Anda di halaman 1dari 87

Fisiologi

Reproduksi
Oleh:
dr.Kristianningrum Dian Sofiana

Universitas Jember

1
REPRODUKSI LAKI LAKI

2
Fungsi Reproduksi

1. Spermatogenesis
2. Pelaksanaan kerja seks laki-laki
3. Pengatur fungsi seks laki-laki oleh hormon

3
STRUKTUR DAN FUNGSI TESTIS
 Ukuran 5 cm x 3 cm x 2,5 cm, berat 10 – 15 g berada dalam
scrotum (sebelah bawah perineum disebelah anterior anus dan
posterior dasar penis).
 Desensus testis pada kehamilan usia 7 bln. Gagal →
cryptorchidism (3% bayi aterm 30% bayi prematur) :
berhubungan dengan infertil dan keganasan
 Testis mempunyai dua fungsi primer :
Spermatogenesis dan produksi hormon testosteron tubulus
semineferus : sel sertoli, sel germinal & sel peritubular myoid
 Sel sertoli → blood testis barrier
 Kompartemen adluminal
 Kompartemen basal
4
ANATOMI ORGAN REPRODUKSI LAKI – LAKI

5
Anatomi - Fisiologi
 Testis :
 Tubulus Seminiferus (panjang 2.800 fild)
 Tempat sperma dibentuk (= spermatogenesis)
 Epididimis : panjang 6 m
 Vas diferen
 Vesica seminalis
 Ductus ejakulatorius
 Urethra
 Kelenjar prostat
 Kelenjar bulbo urethralis
6
7
8
9
Spermatogenesis
 Berlangsung di tubulus seminiferus
 Spermatogonia (primitive germ cells) sudah terbentuk
sejak embrio dan masa anak-anak
 Pada masa sebelum pubertas, spermatogonia
mengalami mitosis (>>>) spermatogonia
 Spermatogenesis baru terjadi ketika pubertas dan tidak
pernah berhenti

10
 Sel yang berperan dalam spermatogenesis
1. Sel spermatogenik  menjadi sperma
2. Sel Sertoli  memberi nutrisi sel spermatogenik,
keduanya terdapat dalam tubulus seminiferus

11
Spermatogenesis

12
SPERMATOGENESIS
Jumlah kromosom
Spermatogonia 46
Mitosis Mitosis deferensiasi
Spermatosit primer 46
9 Meiosis pertama
Meiosis Spermatosit sekunder 23
m
i Meiosis kedua
n Spermatid 23
g
g
Spermiogenesis Diferensiasi
u Spematozoa 23
Spermiasi

13
 Spermatogenesis terjadi ditiap segment tubulus seminiferus
secara reguler
 Spermatosit primer → spermatozoa + 64 hari dan + 30 juta
spermatozoa per hari
 Mitosis spermatogonia menjadi spermatosit primer terjadi di
kompartemen basal
 Spermatogenesis terjadi :
 Penghilangan sitoplasma
 Terbentuknya ekor
 Midpiece
 Equatorial dan post - acrosomal cap
 Akrosom
 Nukleus terkondensasi
 Dan terbentuknya residual body
14
SEL SERTOLI

 Sel sertoli memanjang dari membran basal ke


lumen, melapisi tubulus seminiferus dan
membentuk tight junction (blood testis barrier)

 Fungsi (blood testis barrier) penyaring zat – zat


yang masuk ke dalam lumen tubulus seminiferus
dan tempat terjadinya spermatogenesis, mitosis
terjadi di basal sedangkan meiosis terjadi di bagian
lebih central sedangkan sperma matur terdapat di
lumen

