Supervisior :
Mayor Ckm dr. Robert Lim, Sp.OG
Internship:
dr.Janaoris
abstract
• Pembatasan pertumbuhan intrauterine (IUGR)
merupakan masalah penting dalam
pengobatan perinatal.
• Penyebab kedua kematian setelah prematur.
• Dikaitkan dengan angka morbiditas dan
mortalitas
• Konsekuensi dari penyakit vaskular dan
metabolik
• Biometri janin ultasonik merupakan metode
pilihan untuk mendeteksi IUGR.
• Penyebab paling umum adalah vaskulopati
obliteratif plasenta yang mengurangi nutrisi
dan suplai oksigen ke janin.
• Dalam kondisi ini terjadi hipoksemia janin
kronis terjadi karena hasil perinatal yang
buruk.
pengantar
• IUGR dikaitakan dengan mortalitas dan
morbiditas perinatal.
• Definisi IUGR oleh ACOG : menggambarkan
janin yang gagal mencapai potensi
pertumubuhannya.
• Kecil MasaKehamilan (KMK/SGA) :
menunjukkan bahwa janin gagal untuk
mencapai ukuran biometrik atau berat badan
tertentu pada usia kehamilannya.
• Tidak semua janin dengan KMK (<10th
percentile) adalah PJT, dan tidak semua janin
PJT adalah KMK.
Pertumbuhan Janin terhambat
(PJT):
• terjadi apabila janin yang belum lahir
memiliki berat pada atau dibawah 10
persentil di usia kehamilan saat itu (dalam
minggu). Janin tersebut dipengaruhi oleh
keadaan patologi sehingga untuk
kemampuan berkembang terhambat
• Berat badan lahir rendah (BBLR): bayi
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
yang dapat berarti mengalami IUGR atau
prematuritas
PERTUMBUHAN JANIN NORMAL
• Kecepatan pertambahan berat dan panjang
setiap minggu tidak sama
• Puncak pertumbuhan:
- Panjang – 20 minggu (trim II)
- Berat – 33 minggu (trim III)
• Pada kehamilan 28 minggu:
- Panjang – 71%
- Berat badan – 32%
KECEPATAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN
Simetris Asimetris
Pada janin normal, berat otak kira-kira 3 kali berat hepar. Pada PJT
asimetris berat otak janin dapat mencapi 5-6 kali berat hepar.
KOMPLIKASI
• Dalam persalinan:
1. Aliran darah dalam intervilli <<
Transfer O2 << hipoksia
Kontraksi uterus deselerasi lambat
2. Progresif akumulasi as laktat
asidosis, defisit basa >>, pH turun
KOMPLIKASI
3. Asidosis hipoksia aspirasi
mekoneum fetal death
4. Oksigen << Polisitemia trombosis multi
organ, gagal jantung, hiperbilirubinemia
5. Cadangan lemak sedikit hipoglikemia
KOMPLIKASI
• Neonatus dengan PJT yang bertahan akan
meningkatkan risiko gangguan pertumbuhan
neurologi dan mendapatkan diabetes type 2 dan
hipertensi pada usia dewasanya.
FAKTOR RISIKO PJT
1. So-sek rendah
2. Riwayat keluarga PJT
3. Riwayat Obst jelek/pernah PJT
4. Berat badan/kenaikan berat badan selama hamil
rendah
5. Kehamilan dengan komplikasi obstetri
6. Kehamilan dengan komplikasi medik
DIAGNOSIS
• Klinis:
Mengenal faktor risiko
TFU
• USG:
Menentukan um keh
Estimasi berat badan janin
BPD serial
AFI
Dinamika dan fungsi janin
• Biofisik: CTG
• Biokimia: Estriol, hPL
TINGGI FUNDUS UTERI
• Metode leopold tidak akurat
• Pita meter : diatas simpisis, diletakkan di
tengah menuju fundus (cm) kurva
normal/standar
• PJT jika hasil-hasil pengukuran di bawah 10
persentil dari kurva normal
• Syarat : VU kosong
TINGGI FUNDUS UTERI
• Faktor yang mempengaruhi pengukuran :
Kehamilan ganda
Hidramnion
Letak lintang
Turunnya kepala ke PAP
Hamil dengan mioma
Obesitas
• PJT : bila TFU 2 cm dibawah tinggi seharusnya
ULTRASONOGRAFI
• Umur kehamilan pasti
• Faktor risiko
• USG: diukur antrometri janin BPD, AC, HC, FL &
TBJ, keln kongenital, oligohidramnion
• Paling baik : rasio HC/AC:
UK – 32 : HC > AC
UK 32 – 36 : HC = AC
UK > 36 : HC < AC
PJT : bila PJT asimetris rasio HC/AC lebih besar dari
seharusnya menurut usia kehamilan
ULTRASONOGRAFI
• AFI Gawat janin
1 kuadran : 2 cm
4 kuadran : 5 cm
• Profil Biofisik
• Pemeriksaan doppler velosimetri arteria
umbilikalis : rasio S/D > 3 indikasi terminasi
kehamilan
KARDIOTOKOGRAFI
• Dikatakan pemeriksaan NST 2 x seminggu
lebih baik untuk memantau kesejahteraan
baik bila bersama BPP 1 kali seminggu
• NST nonreaktif terdapat deselerasi lambat
yang persisten gawat janin
UJI BIOKIMIAWI
• Merupakan pemeriksaan fungsi plasenta
• Pemeriksaan :
Estradiol
hPL (human placental lactogen)
PENANGANAN PJT
1. Menghilangkan faktor penyebab
2. Pemantauan ibu dan janin (fetal surveillance
antepartum)
3. Terminasi jika ibu/janin dalam keadaan
bahaya
4. Awasi/tangani segera jika ada gawat janin
akut selama kehamilan
PENANGANAN PJT
1. Kehamilan dengan JTL tanpa adanya tanda
gawat janin akut atau tanpa tanda
membahayakan ibu – bukan indikasi
terminasi
2. Selama tidak ada tanda gawat janin akut –
pertumbuhan janin intrauterine bisa
dilanjutkan sampai matur jika tidak ada
tanda gawat janin akut.
PENANGANAN PJT
• Tujuan untuk memperbaiki pertumbuhan
janin:
1. Pemberian nutrisi
2. Memperbaiki sirkulasi
Penambahan Intake 300 kalori/hari
Vitamin
Hindari rokok dan alkohol
Anemia dan infeksi: diobati
PENANGANAN PJT
• Infus:
1. Maltose 10%: 70-80 tetes/menit
– selama 5 hari berturut-turut
– (untuk idiopatik)
2. Glukose: untuk malnutrisi
3. Asam amino
– Obat anti trombose: heparin, dipyridamole, aspilet
– Obat vasodilator: hydralazine
– Oabat tokolitik: beta simpatomimetik
CARA PERSALINAN KEHAMILAN
DENGAN JTL
• Cara persalinan tergantung pada:
- presentasi
- berat janin
• Pres-kepala berat 1500-2000 –
• pervaginam (pres-bo surviv rate <)
• Pres-kep BBLRel < 70% - SC
• Faktor lain:
- Ripening cervix
- Kemampuan pemantauan janin
- Kemampuan perawatan BBLR/BBLSR