ETIKA KESEHATAN
1
HARAPAN:
Setelah anda mendapat kuliah ini saya berharap
anda dapat:
Memahami bahwa posisi etik ada dalam aras pikir.
Bahwa etika masih disandarkan pada kemampuan akal
pikiran untuk menilik suatu kebenaran.
Bahwa obyek forma dari etik adalah tingkah laku, dan
lebih pada aspek kritis dari moral.
Memahami bahwa moral, merupakan aspek praksis
dari norma.
Memahami bahwa etika adalah disiplin dari filsafat
2
ETIKA KESEHATAN
(FILSAFAT TINGKAH LAKU DOKTER)
3
HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
4
KEBIASAAN
5
KEBIASAAN YANG DINILAI
KEBIASAAN YANG SUDAH DIJADIKAN PATOKAN,
ADALAH KEBIASAAN YANG SUDAH DIBERI NILAI.
NILAI, BERISI SUATU PENETAPAN AKAN SIFAT
DARI SUATU PERBUATAN ITU BAIK ATAU BURUK.
JADI, NILAI BERISI SUATU JUSTIFIKASI BAIK
ATAU BURUK DARI SUATU PERILAKU
6
NILAI-NORMA
7
MORAL
8
MORAL-ETIKA
Orang melakukan analisis terhadap aspek
moral orang lain (meng-gosip), maka orang
tersebut akan mengatakan:
orang itu baik
Orang itu buruk
Akan lebih baik kalau demikian
Sebaiknyatidak begitu
Dllnya
Penganalisa itu dapat dikatakan mengkritisi
perilaku orang itu, atau mengkritis aspek
moral orang itu.
9
ETIKA
SEMUA HAL YANG MEMILIKI FUNGSI KRITIS ITU
ADALAH PEKERJAAN FILSAFAT.
APA YAG DIHASILKAN DARI FUNGSI KRITIS ITU
ADALAH SUATU INFORMASI, SARAN
(PRESKRIPTIF) atau sesuatu yang lebih benar/
baik
JIKA YANG DIJADIKAN OBYEK untuk DIKRITISI
ITU ADALAH MORAL MAKA ITU DISEBUT
FILSAFAT MORAL
10
ETIKA
FUNGSI KRITIS TERHADAP MORAL ADALAH ETIKA
ETIKA DISEBUT JUGA ‘MORAL PHYLOSOPHY’ ATAU FILSAFAT
MORAL, ATAU FILSAFAT TINGKAH LAKU.
JADI, ETIKA BERGERAK PADA ARAS PIKIR, SEBELUM PERILAKU ITU
TERJADI. BAGAIMANA SEBAIKNYA SAYA AKAN BERPERILAKU.
ETIKA, MELAKUKAN EXPLORASI HABIS-HABISAN TERHADAP
MORAL UNTUK MENDAPAT SUATU TINDAKAN YANG DAPAT
DIPERTANGGUNG JAWABKAN. ETIKA (KESEHATAN), INGIN TAHU
SEDALAM-DALAMNYA PERIHAL TINGKAH LAKU (DOKTER), APA
DASAR PERBUATANNYA X, MENGAPA MENGAMBIL PILIHAN ITU X,
DLL.
E = (f)M
11
ETIKA-FILSAFAT MORAL
13
RESUME
NOMOS/NORMA--- MORAL
14
APA ITU
FILSAFAT?
DAN KEBENARAN FILSAFAT
HW
15
FILSAFAT ADALAH
CINTA KEBIJAKSANAAN
ATAU,
INGIN (sehingga berusaha mencapai yang di-ingin-kan)
TAHU YANG SEDALAM-DALAMNYA.
TAHU DAN GEJALA TAHU
TERHADAP BARANG BARU ‘XX’, MAKA ORANG INGIN TAHU,
LALU BERTANYALAH DIA ‘‘APA ITU ‘XX’?’’
BERTANYA ADALAH GEJALA INGIN TAHU
SETELAH TAHU PUASLAH DIA.
16
ORANG YANG PUNYA TAHU, BERARTI MEMILIKI
PENGETAHUAN
ORANG MEMANG INGIN TAHU
TAPI,
TIDAK SEKEDAR TAHU
DIA INGIN TAHU YANG SEBENARNYA
DIA INGIN, BAHWA
TAHUNYA ITU SESUAI BENAR DENGAN OBYEKNYA
17
PENGETAHUAN YANG BENAR ADALAH PENGETAHUAN
YANG SESUAI DENGAN YANG DIKETAHUI, ATAU SESUAI
DENGAN OBYEKNYA.
ATAU
KEBENARAN DALAM TAHU ADALAH PERSESUAIAN
TAHU DENGAN OBYEKNYA.
SEHINGGA, KEBENARAN DISEBUT JUGA
OBYEKTIVITAS.
18
APA SAJAKAH YANG DAPAT JADI OBYEK UNTUK
DIKETAHUI?
SEMUA-NYA, YANG ORANG INGIN KETAHUI.
19
((GEJALA TAHU LAINNYA ADALAH,
IA TAHU, BAHWA IA TAHU
URUTAN GEJALA TAHU ITU ADALAH DEMIKIAN:
DIA BERTANYA, BUKTI DIA BELUM TAHU, DAN
SAAT ITU : TAHULAH DIA BAHWA DIA TIDAK TAHU.
JIKA DIJAWAB, MAKA TAHULAH DIA, DAN SAAT ITU
: TAHULAH DIA BAHWA DIA TAHU.))
20
Pengetahuan itu sebenarnya adalah sekedar pendapat
manusia atau juga sebagai keputusan.
Dalam, keputusan itu orang mengakui sesuatu terhadap
sesuatu.
Contoh. Pohon itu tinggi.
Ketinggian diakui hubungannya dengan pohon.
Putusan ini bersifat khusus hanya untuk pohon itu saja
Contoh. Segitiga itu jumlah sudut dalamnya 1800.
1800 itu, diakui berhubungan dengan jumlah sudut dalam suatu
segitiga
Putusan ini bersifat, umum untuk semua segitiga.
Ok putusan = pengetahuan, maka ada pengetahuan umum
dan pengetahuan khusus.
21
PENGETAHUAN DAN ILMU
22
Pengetahuan ada yang dimanfaatkan untuk
kemudahan hidup manusia.
Ada juga pengetahuan yang ditujukan hanya untuk
tahu saja. Manusia berusaha mendapat
pengetahuan dengan sadar, dan diusahakan
sungguh-sungguh untuk mengetahui sebenar-
benarnya, diusahakan bahwa isi pengatahuan itu
sesuai dengan hal yang diketahui (obyeknya)
23
Pasti didalam mencari kesesuaian itu ada kekeliruan,
dan ia tahu ada kekeliruan, maka diusahakan untuk
supaya kekeliruan itu lenyap, dan kemudian pikiran
dan tenaganya dicurahkan, agar supaya, tercapai
olehnya ‘kebenaran’.
Dengan demikian,
Pengetahuan itu mengejar-ngejar kebenaran. Bahkan
tidak memikirkan kegunaan. Soal kegunaan nanti
akan muncul sendiri, yang penting dan menjadi tujuan
adalah KEBENARAN.
24
METODE
SELANJUTNYA,
Pengetahuan itu dalam usahanya tidaklah puas jika
diperoleh hanya secara kebetulan saja
Maka,
Dicarilah jalan TERTENTU untuk mempermudah diri
mencapai tujuan.
Orang kemudian bekerja memakai jalan tertentu, atau
menurut jalan tertentu (hodos, yunani)
Sehingga pengetahuan tadi mempunyai METODOS.
Atau bermetode
25
SISTEM
26
UNIVERSIL
Pengetahuan yang diperoleh dan diahrapkan
kebenarannya itu tidak hanya sebatas pada
kesesuaian dengan obyeknya saja, tapi juga diambil
manfaatnya.
Tidak hanya itu,
Penegtahuan itu juga diharapakan berlaku umum.
Tidak terikat pada tempat dan waktu.
Maka,
Pengetahuan itu berlaku universal.
27
ILMU
Bersistem
Berlaku universal
28
ILMU ADA PADA MANUSIA
Jadi, sebenarnya tiap manusia itu pada
umumnya memiliki ilmu.
Pengetahuan dan ilmu, itu laksana biji dengan
tumbuhan
Biji yang dipendam, jika sudah muncul (sadar),
berkembang dengan teratur (bermetode),
terpelihara baik (bersistem), serta berlaku
umum (universal), maka dia adalah ilmu.
29
MENAMBAH ILMU
Tapi juga,
30
OBYEK ILMU DAN JENIS ILMU
Ada banyak ilmu di dunia ini.
Apa yang membeda-bedakan ilmu itu?
Telah diketahui, ilmu itu mengejar kebenaran.
Yaitu, mencari persesuaian antara pengetahuan itu dengan obyeknya
Jadi, ilmu itu memiliki obyek yang diamati
Ada OBYEK yang jadi lapangan pengamatannya.
Contoh, manusia dijadikan lapangan pengamatan. Manusia
dijadikan obyek. Pengamatan dilakukan pada tubuh manusia,
maka ada ‘ilmu tubuh manusia’ atau ilmu hayat.
Tapi, ... Ada juga yang mengamati manusia, tapi dilihat dari
sudut lainnya, misalnya jiwanya, maka ada ‘ilmu jiwa manusia’
31
Maka, manusia sebagai obyek, tampak hanya sebagai obyek
fisik, atau obyek materia,
Kemudian, dari obyek materia itu ilmuwan dapat melihat dari
berbagai sudut pandang yang berbeda-beda tergantung
minatnya.
Sudut pandang pengamatan yang berbeda itu disebut sebagai
obyek forma.
Manusia dilihat dari
Fisiknya saja ilmu tubuh manusia
Jiwanya saja ilmu jiwa manusia
Kemampuannya berolah-raga ilmu olah raga
32
TUGAS
CONTOH. MATA SEBAGAI OBYEK MATERIA, SEBUTKAN OBYEK
FORMA APA SAJA YANG DAPAT DIAMATI DAN ILMU APA
NAMANYA.
FISIK MATA ILMU ANATOMI MATA
FUNGSI SEBAGAI LENSA ILMU REFRAKSI
TEKANAN BOLA MATA ILMU GLAUKOMA
OTOT MATA MIOLOGI MATA, ILMU JULING
DLL
SEBUTKAN OBYEK FORMA YANG DAPAT DIKEMBANGKAN DARI
OBYEK MATERIA BERIKUT DAN SEBUTKAN NAMA ILMUNYA
TELINGA
TANGAN
OTAK
33
SEHINGGA, BISA TERDAPAT BANYAK ILMU YANG
BEROBYEK MATERIA SATU
KARENA ILMU TERUTAMA DIBEDAKAN DARI OBYEK
FORMANYA.
DAN, JAMAN SEKARANG INI BANYAK SEKALI ILMU.
HAMPIR TIDAK TERBATAS APA YANG AKAN DIKETAHUI
MANUSIA.
SEMUA OBYEK MATERIA DIJADIKAN LAPANGAN
PENYELIDIKAN.
34
SEMUA YANG ADA DAN YANG MUNGKIN ADA DISELIDIKI.
TENTANG TUBUH MANUSIA
ILMU THT, ILMU SARAF, ILMU MATA, ILMU ANATOMI, FISIOLOGI,
PATOLOGI ANATOMI, FORENSIK, ILMU PENYAKIT DALAM
IMUNOLOGI, HEMATOLOGI, CARDIOLOGI, ONKOLOGI, DLL
YANG MUNGKIN ADA, NATUROLOGI, PRANOLOGI, IRIDOLOGI,
TUBUH MANUSIA SUDAH DIKAJI DENGAN MENDALAM
TAPI, BELUMLAGI SEDALAM-DALAMNYA
35
DAN, BUKAN TUJUAN ILMU UNTUKMENGKAJI SEDALAM-
DALAMNYA, ATAU APA SEBAB YANG SEDALAM-DALAMNYA.
ILMU TIDAK MEMPERSOALKAN TENTANG ‘ADA’-NYA MANUSIA
ADA-NYA MANUSIA DITERIMA SAJA OLEH ILMU
ILMU MENYELIDIKI (PENYELIDIKAN ILMU) DIBATASI OLEH
PENGAMALAN. ILMU MENGATAKAN, DILUAR PENGALAMAN
TIDAKLAH JADI OBYEKNYA.
JADI,
------- MASIH ADA YANG TERTINGGAL, YANG TIDAK JADI
OBYEKNYA ILMU. OBYEK FORMA APAKAH ITU?
36
(((((“KEPUASAN”)))))
SEBELUM MENJAWAB OBYEK FORMA APAKAH ITU?
PERLU DITEGASKAN
SOAL YANG ADA DILUAR PENGAMATAN ILMU ITU AMAT
MENDLAM
JIKA SOAL INI DAPAT DIJAWAB, MAKA LEBIH
BESARLAH KEPUASAN ORANG ITU.
MALAHAN MUNGKIN, IA SUDAH TIDAK PERLU
BERTANYA LAGI,
KARENA
KETERANGAN TERAKHIR SUDAH DIBERIKAN
KEPADANYA
37
MAKA DARI ITU, MEMUNGKINKAN ADA PENYELIDIKAN
YANG SUDUT PANDANGNYA ‘MENCARI KETERANGAN
SEDALAM-DALAMNYA’ DAN BELUMLAH MANUSIA ITU
BERHENTI, SEBELUM MENDAPAT KETERANGAN
SEDALAM-DALAMNYA.
‘MENCARI KETERANGAN DAN SEBAB SEDALAM-
DALAMNYA’ ITU DAPAT MERUPAKAN SUATU OBYEK
FORMA SEBUAH ILMU
38
ILMU DENGAN OBYEK FORMA MENCARI KETERANGAN DAN
SEBAB SEDALAM-DALAMNYA’ BOLEH DIKATA MENGATASI
ILMU-ILMU YANG LAIN-LAIN.
DIA TIDAK BERHENTI PADA SUATU BATAS SEPERTI ILMU LAIN,
YAITU PENGALAMAN.
DIA INGIN TAHU JUGA, ... MISKIPUN PENGALAMAN TIDAK LAGI
MAMPU.
DIA INGIN MENYELAMI HAL YANG SESUNGGUHNYA SEDALAM-
DALAMNYA, SAMPAI HABIS-HABISAN, DENGAN CARA APAPUN,
JUGA DENGAN KEMAMPUAN APAPUN YANG ADA PADANYA.
39
ITU SEMUA TERJADI KARENA, MENGIKUTI ADANYA
CENDERUNG UNTUK INGIN TAHU,
AKAN MEMILIKI KEBIJAKSANAAN
DAN USAHA UNTUK MEMILIKI PENGETAHUAN ATAU
KETERANGAN YANG SEDALAM-DALAMNYA
HAL ITU : SESUAI BENAR DENGAN MAKSUD DARI ARTI
FILOSOFIA (FILSAFAT) SEPERTI DITERANGKAN DIAWAL
40
DARI PENYELIDIKAN DIATAS MAKA,
CINTA PADA KEBIJAKSANAAN, TIDAK LAIN ADALAH INGIN TAHU
YANG SEDALAM-DALAMNYA
DALAM HAL INI, JUGA MASIH SESUAI DENGAN CENDERUNG
MANUSIA AKAN TAHU.
