Anda di halaman 1dari 16

SPEKTRUM MIKROBIOLOGIS PADA Journal Reading

DAKRIOSISTITIS Annisa Setyautami


201620401011127
AKUT DAN KRONIK
Pembimbing : dr. Ratna
Muslimah Sp.M
SMF Ilmu Kesehatan Mata RSU Haji Surabaya
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
2018
PENDAHULUAN

Mukosa
saccus
lakrimalis
Infeksi
pada
saccus
lakrimalis.
Obstruksi
distal duktus
nasolakrimalis
Dakriosistitis adalahkeradangan pada sakus lakrimalis, yang
biasanya terjadi unilateral

Dakriosistitis akut adalah peradangan akut pada saccus


lakrimalis yang menimbulkan rasa nyeri dan eritema pada
jaringan dan 23% kasus timbul lakrimal abscess

Dakriosistitis kronik umumnya lebih banyak daripada dakriosistitis


akut dan juga memiliki beberapa tahapan presentasi seperti
epifora, sekret mukoid, konjungtiva hiperemia dan konjungtivitis
kronis1.
studi awal menunjukkan
isolat gram positif yang
lebih dominan

studi terbaru
menunjukkan
peningkatan frekuensi
organisme gram negatif

Karenanya pengetahuan tentang adanya


obstruksi nasolacrimal dan organisme potensial
yang diinokulasi sangat penting

Perencanaan setiap intraocular prosedur 


potensi risiko endophthalmitis terutama di
negara berkembang
PENDAHULUAN
JENIS • Penelitian ini berupa studi prospektif
• Observasi analitik pada pasien melalui evaluasi
PENELITIAN mikrobiologi.

• Mengetahui spektrum mikrobiologi pada


TUJUAN dakriosistitis akut serta kronis
PENELITIAN • Mengevaluasi pola sensitivitas antibiotik dari
organisme

TEMPAT & • Departemen Oftalmologi, Dr. D. Y. Patil Medical


LAMA College and Hospital, Pimpri, Pune, India
PENELITIAN • 1 Mei 2015–30 Juni 2015
METODE EKSKLUSI

riwayat infeksi lain sebelumnya

Epifora pembedahan maksilofasial

Perjalanan penyakit, tanda dan gejala trauma maksilofasial

menerima antibiotik topikal


Pemeriksaan oleh atau sistemik dalam seminggu
dokter mata terakhir

Dakriosistitis Selain obstruksi


duktus nasolakrimal

Akut nyeri, kemerahan, dan pembengkakan


di daerah saccus lakrimalis

Kronis epifora persisten dan regurgitasi secret


mukopurulen pada penekanan daerah saccus
lakrimalis atau selama irigasi sistem drainase
lakrimal
PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL
Pengumpulan sampel sekret
• penekanana saccus lakrimalis  sekret purulen refluks melalui
puctum lakrimalis
• irigasi duktus nasolakrimal dgn normal saline steril

Swab dgn cottonwoll steril


• margin kelopak mata atau konjungtiva jangan tersentuh

Swab I  pewarnaan Gram


Swab II  inokulasi
• blood agar, agar coklat, MacConkey, Nutrien agar, Sabaurauds Dextrose
Agar

Inkubasi Plate
• diamati pertumbuhan koloni hingga 7 hari

Identifikasi
• Karakteristik koloni
• Pewarnaan Gram
• Uji motilitas dan reaksi biokimia
UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK
. Uji difusi cakram Kirby –Bauer
•Muelle rHinton agar untuk organisme non-fastidious.
•Mueller-Hinton+5% Sheep Blood agar untuk
organisme fastidious
•Lapangan kultur dibuat pada permukaan media
menggunakan kapas steril
•Cakram antimikroba diaplikasikan
•Inkubasi  diamati setelah 16-18 jam
•Zona inhibisi diukur dan dilaporkan apakah sensitif
atau resisten
HASIL
Tabel 1: Distribusi usia dari peserta penelitian (N = 42)

Tabel 2: Pola Distribusi Pertumbuhan (N = 42)

Tabel 3: Persentase organisme yang terisolasi (N = 33)


HASIL
Tabel 4: menunjukkan pola sensitivitas antibiotik
HASIL
Tabel 5: Pola resistensi isolat Bakteriologi
DISKUSI Dakriosistitis  infeksi sekunder pada saccus lakrimalis
akibat adanya obstruksi pada duktus nasolakrimalis.

Mayoritas rentang usia 50-60 th (43,2%) disusul usia 40-50 th (38,2%), dan
60-70 tahun (16,6%).
 Madhusudhan dkk (2005-10) memperoleh rata-rata usia pasien 46,5 tahun
 Prakash R. Dkk (2012)  86 pasien penderita dakriosistitis kongenital & dewasa.
Mayoritas pasien (35%) terbanyak pada rentang 31-45 tahun

Sedikit variasi mungkin timbul lantaran


 perbedaan kondisi geografi
 pola hidup
 pekerjaan pasien.

Kasus dakriosistitis kronik lebih banyak (76,2%) dibanding dakriosistitis akut


(23,8%)
Prakash dkk dimana sebanyak 63,7% kasus merupakan dakriosistitis kronik, 25%
merukan dakriosistitis akut dan dakriosistitis bawaan hanya sejumlah 11,25%.
DISKUSI
• 42 sampel klinis dievaluasi  33 sampel (78,5%) tumbuh dan 9 sampel
(21,5%) dilaporkan tidak tumbuh.

• Pada Gram Positif Staphylococcus aureus merupakan isolat yang paling


umum (56%) diikuti oleh Streptococcus pneumoniae (2%)
• Pada Gram-negatif, Escherichia coli (23%) dan Pseudomonas aeruginosa
(17 %) merupakan isolat yang paling umum dijumpai.

Bakteri gram positif menyumbang tingkat isolasi yang lebih tinggi


(63,3%) dibandingkan dengan gram negatif
 Kebede dkk dari Addis Ababa, Ethiopia  62,6% isolat merupakan gram positif
dan 37,4% merupakan gram negatif.
 Prakash dkk  94 isolat, 61 (64,89%) adalah organisme gram positif dan 33
(35,11%) adalah organisme gram negatif.
DISKUSI
Bakteri gram positif
Staphylococcus aureus (seluruh dunia)
Streptococcus pneumoniae (Afrika),
S. epidermidis (Amerika Serikat).
Bakteri gram negatif
Haemophilus influenzae (Timur Tengah)
Pseudomonas aeruginosa (India Utara dan Amerika Serikat)
Escherichia coli (Eropa),
Corynebacterium diphtheriae (Tiongkok).

ASOPRS, menemukan bahwa 78,3% dari isolat adalah Gram-positif


dan 21,7% adalah Gram-negatif.
 Gram-positif, Staphylococcus aureus adalah organisme yang paling umum dicatat,
terhitung 50% dari semua isolat Gram-positif.
 Gram-negatif, insiden yang hampir sama pada Pseudomonas aeruginosa,
Fusobacterium, dan Stenotrophomonas maltophilia.
DISKUSI
Pola sensitivitas antibiotik sangat bervariasi  Ini terjadi karena
kemunculan resisten akibat penggunaan antibiotik secara sembarangan.

• Staphylococcus aureus sensitif terhadap ciprofloxacin (82,9%), diikuti


oleh cefuroxime (60,9%) dan clindamycin (58,5%).
• Streptococcus pneumoniae, gentamisin menunjukkan sensitivitas
tertinggi (100%) diikuti oleh vankomisin (66,6%).
• Escherichia coli sensitifitas tertinggi pada ceftazidimetazobactum
(CAT) (70,1%), diikuti oleh imipenem (64,1%).
• Pseudomonas aeruginosa menunjukkan sensitivitas tertinggi terhadap
ceftazidime-tazobactum (CAT) (80%) diikuti gentamisin (60%).
Keterbatasan pada penelitian ini adalah waktu dan jumlah pasien.
Untuk itu, guna mendapatkan hasil yang lebih baik, serta mengetahui
spektrum mikrobiologi dan obat pilihan yang efektif untuk
dakriosistitis diperlukan:

 populasi penelitian yang lebih besar


 harus dilakukan untuk jangka waktu yang lebih lama

Anda mungkin juga menyukai