
mesenterium, (3) peritoneum parietal, (4) intestinal loop,
(5) duktus omfalomesenterika, (6) caecum.
• Volvulus Gaster
• Volvulus Midgut
• Volvulus Sekum Volvulus gaster tipe organoaksial (gambar kiri)
dan tipe mesenterikoaksial (gambar kanan)7
• Volvulus Kolon Transversal
• Volvulus Sigmoid
Volvulus sigmoid, kolon transversal
Volvulus gaster dan caecum

• Nyeri pada epigastrium yang • Nyeri perut


sifatnya akut • Distensi perut disertai tidak
• Nyeri dada yang sifatnya tajam bisa flatus dan buang air
• Distensi abdomen dan biasanya besar (konstipasi kronis)
juga disertai hematemesis akibat
iskemia mukosa.
• Nyeri dan cepat merasa kenyang
saat makan
• Pasien juga mengeluhkan adanya
sulit napas, nyeri dada dan
disfagia.
• Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan radiologi
1. Pemeriksaan foto polos abdomen
2. Ultrasonografi
3. CT scanning
Volvulus Gaster Volvulus Colon Transversal

Pembedahan, yaitu dengan laparotomi, Penatalaksanaan volvulus kolon transversal


koreksi volvulus dan penilaian terhadap meliputi laparotomi dan reseksi
viabilitas gaster

Volvulus Midgut Volvulus Sigmoid

Penanganan volvulus midgut adalah


dengan prosedur Ladd’s
Volvulus Gaster
• Pembedahan
• Hernia diafragmatika
Volvulus Midgut
• Prosedur Ladd’s
• Biasanya apendektomi juga dilakukan pada prosedur ini karena
ikatan peritoneal dianggap dapat merusak pembuluh darah
appendiks.
Volvulus Colon Transversum
• Laparotomi dan reseksi. Reseksi segmental dari kolon transversal atau
hemicolektomi bagian yang meluas lebih disarankan.
Volvulus Cecum
• Mengoreksi volvulus atau mengurangi volvulus dan fiksasi atau reseksi
Volvulus Sigmoid
• Terapi non-operative
• Dekompresi volvulus sigmoid  sigmoidektomi untuk
mencegah kekambuhan
1. Ilmu Bedah, Sjamsuhidajat, R et De Jong Wim : Buku Ajar,
edisi 2, EGC, Jakarta, 2005, hal. 622 et 626-629.
2. Dorland, 2000. Tim Penerjemah EGC : Kamus Kedokteran,
Edisi 29, Jakarta : EGC
3.Nettina, Sandra M. Pedoman praktik keperawatan. Alih bahasa
Setiawan,dkk. Jakarta, 2001 4.Richard E, Behrman, dkk. 1996.
Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume 2. Jakarta: EGC
4.Sacharin, Rosa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta:
EGC
5.Wilkinson, Judith. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan
dengan Intervensi NIC dan Kriteria hasil NOC Edisi 7. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai