Anda di halaman 1dari 34

KONSTITUSI (TOPIK 5)

No. Nama. Jurusan/Pro NUP


di
1. Joshua S1 Teknik Mesin 9
Clarence S
2. Arfid Gamal S1 Teknik Mesin 12
3. Gianardo S1 Teknik Mesin 13
Satria P
4. Abdullah Husin S1 Teknik 38
B Kelautan
SUBTOPIK 1 : Arti Konstitusi Menurut Bahasa
Indonesia
Sumber : https://kbbi.web.id/konstitusi

konstitusi/kon·sti·tu·si/ n 1 segala ketentuan dan aturan tentang ketatanegaraan


(undang-undang dasar dan sebagainya); 2 undang-undang dasar suatu negara.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


---- 16 - Maret - 2018 2
SUBTOPIK 2 : Pengertian Konvensi dan Contohnya dalam
Kehidupan Bernegara

Sumber: https://e-journal.unair.ac.id/YDK/article/viewFile/364/198

Pengertian Konvensi

Istilah konvensi berasal dari bahasa Inggris convention.Secara akademis seringkali istilah
tersebut digabungkan dengan constitutional atau dikenal dengan constitutional convention.
Konvensi atau hukum kebiasaan ketatanegaraan adalah hukum yang tumbuh dalam praktik
penyelenggaraan negara untuk melengkapi, menyempurnakan, dan menghidupkan kaidah-
kaidah hukum perundang-undangan atau hukum adat ketatanegaraan.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


Agustus - 2014 16 - Maret - 2018 3
SUBTOPIK 2 : Pengertian Konvensi dan Contohnya dalam Hidup
Bernegara
Sumber :https://guruppkn.com/pengertian-konvensi
Contoh Konvensi dalam Hidup Bernegara:

1. Upacara Bendera Setiap Tanggal 17 Agustus


Setiap tahun tepatnya pada tanggal 17 Agustus, bangsa Indonesia beserta seluruh
rakyatnya melakukan upacara bendera sebagai peringatan hari kemerdekaan RI (Republik
Indonesia). Tidak ada aturan tertulis yang mewajibkan diadakannya pelaksanaan upacara
bendera ini. Namun, kebiasaan seperti ini sudah tumbuh sejak kemerdekaan NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia). Upacara bendera ini dilakukan sebagai bentuk bakti kita kepada
negara Indonesia dan menghargai para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raganya
guna merebut kemerdekaan RI.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


Agustus - 2014 16 - Maret - 2018 4
SUBTOPIK 2 : Pengertian Konvensi dan Contohnya dalam Hidup
Bernegara

Sumber :https://guruppkn.com/pengertian-konvensi

2. Pidato Presiden Tanggal 16 Agustus


Pada satu hari menjelang kemerdekaan atau satu hari mempersiakan kemerdekaan RI
yaitu pada tanggal 16 Agustus 1945. Pada pidato yang akan diumumkan oleh calon Presiden RI
waktu itu adalah lengkapnya sudah pidato buatan resminya yang diumukan langsung pada
sidang Paripurna DPR. Hal ini telah dijadikan sebagai kebiasaan sejak era Orde Baru. Walaupun
tidak ada aturan tertulis yang mewajibkan predsiden untuk berpidato resmi seperti ini, namun
kebiasaan ini terus dilakukan dan dipelihara sampai sekarang.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


Agustus - 2014 16 - Maret - 2018 5
SUBTOPIK 2 : Pengertian Konvensi dan Contohnya dalam Hidup
Bernegara
Sumber :https://guruppkn.com/pengertian-konvensi

3. Foto Presiden dan Wakil Presiden di Kantor Pemerintahan


Jika kita perhatikan, di setiap kantor pemerintahan selalu ada foto presiden dan
wakil presiden yang sedang menjabat diletakkan secara berdampingan. Peletakan
kedua foto ini di kantor pemerintahan tidak diwajibkan karena tidak ada aturan yang
menulis tentang ketentuannya. Kebiasaan pemasangan kedua foto tersebut tetap
dilakukan sampai sekarang. Hal ini dikarenakan kebiasaan seperti ini dianggap baik dan
menunjukkan identitas pemimpin bangsa Indonesia.
Selain itu, kebiasaan ini juga menunjukkan sikap nasionalisme dan patriotisme kita
terhadap negara.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


Agustus - 2014 16 - Maret - 2018 6
SUBTOPIK 2 : Pengertian Konvensi dan Contohnya dalam Hidup
Bernegara
Sumber :https://guruppkn.com/pengertian-konvensi

4. Pemberian Grasi, Amnesti, Abolisi, atau Rehabilitasi


Pada hari kemerdekaan RI dan hari raya keagamaan dalam setiap tahunnya
presiden memberikan grasi, amnesti, abolisi, maupun rehabilitasi secara serentak.
Grasi merupakan pengampunan hukuman, amnesti adalah pernyataan yang
ditujukan kepada orang banyak untuk tidak dijatuhi hukuman, abolisi merupakan
penghentian pengusutan perkara, sedangkan rehabilitasi adalah pemulihan nama
baik seseorang. Pemberian-pemberian ini merupakan hak prerogatif presiden
terhadap setiap pidana.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


Agustus - 2014 16 - Maret - 2018 7
SUBTOPIK 2 : Pengertian Konvensi dan Contohnya dalam Hidup
Bernegara
Sumber :https://guruppkn.com/pengertian-konvensi

5. Program 100 Hari Kerja


Isi dari program 100 hari kerja adalah langkah-langkah konkret apa yang akan dilakukan
oleh para calon guna mengatasi permasalahan yang terjadi di dalam negeri dan program-
program apa saja yang akan dibuat guna meningkatkan kemakmuran rakyat. Secara konstitusi,
tidak ada aturan yang mengatur program kerja ini. Namun, praktik seperti ini dilakukan sampai
sekarang karena dinilai efektif untuk mengenalkan program kerja yang akan dilakukan oleh
para calon presiden dan wakil presiden.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


Agustus - 2014 18 - Maret - 2018 8
SUBTOPIK 2 : Pengertian Konvensi dan Contohnya dalam Hidup
Bernegara
Sumber :https://guruppkn.com/pengertian-konvensi

6. Pengambilan Keputusan oleh MPR


Dalam pengambilan keputusan, lembaga tinggi negara MPR melaksanakan
praktik musyawarah untuk mufakat. Langkah ini ditempuh guna mendapatkan
keputusan yang terbaik. Pengambilan keputusan musyawarah ini tidak diatur
secara tertulis, namun telah menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan secara
berulang-ulang hingga kini. Dengan demikian praktik musyawarah yang dilakukan
oleh MPR disebut sebagai konvensi.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


Agustus - 2014 18 - Maret - 2018 9
SUBTOPIK 3: Sifat dan Kedudukan dan Fungsi Konstitusi
Sumber: http://hukumkita.zone.id/2014/02/kedudukan-fungsi-macam-sifat-dan-tujuan.html

Sifat Konstitusi:
1. Luwes dan Kaku
Konstitusi bersifat kaku, sebab untuk mengamandemen konstitusi diperperlukan
prosedur yang rumit. Sedang bersifat luwes karena konstitusi mudah mengikuti
dinamika zaman. Jika diperlukan, konstitusi tidak membutuhkan prosedur yang
khusus atau rumit. Perubahan tersebut cukup dilakukan oleh badan pembuat
undang-undang biasa.

Tahun Publikasi : Tanggal Input :


2014 18 - Maret - 2018 10
SUBTOPIK 3: Sifat dan Kedudukan dan Fungsi Konstitusi

Sumber: http://hukumkita.zone.id/2014/02/kedudukan-fungsi-macam-sifat-dan-tujuan.html
Sifat Konstitusi:
2. Formil dan Materiil

Konstitusi bersifat Formil yang artinya tertulis. Sedangkan bersifat Materiil dilihat dari
segi kontennya yang memuat hal-hal bersifat dasar dan pokok bagi negara dan rakyat.
Konstitusi yang besifat rigid tidak dapat megikuti dinamika zaman sebab tidak hanya
memuat hal-hal pokok saja, namun juga memuat hal-hal yang penting. UUD 1945
walaupun perubahannya memerlukan prosedur istimewa, namun bersifat luwes sebab
memuat peratudan yang bersifat pokok-pokok saja sehingga mudah mengakomodasi
dinamika zaman.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


2014 18 - Maret - 2018 11
SUBTOPIK 3: Sifat dan Kedudukan dan Fungsi Konstitusi

Sumber: http://hukumkita.zone.id/2014/02/kedudukan-fungsi-macam-sifat-dan-tujuan.html
Kedudukan Konstitusi:

1. Konstitusi sebagai Hukum Dasar sebab konstitusi berisi ketentuan dan aturan
tentang perihal yang mendasar dalam kehidupan sebuah negara.

2. Konstitusi sebagai Hukum Tertinggi

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


2014 18 - Maret - 2018 12
SUBTOPIK 3: Sifat dan Kedudukan dan Fungsi Konstitusi

Sumber: http://hukumkita.zone.id/2014/02/kedudukan-fungsi-macam-sifat-dan-tujuan.html
Fungsi Konstitusi:

1. Fungsi Penentu atau pembatas kekuasaan Negara


2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar lembaga Negara
3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar lembaga Negara dengan warga
Negara
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan atau kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan Negara
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli
kepada organ Negara

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


2014 18 - Maret - 2018 13
SUBTOPIK 4: Hubungan antara lembaga tinggi Negara menurut UUD 1945 sebelum dan sesudah
di amandemen

Sumber:
http://www.bphn.go.id/data/documents/hub._antar_lembaga_negara_stlh_amandemen_uud45.pdf
Diagram:

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


---- 18 - Maret - 2018 14
SUBTOPIK 4: Hubungan antara lembaga tinggi Negara menurut UUD 1945 sebelum dan
sesudah di amandemen

Sumber: https://tapaksucitebet.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-lembaga-lembaga-negara-
sebelum-dan-sesudah-amandemen/
Sebelum Amandenen UUD 1945

Sebelum diamandemen, UUD 1945 mengatur kedudukan lembaga tertinggi dan


lembaga tinggi negara, serta hubungan antar lembaga-lembaga tersebut. Undang-
Undang Dasar merupakan hukum tertinggi, kemudian kedaulatan rakyat diberikan
seluruhnya kepada MPR (Lembaga Tertinggi). MPR mendistribusikan kekuasaannya
(distribution of power) kepada 5 Lembaga Tinggi yang sejajar kedudukannya, yaitu
Mahkamah Agung (MA), Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Pertimbangan
Agung (DPA) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


01 – Nov - 2013 18 - Maret - 2018 15
SUBTOPIK 4: Hubungan antara lembaga tinggi Negara menurut UUD 1945 sebelum dan
sesudah di amandemen
Sumber: https://tapaksucitebet.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-lembaga-lembaga-negara-sebelum-dan-sesudah-
amandemen/
Sebelum Amandenen UUD 1945
1. MPR
Sebelum perubahan UUD 1945, kedudukan MPR berdasarkan UUD 1945 merupakan lembaga tertinggi
negara dan sebagai pemegang dan pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat.MPR diberi kekuasaan
tak terbatas (Super Power). karena “kekuasaan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh
MPR” dan MPR adalah “penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia” yang berwenang menetapkan UUD,
GBHN, mengangkat presiden dan wakil presiden
2. MA
Mahkamah Agung (disingkat MA) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah
Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung membawahi
badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


01 Nov - 2013 18 - Maret - 2018 16
SUBTOPIK 4: Hubungan antara lembaga tinggi Negara menurut UUD 1945 sebelum dan
sesudah di amandemen

Sumber: https://tapaksucitebet.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-lembaga-lembaga-negara-sebelum-

dan-sesudah-amandemen/
Sebelum Amandenen UUD 1945:

3. BPK
Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat BPK) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia
yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.Menurut UUD 1945, BPK
merupakan lembaga yang bebas dan mandiri.
Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah,
dan diresmikan oleh Presiden.
Pasal 23 ayat (5) UUD Tahun 1945 menetapkan bahwa untuk memeriksa tanggung jawab tentang Keuangan Negara
diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan Undang-Undang. Hasil pemeriksaan
itu disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


01 Nov - 2013 18 - Maret - 2018 17
SUBTOPIK 4: Hubungan antara lembaga tinggi Negara menurut UUD 1945 sebelum dan
sesudah di amandemen

Sumber: https://tapaksucitebet.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-lembaga-lembaga-negara-sebelum-

dan-sesudah-amandemen/
Sebelum Amandenen UUD 1945:

4. DPR
Tugas dan wewenang DPR sebelum amandemen UUD 1945 adalah memberikan persetujuan atas RUU [pasal 20 (1)],
mengajukan rancangan Undang-Undang [pasal 21 (1)], Memberikan persetujuan atas PERPU [pasal 22 (2)], dan Memberikan
persetujuan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara [pasal 23 (1)].
UUD 1945 tidak menyebutkan dengan jelas bahwa DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran dan pengawasan.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


01 Nov - 2013 18 - Maret - 2018 18
SUBTOPIK 4: Hubungan antara lembaga tinggi Negara menurut UUD 1945 sebelum dan
sesudah di amandemen
Sumber: https://tapaksucitebet.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-lembaga-lembaga-negara-sebelum-dan-
sesudah-amandemen/
Sebelum Amandenen UUD 1945

5. Presiden
Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR, meskipun kedudukannya
tidak “neben” akan tetapi “untergeordnet”. Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara
tertinggi (consentration of power and responsiblity upon the president). Presiden selain memegang
kekuasaan eksekutif (executive power), juga memegang kekuasaan legislative (legislative power) dan
kekuasaan yudikatif (judicative power). Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar. Tidak ada
aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat sebagai presiden serta mekanisme
pemberhentian presiden dalam masa jabatannya.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


01 Nov - 2013 18 - Maret - 2018 19
SUBTOPIK 4: Hubungan antara lembaga tinggi Negara menurut UUD 1945 sebelum dan
sesudah di amandemen

Sumber: https://tapaksucitebet.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-lembaga-lembaga-negara-
sebelum-dan-sesudah-amandemen/

Sesudah Amandenen UUD 1945


Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap UUD
1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan
tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar
pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu “luwes” (sehingga dapat menimbulkan mulitafsir), serta
kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung
ketentuan konstitusi.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


01 Nov - 2013 18 - Maret - 2018 20
SUBTOPIK 4: Hubungan antara lembaga tinggi Negara menurut UUD 1945 sebelum dan
sesudah di amandemen

Sumber: https://tapaksucitebet.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-lembaga-lembaga-negara-sebelum-dan-sesudah-amandemen/

Sesudah Amandenen UUD 1945

Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan
negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum,
serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD
1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan
susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


01 Nov - 2013 18 - Maret - 2018 21
SUBTOPIK 4: Hubungan antara lembaga tinggi Negara menurut UUD 1945 sebelum dan
sesudah di amandemen

Sumber: https://tapaksucitebet.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-lembaga-lembaga-negara-sebelum-dan-
sesudah-amandemen/
Sesudah Amandenen UUD 1945:

Sistem ketatanegaraan Indonesia sesudah Amandemen UUD 1945, dapat dijelaskan sebagai berikut:
Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD memberikan pembagian kekuasaan (separation of power)
kepada 6 lembaga negara dengan kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD),
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), dan Mahkamah Konstitusi (MK).

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


01 November - 2013 18 - Maret - 2018 22
SUBTOPIK 4: Hubungan antara lembaga tinggi Negara menurut UUD 1945 sebelum dan
sesudah di amandemen
Sumber: https://tapaksucitebet.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-lembaga-lembaga-negara-sebelum-dan-
sesudah-amandemen/
Sesudah Amandenen UUD 1945:
1. MPR
1. Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga tinggi Negara lainnya seperti Presiden, DPR,
DPD, MA, MK, BPK.
2. Menghilangkan supremasi kewenangannya.
3. Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN.
4. Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden
5. Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD.
6. Susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan angota Dewan
Perwakilan Daerah yang dipilih secara langsung melalui pemilu.
2. DPR
1. Posisi dan kewenangannya diperkuat.
2. Mempunyai kekuasan membentuk UU (sebelumnya ada di tangan presiden, sedangkan DPR hanya
memberikan persetujuan saja) sementara pemerintah berhak mengajukan RUU.
3. Proses dan mekanisme membentuk UU antara DPR dan Pemerintah.
4. Mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan sebagai
mekanisme kontrol antar lembaga negara.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


01 November - 2013 18 - Maret - 2018 23
SUBTOPIK 4: Hubungan antara lembaga tinggi Negara menurut UUD 1945 sebelum dan
sesudah di amandemen
Sumber: https://tapaksucitebet.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-lembaga-lembaga-negara-sebelum-dan-
sesudah-amandemen/
Sesudah Amandenen UUD 1945:
3. DPD
1. Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan kepentingan daerah dalam badan
perwakilan tingkat nasional setelah ditiadakannya utusan daerah dan utusan golongan yang diangkat sebagai
anggota MPR.
2. Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik Indonesia.
3. Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu.
4. Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait dengan kepentingan daerah.
4. BPK
1. Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD
2. Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN) dan daerah (APBD) serta
menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.
3. Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.
4. Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen yang bersangkutan ke dalam BPK.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


01 November - 2013 18 - Maret - 2018 24
SUBTOPIK 4: Hubungan antara lembaga tinggi Negara menurut UUD 1945 sebelum dan
sesudah di amandemen
Sumber: https://tapaksucitebet.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-lembaga-lembaga-negara-sebelum-dan-
sesudah-amandemen/
Sesudah Amandenen UUD 1945:
5. Presiden
1. Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata cara pemilihan dan pemberhentian
presiden dalam masa jabatannya serta memperkuat sistem pemerintahan presidensial.
2. Kekuasaan legislatif sepenuhnya diserahkan kepada DPR.
3. Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja.
4. Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan pertimbangan DPR.
5. Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus memperhatikan pertimbangan DPR.
6. Syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan wakil presiden menjadi dipilih secara langsung oleh
rakyat melui pemilu, juga mengenai pemberhentian jabatan presiden dalam masa jabatannya.
6. Mahkamah Agung (MA)
1. Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan
untuk menegakkan hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat (1)].
2. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peaturan perundang-undangan di bawah Undang-undang
dan wewenang lain yang diberikan Undang-undang.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


01 November - 2013 18 - Maret - 2018 25
SUBTOPIK 4: Hubungan antara lembaga tinggi Negara menurut UUD 1945 sebelum dan
sesudah di amandemen

Sumber: https://tapaksucitebet.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-lembaga-lembaga-negara-sebelum-dan-
sesudah-amandemen/
Sesudah Amandenen UUD 1945:

3. Di bawahnya terdapat badan-badan peradilan dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan
Agama, lingkungan Peradilan militer dan lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).
4. Badan-badan lain yang yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam Undang-
undang seperti : Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain.
7. Mahkamah Konstitusi:

1. Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian of the constitution).
2. Mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus sengketa kewenangan antar lembaga
negara, memutus pembubaran partai politik, memutus sengketa hasil pemilu dan memberikan putusan atas
pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden menurut UUD.
3. Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh Mahkamah Agung, DPR dan
pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga mencerminkan perwakilan dari 3 cabang kekuasaan
negara yaitu yudikatif, legislatif, dan eksekutif.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


01 November - 2013 18 - Maret - 2018 26
SUBTOPIK 5 : Fungsi DPR (Legislatif), Presiden (Eksekutif) dan MK/KY
(Yudisial)
Sumber: www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang
Fungsi DPR sebagai Legislatif:

Terkait dengan fungsi legislasi, DPR memiliki tugas dan wewenang:

1. Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)


2. Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)
3. Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan,
pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan SDA dan SDE lainnya; serta perimbangan keuangan
pusat dan daerah)
4. Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD
5. Menetapkan UU bersama dengan Presiden
6. Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU (yang diajukan Presiden) untuk
ditetapkan menjadi UU

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


---- 16 - Maret - 2018 27
SUBTOPIK 5 : Fungsi DPR (Legislatif), Presiden (Eksekutif) dan MK/KY
(Yudisial)
Sumber: www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang
Fungsi DPR sebagai Legislatif:

Terkait dengan fungsi anggaran, DPR memiliki tugas dan wewenang:

1. Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN (yang diajukan Presiden)


2. Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU terkait pajak, pendidikan
dan agama
3. Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
yang disampaikan oleh BPK
4. Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara maupun terhadap
perjanjian yang berdampak luas bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan
negara

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


---- 20 - Maret - 2018 28
SUBTOPIK 5 : Fungsi DPR (Legislatif), Presiden (Eksekutif) dan MK/KY (Yudisial)

Sumber: www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang
Fungsi DPR sebagai Legislatif:

Terkait dengan fungsi pengawasan, DPR memiliki tugas dan wewenang:

1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan pemerintah


2. Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD (terkait pelaksanaan
UU mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah,
pengelolaan SDA dan SDE lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama)

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


---- 20 - Maret - 2018 29
SUBTOPIK 5 : Fungsi DPR (Legislatif), Presiden (Eksekutif) dan MK/KY (Yudisial)

Sumber : http://www.ilmudasar.com/2017/12/Lembaga-Eksekutif.html
Fungsi Presiden sebagai Lembaga Eksekutif:

A. Fungsi kepala Negara


1. Simbol, Kepala Negara menjadi simbol bagi negaranya.
2. Seremonial, Kepala Negara merupakan panglima tertinggi angkatan bersenjata, oleh karena itu
beliau dapa menyatakan apapun dengan tujuan menyelamatkan Negara.
3. Reigning, Presiden merupakan pemengang mandat yang dapat diberikan kepada seseorang dalam
kondisi tertentu.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


Agustus - 2014 16 - Maret - 2018 30
SUBTOPIK 5 : Fungsi DPR (Legislatif), Presiden (Eksekutif) dan MK/KY (Yudisial)

Sumber : http://www.ilmudasar.com/2017/12/Lembaga-Eksekutif.html
Fungsi Presiden sebagai Lembaga Eksekutif:

B. Fungsi kepala Pemerintahan


1. Presiden sebagai kepala eksekutif
2. Presiden sebagai kepala diplomatik
3. Presiden sebagai penglima tertinggi angkatan bersenjata.
4. Presiden merupakan ketua partai politik, contohnya seperti di Negara Amerika Serikat.
5. Presiden mengambil keputusan kekuasaan dalam keadaan darurat.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


Agustus - 2014 16 - Maret - 2018 31
SUBTOPIK 5 : Fungsi DPR (Legislatif), Presiden (Eksekutif) dan MK/KY (Yudisial)
Sumber : https://guruppkn.com/fungsi-mahkamah-konstitusi
Fungsi Mahkamah Konstitusi sebagai Lembaga Yudisial :
1. Penafsir Konstitusi
MK dapat menafsirkan perkara hukum apakah itu
2. Penjaga HAM
Hukum Konstitusi berisikan HAM di dalamnya.Apabila eksekutif atau legislatif mencederainya maka MK dapat
ikut campur menyelesaikannya
3. Pengawal Konstitusi
UU No. 24 Tahun 2003,MK Berfungsi untuk menjaga konstitusi dengan kesadaran hebat yang menggunakan
kecerdasan, kreativitas, dan wawasan ilmu yang luas, serta kearifan yang tinggi sebagai seorang negarawan
yang perduli akan hukum konstitusi dalam negara.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


21 Agustus - 2016 19 - Maret - 2018 32
SUBTOPIK 5 : Fungsi DPR (Legislatif), Presiden (Eksekutif) dan MK/KY (Yudisial)

Sumber : https://guruppkn.com/fungsi-mahkamah-konstitusi
Fungsi Mahkamah Konstitusi sebagai Lembaga Yudisial :

4. Penegak Demokrasi
Menjaga supaya terciptanya pemilihan umum yang adil serta jujur dan berwenang mengadili sengketa pemilu.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


21 Agustus - 2016 19 - Maret - 2018 33
SUBTOPIK 5 : Fungsi DPR (Legislatif), Presiden (Eksekutif) dan MK/KY
(Yudisial)
Sumber : www.fungsiklopedia.com/fungsi-komisi-yudisial/Fungsi Komisi Yudisial sebagai Lembaga Yudikatif:

Fungsi Komisi Yudisial adalah menjadi perantara atau penghubung antara kekuasaan pemerintah (Executive Power)
dan kekuasaan kehakiman (Judicial Power) untuk menjamin kemandirian kekuasaan kehakiman dari pengaruh
kekuasaan apapun juga khususnya kekuasaan pemerintah.

Tugas Komisi Yudisial :


1. Melakukan pendaftaran calon hakim agung;
2. Melakukan seleksi terhadap calon hakim agung;
3. Menetapkan calon hakim agung; dan
4. Mengajukan calon hakim agung ke DPR.

Tanggal Publikasi : Tanggal Input :


12 April - 2015 19 - Maret - 2018 34

Anda mungkin juga menyukai