Dan itulah FILSAFAT
FILSAFAT JUGA ILMU.
SEBAB, JUGA MENUNTUT DENGAN SADAR KEBENARAN
BERMETODOS
BERSISTEM
DAN, BERLAKU UMUM
41
OBYEK FILSAFAT
OBYEK MATERIA FILSAFAT ADALAH SEGALA YANG ADA
DAN MUNGKIN ADA (SEPERTI JUGA ILMU)
TETAPI, OBYEK FORMA FILSAFAT ADALAH ‘MENCARI
KETERANGAN ATAU SEBAB SEDALAM-DALAMNYA’
APA BEDA ILMU DAN FILSAFAT
ILMU MEMBATASI DIRI SAMPAI PADA PENGALAMAN,
FILSAFAT TIDAK
OBYEK FORMANYA BERBEDA
42
FILSAFAT, ILMU, AGAMA
FILSAFAT BERTEMU DENGAN ILMU PADA OBYEK MATERIANYA
MASUK JUGAKAH AGAMA DALAM OBYEK FILSAFAT. OK AGAMA ITU ADA, MAKA
MUNGKIN ADA FILSAFAT AGAMA.
TAPI
ADA HAL YANG AMAT PENTING DALAM AGAMA YAITU TUHAN, KEBAJIKAN,
KEBURUKAN, DLL YANG JUGA DISELIDIKI OLEH FILSAFAT.
DALAM HAL DEMIKIAN ITU TETAPLAH BERBEDA ILMU DENGAN AGAMA.
AGAMA DASAR PEMBENAR UTAMANYA ADALAH FIRMAN DAN SABDA RASUL.
KEBENARAN TERGANTUNG PADA WAHYU/FIRMAN DAN SABDA. APA YANG
DIFIRMANKAN DAN DISABDAKAN HARUS DI PERCAYA, SEHINGGA DISEBUT JUGA
KEPERCAYAAN.
DASAR DARI FILSAFAT, MENERIMA KEBENARAN, BUKAN BERDASAR KEPERCAYAAN,
HANYA BERDASAR PENYELIDIKAN SENDIRI. FILSAFAT TIDAK MENGINGKARI ATAU
MENGURANGI WAHYU, HANYA TIDAK MENDASARKAN PENYELIDIKANNYA ATAS WAHYU.
43
DAPATKAH ADA PERTENTANG ANTARA FILSAFAT
DENGAN AGAMA?
PADA DASARNYA TIDAK !!
KARENA … KALAU KEDUANYA MENEMUKAN
KEBENARAN, MAKA KEBENARAN ITU SATU, DAN ITU
SAMA
FILSAFAT ADALAH ILMU YANG BERUSAHA MENCARI
SEBAB ATAU KETERANGAN YANG SEDALAM-
DALAMNYA BAGI SEGALA SESUATU BERDASARKAN
PIKIRAN BELAKA.
44
TINGKAH LAKU
MANUSIA MERUPAKAN LAPANGAN
PENYELIDIKAN.
TINGKAH LAKU MANUSIA, JUGA DISELIDIKI.
FILSAFAT YANG MEMPELAJARI TINGKAH LAKU
MANUSIA DISEBUT ETIKA.
ETHICA ADALAH FILSAFAT TINGKAH LAKU
45
ETIKA KESEHATAN
46
SELESAI
47
PASEN DATANG DG KELUHAN
PUSING, ADA RIWAYAT STROKE,
KATANYA TEKANAN DARAHNYA
200/120. DATANG KE RUMAH
SAKIT DAN KEMUDIAN DIPERIKSA
DOKTER.
49
TATA TERTIB YANG MENGIKAT PROFESI
KODE ETIK
ETIK HUKUM
DISIPLIN
PERATURAN HUKUM
SOP
STD YAN MED
STD PROFESI
50
PERNYATAAN ETIK
DAN
KEPUTUSAN ETIK
HARI WUJOSO
51
JENIS PERNYATAAN
3 PERNYATAAN PERINTAH
4 PERNYATAAN ETIK
52
PERNYATAAN EMPIRIK
Contoh:
Dalam sutuasi x, individu y sering melakukan a
Pada umumnya perawat adalah wanita
Disenangi saintis (menyelesaikan masalah etis
dengan data –tapa perlu memperhatikan nilai-)
CIRI
Tidak ada tindakan
Diskriptif
Tidak menyiratkan nilai (baik / buruk)
Benar sejati atau salah sejati
Memakai data
53
PERNYATAAN ESTETIK
Contoh :
SAYA SENANG MELAKUKAN HAL X
LUKISAN ITU INDAH
CIRI
Tidak dapat dipilah pada ‘benar’ atau ‘salah’
TIDAK PERLU ADA TINDAKAN
Individual
54
PERNYATAAN PERINTAH
Contoh :
LAKUKAN HAL ITU
TEMBAK BURUNG ITU
CIRI
ADA TINDAKAN
HANYA BERLAKU PADA ORANG TERTENTU / KELOMPOK
TERTENTU
Perintah dapat berubah setiap saat tanpa perlu ada sikap
pertentangan.
