Anda di halaman 1dari 22

MENURUT 

DEPARTEMEN 
KESEHATAN

Nama Kelompok 8
1. Dwi Widya Astuti

2. Erma Rtana Sari

3. Laras Dyah Saputri

4. Siti Mar’atu Zakiyah

POLTEKKES 
BANTEN
PENGERTIAN KONSEP GENDER DAN SEK

Gender berasal dari bahasa latin “genus”,


berarti tipe atau jenis. Gender merupakan ciri-
ciri peran dan tanggung jawab yang dibebankan
pada perempuan dan laki-laki, yang ditentukan
secara sosial dan bukan berasal dari pemberian
Tuhan atau kodrat.
Konsep gender ini sering disamakan dengan
konseps seks atau jenis kelamin. Gender dan
seks dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata
uang yang tidak dapat dipisahkan. Artinya jika
berbicara mengenai gender tidak terlepas dari
jenis kelamin.
Gender Jenis Kelamin
Menyangkut  pembedaan  peran,  fungsi,  dan  Menyangkut  perbedaan  organ  biologis  laki­laki  dan 

tanggungjawab  laki­laki  dan  perempuan  sebagai  hasil  perempuan,  khususnya  pada  bagian­bagian  alat 

kesepakatan atau hasil bentukan masyarakat reproduksi.

Peran  sosial  dapat  berubah:Peran  istri  sebagai  ibu  Peran  reproduksi  tidak  dapat  berubah:Sekali  menjadi 

rumah  tangga  dapat  berubah  menjadi  pencari  nafkah,  perempuan  dan  mempunyai  rahim,  maka  selamanya 

disamping menjadi istri juga akan menjadi perempuan dan sebaliknya.

Peran  sosial  dapat  dipertukarkan:Untuk  saat­saat  Peran  reproduksi  tidak  dapat  dipertukarkan:  tidak 

tertentu,  bisa  saja  suami  tidak  memiliki  pekerjaan  mungkin  laki­laki  melahirkan  dan  perempuan 

sehingga  tinggal  di  rumah  mengurus  rumah  tangga,  membuahi.

sementara  istri  bertukar  peran  untuk  bekerja  mencari 

nafkah bahkan sampai ke luar negeri. 

Peran sosial bergantung pada masa dan keadaan Peran reproduksi kesehatan berlaku sepanjang masa

Peran  sosial  bergantung  pada  budaya  masyarakat  Peran reproduksi kesehatan berlaku di mana saja.

tertentu.
Peran  sosial  berbeda  antara  satu  kelas/strata  sosial  Peran  reproduksi  kesehatan  berlaku  bagi  semua 

dengan strata lainnya. kelas/strata sosial.

Peran sosial bukan kodrat Tuhan tetapi buatan manusia Peran reproduksi berasal dari Tuhan atau kodrat.
TEORI GENDER
Menurut teori nurture adanya perbedaan
perempuan dan laki-laki pada hakekatnya
adalah bentukan masyarakat melalui
konstruksi sosial budaya, sehingga
menghasilkan peran dan tugas yang
berbeda. Perbedaan itu menyebabkan
perempuan selalu tertinggal dan terabaikan
peran dan kontribusinya dalam hidup
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Dalam kehidupan sosial ada pembagian tugas
(division labor) begitupula dalam kehidupan
keluarga. Harus ada kesepakatan antara
suami istri, siapa yang menjadi kepala
keluarga dan siapa yang menjadi ibu rumah
tangga. Dalam organisasi sosial juga dikenal
ada pimpinan dan ada bawahan (anggota)
yang masing-masing mempunyai tugas,
fungsi dan kewajiban yang berbeda dlam
mencapai tugas, fungsi dan kewajiban yang
berbeda dalam mencapai tujuan.
TEORI EQUILIBRIUM
Teori keseimbangan (Equilibrium)
menekankan pada konsep kemitraan dan
keharmonisan dalam hubungan antara
perempuan dan laki-laki. Pandangan ini
tidak mempertentangkan antara kaum
perempuan dan laki-laki, karena keduanya
harus bekerjasama dalam kemitraan dan
keharmonisan dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara.
TEORI STRUKTURAL­
FUNGSIONAL
Teori ini mengemukakan tentang
bagaimana memandang masyarakat
sebagai sebuah sistim yang saling
berkaitan. Teori ini mengkui adanya
keanekaragaman dalam kehidupan
sosial.
KETIDAKADILAN DAN DISKRIMINASI
GENDER