15
Fungsi sel Sertoli dalam Spermatogenesis
 Sebagai blood-testes barrier
 Nutrisi bagi perkembangan germ cells
 Memproduksi cairan tubulus seminiferus
 Mengeluarkan germ cells yang rusak di tubulus
seminiferus
 Menghasilkan androgen-binding-protein (ABP) 
ABP mengikat testosteron dan meningkatkan
konsentrasi testosteron dalam tubulus seminiferus
 Menghasilkan inhibin  disekresikan ke dalam
darah  kelenjar pituitari  inhibisi FSH
16
Spermatozoa
 Spermatid memanjang  spermatozoa
Terdiri dari :
 Caput : terdiri dari sel berinti padat
 Sedikit sitoplasma
 2/3 anterior kepala terdpt akrosom (selubung tebal)
dibentuk dari Aparatus Golgi: mengandung enzym
hyaluronidase & proteolitik  menembus ovum
 Leher : sentriol
 Corpus : Mitokondria
 Cauda : ATP  penggerak sperma (sebagai energi) kecepatan 1-4
mm/menit

17
18
Transport Sperma
Traktus Reproduksi Laki – laki :
Tubulus seminiferus (250 m) (9 minggu)

Epidemis (6 m) (2 minggu) (5 %)

Vas deferens (45 cm)

Ampula vas deferens – vesikula seminalis (60 – 70 %)

Duktus ejaculatorius (2 cm) – prostat (20 – 30 %)

Urethra (18 – 20 cm) – kelenjar Cowper (< 5 %)


19
Fungsi dari Komponen Sistem Reproduksi
Laki-laki
 Testis:
 Produksi sperma
 Sekresi testosteron
 Epididimis
 Tempat pematangan sperma (18 jam - 10 hari)
 Sperma non motil dan fertil  motil dan fertil
 Vas diferen dan ampula vas diferen
 Sebagai penyimpanan sperma

20
Pematangan sperma dalam epididimis
 Sperma yang bergerak dari tubulus seminiferus dan bagian
awal epididimis (tidak motil)
 Set 18–24 jam  motil (membuahi ovum) setelah ejakulasi
 Sel Sertoli dan epitel epididimis mensekresi cairan makanan
khusus yang diejakulasi bersama sperma
 Cairan ini mengandung hormon testosteron, estrogen,
enzim-enzim dan nutrisi khusus yang penting untuk
pematangan sel

21
Penyimpanan Sperma

 Kedua testis mengandung ± 120 juta /hr


 Sebagaian besar disimpan di vasdiferen & ampula
deferen
 Sperma dapat disimpan dalam ductus genetalis paling
sedikit 1 bulan (dalam keadaan inaktif). Pada aktifitas
seksual yang tinggi paling lama beberapa hari

22
 Fisiologi sperma yang matang :
 Motilitas sperma dalam medium cairan ± 1–4 cm/menit sperma
normal
 Gerakan lurus
 Aktifitas sperma  pada medium netral / sedikit basa seperti
pada semen yang diejakulasi
 Pada medium asam  cepat (†)
 Aktifitas sperma  pada kenaikan suhu
 Pada peningkatan metabolisme hidup sperma lebih pendek

23
Faktor-faktor Hormonal yang
Mempengaruhi Spermatogenesis

 Testosteron: disekresi oleh sel-sel Leydig 


penting bagi pertumbuhan dan pembagian sel-sel
germinativum
 LH: disekresi hipofise anterior, merangsang sel
Leydig  mensekresi testosteron
 FSH: disekresi hipofise anterior, merangsang sel
Sertoli  merubah spermatid menjadi sperma

24
 Estrogen : dibentuk dari testosteron ketika sel Sertoli
dirangsang oleh FSH, penting untuk spermiogenesis
Sel Sertoli juga mensekresi Protein Pengikat Androgen
(ABP)  mengikat testosteron dan estrogen  dibawa
ke lumen tubulus seminiferus (untuk pematangan
spermatid)

 Hormon pertumbuhan : disekresi oleh hipofise anterior


 Mengatur fungsi metabolisme testis
 Meningkatkan pembelahan awal spermatogonia

25
26
Fungsi Hormon FSH dan LH
 Target utama FSH adalah sel sustentakular (sel sertoli)
 Rangsangan FSH dan testosteron pada sel sertoli :
1. Memacu spermatogenesis dan spermiogenesis
2. Mensekresi androgen binding protein (ABP)
 Kecepatan regulasi spermatogenesis tergantung
adanya negative feedback melalui GnRH, FSH dan
inhibin
 LH menyebabkan sekresi testosteron, kadar
testosteron tinggi akan → negative feedback dan
hambatan sekresi GnRH sehingga terjadi penurunan
sekresi LH dan → penurunan level testosteron