Situasional, dan temporer
55
PERNYATAAN ETIK
Contoh:
NAKES SEBAIKNYA MEMBERIKAN OBAT PANAS.
CIRI
MENYIRATKAN HAL YANG SEBAIKNYA; LEBIH BAIK,
DLL
BERLAKU UNIVERSAL DALAM SIKON YANG SAMA
ADA TINDAKAN YANG DILAKUKAN NAKES.
56
CIRI-CIRI
NO PERNYATAAN BENAR / SALAH TINDAKAN UNIVERSA
L
1 EMPIRIK YA TIDAK TIDAK
4 ETIK TIDAK YA YA
57
Keputusan etik termudah
adalah pilihan terhadap hal yang
dianggap BAIK dan hal yang
dianggap BURUK.
Tapi, sedikit keputusan medis
yang mutlak BAIK atau mutlak
BURUK, tanpa ada hal yang
tidak diragukan.
58
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIK
59
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIK
PERTAMA
Menyadari adanya masalah etik
KEDUA
Membuat alternatif tindakan, dengan berbagai pertimbangan
Jangan hanya 2 pilihan
KETIGA
Buat pilihan yang paling cocok
KEEMPAT
Menentukan resiko akibat dari pilihan
Pilih berdasar pada tingkat ketidakpastian tertentu
Bagaimana cara menentukan? Pakai PENGALAMAN, DATA EMPIRIK,
METODE ILMIAH, DLL
60
PADA POKOKNYA
Keputusan etik, menekankan pada kemampuan
membuat nilai-nilai yang kita anut menjadi EKSPLISIT.
CARA YANG PRAKTIS, kita berpura-pura menjadi
obyek, kemudian kita tanyakan pada diri sendiri:
“bagaimana jika saya berada pada posisi pasien itu
(dengan segala aspek fimenso), puaskah saya kalau
hal itu dilakukan pada saya?”
61
DASAR YANG DIPAKAI
Pada umumnya kita berpendapat
bahwa ‘tampaknya kita selalu
berhasil’ hanya dengan satu
keputusan etik
Untuk meningkatkan kepercayaan
kita, umumnya kemudian, selalu
digunakan kaidah dasar etik –
bioetik- yang berlaku universal –tak
lapuk kena hujan, tak lekang kena
panas’-
Seperti, doktrin agama, prinsip-
prinsip universal (humanistik), atau
juga pengetahuan ilmiah.
62
KAIDAH DASAR BIOETIK (KDB)
Kaidah dasar inilah yang biasa dipakai untuk alas(an)
tindakan medik ‘x’ itu diambil, lalu dipakai sebagai
pilihan, setelah memperhatikan banyak pilihan yang
lain.
Kaidah dasar bioetik inilah yang harus difahami,
kemudian dipakai NAKES dalam membuat keputusan
etik.
Kaidah dasar bioetik itu apa saja? Dan ada dimana?
63
KDB
KDB pada dasarnya adalah asas moral
Pada undang undang sering pada pasal pertama atau
kedua menyebutkan asas dan tujuandari suatu
undang-undang tersebut dibuat
Asas yang ada tersebut dapat dianggap, dan dapat
dipakai sebagai KDB
Sebagai KDB maka dapat dipakai sebagai landasan
berpikir untuk membuat keputusan etik.
64
CONTOH KDB
Dari UUPRADOK
BAB II Asas dan tujuan; Pasal 2 :
Asas pancasila
Asas ilmiah
Asas manfaat
Asas keadilan
Asas kemanusiaan
Asas keseimbangan
65
Kaidah
Dasar
Bioetik
66
NAKES dalam bekerja
selalu membuat
pertimbangan dari
beberapa alternatif, untuk
ditentukan satu pilihan
yang akan diberikan pada
pasiennya.
67
Apa landasan NAKES untuk mengambil keputusan itu?
68
Spiritual
Religi
Driven
Mission
Value
Driven
Driven
Need
Driven
Rule Commercial
Driven Driven
69
DISIPLIN
NAKES
ETIKA
LEGAL
70
BANJU
Kaidah dasar bioetik yang dapat kita pakai
untuk dijadikan standart dalam pelayanan
NAKES ada 4 kaidah (nb: sebenarnya
terdapat banyak KDB yang dapat dipakai.
