Anda di halaman 1dari 57

ASMATIKUS

Kelompok 6 :
Ayu Wahyuni 1706127764
Icang Khairani 1306377436
Nur Indah Puspadini 1706127966
Yunita Arianti 1706128104
Patofisiologi Asmatikus
Asthmaticus
Status asthmaticus adalah bentuk yang dapat mengancam jiwa pasien yang
mengalami asma dengan kondisi dimana serangan yang semakin memburuk
dan tidak responsive terhadap terapi yang telah diberikan seperti biasa
dengan obat adrenergik.

Biasanya, gejala muncul beberapa hari setelah infeksi virus di saluran napas,
diikuti pajanan terhadap alergen atau iritan, atau setelah beraktivitas saat
udara dingin.

Pasien biasanya mengeluh rasa berat di dada, sesak napas yang semakin
bertambah, batuk kering dan mengi dan penggunaan beta-agonis yang
meningkat (baik inhalasi maupun nebulisasi) sampai hitungan menit
Etiologi

Polusi udara
Rangsangan Faktor
Alergi atau factor
farmakologis pekerjaan
lingkungan

Ada riwayat
Infeksi Latihan fisik asma dalam
keluarga
Patofisiologi
Konstriksi otot-otot polos baik saluran nafas
yang besar maupun yang kecil yang
menimbulkan bronkospasme

Peningkatan permeabilitas kapiler yang


berperan dalam terjadinya eema mukosa
yang sempitnya saluran pernapasan

Peningkatan sekresi kelenjar mukosa dan


peningkatan produksi mukus
Cont’d…
Bila relaksasi bronkiolus tidak terjadi,
Selama serangan, alveoli
oksigen yang tidak memadai
mengembang secara progresif
melewati membrane alveolar-kapiler
seperti pada emfisema
ke dalam darah (Hipoksia)

Pasien akan mengalami


hiperventilasi dan mengeluarkan Tanpa pengobatan yang adekuat,
C02. bila Pa CO2 meningkat maka status asmatikus dapat berlanjut ke
penderita mengalami kelelahan dan gagal napas dengan hipoksemia
tubuh semakin kekurangan O2
Terapi Emergensi Status
Asmatikus
Status Asmatikus
• Pasien yang diprediksi sebagai serangan berat
atau tidak menunjukkan respons, yaitu gejala dan
tanda serangan masih pada saat tata laksana awal
dianggap sebagai serangan berat dan pasien
harus diwarat di Ruang Rawat Inap.
• Pemberian oksigen dilakukan sejak awal
termasuk saat nebulasi
Tata Laksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat pada Anak
Tatalaksana Serangan Berat
• Pemberian oksigen
• Kortikosteroid IV secara bolus tiap 6-8 jam, 0,5-1
mg/kgBB/hari
• Nebulasi B-agonis + antikolinergik dengan oksigen
dilanjutkan tiap 1-2 jam, jika dalam 4-6 kali
pemberian telah terjadi perubahan klinis, jarak
pemberian dapat diperlebar menjadi tiap 4-6 jam

Tata Laksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat pada Anak


Cont’d…
• Aminofilin diberikan secara intravena dengan dosis:
 Bila pasien belum mendapat aminofilin sebelumnya, diberi
aminofilin dosis awal (inisial) sebesar 6-8 mg/kgBB
dilarutkan dalam dekstrose atau garam fisiologis sebanyak 20
ml diberikan dalam 20-30 menit. Tetapi jika pasien telah
mendapat aminofilin (kurang dari 8 jam), dosis awal aminofilin
diberikan 1/2nya (3-4 mg/kgBB).
 Selanjutnya aminofilin dosis rumatan diberikan sebesar 0,5-1
mg/kgBB/jam.
 Sebaiknya kadar aminofilin diukur dan dipertahankan 10-20
mcg/ml
Tata Laksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat pada Anak
Cont’d…
• Terapi suportif apabila terdapat kelainan berupa dehidrasi dan asidosis yaitu
pemberian cairan iv dan koreksi gangguan asam-basanya.
• Bila telah terjadi perbaikan klinis, nebulisasi diteruskan tiap 6 jam hingga 24
jam. Kortikosteroid dan aminofilin dapat diberikan peroral.
• Jika dalam 24 jam pasien tetap stabil, pasien dapat dipulangkan dengan dibekali
obat b- agonis (hirupan atau oral) atau kombinasi dengan teofilin yang
diberikan tiap 4-6 jam selama 24-48 jam. Kortikosteroid dilanjutkan peroral
hingga pasien kontrol ke Klinik Rawat Jalan dalam 24-48 jam. untuk reevaluasi
tata laksana. Obat yang biasa digunakan sebagai controller tetap diberikan.
• Jika dengan tata laksana di atas tidak berhasil, bahkan pasien menunjukkan
tanda ancaman henti napas, maka pasien dialih rawat ke Ruang Rawat Intensif.

Tata Laksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat pada Anak


Tujuan Terapi
• Tujuan terapi serangan asma adalah untuk
menghilangkan gejala sesegera mungkin dan
mengembalikan fungsi paru ke arah normal.
Strategi Terapi
• Terapi non-farmakologi  pencegahan
• Terapi farmakologi:
– Terapi serangan akut : Quick - relief medications (
biasa dissebut relievers atau rescuers) terapi gejala
akut dan episodik. Diminum jika perlu.
Agen Terapi Farmakologi Status
Asthmaticus
• Beta2-agonis -> merupakan pengobatan lini
pertama pada status asmatikus
• Antikolinergik
• Glukokortikosteroid
• Bronkodilator
Saadeh et al., 2017. Status Asthmaticus Medication (emedicine.medscape.com)
Agonis β2
• Merelaksasi otot polos saluran pernapasan, sehingga
menyebabkan bronkodilatasi pada pasien dengan
obstruksi jalan napas reversibel, seperti asma.

Saadeh et al., 2017. Status Asthmaticus Medication (emedicine.medscape.com)


Diindikasikan untuk terapi episode
intermittent dari bronchospasme dan
merupakan pilihan pertama untuk
terapi asma akut. Bronkodilatasi
maksimum tercapai dalam waktu 15-30
menit dan menetap selama 3-4 jam.

Katzung, B. G. 2007. Farmakologi Dasar dan Klinik Ed.10. EGC : Jakarta


Nama Obat Dosis Efek Samping
Albuterol - Bronkospasme, 0,083% larutan nebulasi: 2,5 mg Tachycardia, mual (10% ), Pharyngitis (14% ),
(3 mL) dihirup selama 5 sampai 15 menit, 3 Viral gastroenteritis (1% ), muntah, Bronchitis
sampai 4 kali sehari sesuai kebutuhan (FDA dosis) (5% or more ), batuk (5% or more )
- Bronkospasme, metered-dose inhaler: 2 inhalasi Angina pectoris, Atrial fibrillation, nyeri dada,
oral (90 mcg albuterol) setiap 4 sampai 6 jam Hypertension, Hypotension, Infark miokard,
atau 1 inhalasi oral setiap 4 jam (FDA dosis) Diabetes ketoacidosis, Hyperglycemia
- Sirup dan tablet: 2 atau 4 mg secara oral, 3 atau 4
kali sehari; Max: 32 mg per hari dalam dosis
terbagi (FDA dosis)

Terbutalin tablet: 2,5 sampai 5 mg oral setiap 6 jam 3 kali Palpitations, Tachyarrhythmia, sakit
kepala, kejang, Tremor, gugup, Cardiac
sehari, MAX 15 mg / hari Injeksi: 0,25 mg, boleh dysrhythmia, Paradoxical bronchospasm,
Pulmonary edema
diulang dalam 15 sampai 30 menit; MAX dosis 0,5
mg / 4 jam

Micromedex (R) Healthcare Series. Micromedex Inc


Metaproterenol ORAL : 20 mg 3 sampai 4 kali / hari Hypertension, Palpitations,
Tachyarrhythmia, mual, Tremor,
ORAL AEROSOL : 2 sampai 3 puff setiap 3 sampai 4
gugup, Paradoxical bronchospasm
jam; setiap semprotan mengandung 0,65 mg; MAX (jarang)
12 semprot / hari
Nebulasi: 0,3 mL (5%) dalam 2,5 mL NS setiap 4
sampai 6 jam atau lebih sering sesuai kebutuhan

Pirbuterol (Eksaserbasi asma akut; pedoman asma NHLBI) 4 Tremor, gugup, Paradoxical
bronchospasm
sampai 8 hirup setiap 20 menit sampai 4 jam,
kemudian setiap 1-4 jam sesuai kebutuhan
(Bronkospasme) Inhalasi, 2 puff setiap 4-6 jam
sesuai kebutuhan, sampai 12 semprotan / hari

Micromedex (R) Healthcare Series. Micromedex Inc


Antikolinergik
• Digunakan untuk bronkodilasi pada pasien dengan
bronkospasme yang terkait dengan asma atau
penyakit paru obstruktif kronik
 Ipratropium Bromida
Memblok reseptor kolinergik muskarinik tidak spesifik/ semua
subtipe (M1,M2,M3)
 pembentukan cGMP me↓
 Ca di intraseluler me↓
 Kontraktilitas otot polos me↓
Ipratropium Bromida
Sediaan Metered-dose inhaler, nasal spray, larutan untuk nebulizer

Onset 15 menit
Durasi 3-4 jam
Efek samping Bronkitis , COPD eksaserbasi, sinusitis, dyspnea, ISK, pusing, back pain, batuk,
dispepsia, mulut kering, mual
KI Hipersensitif terhadap ipratropium, atropin, atau derivatnya

Perhatian - Dapat menyebabkan retensi urin, sehingga perhatian terhadap pasien


dengan hiperplasia prostat atau obstruksi leher kandung kemih
- Memperparah pada pasien glaukoma
Ipratropium Bromida
Pasien Dosis
Pediatri 6-14 th : sehari 3-4 x 8-20 drops
Dewasa, anak >12 th Sehari 3-4 x 8-40 drops
Inhaler : sehari 4x 2 puff, maksimal 12 puff

Geriatri Sama dengan dosis dewasa


Hamil menyusui Katagori : B
Masyarakat (swamedikasi) Obat keras & tidak termasuk OWA  harus dengan resep dokter
Ipratropium Bromida
Pasien Dosis
Gawat darurat Asma akut:
Dewasa, > 12 th:
Nebulizer : 500 mcg setiap 20 menit untuk 3 dosis, lalu seperlunya
(Sebaiknya kombinasi dengan SABA)
Inhaler : 8 inhalasi setiap 20 menit seperlunya, sampai 3 jam
(Sebaiknya kombinasi dengan SABA)

Anak <12 th:


Nebulizer : 250-500 mcg setiap 20 menit untuk 3 dosis, lalu
seperlunya (Sebaiknya kombinasi dengan SABA)
Inhaler : 4-8 inhalasi setiap 20 menit seperlunya, sampai 3 jam
(Sebaiknya kombinasi dengan SABA)
Kortikosteroid
- Menurunkan jumlah dan aktivitas sel inflamasi
- Mengatasi obstruksi bronkus dengan cara
meningkatkan kemampuan reseptor agonis
beta2 untuk menghambat pelepasan mediator
inflamasi
- Percepat regenerasi sel epitel
Prednison
• Asma akut
Dewasa: 40-60 mg/ hari PO dosis tunggal atau tiap 12 jam
selama 3-10 hari.
Anak:
<12 tahun: 1-2 mg/kg/hari PO dosis tunggal atau tiap
12 jam selama 3-10 hari; tidak melebihi 80 mg/hari.
>12 tahun: 40-60 mg/hari PO dosis tunggal atau tiap
12 jam selama 3-10 hari.

medscape
Prednisolon
Eksaserbasi akut COPD (Off label)
Dewasa: 30-40 mg PO/ hari selama 10-14 hari

Asma akut anak


1-2 mg/kg/hari dosis tunggal atau tiap 12 jam
selama 3-5 hari

medscape
Metilprednisolon
• Status asmatikus pada anak
<12 tahun: 1-2 mg/kg IV/IM dalam 2 dosis
terbagi hingga PEF (peak expiratory flow)
mencapai 70%; tidak melebihi 60 mg/hari
>12 tahun: 40-80 mg/hari IM tiap 12/24 jam
hingga PEF 70%; tidak melebihi 60 mg/hari
medscape
Teofilin
Bronkospasme Akut
• Dewasa: pasien tidak diberikan teofilin: 5-7
mg/kg IV/PO; tidak melebihi 25mg/min IV
• Anak: tidak diberikan teofilin dalam 24 jam
terakhir: 5-7mg/kg IV/PO; IV diberikan selama
lebih dari 20-30 menit
medscape
Aminofilin
• Dewasa: 6-7 mg/kg IV/PO; IV diberikan lebih
dari 20 menit
• Anak: tidak diberikan teofilin dalam 24 jam
terakhir: 5-7mg/kg IV/PO; IV diberikan selama
lebih dari 20-30 menit

medscape
Lainnya
Magnesium sulfat

Bronkospasme pada anak (off label)


25-50 mg/kg IV lebih dari 10-20 menit

medscape
Masalah Terkait Terapi
Asmatikus
Micromedex (R) Healthcare Series. Micromedex Inc

Kontraindikasi Interaksi dan ROTD


(ALBUTEROL) : Hipersensitivitas terhadap albuterol Interaksi :
atau komponennya, termasuk protein susu, atau - ALBUTEROL dan digoxin dapat mengakibatkan penurunan kadar digoxin serum.
levalbuterol - ALBUTEROL dan antidepresan trisiklik dapat menyebabkan peningkatan risiko efek sistem
kardiovaskular (misalnya, takikardia, perubahan tekanan darah)
- ALBUTEROL dan atomoxetine dapat mengakibatkan peningkatan denyut jantung dan
tekanan darah
ROTD : Bronkospasme (jarang), reaksi hipersensitivitas (urtikaria, angioedema)
(TERBUTALIN) : Tokolisis berkepanjangan berlangsung Interaksi :
lebih dari 48-72 jam, Hipersensitivitas terhadap amina Terbutalin dan suksinilkolin dapat menyebabkan peningkatan neuromuskular blockade
simpatomimetik atau komponen produk terbutaline Terbutalin dan teofilin dapat mengakibatkan konsentrasi teofilin menurun
sulfat ROTD : Bronkospasme (jarang), reaksi hipersensitivitas (urtikaria, angioedema)
(METAPROTERENOL) : aritmia jantung berhubungan Interaksi : -
dengan takikardia, hipersensitivitas untuk produk ROTD : Bronkospasme (jarang), reaksi hipersensitivitas (urtikaria, angioedema)
metaproterenol,
kepekaan terhadap paraben (khusus sirup)
(PIRBUTEROL) : hipersensitivitas terhadap produk Interaksi : -
pirbuterol ROTD : Bronkospasme (jarang)
DIH 17th edition Interaksi Obat
Ipratropium Bromida dengan Efek yang ditimbulkan Penanganan

Antikolinergik Dapat meningkatkan efek toksik dari Monitor terapi


antilkolinegik (Resiko C)
Cannabinoids Dapat meningkatkan efek takikardi dari Monitor terapi
cannabioid (resiko C)
Potassium Chloride Dapat meningkatkan efek ulcerogenik dari KCl Pertimbangkan penggantian
(resiko D) terapi
Pramlintide Dapat meningkatkan efek antikolinergik, Pertimbangkan penggantian
spesifik pada saluran GI (resiko D) terapi