27
Fungsi Testosteron  Maskulinisasi
• Fetal : testis HCG testosteron
• Densensus testis ke skrotum
• Pertumbuhan dan maturasi sistem reproduksi laki-laki pada
pubertas
• Pertahankan traktus reproduksi  dewasa
• Penting untuk spermatogenesis
• Kontrol sekresi Gonadotropin
– Perkembangan sifat seks primer dan sekunder dewasa
• Untuk tanda seks sekunder: rambut, suara, botak dan
kulit
– Efek anabolik
– Pertumbuhan tulang dan penutupan epifise
–  sekresi kelenjar sebaseus
–  BMR
–  SDM

28
Metabolisme Testosteron
Testosterondari
Testosteron daritestis
testisdalam
dalamdarah
darah
  protein plasma  sirkulasi
  protein plasma  sirkulasi
dalam darah (15-20 menit)
dalam darah (15-20 menit)
Degradasi oleh
hepar

Jaringan

- Androsteron
-Androsteron
Dehidro
--Dehidro epiandrosteron
epiandrosteron
Dihidrotestosteron

Protein Reseptor Berkonjugasi (glukoronida)

Mengaktifkan Ekskresi
DNA  RNA

- Urine-Urine
- Ususmelalui
-Usus melaluihepar/empedu
hepar/empedu

29
KELENJAR ASESORIS

1. Vesika seminalis
2. Kelenjar Prostat
3. Kelenjar Bulbouretral (kelenjar cowper)

30
Fungsi dari kelenjar asesoris adalah :
 Mengaktifkan sperma
 Menyediakan makanan sperma yang dibutuhkan
untuk bergerak
 Mendorong sperma dan cairannya melalui traktus
reproduksi
 Memproduksi buffer untuk mengimbangi
lingkungan urethra dan vagina yang asam

31
Vesika Seminalis
 Letak : antara kandung kencing dan rektum
 Ukuran masing-masing 15 x 5 x 2,5 cm
 60–70 % vol semen & sedikit agak alkalin untuk motilitas,
transport dan kebutuhan sperma, terdiri antara lain :
1. Fruktosa konsentrasi tinggi sehingga
mudah di metabolisme sperma
2. Prostaglandin merangsang kontraksi otot
polos sepanjang traktus reproduksi ♂ & ♀
3. Fibrinogen → clot sementara dalam vagina

32
Fungsi Vesika Seminalis
 Mensekresi bahan mukus yang mengandung fruktosa,
asam sitrat, prostaglandin, fibrinogen  menambah
jumlah semen yang diejakulasi
 Prostaglandin membantu proses pembuahan dengan
cara :
 Bereaksi dengan mukus servik  membantu gerakan sperma
 Kontraksi peristaltik balik dalam uterus dan tuba falopii 
menggerakkan sperma mencapai ovarium

33
Kelenjar Prostat
 Diameter 4 cm, mengelilingi urethra setelah keluar
kandung kencing, terdiri dari 30 – 50 kelenjar
tuboalveolar dan dikontrol oleh androgen
 Kontribusi 20 – 30 % (0,5 – 1,5 ml)
 Fungsional Prostat
 Mensekresi cairan encer seperti susu dan berbau khas,
 pH 6,8 – 7,2 (tergantung asam citrat) sedikit basa, menetralkan
sifat asam dari cairan lain
 Seminalplasmin (antibiotik yang membantu mencegah infeksi
traktus reproduksi pria)
 Meningkat motilitas dan fertilitas sperma

34
Kelenjar Bulbouretral (Kelenjar Cowper)

 Sepasang kelenjar cowper


 Letak pada dasar penis yang ditutupi fascia dari
diafragma UG.
 Bentuk bulat dengan diameter 10 mm
 Fungsional kelenjar bulbouretral (kelenjar cowper)
 Sekresi mukus yang alkalin dan kental yang membantu
menetralisir asam urin yang tersisa di dalam urethra dan
meminyaki glans (ujung penis)

35
SEMEN
 Cairan ejakulat normal antara 2 – 5 ml
 Spermatozoa
Spema normal antara 20 – 100 juta per ml3 semen
 Cairan semen
Campuran sekresi kelenjar berisi ion – ion tertentu
dan nutrisi :
1. 60 % sekresi vesica seminalis
2. 30 % kelenjar prostat
3. 5 % dari sel sertoli dan epididimis (dari tubulus
seminiferus)
4. < 5 % dari kelenjar bulbouretral

36
SEMEN
 Enzim – enzim yang terdapat dalam cairan semen
antara lain :
1. Protease yang membantu menghancurkan cairan vagina
2. Seminalplasmin merupakan antibiotik dari kelenjar prostat
yang dapat membunuh beberapa jenis bakteri, termasuk E
coli
3. Enzim prostat yang dapat mengkonversi fibrinogen menjadi
fibrin setelah ejakulasi
4. Fibrinolisin yang dapat (mengencerkan) semen yang kental

37
Klimakterium Laki – laki ~ Menopause Perempuan
 Laki-laki 40 – 50 tahun : gonadotropin mulai menurun 
rangsang fungsi seksual menurun
 Gejala laki – laki ~ perempuan
 Hotfluses
 Perasaan tercekik
 Gangguan psikis (~ perempuan)
 Terapi
 Testosteron
 Estrogen

38
Stadium Tindakan Seksual
 Berperan:
 Fisik
 Psychis
 Cerebrum
 Reflek Medula Spinalis S-L
 Ereksi  fungsi parasimpatis
 Lubrikasi/ pelumasan  parasimpatis
 Emisi dan ejakulasi  fungsi simpatis

39
40
REPRODUKSI PEREMPUAN
 Fungsi utama
 Sekresi hormon seks (ovarium)
 Produksi ovum (ovarium)
 Kehamilan dan persalinan (uterus dan
canalis servikalis)

41
ANATOMI
• Genetalia eksterna (vulva)
– Labia mayora
– Labia minora
– Klitoris
• Genetalia interna
– Vagina
– Uterus
– Tuba uterina
– Ovarium dekstra dan sinestra

42
 Vagina
 Dapat berkontraksi dan melebar
 Memproduksi sekret selama koitus
 Memiliki beberapa saraf sensoris
 Uterus
 Serviks  meluas sampai vagina
 Endometrium : lapisan uterus
 Tuba uterine : Tuba fallopii
 Fimbriae: perluasan seperti jari – jari

43
FUNGSI OVARIUM
 Oogenesis
 Oogenesis Ovum
 Ovulasi terjadi secara periodik + 28 hari
 Siklus menstruasi
• Ovarium
• Endometrium
 Sekresi Hormon
 Sekresi seks hormon estrogen dan
progesteron

44
45
Oogenesis
• Oogenesis terjadi di ovarium
• Oogonia  meiosis I  oosit primer (bulan 2-3
perkembangan embrio)
• Oosit primer + sel granulosa  folikel primer/primordial
(bulan 4 – 5 perkembangan janin)
• Sel – sel granulosa sebagai barrier (= sel sertoli)
• Jaringan ikat  meningkatkan vaskular Theca interna
(bulan 6 – 7 pertumbuhan janin)
• Meiosis I selesai sebelum ovulasi
• Meiosis II terjadi jika terjadi fertilisasi

46
47
FOLIKEL
• Telur berada dalam folikel. Awal disebut primordial folikel yg
terdiri dari satu lapis sel granulosa
• Oosit makin besar, terjadi proliferasi sel granulosa menjadi
beberapa lapis. Dan terpisah dari oosit dengan zona
pellucida
• Sel granulosa : estrogen, sedikit progesteron dan inhibin
• Sel granulosa menjadi sel theca, dan setelah oosit
berdiameter 150 µm cairan mengisi antrum