Hanya untuk keseragaman maka dipakai
KDB ini)
1. beneficence (B)
2. autonomy (A)
3. non maleficence (N)
4. justice (J)
71
BENEFICENCE
Kriteria
1. Mengutamakan altruisme
(menolong tanpa pamrih,
rela berkorban untuk
kepentingan orang lain)
2. Menjamin nilai pokok
harkat dan martabat
manusia
3. memandang
pasien/keluarga/sesuatu
tak hanya sejauh
menguntungkan NAKES 72
• 4. Mengusahakan agar
kebaikan/manfaatnya lebih
banyak dibandingkan dengan
keburukannya
• 5. Paternalisme bertanggung
jawab/berkasih sayang
• 6. Menjamin kehidupan-baik-
minimal manusia
• 7. Pembatasan goal-based
73
8. Maksimalisasi pemuasan
kebahagiaan/preferensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat-
darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara
keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium diluar
kepantasan
74
• 13. Maksimalisasi kepuasan
tertinggi secara keseluruhan
• 14. Mengembangkan profesi
secara terus-menerus
• 15. Memberikan obat
berkhasiat namun murah
• 16. Menerapkan Golden Rule
Principle
75
AUTONOMY
Kriteria
1. menghargai hak menentukan
nasib sendiri, menghargai
martabat pasien
2. Tidak mengintervensi pasien
dalam membuat keputusan
(pada kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. menghargai privasi
76
5. menjaga rahasia pasien
6. Menhargai rasionalitas
pasien
7. Melaksanakan informed
consent
8. Membiarkan pasien
dewasa dan kompeten
mengambil keputusan
sendiri
77
9. Tidak mengintervensi
atau menghalangi autonomi
pasien
10. Mencegah pihak lain
mengintervensi pasien
dalam membuat keputusan,
termasuk keluarga pasien
sendiri
78
11. Sabar menunggu
keputusan yang akan
diambil pasien pada
kasus non emergensi
12. tidak berbohong ke
pasien meskipun demi
kebaikan pasien
13. perjanjian (kontrak)
79
NON MALEFICENCE
Kriteria
1. Menolong pasien emergensi
2. Kondisi untuk menggambarkan
criteria ini adalah :
- pasien dalam keadaaa amat
berbahaya (darurat)/beresiko
hilangnya sesuatu yang penting
(gawat)
- belum sanggup mencegah bahaya
atau kehilangan tersebut
- tindakan keNAKESan tadi terbukti
efektif
- manfaat bagi pasien > kerugian
NAKES (hanya mengalami resiko
minimal)
80
3. Mengobati pasien yang
luka
4. Tidak membunuh pasien
(tidak melakukan
euthanasia)
5. Tidak menghakimi,
mencaci
maki/memanfaatkan pasien
81
6. Tidak memandang pasien
hanya sebagai objek
7. Mengobati secara tidak
proporsional
8. Tidak mencegah pasien
dari bahaya
9. Menghindari
misrepresentasi dari pasien
10. Tidak membahayakan
kehidupan pasien karena
kelalaian
82
11. Tidak memberikan
semangat hidup
12. Tidak melindungi
pasien dari serangan
13. Tidak melakukan
white collar crime dalam
bidang kesehatan /
kerumah-sakitan vang
merugikan pihak
pasien/keluarganya
83
JUSTICE
1. Memberlakukan segala
sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir
dari proses membagi yang
telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang
sama terhadap pribadi dalam
posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat
pasien (affordability, equality,
accessibility, availabilim,
quality)
84
5. Menghargai hak hukum
pasien
6. Menghargai hak orarag lain
7. Menjaga kelompok yang
rentan (yang paling dirugikan)
8. Tidak melakukan
penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
85
10. Memberikan kontribusi yang
relatif sama dengan kebutuhan
pasien
11. Meminta partisipasi pasien
sesuai denaan kemampuannva
12. Kewajiban mendistribusi
keuntungan dan kerugian (biaya,
behan, sanksi) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada
pemiliknya pada saat yang tepat dan
kompeten
86
14. Tidak memberi beban berat
secara tidak merata tanpa
alasan sah/tepat
15. Menahormati hak populasi
vang sama-sama rentan/
penyakit /gangguan kesehatan
16. Tidak membedakan
pelayanan pasien atas dasar
SARA, status sosial, dll
87
KEPUTUSAN PEMILIHAN
Teknik penerapan KDB
KDB
&
88
PRIMA FACIE
Tindakan apapun yang dilakukan
dokter tidak mudah, untuk tidak
dikatakan sebagai tindakan etik
(terkait etik)
JADI, semua keputusan dokter
harus dilandasi keputusan etik
89
KASUS JANTO
Seorang pasien laki-laki Tn. Janto dengan keluhan sesak
nafas berat, kebingungan, mengeluh badannya panas
kesumukan, gelisah.
Datang ke poli bersama istrinya. Menuju ke pendaftaran
untuk mendaftar dan mendapat urutan ke 27.
Melihat KU pasien yang gelisah, maka perawat memberi
tahu dokter. Dokter yang kemudian tanggap,melihat keluar
ke ruang tunggu pasien, dan langsung menyuruh pasien
untuk masuk ke kamar periksa dan mengabaikan urutan
pasien lainnya.
Dokter segera menyuruh perawat poli untuk memberi
oksigen, dan membuat rujukan untuk rawat inap. Dokter
menduga pasien sedang dalam kondisi darurat dengan
DD: MI; Decomp cordis.
90
APA YANG DILAKUKAN DOKTER
91
DOKTER MEMPERHATIKAN ASPEK ETIK
Karena ada indikasi etik
Menolong orang yang memerlukan, terlebih
dalam keadaan darurat.
92
TINDAKAN YANG TERJADI
BERLANDASKAN KDB APA?
