Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

GLAUKOMA
• Yusri Chizma Najwa
• Yeni Octavia
• Bramantya A

RS Muhammadiyah Lamongan
Definisi

 suatuneuropati optic kronik  pencengkungan


(cupping) diskus optikus dan pengecilan lapangan
pandang
Etiologi

Bertambahnya produksi cairan mata


Berkurangnya pengeluaran cairan mata
Manifestasi klinis

Glaukoma (Martin Doyle )

Manifestasi klinis GI. Sudut tertutup GI. Simpleks GI. Infantil

Serangan Decade 5 Decade 6 Bayi


Tipe penderita Emosional Arteriosklerotik Lk > pr
B.M.D Dangkal Normal Dalam sekali
Sudut B.M.D Sempit Biasa terbuka Kel.kongenit
Halo + serangan - -
Papil Ekskavasasi bila + dini Dalam sekali
lanjut
Tekanan Naik bila Variasi diurnal Tinggi
Anatomi Fisiologi BMD
klasifikasi
 Berdasarkan etiologinya, glaukoma
dibagi menjadi :
 Glaukoma primer
Glaukoma kongenital
 Glaukoma sudut terbuka Glaukoma kongenital primer
 Glaukoma sudut terbuka primer Glaukoma berkaitan dengan kelainan perkembangan
(glaukoma sudut terbuka kronik, mata lain
glaukoma simpleks kronik)
Glaukoma berkaitan dengan kelainan perkembangan
 Glaukoma tekanan normal (glaukoma ekstraokular
tekanan rendah) Glaukoma sekunder
 Glaukoma sudut tertutup Glaukoma pigmentasi
 Akut Sindrom eksfoliasi
Akibat kelainan lensa (fakogenik)
 Subakut Akibat kelainan traktus uvea
 Kronik Sindrom iridokorneoendotelial (ICE)
 Iris plateau Trauma
Pasca operasi
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP PRIMER

 Patogenesis yang mendasari terjadinya glaukoma sudut tertutup primer belum


sepenuhnya dapat dijelaskan. Terdapat dua teori, yaitu :
Teori muskulus dilator
 Kontraksi muskulus dilator pupil akan meningkatkan aposisi iris dan anterior
lensa, mempertinggi tingkat blok pupil fisiologis yang secara simultan
membuat iris perifer lebih flacci sehingga mengakibatkan tekanan bilik mata
belakang meningkat dan iris perifer terdorong lebih ke anterior, akhirnya iris
kontak dengan permukaan kornea posterior dan TIO meningkat.
Teori muskulus sfingter
 Kekuatan blok pupil terbesar dari muskulus sfingter saat diameter pupil
sekitar 4 mm.
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP PRIMER
AKUT
 Nyeri mata mendadak
 Sakit kepala
 Pandangan kabur
 Melihat cahaya pelangi
 Mual, muntah
Temuan klinis pada glaukoma sudut tertutup primer
akut adalah sebagai berikut :
o Peningkatan tekanan intraokular yang mencolok
o Lampu celah biomikroskop (slit lamp) :
- Kongesti pembuluh darah episklera dan konjungtiva
- Edema epitel kornea
- Bilik mata depan dangkal, flare dan cells
- Pupil irregular, middilatasi
- Lensa membesar dan lebih terdorong kedepan
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP PRIMER
SUBAKUT
Faktor-faktor etiologi yang berperan pada glaukoma sudut tertutup primer
subakut sama dengan yang berperan pada tipe akut, kecuali bahwa episode
peningkatan tekanan intraokularnya berlangsung singkat dan rekuren.
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP KRONIS
Temuan Klinis
Temuan klinis pada glaukoma sudut tertutup primer kronis adalah sebagai berikut :
o Peningkatan tekanan intraokuli
o Sudut bilik mata depan sempit dan disertai sinekia anterior perifer dalam berbagai
tingkat yang ditentukan dengan dynamic gonioscopy
o Kelainan diskus optikus
o Kelainan lapang pandang
o Degenerasi kornea
o Atrofi iris
o Neovaskularisasi iris
o Glaukoma flecken
o Sinekia anterior perifer.
GLAUKOMA SUDUT TERBUKA PRIMER

 Glaukoma sudut terbuka primer terjadi karena hambatan pembuangan akuos


akibat kondisi primer berupa kelainan pada saluran pembuangan humor akuos
yaitu jalinan trabekular mengalami proses degenerasi, termasuk pengendapan
bahan ekstrasel didalam jalinan trabekular dan kanalis Schlemm. Akibatnya
terjadi hambatan pengeluaran humor akuos yang menyebabkan peningkatan
tekanan intraokuler. Peningkatan tekanan intraokuler akan menyebabkan
gaung pada papil nervus II sehingga mengakibatkan penyempitan lapangan
pandang.
.TIO tinggi/normal
2.Gaung papil N.II = cupping =excavatio  C/D rasio
3.Defek lapangan pandang
4.Sudut bilik mata depan terbuka 4