48
PERTUMBUHAN FOLIKEL
• Awal tiap siklus menstruasi 10 – 25 preantral folikel mulai tumbuh
(proses recruitment),
• Seminggu kemudian folikel dominan (proses seleksi), yang
lain atresi. (Sejak di kandungan)
• 2 – 4 juta folikel dan telur (di kandungan) menjadi sebagian kecil
saja. Atresi tinggal 200.000 – 400.000 folikel ketika menarch
• Folikel dominan : cairan antrum bertambah, sel granulosa yg
mengelilingi telur (corona radiata) dan yg meneruskan diri ke telur
di sebut cumulus oophorus
• Mendekati ovulasi telur menyelesaikan meiosis yg pertama
menjadi oosit sekunder, cumulus lepas. Terjadi sekitar hari ke 14
siklus menstruasi

49
Fungsi sel granulosa
• Memberi makan oosit
• Mensekresi zat yg mempengaruhi oosit dan sel theca
• Mensekresi cairan antrum
• Tempat aksi estrogen dan FSH dalam mengontrol perkembangan
folikel selama awal dan pertengahan fase folikuler
• Mensekresi estrogen dari androgen yang berasal dari sel theca
• Mensekresi inhibin, yg menghambat sekresi FSH melalui hipofisis
• Tempat aksi LH untuk induksi perubahan dalam oosit dan folikel
saat ovulasi dan membentuk korpus luteum

50
Pembentukan Corpus Luteum
• Setelah folikel matur mengeluarkan telur dan cairannya, sisa yang
ada di ovarium kolaps dan segera terjadi pembentukan struktur
yang disebut Corpus luteum.
• Corpus luteum mensekresi estrogen, progesteron dan inhibin
• Apabila telur tidak terfertilisasi, corpus luteum tumbuh maksimum
sekitar 10 hari dan segera terjadi degenerasi menjadi corpus
albican.
• Karena tidak berfungsinya lagi corpus luteum maka estrogen dan
progesteron menurun, vasokonstriksi pembuluh darah kontraksi
uterus dan terjadilah menstruasi

51
Mensturasi
• Cairan mens 50 – 150 ml : darah, cairan jaringan, mucus & epitel
yang berasal dari endometrium & fibrinolisin
• Prostaglandin (mediator vasokonstriksi dan kontraksi uterus)
dysmenorhea dapat juga terjadi nausea, vomiting, sakit kepala
• Premenstrual syndrome (PMS) di duga ok. defisiensi estrogen dan
progesteron, terjadi saat awal mens : pembengkakan payudara,
gemuk, sakit kepala, sakit tulang belakang, depresi, perasaan
khawatir, irritability dan perubahan tingkah laku & gerakan.
Kejadian 2 – 40 %

52
• Siklus menstruasi
1. Stadium menstruasi (desquamasi)
• Endometrium lepas dari dinding rahim disertai dengan
perdarahan
• Hanya lapisan tipis (stratum basale) yang tinggal
• Stadium ini berlangsung 4 hari
• Darah haid terdiri dari : darah, potongan-potongan
endometrium dan lendir dari serviks
• Darah tdk membeku karena adanya fermen yg mencegah
pembekuan darah dan mencairkan potongan-potongan
mukosa
• Kalau darah banyak yg keluar maka fermen tersebut tidak
mencukupi sehingga timbul bekuan darah dlm menstruasi
• Banyaknya darah selama menstruasi ± 50 – 150 cc

53
2. Stadium regenerasi
 Stadium ini sudah mulai waktu stadium
menstruasi dan berlangsung ± 4 hari
 Pada saat ini tebal endometrium ±0,5 mm
 Luka yang terjadi Karena endometrium dilepaskan
berangsur ditutup kembali oleh selaput lendir
baru dari sel epitel kelenjar endometrium

3. Stadium proliferasi
 Endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5 mm
 Berlangsung dari hari ke 5 -14 dari hari pertama
haid

54
4. Stadium sekresi
• Stadium ini endometrium tebalnya tetap tetapi
bentuk kelenjar menjadi panjang dan berkelok
mengeluarkan getah
• Dalam endometrium tertimbun glikogen dan
kapur (Ca) sebagai makanan untuk ovum 
stadium ini dipersiapkan untuk menerima ovum
• Stadium ini berlangsung dari hari ke 14 – 28
• Kalau tidak terjadi kehamilan maka endometrium
dilepas dengan perdarahan dan berulang lagi
siklus menstruasi

55
 Saat ovulasi perlu untuk menentukan masa subur (fertil)
oleh karena kehamilan terjadi sekitar saat ovulasi

 Ovulasi terjadi ± 14 hari sebelum haid yang akan datang

 Menentukan saat ovulasi yaitu dihitung dari haid yang akan


datang (karena stadium sekresi tetap sebaliknya stadium
proliferasi berbeda panjangnya)

56
57
58
Pengaruh Feedback Estrogen, Progesteron
dan Inhibin
• Estogen, pada konsentrasi rendah menyebabkan
hipofisis anterior mensekresi sedikit FSH dan LH
(sebagai respon thd GnRH) dan juga menghambat
neuron
 Hasil : Negative feedback inhibition sekresi FSH & LH selama
masa awal dan pertengahan fase folikular

• Inhibin berpengaruh pada hipofisis untuk menghambat


sekresi FSH
 Hasil : Negative feedback inhibition sekresi FSH sepanjang
siklus

59
Perubahan Uterus selama siklus
menstruasi
• Menstruasi phase 3–5 hr : endometrium terjadi
degenerasi menghasilkan cairan menstrual

• Proliferative phase 10 hr : antara menstruasi dan ovulasi


: endometrium terregenerasi terjadi pertumbuhan dan
menjadi tebal.

• Secretory phase : segera setelah ovulasi endometrium


mulai mensekresi zat – zat, terjadi antara ovulasi dan
saat dimulainya menstruasi berikutnya

60
Serba serbi haid
• Amenorrhoe : tidak menstruasi
– Kehamilan
– Penyakit, mis: TBC
– Kelainan endokrin
– Laktasi
• Menorrhagia: haid yg berlebihan banyaknya tapi menurut siklus
– Myoma uteri
– Radang sekitar uterus
• Metrorrhagia: perdarahan tidak teratur dan tidak menurut siklus
– Ca uteri
– Abortus incompletus
– Endometritis
• Dysmenorrhoe: nyeri waktu haid
– Radang sekitar uterus
– Keadaan yang menghalangi keluarnya darah haid

61
Hormon dari Ovarium
1. Estrogen
– Menimbulkan proliferasi endometrium
– Tanda-tanda seks sekunder
– Kontraktilitas uterus
– Fungsi lain : - mengatur haid
- terapi menopause

62
Efek Estrogen
 Pubertas :
 merangsang pertumbuhan organ reproduksi internal,
genetalia eksterna dan mammae
 merangsang pertumbuhan rambut tubuh
 merangsang pertumbuhan tulang panjang dan penutupan
dini epifise
 merangsang distribusi lemak wanita

63
• Hormonal
– Merangsang sekresi GnRH, LH dan FSH (fase folikuler) dan
menghambatnya (fase luteal)
– Menurunkan sensitivitas jaringan perifer terhadap insulin
– Meningkatkan kadar renin dan angiotensin dalam sirkulasi

• Metabolik
– Mencegah bone loss / proteksi osteoporosis

64
2. Progesteron
– Dibentuk oleh korpus luteum setelah terjadi ovulasi
– Dapat diisolir kecuali dari plasenta juga dari kelenjar
suprarenalis dan darah yang berasal dari V. Ovarica
– Kadar tertinggi pada urine dijumpai pada hari ke-20-21
setelah M dan menurun sampai hilang 2 hari sebelum
M
– Pengaruh terhadap uterus :
• Endometrium bersekresi  tebal dan oedematus
 mempermudah nidasi
• Fase sekresi  endometrium tertimbun glikogen
dan mineral (Ca) penting untuk makan ovum dan
mempertahankan kehamilan (kalau kurang
mudah abortus)

65
• Terhadap dinding uterus : mengurangi kontraksi dari
pengaruh oksitosin
• Terhadap mammae : pertumbuhan acini dan lubuli kelenjar
mammae seperti pada fase post ovulatoir dan selama
kehamilan
• Rangsangan sekresi kelenjar endometrium
• Induksi mukus cervix yang kental & lengket
• Menurunkan proliferasi sel epitel vagina
• Menghambat efek “milk – inducing” dari prolaktin
• Memberikan efek feedback pada hipotalamus dan hipofisis
anterior.