B N
A J
93
B10. KEWAJIBAN MENOLONG PASIEN
GAWAT-DARURAT
ATAU
94
N1. MENOLONG PASIEN EMERGENSI
95
PIHAK I = DOKTER INDIKASI
PIHAK II = PASIEN ETIK
MEDICAL
INDICATION PIHAK III = NON PASIEN
N A J B
97
PIHAK I = DOKTER
PIHAK II = PASIEN INDIKASI
PIHAK III = NON PASIEN ETIK
MEDICAL
INDICATION
N A J B
-Hak pilih
Dirugikan/
Sampah”
-Gangguan
Paling krg
diuntungkan
pasien
kesadaran, // dokternya
-Pra-cacat,
-Distress,
-Rentan, DI- CETERIS PARIBUS -KAN
-Uzur,
-Terjepit
tanpa pilihan,
-Miskin
-Bodoh
98
KASUS JANTI
N A J B
N A J B
-Pihak II
kesakitan/
menderita, -Capable pihak III
Non pasien pihak II
-Gangguan kesadaran,
-Pra-cacat, person, wakil/wali
kluster pop Umum
-Bebas,
-Distress, Komunitas
-Rentan,
-Uzur,
Penyandang BAIK
-Terjepit -Elektif, dana
Berpotensi
“kranjang
tanpa pilihan, Dirugikan/
-Miskin
-Bodoh
-Rentang Paling krg
Sampah”
>>
diuntungkan
-Hak pilih
DI pasien CETERIS PARIBUS KAN
//
dokternya
101
KEPUTUSAN ITU BAGAIMANA?
INDIKASI MEDIS
ADANYA PENYEMPITAN ARTER KORONARIA
, MAKA AKAN DILAKUKAN PEMASANGAN PIPA DI DALAM
KORORNERNYA
INDIKASI ETIK
PASIEN SADAR SEPENUHNYA
MEMILIH UNTUK PULANG DAHULU
DOKTER MENGHORMATI AUTONOMY PASIEN
102
PRIMA FACIE
103
PIHAK I = DOKTER ETHICAL
PIHAK II = PASIEN INDICATION
MEDICAL
INDICATION PIHAK III = NON PASIEN
N A J B
N A J B
104
PIHAK I = DOKTER ETHICAL
PIHAK II = PASIEN INDICATION
MEDICAL
INDICATION PIHAK III = NON PASIEN
N A J B
N A J B
105
BIOMEDIK BIOETIK
106
BIOMEDIK BIOETIK
107
BIOMEDIK BIOETIK
KEPUTUSAN
ETIKMEDIK
108
BIOMEDIK BIOETIK
KEPUTUSAN
ETIKMEDIK
109
110
SAINS,
TEKNOLOGI DAN
ETIK
111
SAINTISME POPULER
TIDAK HANYA
DI SISI FISIKAL
DAN NATURAL
112
SAINS HARUS DIBERLAKUKAN
PADA SELURUH ASPEK KEHIDUPAN
MANUSIA
DAN
113
ETIKA
YANG MELAHIRKAN
NORMA-NORMA MORAL
DIANGGAB
TIDAK ILMIAH
TAHAYUL
KUNO
PRASEJARAH
114
EKSES:
SAINSTISME
BERKEMBANG JADI IDEOLOGI BAGI PENGANUTNYA
MELAHIRKAN NIHILISME
(SITUASI TANPA NILAI, DIMANA SEGALA HAL DIANGGAB
BOLEH SELAMA DAPAT DIPERTANGGUNG JAWABKAN
SECARA ILMIAH)
115
KELEMAHAN
SAINS -HANYA BEDASAR AKAL
- MEMULAI DARI ADA
- DIBATASI OLEH PENGALAMAN
116
MENGAPA
DAPAT
TERJADI ADA
PERBEDAAN PERBEDAAN
KONSEP?
SIKAP CARA
PANDANG
TERHADAP
MANUSIA
- MILIHAT MANUSIA
SEBAGAI OBYEK HASIL
PERPADUAN KOMPLEK
SENYAWA KIMIAWI YANG
HARUS DILIHAT SECARA
ILMIAH DAN ALAMIAH
118
ETIKA : SIAPA MANUSIA ITU
119
Sebagai Insan
Pencari Makna
Tidak sekedar hidup dan ada
Juga mencari
Dan mempersoalkan
Kehidupan dan keberadaannya
Etika
Memahami -Asal kehidupannya
Manusia
-Isi kehidupannya
-Tujuan kehidupannya
-Manusia Mencari MAKNA
Karena menyadari makna itu tidak serta
merta ada di dalam “apa yang ada”
Mungkin terikat pada “apa yang ada”
tapi relatif bebas untuk bertindak
menuruti “apa yang seharusnya” apa
yang diyakininya
120
Hidup manusia ditandai dengan
122
Dibalik tindakan dan pikiran manusia, ada hal yang
,tidak dapat diterangkan dengan metafor-metafor
..alamiah(natural) dan ilmiah.
125
Di saat para ilmuwan berbicara
memberi peringatan,
tentang terancamnya
kesehatan lingkungan,
126
pengurasan sumber
daya alam maka
ilmuwaan itu tetap
akan berbicara
berdasarkan data.
Peledakan penduduk
dan dampak negatifnya,
ekses dari
pengembangan reaktor
nuklir, dan lain-lain,
ilmuwan tetap terus
memberi peringatan,
127
maka secara sadar atau tanpa sadar dia
didalam benaknya
tetap memiliki prakonsepsi-prakosepsi ttg apa
kehidupan
yang baik itu, juga ttg bgmn kwalitas
kehidupan yang manusiawi itu
128
JIKA TIDAK, TENTU MRK TIDAK AKAN BICARA
PERIHAL
KEHIDUPAN YANG BAIK DAN KWALITAS
KEMANUSIAAN.
KARENA 2 HAL ITU TIDAK DAPAT DIUKUR OLEH
PARAMETER
ILMIAH DAN ALAMIAH.
129
“mulia” “baik”
“indah” “manusiawi”
130
131
SAINS,
TEKNOLOGI DAN
KEADILAN
132
Masih tema pokok dalam pembicaraan
Cendekiawan yang masih membuka diri
Bagi jalur transedental dan mengakui adanya
Al khalik
keadilan
Francis Bacon Ladasan teleologis ilmu adalah meningkatkan
Kesejahteraan manusia dengan memberikan
Peluang lebih baik bagi manusia dalam menghadapi
Tantangan alam.
133
1. Menanggulangi dan menghadapi becana alam
2. Memberatas penyakit
3. Mencukupi akan pangan dan sandang.
4. Menyediakan sarana dan prasarana angkutan, komunikasi
5. Memungkinkan kesantaian /leisure, berolah raga setelah bekerja
134
TELAH BERPRESTASI GEMILANG
ROSZAK
136
MEREKA BETUL
MENGANJURKAN PADA KESADARAN AKAN KETERBATASAN
ALAM, DALAM MENOPANG KEHIDUPAN MANUSIA.
137
Jika jawaban bukan ya dengan tegas
Didukung dengan petunjuk kongkrit dan operasiona
Serta mask akal. Juga dapat diterima masyarakat kolektif
Dengan segala resikonya, jika ada kegagalan
138
KEKUASAAN
BAGI
PEMEGANG KEKUASAAN = PENGUASA IPTEK
,MAKA TEKNOLOGI ADALAH MOTOR KEKUASAAN
DAN ILMU ADALAH BAHAN BAKARNYA
139
KEKUASAAN ITU JAHAT
(POWER IS CORRUPT)
KIRANYA
BEGITU JUGA DENGAN IPTEK
140
KALAU
SEMULA IPTEK
DICIPTAKAN
MANUSIA
UNTUK MENGABDI
PADA MANUSIA
ENTAH MEKANISME PSIKOLOGIS APA,
DORONGAN ADIKSI THD KEKUASAAN
MEMBALIK HUBUNGAN TADI
143
NAFSU TEKNOKRAT
POLITIKUS
KERAKUSAN PEMILIK MODAL
DAN
HAL YANG BERHUB DENGAN
KESELAMATAN MANUSIA
DIABAIKAN
144
SIFAT KERAHASIAAN
JUGA BERTUJUAN UNTUK JADI PENGEMBANGAN
MENCEGAH PENCURIAN IPTEK ITU SPT
OLEH SAINGANNYA JARING-JARING
YANG TIAP SIMPULNYA
ADALAH KRUSIAL
BAGI BERLANUTNYA
UNTAIAN LAINNYA
SIKAP PROTEKTIF
THD PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI YANG
LAZIMNYA BESAR
BERTAHAP-TAHAP HAL INI MENGAKIBATKAN
BERJANGKA PANJANG TIAP-TIAP SIMPUL HARUS
DIRAHASIAKAN BERJALAN SUKSES,
DENGAN KETAT. WALAUPUN MGK
MENGORBANKAN
HANYA BAGIAN RAKYAT.
YANG AKAN DIGARAP
SAJA, UNTUK
MEMPEROLEH IJIN DARI
PEMERINTAH YANG
DISAMPAIKAN
145
JADI SEMULA IPTEK
DIGUNAKAN OLEH MANUSIA UNTUK MENGENAKKAN DIRINYA
TERBALIK MENJADI SENJATA AMPUH UNTUK MEMAKSAKAN
KETIDAKADILAN PADA MAYORITAS KAUM LEMAH.
MEREKA TERPAKSA DIJADIKAN KURBAN, KARENA
PEMUJAAN THD IPTEK.
MANDELSOHN
MENGUSULKAN 4 HAL UNTUK MENGURANGI TER
GUSURNYA MASYARAKAT LEMAH
1. MODESTY
2. ACCESSIBILITY
3. VIOLENCE
4. COERCION
5. MANIPULASI DLM PENELITIAN
6. KESELARASAN DENGAN ALAM
146
1. MODETY = KEUGAHARIAN
Mengakui keterbatasan ilmu, bahwa maslah sosial tidak dapat dipecahkan
Dengan resep teknologi
2. ACCESSIBILITY = KETERBUKAAN
pengembangan iptek sebaiknya terbuka sebagai wacana publik
3. VIOLENCE = MENYINGKIRI KEKERASAN
hindari kekerasan. Jangan melakukan kekerasan untuk penerap
kan jenis iptek tertentu. Kekerasan yang juga akan merusak alam
4. COERCION = PAKSAAN
jangan melakukan paksaan, terhadap pelaksanaan iptek tertentu.
302
147