Glaukoma sudut terbuka primer sering juga disebut sebagai glaukoma simpleks atau glaukoma
kronik sehingga perjalanan penyakitnya berjalan kronik. Pada awalnya penderita tidak meyadari
karena pada permulaanya tidak memberikan keluhan, sehingga sering tidak terdiagnosa. Pada
akhirnya dengan bertambahnya usia penderita baru menyadari bahwa penglihatan mulai kabur,
benda yang terletak dibagian sentral masih terlihat jelas akan tetapi yang terletak diperifer tidak
terlihat sama sekali (penyempitan lapangan pandang penglihatan). Pada keadaan ini terus berlanjut
hingga penglihatan akan terus berkurang sampai menjadi buta.
GLAUKOMA SEKUNDER
GLAUKOMA PIGMENTASI

Sindrom dispersi pigmen ditandai oleh pengendapan abnormal pigmen di bilik mata
depan-terutama di anyaman trabekular, yang sesuai perkiraan akan mengganggu aliran
keluar aqueous, dan di permukaan kornea posterior (Krukenberg's spindle) -disertai defek
transiluminasi iris.
GLAUKOMA PSEUDOEKSFOLIASI

Pada sindrom eksfoliasi terlihat endapan-endapan bahan berserat warna putih di


permukaan anterior lensa di processus ciliares, zonula, permukaan posterior iris, melayang
bebas di bilik mata depan, dan di anyaman trabekular (bersama dengan peningkatan
pigmentasi).
GLAUKOMA AKIBAT KELAINAN LENSA

 DISLOKASI LENSA
 INTUMESENSI LENSA
 GLAUKOMA FAKOLITIK
GLAUKOMA AKIBAT KELAINAN TRAKTUS
UVEALIS
 UVEITIS
 TUMOR
 PEMBENGKAKAN CORPUS CILIARE
Sindrom Iridokornea Endotel (ICE)
(Atrofi lris Esensial, Sindrom
Chandler Sindrom Nevus lris)
Kelainan idiopatik pada dewasa muda yang jarang ini biasanya unilateral dan bermani{estasi
sebagai dekompensasi kornea, glaukom4 dan kelainan iris (corectopia dan polycoria)
GLAUKOMA TRAUMA

 Cedera konfusio bola mata dapat disertai dengan peningkatan dini tekanan
inkaokular akibat perdarahan ke dalam bilik mata depan (hifema). Darah
bebas menyumbat anyaman trabekular, yang juga mengalami edema akibat
cedera.
GLAUKOMA SETELAH TINDAKAN BEDAH
OKULAR

 GLAUKOMA SUMBATAN SILIARIS


 SINEKIA ANTERIOR PERIFER
 GLAUKOMA NEOVASKULAR
 GLAUKOMA AKIBAT PENINGKATAN TEKANAN VENA EPISKLERA
GLAUKOMA AKIBAT STEROID

 Kortikosteroid intraokular, periokular, dan topikal dapat menimbulkan sejenis


glaukoma yahg mirip dengan giaukoma sudut terbuka primer, terutama pada
individu dengan riwayat penyakit ini pada keluarganya, dan akan
memperparah peningkatan tekanan intraokular pada para pengidap glaukoma
sudut terbuka primer.
GLAUKOMA KONENITAL
 Glaukoma kongenital adalah suatu keadaan dimana terdapat tekanan bola mata yang
meninggi, yang akan menimbulkan kerusakan pada mata dan memburuknya tajam
penglihatan pada waktu permulaan masa bayi atau pada masa kanak-kanak.
 Karakteristik dari glaukoma ini mencakup tiga tanda klasik pada bayi baru lahir
adalah epifora, fotofobia, dan blefarospasme.
 Glaukoma kongenital dapat dibagi menjadi :
1. Glaukoma kongenital primer, yang menunjukkan kelainan perkembangan terbatas
pada sudut kamera anterior.
2. Anomali perkembangan segmen anterior, pada sindrom Axenfeld, anomaly peter, dan
sindrom Reiger. Disini perkembangan iris dan kornea juga abnormal.
3. Berbagai kelainan lain, termasuk aniridia, sindrom Sturge-weber, neurofibromatosis,
dan rubela kongenital. Pada keadaan ini, anomaly perkembangan pada sudut disertai
dengan kelainan okular dan ekstraokular lain.
GLAUKOMA KONGENITAL PRIMER