66
Kehamilan

67
Pematangan Ovum
• Sesaat sebelum oosit primer dilepas dari folikel, inti membelah
meisois
• Dari inti oosit dilepas badan polar pertama dan oosit primer
menjadi oosit sekunder
• Dari proses ini 23 pasang kromosom melepas 1 pasangannnya
untuk badan polar sehingga 23 kromosom yang tidak berpasangan
tetap berada dalam oosit sekunder
• Bebarapa jam setelah sperma masuk ke oosit inti membelah lagi
dan dilepas badan polar sekunder (dengan cara meiosis) sehingga
terdapat 23 kromosom yang tidak berpasangan
• 1 dari 23 kromosom merupakan kromosom wanita disebut
kromosom X. Bila bergabung dengan sperma yang membawa
kromosom x terjadi kombinasi XX  anak perempuan
• Bila kromosom X berpasangan dengan sperma yang membawa
kromosom Y terjadi kombinasi XY  anak laki-laki

68
Bila terjadi ovulasi (korona radiata)  peritonium  tuba falopii

69
Pembuahan ovum
70
• Setelah diejakulasi sejumlah sperma  uterus  ujung
ovarium tuba falopii (5–10 menit)
• Sebelum memasuki ovum, sperma menembus korona
radiata (enzim hialuronidase & peroksidase dilepas oleh
akrosom)
• Sperma yang lain dianggap infertil karena kehilangan
tenaga waktu menyerang korona radiata
• Juga ion bikarbonat dari sekresi tuba falopii membantu
memisahkan sel granulosa (korona radiata)
• Setelah sperma masuk ovum  bagian kepala
membengkak untuk membentuk pronukleus jantan
• Ovum setelah mengeluarkan badan polar sekunder, 23
kromosom dari pronukleus betina menyatu membentuk
komplemen lengkap (23 pasang kromosom) dalam ovum
yang telah dibuahi
71
Transport dalam Tuba Falopi
 Setelah fertilisasi 
ovum dalam tuba falopii
sampai cavum uterus
perlu 3-5 hari (dengan
bantuan gerak silia epitel
tuba falopii dan kontraksi
lemah tuba falopii)

72
 Implantasi zygote ± hari ke-7 setelah ovulasi
 Sebelum implantasi zygote dapat makanan dari sekresi
endometrium (susu uterus)
 Zygote tumbuh jadi morula (pada stadium implantasi)
 Implantasi merupakan kerja sel trofoblas yang berkembang
diatas permukaan morula
 Segera setelah implantasi embrio berkembang sepanjang
salah satu dinding rongga (stadium blastokista)

73
Setelah terjadi implantasi trofoblas dan sel lain
berproliferasi membentuk plasenta

74
• Desidua: sel-sel endometrium yang membengkak dan
menyimpan makanan glikogen protein, lemak dan
mineral untuk makanan embrio

• Mulai minggu pertama embrio mendapat makanan dari


desidua sampai 8-12 minggu (dimana plasenta mulai
terbentuk) dan selanjutnya fungsi nutrisi digantikan oleh
plasenta

75
Fungsi Plasenta

76
• Plasenta merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak
dan sebaliknya
• Baik tidaknya anak tergantung pada baik buruknya faal
plasenta
• Setelah nidasi sel trofoblas menyerbu ke dalam desidua
sebelum menghancurkan jaringan
• Sedang diantara massa trofoblas timbul lubang-lubang
menyerupai spons (berisi darah ibu karena dinding
pembuluh darah termakan kegiatan trofoblas)
• Mula-mula sel yang dihancurkan menjadi bahan makanan
bagi telur, kemudian makanan diambil dari darah ibu
• Sel-sel trofoblas yang menyerbu kemudian merupakan
batang-batang yang masing-masing bercabang akhirnya
menjadi villi chorialis

77
 Trofoblas yang membentuk dinding villi terdiri dari
dua lapis :
 Lapisan luar (syncytiotrofoblast)
 Lapisan dalam (cytotrofoblast = sel Langhans)
 Penyaluran makanan dan zat lain dari ibu dan
sebaliknya harus melalui trofoblast
 Darah anak ibu tidak dapat bercampur karena terpisah
oleh membran placentae yang terdiri dari:
 Lapisan syncitium
 Lapisan sel Langhans
 Jaringan ikat dari villus
 Lapisan endotel kapiler

78
Secara singkat faal placenta
I. Placenta sebagai tempat pertukaran zat
– Mula-mula makanan janin dari desidua kemudian dari
darah ibu
– Zat yang dibutuhkan karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral dan zat-zat immun diambil dari darah ibu
– Zat sampah dan CO2 dan ureum dibuang ke dalam darah
ibu

79
- Mekanisme pertukaran zat terjadi dengan :
1. Pertukaran zat pasif :
a. Filtrasi: placenta bekerja sebagai membran
semipermiabel
b. Difusi: molekul-molekul kecil melalui
membran placenta
c. Diapedesis : seperti parasit
2. Transport aktif
a. Diatur oleh enzim
b. Pinositose: molekul yang besar (protein)
dikepung oleh penonjolan/pencekungan dari
sitoplasma
80
II. Hormon yang dikeluarkan placenta
a. Hormon steroid: estrogen dan testoteron
Fungsi estrogen:
• Pembesaran uterus
• Pembesaran payudara dan pertumbuhan
struktur ductus payudara
• Pembesaran genetalia eksterna wanita
• Relaksasi ligamentum pelvis  sendi sakro
iliaca relatif lentur dan simpisis pubis elastis 
memudahkan jalannya janin melalui jalan lahir

81
 Fungsi progesteron
 Menyebabkan sel desidua tumbuh dalam
endometrium  untuk nutrisi embrio awal
 Menurunkan kontraktilitas uterus gravid 
mencegah abortus spontan
 Membantu perkembangan zygote
Sebelum implementasi meningkatakan sekresi
tuba falopii dan uterus untuk menyediakan
nutrisi bagi perkembangan morula dan
blastokista
 Membantu persiapan payudara untuk laktasi

82
• Sekresi aldosteron pada wanita hamil meningkat 3 kali
mencapai puncak pada akhir kehamilan
• Bersama dengan estrogen menyebabkan
kecenderungan merearbsorpsi Na berlebihan di
tubulus ginjal  retensi cairan  cenderung
hipertensi
• Sekresi kelenjar paratiroid
Paratiroid biasanya membesar terutama bila ibu
defisiensi kalsium (Ca) dalam makanan
Absorpsi Ca lebih banyak pada waktu laktasi
• Sekresi ”Relaksin” oleh ovarium
– Disekresi oleh corpus luteum dan placenta
– Efek pelunakan serviks wanita hamil pada saat kehamilan
– Menghambat motilitas uterus
83
Laktasi
• Pengaruh estrogen selama kehamilan  sistem ductus
kelenjar payudara tumbuh dan berkembang juga stroma
kelenjar payudara
• Hormon lain yang berperan dalam pertumbuhan sistem
ductus:
• GH
• Prolaktin
• Glukokortikoid adrenal
• Insulin
Masing – masing hormon diatas berpean dalam
metabolisme protein

84
• Perkembangan sistem lobulus-alveolus  peran
progesteron.
Kerjanya analog dengan efek pada endometrium
• Permulaan laktasi  fungsi prolaktin
• Prolaktin meningkat 10 x  laktasi (>>>)
• Somato mammotropin korion manusia  laktogenik
ringan
• Setelah bayi lahir diperlukan peran hormon GH, kortisol
dan paratiroid (untuk menyediakan asam amino, asam
lemak, glukosa, kalsium untuk pembentukan ASI )

85
Refleks
Menghisa
p

86
Terima kasih
Selamat belajar

87

Anda mungkin juga menyukai