Reproduksi
Oleh:
dr.Kristianningrum Dian Sofiana
Universitas Jember
1
REPRODUKSI LAKI LAKI
2
Fungsi Reproduksi
1. Spermatogenesis
2. Pelaksanaan kerja seks laki-laki
3. Pengatur fungsi seks laki-laki oleh hormon
3
STRUKTUR DAN FUNGSI TESTIS
Ukuran 5 cm x 3 cm x 2,5 cm, berat 10 – 15 g berada dalam
scrotum (sebelah bawah perineum disebelah anterior anus dan
posterior dasar penis).
Desensus testis pada kehamilan usia 7 bln. Gagal →
cryptorchidism (3% bayi aterm 30% bayi prematur) :
berhubungan dengan infertil dan keganasan
Testis mempunyai dua fungsi primer :
Spermatogenesis dan produksi hormon testosteron tubulus
semineferus : sel sertoli, sel germinal & sel peritubular myoid
Sel sertoli → blood testis barrier
Kompartemen adluminal
Kompartemen basal
4
ANATOMI ORGAN REPRODUKSI LAKI – LAKI
5
Anatomi - Fisiologi
Testis :
Tubulus Seminiferus (panjang 2.800 fild)
Tempat sperma dibentuk (= spermatogenesis)
Epididimis : panjang 6 m
Vas diferen
Vesica seminalis
Ductus ejakulatorius
Urethra
Kelenjar prostat
Kelenjar bulbo urethralis
6
7
8
9
Spermatogenesis
Berlangsung di tubulus seminiferus
Spermatogonia (primitive germ cells) sudah terbentuk
sejak embrio dan masa anak-anak
Pada masa sebelum pubertas, spermatogonia
mengalami mitosis (>>>) spermatogonia
Spermatogenesis baru terjadi ketika pubertas dan tidak
pernah berhenti
10
Sel yang berperan dalam spermatogenesis
1. Sel spermatogenik menjadi sperma
2. Sel Sertoli memberi nutrisi sel spermatogenik,
keduanya terdapat dalam tubulus seminiferus
11
Spermatogenesis
12
SPERMATOGENESIS
Jumlah kromosom
Spermatogonia 46
Mitosis Mitosis deferensiasi
Spermatosit primer 46
9 Meiosis pertama
Meiosis Spermatosit sekunder 23
m
i Meiosis kedua
n Spermatid 23
g
g
Spermiogenesis Diferensiasi
u Spematozoa 23
Spermiasi
13
Spermatogenesis terjadi ditiap segment tubulus seminiferus
secara reguler
Spermatosit primer → spermatozoa + 64 hari dan + 30 juta
spermatozoa per hari
Mitosis spermatogonia menjadi spermatosit primer terjadi di
kompartemen basal
Spermatogenesis terjadi :
Penghilangan sitoplasma
Terbentuknya ekor
Midpiece
Equatorial dan post - acrosomal cap
Akrosom
Nukleus terkondensasi
Dan terbentuknya residual body
14
SEL SERTOLI
15
Fungsi sel Sertoli dalam Spermatogenesis
Sebagai blood-testes barrier
Nutrisi bagi perkembangan germ cells
Memproduksi cairan tubulus seminiferus
Mengeluarkan germ cells yang rusak di tubulus
seminiferus
Menghasilkan androgen-binding-protein (ABP)
ABP mengikat testosteron dan meningkatkan
konsentrasi testosteron dalam tubulus seminiferus
Menghasilkan inhibin disekresikan ke dalam
darah kelenjar pituitari inhibisi FSH
16
Spermatozoa
Spermatid memanjang spermatozoa
Terdiri dari :
Caput : terdiri dari sel berinti padat
Sedikit sitoplasma
2/3 anterior kepala terdpt akrosom (selubung tebal)
dibentuk dari Aparatus Golgi: mengandung enzym
hyaluronidase & proteolitik menembus ovum
Leher : sentriol
Corpus : Mitokondria
Cauda : ATP penggerak sperma (sebagai energi) kecepatan 1-4
mm/menit
17
18
Transport Sperma
Traktus Reproduksi Laki – laki :
Tubulus seminiferus (250 m) (9 minggu)
Epidemis (6 m) (2 minggu) (5 %)
20
Pematangan sperma dalam epididimis
Sperma yang bergerak dari tubulus seminiferus dan bagian
awal epididimis (tidak motil)
Set 18–24 jam motil (membuahi ovum) setelah ejakulasi
Sel Sertoli dan epitel epididimis mensekresi cairan makanan
khusus yang diejakulasi bersama sperma
Cairan ini mengandung hormon testosteron, estrogen,
enzim-enzim dan nutrisi khusus yang penting untuk
pematangan sel
21
Penyimpanan Sperma
22
Fisiologi sperma yang matang :
Motilitas sperma dalam medium cairan ± 1–4 cm/menit sperma
normal
Gerakan lurus
Aktifitas sperma pada medium netral / sedikit basa seperti
