LAPANGAN PEKERJAAN FARMASIS DAN TENAGA PROFESI/SPESIALIS
1. Bidang pemerintahan, PBF DAN (BPOM)
2. Bagian industri obat tradisional 3. Pada bidang industri kosmetik 4. Pada bidang apotik 5. Pada bidang laboratorium klinik PBF (Pedagang Besar Farmasi) Pedagang Besar Farmasi adalah salah satu fasilitas distribusi sediaan farmasi. PBF bisa saja membuka cabang yang disebut PBF cabang di beberapa tempat asalkan PBF cabang tersebut mendapat pengakuan dari kepala dinas kesehatan provinsi setempat dimana PBF cabang tersebut berada dan PBF cabang juga hanya bisa menyalurkan sediaan farmasi dalam batas wilayah provinsi pengakuannya. PERSYARATAN UNTUK MENDAPATKAN IZIN PBF :
1.PBF dilakukan oleh badan usaha (Baik Perseroan
Terbatas atau Koperasi). 2. Memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) 3.Memiliki secara tetap apoteker sebagai apoteker penanggung jawab 4.Komisaris/ dewan pengurus dan direksi/pengurus tidak pernah terlibat baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam pelanggaran peraturan perundang- undangan di bidang farmasi. 5.PBF memiliki surat izin usaha pedagangan (SIUP) dari departemen perdagangan. BPOM (BADAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN ) FARMASI Sejarah BPOM Pengaturan di bidang farmasi dimulai sejak didirikannya (De Dients van De Valks Gezonheid) yang dalam organisasi tersebut ditangani oleh Inspektorat Farmasi hingga tahun 1964, dilanjutkan oleh Inspektorat Urusan Farmasi sampai tahun 1967 dan oleh Direktorat Jenderal Farmasi hingga tahun 1976, dengan tugas pokok mencukupi kebutuhan rakyat akan perbekalan farmasi. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut , Direktorat Jenderal Farmasi dibantu oleh : 1. Lembaga Farmasi Nasional dengan tugas melaksanakan tugas pengujian dan penelitian dibidang kefarmasian. 2. Pabrik Farmasi Departemen Kesehatan. 3. Depot Farmasi Pusat. 4. Sekolah Menengah Farmasi Departemen kesehatan FUNGSI BPOM
a) Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di
bidang pengawa pengawas obat dan makanan. b) Pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengawasan obat dan makanan; c) Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Badan POM; d) Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan masyarakat di bidang pengawasan obat dan makanan; INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
Indonesia merupakan Negara strategis yang
terletak diantara dua benua dan dua samudera. Kondisi iklim tropis menjadi salah satu pendukung keanekaragaman hayati Negara ini. Berbagai macam tanaman dapat tumbuh subur di alam Indonesia yang luas ini. Termasuk di dalamnya terdapat tanaman yang berpotensi sebagai bahan baku obat. Lahan pertanian yang luas menjadi sarana yang ideal untuk budidaya berbagai jenis tanaman obat. Di dukung dengan mayoritas penduduk negara kita adalah petani. INDUSTRI KOSMETIK
CPOB dalam dunia kosmetik merupakan Cara Pembuatan
Obat yang Baik, CPOB merupakan seluruh aspek dalam praktek yang ditetapkan, yang secara kolektif menghasilkan produk akhir atau layanan yang secara konsisten memenuhi spesifikasi yang sesuai, serta mengikuti peraturan nasional dan internasional. Setiap pabrik industri farmasi dan kosmetik wajib memiliki sertifikat CPOB, sertifikat tersebut menandakan produk farmasi baik obat ataupun kosmetik yang diproduksi oleh suatu industri farmasi telah memiliki izin edar. CPOB bertujuan untuk menjamin obat dibuat secara konsisten memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.Ruang lingkup CPOB sendiri meliputi Manajemen Mutu, Personalia, Bangunan dan Fasilitas, Peralatan, Sanitasi dan Hygiene, Produksi, Pengawasan Mutu, Inspeksi Diri dan Audit Mutu, Penanganan Keluhan terhadap Produk, Penarikan Kembali Produk dan Produk Kembalian, Dokumentasi, Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak, serta Kualifikasi dan Validasi. APOTEK
Apotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan
kefarmasian, penyaluran sediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Pengertian ini didasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. . Pekerjaan kefarmasian menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. . Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan perlu mengutamakan kepentingan masyarakat dan berkewajiban menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya terjamin. Apotek dapat diusahakan oleh lembaga atau instansi pemerintah dengan tugas pelayanan kesehatan di pusat dan daerah, perusahaan milik negara yang ditunjuk oleh pemerintah dan apoteker yang telah mengucapkan sumpah serta memperoleh izin dari Suku Dinas Kesehatan setempat. TUGAS DAN FUNGSI APOTEK
1.Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang
telah mengucapkan sumpah jabatan. 2.Sarana farmasi yang melakukan peracikan, percampuran, penyimpanan, dan penyerahan obat. 3.Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi, meliputi: khasiat, penggunaan, keamanan, bahaya dan mutu obat. 4.Pelayan resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan. LABORATORIUM KLINIK
Dengan pesatnya perkembangan ilmu kefarmasian,
maka farmasis saat ini menempati ruang lingkup pekerjaan yang makin luas. Beberapa tempat pekerjaan kefarmasian antara lain adalah di apotek, rumah sakit, lembaga pemerintahan, perguruan tinggi, lembaga penelitian, laboratorium pengujian mutu, laboratorium klinis, berbagai jenis industri farmasi meliputi industri obat, kosmetik, jamu, obat herbal, fitofarmaka, nutraseutikal, lembaga informasi obat serta badan asuransi kesehatan. Salah satu cabang ilmu/pelayanan kefarmasian adalah farmasi klinik.