Kelompok 6 :
Ayu Wahyuni 1706127764
Icang Khairani 1306377436
Nur Indah Puspadini 1706127966
Yunita Arianti 1706128104
Patofisiologi Asmatikus
Asthmaticus
Status asthmaticus adalah bentuk yang dapat mengancam jiwa pasien yang
mengalami asma dengan kondisi dimana serangan yang semakin memburuk
dan tidak responsive terhadap terapi yang telah diberikan seperti biasa
dengan obat adrenergik.
Biasanya, gejala muncul beberapa hari setelah infeksi virus di saluran napas,
diikuti pajanan terhadap alergen atau iritan, atau setelah beraktivitas saat
udara dingin.
Pasien biasanya mengeluh rasa berat di dada, sesak napas yang semakin
bertambah, batuk kering dan mengi dan penggunaan beta-agonis yang
meningkat (baik inhalasi maupun nebulisasi) sampai hitungan menit
Etiologi
Polusi udara
Rangsangan Faktor
Alergi atau factor
farmakologis pekerjaan
lingkungan
Ada riwayat
Infeksi Latihan fisik asma dalam
keluarga
Patofisiologi
Konstriksi otot-otot polos baik saluran nafas
yang besar maupun yang kecil yang
menimbulkan bronkospasme
Terbutalin tablet: 2,5 sampai 5 mg oral setiap 6 jam 3 kali Palpitations, Tachyarrhythmia, sakit
kepala, kejang, Tremor, gugup, Cardiac
sehari, MAX 15 mg / hari Injeksi: 0,25 mg, boleh dysrhythmia, Paradoxical bronchospasm,
Pulmonary edema
diulang dalam 15 sampai 30 menit; MAX dosis 0,5
mg / 4 jam
Pirbuterol (Eksaserbasi asma akut; pedoman asma NHLBI) 4 Tremor, gugup, Paradoxical
bronchospasm
sampai 8 hirup setiap 20 menit sampai 4 jam,
kemudian setiap 1-4 jam sesuai kebutuhan
(Bronkospasme) Inhalasi, 2 puff setiap 4-6 jam
sesuai kebutuhan, sampai 12 semprotan / hari
Onset 15 menit
Durasi 3-4 jam
Efek samping Bronkitis , COPD eksaserbasi, sinusitis, dyspnea, ISK, pusing, back pain, batuk,
dispepsia, mulut kering, mual
KI Hipersensitif terhadap ipratropium, atropin, atau derivatnya
medscape
Prednisolon
Eksaserbasi akut COPD (Off label)
Dewasa: 30-40 mg PO/ hari selama 10-14 hari
medscape
Metilprednisolon
• Status asmatikus pada anak
<12 tahun: 1-2 mg/kg IV/IM dalam 2 dosis
terbagi hingga PEF (peak expiratory flow)
mencapai 70%; tidak melebihi 60 mg/hari
>12 tahun: 40-80 mg/hari IM tiap 12/24 jam
hingga PEF 70%; tidak melebihi 60 mg/hari
medscape
Teofilin
Bronkospasme Akut
• Dewasa: pasien tidak diberikan teofilin: 5-7
mg/kg IV/PO; tidak melebihi 25mg/min IV
• Anak: tidak diberikan teofilin dalam 24 jam
terakhir: 5-7mg/kg IV/PO; IV diberikan selama
lebih dari 20-30 menit
medscape
Aminofilin
• Dewasa: 6-7 mg/kg IV/PO; IV diberikan lebih
dari 20 menit
• Anak: tidak diberikan teofilin dalam 24 jam
terakhir: 5-7mg/kg IV/PO; IV diberikan selama
lebih dari 20-30 menit
medscape
Lainnya
Magnesium sulfat
medscape
Masalah Terkait Terapi
Asmatikus
Micromedex (R) Healthcare Series. Micromedex Inc
Simetidin Teofilin Simetidin sebagai inhibitor enzim yang -Monitor kadar teofilin secara ketat,
menyebabkan metabolisme teofilin menurun turunkan dosis teofilin 30-50%
(oleh sitokrom P450 isoenzyme -Pilih golongan H2RA lain (famotidin,
CYP1A2) efek teofilin meningkat nizatidin, ranitidin) atau golongan PPI
(lansoprazol, omeprazol, pantoprazol)
Hormon kontrasepsi Teofilin Komponen oestrogenic menghambat Turunkan dosis jika diperlukan
metabolisme teofilin menurunkan klirens
teofilin
Teofilin Eritromisin -Eritromisin menghambat metabolisme -Monitoring kadar teofilin, jika perlu
teofilin di hati penurunan klirens dan turunkan dosis teofilin untuk menghindari
peningkatan kadar obat di serum toksisitas
-Teofilin menghambat absorpsi eritromisin -Jika harus diberikan dalam kombinasi,
kadar dan efek eritromisin berkurang turunkan dosis teofilin sebesar 25% (15-20
mg/L)
-Eritromisin dapat diberikan bersamaan
dengan teofilin dengan melakukan
monitoring kadar setelah 48 jam dan
melakukan penyesuaian dosis bila diperlukan
Obat Penyebab Obat Sasaran Efek yang terjadi Solusi
Rokok (tembakau) Teofilin Kandungan polisiklik hidrokarbon dalam Perokok berat (20-40 batang/hari)
rokok merupan induser metabolisme tingkatkan dosis teofilin
teofilin mempercepat klirens teofilin Pada pasien berhenti merokok
dari tubuh turunkan dosis 25-33% setelah 1 minggu
(butuh normalisasi fungsi hati selama
beberapa bulan bahkan tahun)
Ciprofloksasin Teofilin Gol. Kuinolon menghambat kerja isoenzim Dosis teofilin dapat diturunkan 30-50%
CYP1A2 sitokrom P450 sehingga saat terapi ciprofloksasin dimulai, atau
metabolisme teofilin menurun efek dosis dapat dimodifikasi berdasarkan
teofilin meningkat tinggi kadar teofilin pada hari ke 2 penggunaan
ciprofloksasin
Zileuton Teofilin Menghambat metabolisme teofilin Monitoring kadar teofilin dan lakukan
meningkatkan kadar teofilin dalam serum penurunan dosis jika diperlukan
Fenitoin Teofilin Fenitoin (induser enzim) meningkatkan -Monitoring kadar teofilin dalam rentang
metabolisme teofilin oleh isoenzim kadar efektif
CYP1A2 sitokrom P450 di hati -Dosis teofilin ditingkatkan 50% jika
meningkatkan klirens teofilin diperlukan
Aminofilin
Mekanisme Kerja Dosis Kontraindikasi ROTD
Aminofilin merupakan kompleks Sediaan lepas lambat: Hipersensitivitas, Mual, muntah,
etilendiamin dan teofilin (20 kali Dewasa: 2x1 tablet 225 tukak lambung, diare, sakit kepala,
lebih larut dibanding dengan teofilin mg/hari diabetes, gastritis, insomnia, palpitasi,
sendiri). Teofilin akan dilepaskan dari Anak (>12 tahun): ½-1 tablet gangguan hati, takikardi, aritmia
aminofilin di dalam tubuh dan 225 mg, 2x sehari ginjal ventrikular, ruam
merelaksasi otot polos bronkiolus Dosis diatur hingga tercapai Pada ibu hamil: kulit
dan pembuluh darah pulmonari, kadar dalam serum5-15 kategori C
serta mengurangi hiperresponsivitas mcg/ml
terhadap histamin, metakolin, Konvensional:
adenosin, dan alergen. Dewasa: 3-5 mg/ kg BB/kali,
3-4x/ hari
Sediaan tersedia: oral, IV
Retraksi
otot Bising
bantu mengi
napas Monitor
terhadap respons
pengobatan
Frekuensi Frekuensi
KEMENKES RI. 2007. Pharmaceutical nadi napas
Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta:
KEMENKES RI
Arus Puncak Ekspirasi (APE)
Untuk menilai berat asma, respons pengobatan saat serangan
akut, deteksi perburukan asimptomatik sebelum menjadi serius,
respons pengobatan jangka panjang, justifikasi objektif dalam
memberikan pengobatan dan identifikasi pencetus
Pengukuran APE pagi dan malam setiap hari selama 2 minggu. Nilai
APE terbaik adalah nilai APE tertinggi saat dalam pengobatan efektif
dan asma terkontrol. Bila nilai APE terbaik yang didapat <80%
prediksi walau setelah bronkodilator, atau variabiliti harian > 20%
(setelah bronkodilator); maka diberikan steroid oral 30 mg /hari
selama 5-10 hari selain pengobatan rutin lainnya sesuai berat asma
untuk mendapatkan nilai terbaik dan monitor harian dilanjutkan.
KEMENKES RI. 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta: KEMENKES RI
Analisis Gas Darah Arteri
• Analisa gas darah (AGD) mengukur jumlah oksigen dan karbon
dioksida dalam darah dan pH darah.
KEMENKES RI. 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta: KEMENKES RI
Kadar Serum Teofilin
• Reaksi efek samping jarang terjadi pada level
serum teofilin yang < 20 mcg/mL.
• Pada level lebih dari 20 mcg/mL : mual, muntah,
diare, sakit kepala, insomnia, iritabilitas.
• Pada level yang lebih dari 35 mcg/mL :
hiperglisemia, hipotensi, aritmia jantung,
takikardia (lebih besar dari 10 mcg/mL pada bayi
prematur), seizure, kerusakan otak dan kematian.
KEMENKES RI. 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta: KEMENKES RI
Kadar Kalium
• Penggunaan simpatomimetik β2
penurunan kalium serum, kemungkinan
melalui mekanisme intracelluler shunting yang
akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan
pada sistem kardiovaskular.
KEMENKES RI. 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta: KEMENKES RI
Kadar Glukosa Darah
• Pemberian albuterol intra vena dalam dosis besar
dan terbuatalin intravena mungkin dapat
memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis
yang sudah ada. Hubungan antara penggunaan
albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral
tidak diketahui. Pasien diabetes yang
menggunakan salah satu dari obat ini
memerlukan peningkatan dosis insulin atau obat
hipoglikemik oral.
KEMENKES RI. 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta: KEMENKES RI
Daftar Pustaka
• BPOM. (2015). http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-3-sistem-saluran-napas-0/31-antiasma-dan-
bronkodilator/311-teofilin
• Charles F.L, Lora L. A dan Morton P. G. Drug Information Handbook 17th Edition. USA : Lexi Comp
• Echeverria Zudaire L, Tomico Del Rio M, Bracamonte Bermejo T, et al. Status asthmaticus: is
respiratory physiotherapy necessary? Allergol Immunopathol(Madr) 2011;28:290–1.
• Katzung, B. G. 2007. Farmakologi Dasar dan Klinik Ed.10. EGC : Jakarta
• KEMENKES RI. 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta: KEMENKES RI
• Kercsmar CM. Acute inpatient care of status asthmaticus. Respir Care Clin N Am 2000;6:155–70.
• Medscape
• Micromedex (R) Healthcare Series. Micromedex Inc
• Newth CJ, Meert KL, Clark AE, et al. Fatal and near-fatal asthmaticus in children: the critical care
perspective. J Pediatr 2012;161:214–21.
• Saadeh et al., 2017. Status Asthmaticus Medication (emedicine.medscape.com)
• Tata Laksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat pada Anak