pada semen yang diejakulasi
Pada medium asam cepat (†)
Aktifitas sperma pada kenaikan suhu
Pada peningkatan metabolisme hidup sperma lebih pendek
23
Faktor-faktor Hormonal yang
Mempengaruhi Spermatogenesis
24
Estrogen : dibentuk dari testosteron ketika sel Sertoli
dirangsang oleh FSH, penting untuk spermiogenesis
Sel Sertoli juga mensekresi Protein Pengikat Androgen
(ABP) mengikat testosteron dan estrogen dibawa
ke lumen tubulus seminiferus (untuk pematangan
spermatid)
25
26
Fungsi Hormon FSH dan LH
Target utama FSH adalah sel sustentakular (sel sertoli)
Rangsangan FSH dan testosteron pada sel sertoli :
1. Memacu spermatogenesis dan spermiogenesis
2. Mensekresi androgen binding protein (ABP)
Kecepatan regulasi spermatogenesis tergantung
adanya negative feedback melalui GnRH, FSH dan
inhibin
LH menyebabkan sekresi testosteron, kadar
testosteron tinggi akan → negative feedback dan
hambatan sekresi GnRH sehingga terjadi penurunan
sekresi LH dan → penurunan level testosteron
27
Fungsi Testosteron Maskulinisasi
• Fetal : testis HCG testosteron
• Densensus testis ke skrotum
• Pertumbuhan dan maturasi sistem reproduksi laki-laki pada
pubertas
• Pertahankan traktus reproduksi dewasa
• Penting untuk spermatogenesis
• Kontrol sekresi Gonadotropin
– Perkembangan sifat seks primer dan sekunder dewasa
• Untuk tanda seks sekunder: rambut, suara, botak dan
kulit
– Efek anabolik
– Pertumbuhan tulang dan penutupan epifise
– sekresi kelenjar sebaseus
– BMR
– SDM
28
Metabolisme Testosteron
Testosterondari
Testosteron daritestis
testisdalam
dalamdarah
darah
protein plasma sirkulasi
protein plasma sirkulasi
dalam darah (15-20 menit)
dalam darah (15-20 menit)
Degradasi oleh
hepar
Jaringan
- Androsteron
-Androsteron
Dehidro
--Dehidro epiandrosteron
epiandrosteron
Dihidrotestosteron
Mengaktifkan Ekskresi
DNA RNA
- Urine-Urine
- Ususmelalui
-Usus melaluihepar/empedu
hepar/empedu
29
KELENJAR ASESORIS
1. Vesika seminalis
2. Kelenjar Prostat
3. Kelenjar Bulbouretral (kelenjar cowper)
30
Fungsi dari kelenjar asesoris adalah :
Mengaktifkan sperma
Menyediakan makanan sperma yang dibutuhkan
untuk bergerak
Mendorong sperma dan cairannya melalui traktus
reproduksi
Memproduksi buffer untuk mengimbangi
lingkungan urethra dan vagina yang asam
31
Vesika Seminalis
Letak : antara kandung kencing dan rektum
Ukuran masing-masing 15 x 5 x 2,5 cm
60–70 % vol semen & sedikit agak alkalin untuk motilitas,
transport dan kebutuhan sperma, terdiri antara lain :
1. Fruktosa konsentrasi tinggi sehingga
mudah di metabolisme sperma
2. Prostaglandin merangsang kontraksi otot
polos sepanjang traktus reproduksi ♂ & ♀
3. Fibrinogen → clot sementara dalam vagina
32
Fungsi Vesika Seminalis
Mensekresi bahan mukus yang mengandung fruktosa,
asam sitrat, prostaglandin, fibrinogen menambah
jumlah semen yang diejakulasi
Prostaglandin membantu proses pembuahan dengan
cara :
Bereaksi dengan mukus servik membantu gerakan sperma
Kontraksi peristaltik balik dalam uterus dan tuba falopii
menggerakkan sperma mencapai ovarium
33
Kelenjar Prostat
Diameter 4 cm, mengelilingi urethra setelah keluar
kandung kencing, terdiri dari 30 – 50 kelenjar
tuboalveolar dan dikontrol oleh androgen
Kontribusi 20 – 30 % (0,5 – 1,5 ml)
Fungsional Prostat
Mensekresi cairan encer seperti susu dan berbau khas,
pH 6,8 – 7,2 (tergantung asam citrat) sedikit basa, menetralkan
sifat asam dari cairan lain
Seminalplasmin (antibiotik yang membantu mencegah infeksi
traktus reproduksi pria)
Meningkat motilitas dan fertilitas sperma
34
Kelenjar Bulbouretral (Kelenjar Cowper)
35
SEMEN
Cairan ejakulat normal antara 2 – 5 ml
Spermatozoa
Spema normal antara 20 – 100 juta per ml3 semen
Cairan semen
