Sumber: https://e-journal.unair.ac.id/YDK/article/viewFile/364/198
Pengertian Konvensi
Istilah konvensi berasal dari bahasa Inggris convention.Secara akademis seringkali istilah
tersebut digabungkan dengan constitutional atau dikenal dengan constitutional convention.
Konvensi atau hukum kebiasaan ketatanegaraan adalah hukum yang tumbuh dalam praktik
penyelenggaraan negara untuk melengkapi, menyempurnakan, dan menghidupkan kaidah-
kaidah hukum perundang-undangan atau hukum adat ketatanegaraan.
Sumber :https://guruppkn.com/pengertian-konvensi
Sifat Konstitusi:
1. Luwes dan Kaku
Konstitusi bersifat kaku, sebab untuk mengamandemen konstitusi diperperlukan
prosedur yang rumit. Sedang bersifat luwes karena konstitusi mudah mengikuti
dinamika zaman. Jika diperlukan, konstitusi tidak membutuhkan prosedur yang
khusus atau rumit. Perubahan tersebut cukup dilakukan oleh badan pembuat
undang-undang biasa.
Sumber: http://hukumkita.zone.id/2014/02/kedudukan-fungsi-macam-sifat-dan-tujuan.html
Sifat Konstitusi:
2. Formil dan Materiil
Konstitusi bersifat Formil yang artinya tertulis. Sedangkan bersifat Materiil dilihat dari
segi kontennya yang memuat hal-hal bersifat dasar dan pokok bagi negara dan rakyat.
Konstitusi yang besifat rigid tidak dapat megikuti dinamika zaman sebab tidak hanya
memuat hal-hal pokok saja, namun juga memuat hal-hal yang penting. UUD 1945
walaupun perubahannya memerlukan prosedur istimewa, namun bersifat luwes sebab
memuat peratudan yang bersifat pokok-pokok saja sehingga mudah mengakomodasi
dinamika zaman.
Sumber: http://hukumkita.zone.id/2014/02/kedudukan-fungsi-macam-sifat-dan-tujuan.html
Kedudukan Konstitusi:
1. Konstitusi sebagai Hukum Dasar sebab konstitusi berisi ketentuan dan aturan
tentang perihal yang mendasar dalam kehidupan sebuah negara.
Sumber: http://hukumkita.zone.id/2014/02/kedudukan-fungsi-macam-sifat-dan-tujuan.html
Fungsi Konstitusi:
Sumber:
http://www.bphn.go.id/data/documents/hub._antar_lembaga_negara_stlh_amandemen_uud45.pdf
Diagram:
Sumber: https://tapaksucitebet.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-lembaga-lembaga-negara-
sebelum-dan-sesudah-amandemen/
Sebelum Amandenen UUD 1945
Sumber: https://tapaksucitebet.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-lembaga-lembaga-negara-sebelum-
dan-sesudah-amandemen/
Sebelum Amandenen UUD 1945:
3. BPK
Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat BPK) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia
yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.Menurut UUD 1945, BPK
merupakan lembaga yang bebas dan mandiri.
Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah,
dan diresmikan oleh Presiden.
Pasal 23 ayat (5) UUD Tahun 1945 menetapkan bahwa untuk memeriksa tanggung jawab tentang Keuangan Negara
diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan Undang-Undang. Hasil pemeriksaan
itu disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Sumber: https://tapaksucitebet.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-lembaga-lembaga-negara-sebelum-
dan-sesudah-amandemen/
Sebelum Amandenen UUD 1945:
4. DPR
Tugas dan wewenang DPR sebelum amandemen UUD 1945 adalah memberikan persetujuan atas RUU [pasal 20 (1)],
mengajukan rancangan Undang-Undang [pasal 21 (1)], Memberikan persetujuan atas PERPU [pasal 22 (2)], dan Memberikan
persetujuan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara [pasal 23 (1)].
UUD 1945 tidak menyebutkan dengan jelas bahwa DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran dan pengawasan.
5. Presiden
Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR, meskipun kedudukannya
tidak “neben” akan tetapi “untergeordnet”. Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara
tertinggi (consentration of power and responsiblity upon the president). Presiden selain memegang
kekuasaan eksekutif (executive power), juga memegang kekuasaan legislative (legislative power) dan
kekuasaan yudikatif (judicative power). Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar. Tidak ada
aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat sebagai presiden serta mekanisme
pemberhentian presiden dalam masa jabatannya.
Sumber: https://tapaksucitebet.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-lembaga-lembaga-negara-
sebelum-dan-sesudah-amandemen/
Sumber: https://tapaksucitebet.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-lembaga-lembaga-negara-sebelum-dan-sesudah-amandemen/
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan
negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum,
serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD
1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan
susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.
Sumber: https://tapaksucitebet.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-lembaga-lembaga-negara-sebelum-dan-
sesudah-amandemen/
Sesudah Amandenen UUD 1945:
Sistem ketatanegaraan Indonesia sesudah Amandemen UUD 1945, dapat dijelaskan sebagai berikut:
Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD memberikan pembagian kekuasaan (separation of power)
kepada 6 lembaga negara dengan kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD),
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), dan Mahkamah Konstitusi (MK).
Sumber: https://tapaksucitebet.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-lembaga-lembaga-negara-sebelum-dan-
sesudah-amandemen/
Sesudah Amandenen UUD 1945:
3. Di bawahnya terdapat badan-badan peradilan dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan
Agama, lingkungan Peradilan militer dan lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).
4. Badan-badan lain yang yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam Undang-
undang seperti : Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain.
7. Mahkamah Konstitusi:
1. Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian of the constitution).
2. Mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus sengketa kewenangan antar lembaga
negara, memutus pembubaran partai politik, memutus sengketa hasil pemilu dan memberikan putusan atas
pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden menurut UUD.
3. Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh Mahkamah Agung, DPR dan
pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga mencerminkan perwakilan dari 3 cabang kekuasaan
negara yaitu yudikatif, legislatif, dan eksekutif.
Sumber: www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang
Fungsi DPR sebagai Legislatif:
Sumber : http://www.ilmudasar.com/2017/12/Lembaga-Eksekutif.html
Fungsi Presiden sebagai Lembaga Eksekutif:
Sumber : http://www.ilmudasar.com/2017/12/Lembaga-Eksekutif.html
Fungsi Presiden sebagai Lembaga Eksekutif:
Sumber : https://guruppkn.com/fungsi-mahkamah-konstitusi
Fungsi Mahkamah Konstitusi sebagai Lembaga Yudisial :
4. Penegak Demokrasi
Menjaga supaya terciptanya pemilihan umum yang adil serta jujur dan berwenang mengadili sengketa pemilu.
Fungsi Komisi Yudisial adalah menjadi perantara atau penghubung antara kekuasaan pemerintah (Executive Power)
dan kekuasaan kehakiman (Judicial Power) untuk menjamin kemandirian kekuasaan kehakiman dari pengaruh
kekuasaan apapun juga khususnya kekuasaan pemerintah.