 Glaukoma kongenital primer terjadi akibat terhentinya perkembangan


struktur sudut kamera anterior pada usia janin sekitar tujuh bulan. Iris
mengalami hipoplasia dan berinsersi ke permukaan trabekula di depan taji
sklera yang kurang berkembang, sehingga jalinan trabekula terhalang dan
timbul gambaran suatu membran (Membran Barkan) menutupi sudut.
ANOMALI PERKEMBANGAN SEGMEN
ANTERIOR
 Kelompok penyakit yang jarang ini, mencerminkan suatu spektrum gangguan
perkembangan segmen anterior, yang mengenai sudut, iris, kornea dan
kadang-kadang lensa. Biasanya terdapat sedikit hipoplasia stroma anterior
iris, disertai adanya jembatan-jembatan filamen yang menghubungkan stroma
iris dengan kornea. Apabila jembatan filamen terbentuk di perifer dan
berhubungan dengan garis Schwalbe yang mencolok dan tergeser secara aksial
(embriotokson posterior), penyakit yang timbul dikenal sebagai sindrom
Axenfeld. Hal ini mirip dengan trabekulodisgenesis pada glaukoma kongenital
primer. Apabila perlekatan iridokorneanya lebih luas yang disertai oleh
disrupsi iris, dengan polikoria serta anomali tulang dan gigi, timbul apa yang
disebut Sindrom Rieger (suatu contoh disgenesis iridotrabekulo). Apabila
perlekatannya adalah antara iris sentral dan permukaan posterior sentral
kornea, penyakit yang timbul disebut anomali Peter.
ANIRIDIA

 Aniridia disebabkan oleh kelainan pada gen PAX6 pada kromosom 11.
Gambaran khasnya adalah iris tidak berkembang (vestigial). Dapat ditemukan
deformitas mata yang lain, misalnya katarak kongenital, distrofi kornea, dan
hipoplasia fovea. Penglihatan biasanya buruk. Timbul sebelum masa remaja.
Dapat ditemukan sporadis dan biasanya berhubungan dengan tumor Wilms
Apabila terapi medis tidak efektif, goniotomi atau trabekulektomi
kadangkadang dapat menormalkan tekanan intraokular. Sering diperlukan
tindakan operasi filtrasi, tetapi prognosis penglihatan jangka panjang buruk.
GLAUKOMA ABSOLUT

 Glaukoma absolut yakni semua glaukoma dengan visus persepsi cahaya


negatif. Dapat terjadi pada semua jenis glaukoma (primer-sekunder-
kongenital dan sudut mata terbuka ataupun tertutup). Glaukoma akut dapat
menyebabkan Glaukoma absolut terjadi akibat kerusakan papil nervus II tahap
lanjut, kerusakan lapisan serat syaraf retina serta gangguan vaskularisasi pada
serat-serat syaraf tersebut (Ilyas, 2011; Vaughan, 2007; Wong, 2001).
PENATALAKSANAAN

TERAPI MEDIKAMENTOSA
1. SUPRESI PEMBENTUKAN AQUEOUS HUMOR: brimonidine, timolol 0,5%,
betaxolol 0,25% dan 0,5 %,, larutan dorzolamide hydroclorid 2% ,
azetazolamid
2. MENI GKATKAN KELUARNYA HUMOR AQUEOUS: Analog prostaglandin,
parasimpatomimetik pilocarpin, epinefrin
3. Penurun volume vitreus: glicerin oral dalan larutan 50% dingin dicampur jus
lemon
4. Miotik midriatik dan sikoplegik
 TERAPI BEDAH
1. Iridektomi dan iridotomi perifer
2. Trabekuloplasti laser
3. Bedah drainase glaukoma
4. Tindakan siklodekstruktif
Diagnosis Banding
 Glaukoma akut diagnosis bandingnya adalah
1. Uveitis anterior
2. Keratitis
3. Ulkus kornea
 Glaukoma kronis diagnosis bandingnya adalah
1. Katarak
2. Kelainan refraksi
3. Retinopati diabetes
 Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Glaukoma
sudut terbuka
Pemeriksaan visus

Gangguan lapang pandang

Segmen anterior

Gonioskopi

Pemeriksaan tonometry

Pemeriksaan funduskopi
 Pemeriksaan fisik dan penunjang

Glaukoma
sudut tertutup Pemeriksaan visus

Segmen anterior

Pemeriksaan tonometry

Pemeriksaan funduskopi
Prognosis

 Prognosis baik bila terdeteksi dengan cepat dan penanganan yg tepat


 Penanganan yg terlambat dapat mengakibatkan komplikasi yg parah
Komplikasi

Glaukoma kronis

Sinekia anterior

Katarak

Kerusakan nervus optikus

Kebutaan
Diagnosis Klinis

 Anamnesis
Mata merah
Visus menurun
Nyeri pada mata
Mual dan muntah

Anda mungkin juga menyukai