Secretin efek stimulatori dari sekretin ↓ (resiko D) Pertimbangkan penggantian


terapi
Cont’d…
Tiotropium Bromida dengan Efek yang ditimbulkan Penanganan

Cannabinoids Dapat meningkatkan efek takikardi dari Monitor terapi


cannabioid (resiko C)

Potassium Chloride Dapat meningkatkan efek ulcerogenik Pertimbangkan penggantian terapi


dari KCl (resiko D)
Pramlintide Dapat meningkatkan efek antikolinergik, Pertimbangkan penggantian terapi
spesifik pada saluran GI (resiko D)

Secretin efek stimulatori dari secretin ↓ (resiko Pertimbangkan penggantian terapi


D)
DIH 17th edition Interaksi Obat
Obat Penyebab Obat Sasaran Efek yang ditimbulkan Penanganan
Inhibitor Prednison Kortikosteroid (Sistemik) Monitor therapy
Acetylcholinesterase Prednisolon dapat meningkatkan
Metilprednisolon efek buruk / toksik dari
Inhibitor
Asetilkolinesterase.
Peningkatan kelemahan
otot dapat terjadi.
(Resiko C)

Aminoglutethimide Prednison Meningkatkan Monitor therapy


Prednisolon metabolisme
Metilprednisolon Kortikosteroid
(Sistemik). (Resiko C)
Cont’d…
Obat Penyebab Obat Sasaran Efek yang ditimbulkan Penanganan
Amphotericin B Prednison Kortikosteroid (Sistemik) Monitor therapy
Prednisolon dapat meningkatkan
Metilprednisolon efek hipokalemik dari
Amphotericin B. (Resiko
C)
Antacids Prednison Dapat menurunkan Pertimbangkan
Prednisolon bioavailabilitas modifikasi terapi
Metilprednisolon Kortikosteroid (Oral).
(Resiko D)
NSAID (COX-2 Inhibitor) Prednison Kortikosteroid (Sistemik) Monitor therapy
dan NSAID Prednisolon dapat meningkatkan
(Nonselective) Metilprednisolon efek merugikan /
beracun dari NSAID
(COX-2 Inhibitor).
(Resiko C)
Cont’d…
Obat Penyebab Obat Sasaran Efek yang ditimbulkan Penanganan

Isoniazid Prednison Kortikosteroid (Sistemik) Monitor therapy


Prednisolon menurunkan konsentrasi
Metilprednisolon serum Isoniazid. (Resiko
C)
Loop Diuretics Prednison Kortikosteroid (Sistemik) Monitor therapy
Prednisolon dapat meningkatkan
Metilprednisolon efek hipokalemik dari
Loop Diuretics. (Resiko
C)
Calcium Channel Prednison Menurunkan Monitor therapy
Blockers Prednisolon metabolisme
Metilprednisolon Kortikosteroid (Sistemik)
(Resiko C)
Cont’d…
Obat Penyebab Obat Sasaran Efek yang ditimbulkan Penanganan
Kalsium Prednison Prednisone mengganggu Dikonsumsi terpisah
Prednisolon penyerapan kalsium.
Metilprednisolon

Etanol Prednison Dapat meningkatkan Hindari etanol


Prednisolon iritasi mukosa lambung
Metilprednisolon
Teofilin
Mekanisme Kerja Dosis Kontraindikasi ROTD
Menyebabkan bronkodilator dengan: Dewasa dan anak > 1 tahun: Hipersensitivitas, Mual, muntah,
-Inhibisi fosfodiesterase 10 mg/kgBB/hari sampai 300 tukak lambung, diare, sakit kepala,
-Penurunan pelepasan mediator sel mg/hari diabetes, gastritis, insomnia, palpitasi,
mast Bayi < 1 tahun: gangguan hati, takikardi, aritmia
-Penurunan pelepasan protein dasar Dosis mg/kg = (0,2)(usia ginjal ventrikular, ruam
eosinofil dalam minggu )+ 5,0 Pada ibu hamil: kulit
-Penurunan proliferasi limfosit T kategori C
-Penurunan eksudasi plasma
-Inhibisi permeabilitas vaskuler
-Meningkatkan klirens mukosiliar
-Meningkatkan kontraksi diafragma
yang kelelahan
Interaksi Obat
Obat Penyebab Obat Sasaran Efek yang ditimbulkan Penanganan

Simetidin Teofilin Simetidin sebagai inhibitor enzim yang -Monitor kadar teofilin secara ketat,
menyebabkan metabolisme teofilin menurun turunkan dosis teofilin 30-50%
(oleh sitokrom P450 isoenzyme -Pilih golongan H2RA lain (famotidin,
CYP1A2)  efek teofilin meningkat nizatidin, ranitidin) atau golongan PPI
(lansoprazol, omeprazol, pantoprazol)

Hormon kontrasepsi Teofilin Komponen oestrogenic menghambat Turunkan dosis jika diperlukan
metabolisme teofilin  menurunkan klirens
teofilin

Teofilin Eritromisin -Eritromisin menghambat metabolisme -Monitoring kadar teofilin, jika perlu
teofilin di hati penurunan klirens dan turunkan dosis teofilin untuk menghindari
peningkatan kadar obat di serum toksisitas
-Teofilin menghambat absorpsi eritromisin  -Jika harus diberikan dalam kombinasi,
kadar dan efek eritromisin berkurang turunkan dosis teofilin sebesar 25% (15-20
mg/L)
-Eritromisin dapat diberikan bersamaan
dengan teofilin dengan melakukan
monitoring kadar setelah 48 jam dan
melakukan penyesuaian dosis bila diperlukan
Obat Penyebab Obat Sasaran Efek yang terjadi Solusi

Rokok (tembakau) Teofilin Kandungan polisiklik hidrokarbon dalam Perokok berat (20-40 batang/hari) 
rokok merupan induser metabolisme tingkatkan dosis teofilin
teofilin  mempercepat klirens teofilin Pada pasien berhenti merokok 
dari tubuh turunkan dosis 25-33% setelah 1 minggu
(butuh normalisasi fungsi hati selama
beberapa bulan bahkan tahun)

Ciprofloksasin Teofilin Gol. Kuinolon menghambat kerja isoenzim Dosis teofilin dapat diturunkan 30-50%
CYP1A2 sitokrom P450 sehingga saat terapi ciprofloksasin dimulai, atau
metabolisme teofilin menurun  efek dosis dapat dimodifikasi berdasarkan
teofilin meningkat tinggi kadar teofilin pada hari ke 2 penggunaan
ciprofloksasin

Zileuton Teofilin Menghambat metabolisme teofilin  Monitoring kadar teofilin dan lakukan
meningkatkan kadar teofilin dalam serum penurunan dosis jika diperlukan

Fenitoin Teofilin Fenitoin (induser enzim) meningkatkan -Monitoring kadar teofilin dalam rentang
metabolisme teofilin oleh isoenzim kadar efektif
CYP1A2 sitokrom P450 di hati  -Dosis teofilin ditingkatkan 50% jika
meningkatkan klirens teofilin diperlukan
Aminofilin
Mekanisme Kerja Dosis Kontraindikasi ROTD
Aminofilin merupakan kompleks Sediaan lepas lambat: Hipersensitivitas, Mual, muntah,
etilendiamin dan teofilin (20 kali Dewasa: 2x1 tablet 225 tukak lambung, diare, sakit kepala,
lebih larut dibanding dengan teofilin mg/hari diabetes, gastritis, insomnia, palpitasi,
sendiri). Teofilin akan dilepaskan dari Anak (>12 tahun): ½-1 tablet gangguan hati, takikardi, aritmia
aminofilin di dalam tubuh dan 225 mg, 2x sehari ginjal ventrikular, ruam
merelaksasi otot polos bronkiolus Dosis diatur hingga tercapai Pada ibu hamil: kulit
dan pembuluh darah pulmonari, kadar dalam serum5-15 kategori C
serta mengurangi hiperresponsivitas mcg/ml
terhadap histamin, metakolin, Konvensional:
adenosin, dan alergen. Dewasa: 3-5 mg/ kg BB/kali,
3-4x/ hari
Sediaan tersedia: oral, IV

*Interaksi lihat teofilin

BPOM. (2015). http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-3-sistem-saluran-napas-0/31-antiasma-dan-bronkodilator/311-teofilin


Monitoring Asmatikus
Monitoring Parameter Klinis
Sesak
napas

Retraksi
otot Bising
bantu mengi
napas Monitor
terhadap respons
pengobatan

Frekuensi Frekuensi
KEMENKES RI. 2007. Pharmaceutical nadi napas
Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta:
KEMENKES RI
Arus Puncak Ekspirasi (APE)
Untuk menilai berat asma, respons pengobatan saat serangan
akut, deteksi perburukan asimptomatik sebelum menjadi serius,
respons pengobatan jangka panjang, justifikasi objektif dalam
memberikan pengobatan dan identifikasi pencetus

Pengukuran APE pagi dan malam setiap hari selama 2 minggu. Nilai
APE terbaik adalah nilai APE tertinggi saat dalam pengobatan efektif
dan asma terkontrol. Bila nilai APE terbaik yang didapat <80%
prediksi walau setelah bronkodilator, atau variabiliti harian > 20%
(setelah bronkodilator); maka diberikan steroid oral 30 mg /hari
selama 5-10 hari selain pengobatan rutin lainnya sesuai berat asma
untuk mendapatkan nilai terbaik dan monitor harian dilanjutkan.
KEMENKES RI. 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta: KEMENKES RI
Analisis Gas Darah Arteri
• Analisa gas darah (AGD)  mengukur jumlah oksigen dan karbon
dioksida dalam darah dan pH darah.

• Sel-sel darah merah mengangkut oksigen dan karbon dioksida yang


juga dikenal sebagai gas darah ke seluruh tubuh. Saat darah
melewati paru-paru, oksigen masuk ke dalam darah sementara
karbon dioksida terlepas dari sel darah dan keluar ke paru-paru.
Dengan demikian pemeriksaan analisa gas darah dapat menentukan
seberapa baik paru-paru dalam bekerja memindahkan oksigen ke
dalam darah dan mengeluarkan karbon dioksida dari darah.

KEMENKES RI. 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta: KEMENKES RI
Kadar Serum Teofilin
• Reaksi efek samping jarang terjadi pada level
serum teofilin yang < 20 mcg/mL.
• Pada level lebih dari 20 mcg/mL : mual, muntah,
diare, sakit kepala, insomnia, iritabilitas.
• Pada level yang lebih dari 35 mcg/mL :
hiperglisemia, hipotensi, aritmia jantung,
takikardia (lebih besar dari 10 mcg/mL pada bayi
prematur), seizure, kerusakan otak dan kematian.
KEMENKES RI. 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta: KEMENKES RI
Kadar Kalium
• Penggunaan simpatomimetik β2 
penurunan kalium serum, kemungkinan
melalui mekanisme intracelluler shunting yang
akan menimbulkan efek yang tidak dinginkan
pada sistem kardiovaskular.