Ketidak adilan dan diskriminasi


gender merupakan kondisi
kesenjangan dan ketimpangan
atau tidak adil akibat dari
sistem struktur sosial dimana
baik perempuan dan laki-laki
menjadi korban dari sistem
tersebut
BENTUK-BENTUK MANIFESTASI
KETIDAK ADILAN GENDER AKIBAT
DISKRIMINASI GENDER ITU MENCAKUP
1. Marjinalisasi atau Peminggiran
Proses marjinalisasi atau pemiskinan yang
merupakan proses, sikap, perilaku
masyarakat maupun kebijakan negara
yang berakibat pada penyisihan/
pemiskinan bagi perempuan atau laki-laki.
2. Subordinasi
Proses subordinasi adalah suatu keyakinan
bahwa satu jenis kelamin dianggap lebih penting
atau lebih utama dibandingkan jenis kelamin
lainnya, sehingga ada jenis kelamin yang merasa
dinomorduakan atau kurang didengarkan
suaranya, bahkan cenderung dieksploitasi
tenaganya sudah sejak dahulu ada pandangan
yang menempatkan kedudukan dan peran
permepuan lebih rendah daripada laki-laki.
3. Pandangan Stereotipe
Stereotipe adalah suatu pelabelan yang
sering kali bersifat negatif secara umum
terhadap salah satu jenis kelamin
tertentu. Stereotipe selalu melahirkan
ketidakadilan dan diskriminasi yang
bersumber dari pandangan gender.
4. Kekerasan
Kekerasan adalah suatu serangan
terhadap fisik maupun integritas mental
psikologi seseorang

5. Marginalisasi. Perempuan adalah


mahluk yang terpinggirkan, tidak
diperhatikan atu diakomodasi dalam
berbagai hal, yang menyangkut
kebutuhan, kepedulian, pengalaman.
Perempuan merupakan pihak yang
dirugikan.
6. Violence. Kekerasan atau serangan yang
dilakukan baik secara fisik maupun integritas
mental psikologis seseorang yang dilakukan
terhadap jenis kelamin tertentu, umumnya 
dialami oleh perempuan

7. Beban Majemuk. Perempuan bekerja lebih


beragam daripada laki-laki, dan lebih panjang
waktu kerjanya, seperti fungsi reproduktif,
pengelola rumah tangga, dan bekerja di luar
rumah.
8. Kesetaraan Gender (Gender Equality)
Kesetaraan adalah kesamaan kondisi bagi  laki-
laki  dan perempuan untuk memperoleh 
kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia
agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam
kegiatan politik, ekonomi, social budaya,
pertahanan dan keamanan nasional serta
kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan
tersebut.
BEBAN GANDA BAGI PEREMPUAN
Beban ganda adalah peran dan tanggung
jawab seseorang dalam melakukan
berbagai jenis kegiatan sehari-hari.
Beban kerja ganda yang sangat
memberatkan seseorang adalah suatu
bentu diskriminasi dan ketidakadilan
gender.
KONSEP GENDER MENURUT KEMENTRIAN 
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Gender adalah konsep kesamaan kondisi laki-laki


dan perempuan dalam memperoleh hak-haknya
sebagai manusia sesuai dengan kondisi sosial
dan budaya masyarakat.
Gender adalah konsep yang mengacu pada peran
dan tanggungjawab perempuan dan laki-laki
akibat dari pengaruh social budaya di
masyarakat, yang dapat berubah dan
dipertukarkan.
PERAN DAN RELASI GENDER
Peran dan relasi gender antara laki-
laki dan perempuan ditentukan oleh
ideology atau kepercayaan tentang
apa yang pantas dilakukan oleh
perempuan dan laki-laki.
a. Bias Gender
Bias gender yaitu suatu keadaan yang
menunjukkan adanya keberpihakan kepada laki-
laki daripada perempuan. Pembangunan dikatakan
bias gender manakala hasil daripada
pembangunan tersebut lebih memihak kepada
laki-laki atau perempuan
b. Netral Gender
Netral gender adalah suatu keadaan yang
memandang tidak ada perbedaan laki-laki dan
perempuan  dalam pembangunan.

c. Responsif Gender
Responsif gender adalah suatu keadaan
memberikan perhatian yang konsisten dan
sistematis terhadap perbedaan-perbedaan
antara perempuan dan laki-laki pada masyarakat
yang diwujudkan dalam sikap dan aksi untuk
mengatasi ketidakadilan yang terjadi karena
perbedaan-perbedaan tersebut.
PENGERTIAN GENDER  MENURUT 
PANDANGAN ISLAM
Gender adalah pandangan atau keyakinan
yang yang dibentuk masyarakat tentang
bagaimana seharusnya seorang
perempuan atau laki-laki bertingkahlaku
maupun berpikir. Islam telah memberi
aturan yang rinci berkenaan dengan peran
dan fungsi masing-masing dalam
menjalani kehidupan ini.
KONSEP GENDER
Laki-laki dan perempuan mempunyai
hak dan kewajiban yang sama dalam
menjalankan peran khalifah dan
hamba. Soal peran sosial dalam
masyarakat tidak ditemukan ayat Al
Qur an dan hadits yang melarang
perempuan aktif di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai