Anda di halaman 1dari 17

PROFIL KOTA BANJARBARU

DINAS PERUMAHAN, TATA RUANG & PENGAWASAN BANGUNAN

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN


PERKOTAAN BARU DI KOTA BANJARBARU

MATERI PAPARAN
SOSIALISASI NSPK BIDANG PENATAAN RUANG
BANJARMASIN, 12 NOVEMBER 2015
LATAR BELAKANG

SEJARAH KOTA BANJARBARU

GAMBARAN UMUM KEBIJAKAN


PENGEMBANGAN KAWASAN
RENCANA PEMINDAHAN PUSAT PEMERINTAHAN PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN KE BANJARBARU

KESIAPAN PEMERINTAH KOTA BANJARBARU DALAM


MENYAMBUT RENCANA PEMINDAHAN PUSAT PEMERINTAHAN
PROVINSI KALSEL

KAWASAN SEKITAR PERKANTORAN PROVINSI KALIMANTAN


SELATAN AGAR TIDAK TUMBUH BERKEMBANG MENJADI
KAWASAN KUMUH
Sejarah Kota Banjarbaru
Thn 1951, Dr. Murdjani (Gubernur Kalimantan) menggagas pemindahan pusat
pemerintahan dari Banjarmasin ke Banjarbaru, karena permasalahannya yang
dianggap kurang ideal sebagai pusat pemerintahan sebab dikelilingi rawa-rawa
(sarang nyamuk) dan membutuhkan biaya pembangunan yang tinggi.

Tim Pengkajian Kelayakan dipimpin D.A.W. Van der Peijl. Banjarbaru adalah nama
sementara yang diberikan Van der Peijl untuk kemudahan para pekerja maksudnya
adalah “ Banjar yang Baru”, hingga kini nama itu melekat walau banyak gagasan
untuk mengubah dengan nama lain seperti Intan Pura, Talang Intan dll.

Thn. 1954, RTA. Milono (Gub Kalimantan) mengusulkan ke Mendagri untuk


menetapkan Banjarbaru sebagai Ibukota Propinsi Kalimantan.

Thn. 1958, DPRD Propinsi mengeluarkan Resolusi No. 26 A Tahun 1958 dan
Resolusi No.18 A/DPRD-GR.KPT/1964
Thn. 1965, DPRD Kabupaten Resolusi No 58/DPRD-GR/Res/1965, 12 Oktober
1965
UU No 5 Tahun 1974 danPP N0 26 Tahun 1975  Kotif Banjarbaru
UU N0 9 Tahun 1999  Kotamadya Dati II Banjarbaru
FGD. PEDOMAN PENGEMBANGAN KOTA BARU

KASUS BATASAN KOTA BARU

KOTA BARU JENIS JARAK FISIK JUMLAH PEKERJA PENGGUNAAN FASILTAS

DARI KOTA PENDUDUK DI KOTA KOTA LAIN/INDUK

LAIN/INDUK OPTIMAL LAIN/INDUK

(Km) (Jiwa) (%) (%)

BANJARBARU Satelit 18 60.000 42 40


PALANGKARAYA Mandiri 200 150.000 - -
BONTANG Perusahaan 200 50.000 - -
CILEGON Perusahaan 100 36.000 - -
BEKASI (plan) Mandiri 70 500.000 - -
TIGARAKSA (plan) Mandiri 60 20.000 50 25

BUMISERPONG (plan) Mandiri 20 600.000 50 50


PROFIL KOTA BARU DI INDONESIA

KOTA BARU DALAM KOTA

No TAHUN TAHUN LOKASI PENDUDUK FUNGSI &


DIBANGUN (RENCANA) KOMPONEN
UTAMA
Perumahan, perkantoran, perbelanjaan,
60.000
1 KEBAYORAN BARU 1949 Jakarta Selatan industri, pusat sosial-budaya,
(1988:280.000)
pemerintahan
Kec. Sukajadi, 2000-3000
2 PLAN CIPAGANTI 1953-1955 Perumahan yang dilayani sebuah pasar
Bandung (1988:12.500)
Banjarmasin,
150.000 Perumahan, pusat lingkungan,
3 BANJARBARU 1954 Kalimantan
(1985:52.000) perdagangan, industri, pemerintahan
Selatan
Karces, Kec
8000(1988:20.000 Perumahan yang dilengkapi pelayanan
4 CIJAGRA 1968 Lengkong,
) kebutuhan sehari-hari
Bandung
(Kota Baru Satelit)
Kab Bandung, 60.000
5 BALE ENDAH 1974-1975 Perumahan, pelayanan lingkungan
Jabar (1986:15.000)
TAHAPAN PENGEMBANGAN KOTA BARU
Keputusan Politik
Mou Pemerintah Provinsi - Kota

Koordinasi Teknis Provinsi-Kota


Penyusunan Perencanaan &
Perancangan

Brandstorming dengan Perguruan Tinggi

Penyusunan RTRK
URUTAN KEGIATAN

Penyusunan RTBL
Penyiapan Regulasi

Penyusunan Peraturan Walikota

Sosialisasi Rencana & Aturan kepada


Aparatur Pemerintah

Sosialisasi Rencana kpd investor & masyarakat

Sosialisasi melalui media massa


Operasional
Pembangunan infrastruktur
Penerapan Peraturan dalam Perizinan Ruang
Evaluasi Pelaksanaan
1. Menentukan tujuan pengembangan kawasan dan identifikasi faktor
bangkitan/pemicu pertumbuhan kawasan

2. Deliniasi kawasan

3. Pemetaan kepemilikan lahan/ijin pemanfaatan ruang

4. Pembentukan Tim Koordinasi & Tim Pelaksana Penyusunan Rencana


Teknis Tahun 2008, Tim Penataan Kawasan Yg Berba-tasan Langsung
Dengan Perkantoran Pem Provinsi Kalsel 2010.

5. Menyusun dokumen rencana ruang (RTRK/RTBL) 2008-2010

6. Menyiapkan regulasi/legalisasi aturan 2009

7. Penerapan regulasi 2009-2012

8. Pembebasan lahan 2008-2010

9. Pembangunan gedung dan infrastruktur 2008-Sekarang

10. Konsistensi kebijakan


1. Pemetaan kepemilikan/penguasaan lahan
- kesulitan pendataan/keterbatasan data

2. Adanya kegiatan eksisting yang tidak sesuai rencana


pengembangan

3. Penerapan regulasi
- adanya resistensi dari pihak swasta

4. Pembebasan lahan
- tumpang tindih kepemilikan lahan
- naiknya harga lahan adanya spekulan tanah

5. Pembangunan infrastruktur
- keterbatasan anggaran

6. Konsistensi kebijakan
- rencana pemindahan pusat pemerintahan
- rencana teknis ruang
Kelembagaan & Pengelolaan
PENGEMBANGAN KAWASAN

Di Banjarbaru tidak ada kelembagaan khusus yang


menangani pengembangan kawasan perkotaan baru.

Proses pengelolaan, pelaksanaan dan pengendalian


dilakukan melalui mekanisme perizinan dan pengenaan
sanksi, diserahkan pada instansi teknis/SKPD yang
menangani perizinan pemanfaatan ruang (IPPT dan IMB),
dalam hal ini adalah Dinas Perumahan, Tata Ruang dan
Pengawasan Bangunan serta Tim Koordinasi Perizinan
Peruntukan Pemanfaatan Tanah Kota Banjarbaru.
1. PERATURAN WALIKOTA NOMOR 12 TAHUN 2009
TENTANG RENCANA KAWASAN DI SEKITAR PERKANTORAN
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DI KOTA
BANJARBARU.

2. SURAT KEPUTUSAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 218


TAHUN 2012 TENTANG
MEKANISME PEMBERIAN INSENTIF DAN DISINSENTIF
PEMANFAATAN RUANG DI KAWASAN PERKANTORAN
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DI KOTA
BANJARBARU.
DINAS PERUMAHAN, TATA RUANG DAN PENGAWASAN BANGUNAN

Anda mungkin juga menyukai