KEMENKES RI. 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta: KEMENKES RI
Kadar Glukosa Darah
• Pemberian albuterol intra vena dalam dosis besar
dan terbuatalin intravena mungkin dapat
memperparah diabetes mellitus dan ketoasidosis
yang sudah ada. Hubungan antara penggunaan
albuterol oral atau inhalasi dan terbutalin oral
tidak diketahui. Pasien diabetes yang
menggunakan salah satu dari obat ini
memerlukan peningkatan dosis insulin atau obat
hipoglikemik oral.
KEMENKES RI. 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta: KEMENKES RI
Daftar Pustaka
• BPOM. (2015). http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-3-sistem-saluran-napas-0/31-antiasma-dan-
bronkodilator/311-teofilin
• Charles F.L, Lora L. A dan Morton P. G. Drug Information Handbook 17th Edition. USA : Lexi Comp
• Echeverria Zudaire L, Tomico Del Rio M, Bracamonte Bermejo T, et al. Status asthmaticus: is
respiratory physiotherapy necessary? Allergol Immunopathol(Madr) 2011;28:290–1.
• Katzung, B. G. 2007. Farmakologi Dasar dan Klinik Ed.10. EGC : Jakarta
• KEMENKES RI. 2007. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma. Jakarta: KEMENKES RI
• Kercsmar CM. Acute inpatient care of status asthmaticus. Respir Care Clin N Am 2000;6:155–70.
• Medscape
• Micromedex (R) Healthcare Series. Micromedex Inc
• Newth CJ, Meert KL, Clark AE, et al. Fatal and near-fatal asthmaticus in children: the critical care
perspective. J Pediatr 2012;161:214–21.
• Saadeh et al., 2017. Status Asthmaticus Medication (emedicine.medscape.com)
• Tata Laksana Berbagai Keadaan Gawat Darurat pada Anak

Anda mungkin juga menyukai

  • UUEF
    UUEF
    Dokumen20 halaman
    UUEF
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Asma
    Asma
    Dokumen11 halaman
    Asma
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Kasus Ritalin
    Kasus Ritalin
    Dokumen1 halaman
    Kasus Ritalin
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • NOtes
    NOtes
    Dokumen11 halaman
    NOtes
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Terapi Non Farmakologi
    Terapi Non Farmakologi
    Dokumen5 halaman
    Terapi Non Farmakologi
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Referensi Uuef
    Referensi Uuef
    Dokumen1 halaman
    Referensi Uuef
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Asma
    Asma
    Dokumen11 halaman
    Asma
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • ANTIHIPERTENSI
    ANTIHIPERTENSI
    Dokumen5 halaman
    ANTIHIPERTENSI
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Book 1
    Book 1
    Dokumen1 halaman
    Book 1
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Leaflet CCB Dan ARB
    Leaflet CCB Dan ARB
    Dokumen20 halaman
    Leaflet CCB Dan ARB
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Promot If
    Promot If
    Dokumen1 halaman
    Promot If
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Mekanisme Insulin
    Mekanisme Insulin
    Dokumen9 halaman
    Mekanisme Insulin
    Edwin Prakoso
    100% (1)
  • Judul
    Judul
    Dokumen1 halaman
    Judul
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • ANTIHIPERTENSI
    ANTIHIPERTENSI
    Dokumen5 halaman
    ANTIHIPERTENSI
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Laporsn Kimed 2
    Laporsn Kimed 2
    Dokumen7 halaman
    Laporsn Kimed 2
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • ANTIHIPERTENSI
    ANTIHIPERTENSI
    Dokumen5 halaman
    ANTIHIPERTENSI
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Laporsn Kimed 2
    Laporsn Kimed 2
    Dokumen7 halaman
    Laporsn Kimed 2
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Anak Penggembala Dan Serigala
    Anak Penggembala Dan Serigala
    Dokumen2 halaman
    Anak Penggembala Dan Serigala
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Tugas Bunda
    Tugas Bunda
    Dokumen16 halaman
    Tugas Bunda
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Promot If
    Promot If
    Dokumen1 halaman
    Promot If
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Dasar Sintesis Senyawa Obat
    Dasar Sintesis Senyawa Obat
    Dokumen2 halaman
    Dasar Sintesis Senyawa Obat
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Tabel Ais
    Tabel Ais
    Dokumen1 halaman
    Tabel Ais
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Anak Penggembala Dan Serigala
    Anak Penggembala Dan Serigala
    Dokumen2 halaman
    Anak Penggembala Dan Serigala
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Obat
    Obat
    Dokumen5 halaman
    Obat
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Judul
    Judul
    Dokumen4 halaman
    Judul
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • B
    B
    Dokumen4 halaman
    B
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • ALAT
    ALAT
    Dokumen1 halaman
    ALAT
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Full
    Manajemen Full
    Dokumen14 halaman
    Manajemen Full
    Indah BryanKey
    Belum ada peringkat