Campuran sekresi kelenjar berisi ion – ion tertentu
dan nutrisi :
1. 60 % sekresi vesica seminalis
2. 30 % kelenjar prostat
3. 5 % dari sel sertoli dan epididimis (dari tubulus
seminiferus)
4. < 5 % dari kelenjar bulbouretral
36
SEMEN
Enzim – enzim yang terdapat dalam cairan semen
antara lain :
1. Protease yang membantu menghancurkan cairan vagina
2. Seminalplasmin merupakan antibiotik dari kelenjar prostat
yang dapat membunuh beberapa jenis bakteri, termasuk E
coli
3. Enzim prostat yang dapat mengkonversi fibrinogen menjadi
fibrin setelah ejakulasi
4. Fibrinolisin yang dapat (mengencerkan) semen yang kental
37
Klimakterium Laki – laki ~ Menopause Perempuan
Laki-laki 40 – 50 tahun : gonadotropin mulai menurun
rangsang fungsi seksual menurun
Gejala laki – laki ~ perempuan
Hotfluses
Perasaan tercekik
Gangguan psikis (~ perempuan)
Terapi
Testosteron
Estrogen
38
Stadium Tindakan Seksual
Berperan:
Fisik
Psychis
Cerebrum
Reflek Medula Spinalis S-L
Ereksi fungsi parasimpatis
Lubrikasi/ pelumasan parasimpatis
Emisi dan ejakulasi fungsi simpatis
39
40
REPRODUKSI PEREMPUAN
Fungsi utama
Sekresi hormon seks (ovarium)
Produksi ovum (ovarium)
Kehamilan dan persalinan (uterus dan
canalis servikalis)
41
ANATOMI
• Genetalia eksterna (vulva)
– Labia mayora
– Labia minora
– Klitoris
• Genetalia interna
– Vagina
– Uterus
– Tuba uterina
– Ovarium dekstra dan sinestra
42
Vagina
Dapat berkontraksi dan melebar
Memproduksi sekret selama koitus
Memiliki beberapa saraf sensoris
Uterus
Serviks meluas sampai vagina
Endometrium : lapisan uterus
Tuba uterine : Tuba fallopii
Fimbriae: perluasan seperti jari – jari
43
FUNGSI OVARIUM
Oogenesis
Oogenesis Ovum
Ovulasi terjadi secara periodik + 28 hari
Siklus menstruasi
• Ovarium
• Endometrium
Sekresi Hormon
Sekresi seks hormon estrogen dan
progesteron
44
45
Oogenesis
• Oogenesis terjadi di ovarium
• Oogonia meiosis I oosit primer (bulan 2-3
perkembangan embrio)
• Oosit primer + sel granulosa folikel primer/primordial
(bulan 4 – 5 perkembangan janin)
• Sel – sel granulosa sebagai barrier (= sel sertoli)
• Jaringan ikat meningkatkan vaskular Theca interna
(bulan 6 – 7 pertumbuhan janin)
• Meiosis I selesai sebelum ovulasi
• Meiosis II terjadi jika terjadi fertilisasi
46
47
FOLIKEL
• Telur berada dalam folikel. Awal disebut primordial folikel yg
terdiri dari satu lapis sel granulosa
• Oosit makin besar, terjadi proliferasi sel granulosa menjadi
beberapa lapis. Dan terpisah dari oosit dengan zona
pellucida
• Sel granulosa : estrogen, sedikit progesteron dan inhibin
• Sel granulosa menjadi sel theca, dan setelah oosit
berdiameter 150 µm cairan mengisi antrum
48
PERTUMBUHAN FOLIKEL
• Awal tiap siklus menstruasi 10 – 25 preantral folikel mulai tumbuh
(proses recruitment),
• Seminggu kemudian folikel dominan (proses seleksi), yang
lain atresi. (Sejak di kandungan)
• 2 – 4 juta folikel dan telur (di kandungan) menjadi sebagian kecil
saja. Atresi tinggal 200.000 – 400.000 folikel ketika menarch
• Folikel dominan : cairan antrum bertambah, sel granulosa yg
mengelilingi telur (corona radiata) dan yg meneruskan diri ke telur
di sebut cumulus oophorus
• Mendekati ovulasi telur menyelesaikan meiosis yg pertama
menjadi oosit sekunder, cumulus lepas. Terjadi sekitar hari ke 14
siklus menstruasi
49
Fungsi sel granulosa
• Memberi makan oosit
• Mensekresi zat yg mempengaruhi oosit dan sel theca
• Mensekresi cairan antrum
• Tempat aksi estrogen dan FSH dalam mengontrol perkembangan
folikel selama awal dan pertengahan fase folikuler
• Mensekresi estrogen dari androgen yang berasal dari sel theca
• Mensekresi inhibin, yg menghambat sekresi FSH melalui hipofisis
• Tempat aksi LH untuk induksi perubahan dalam oosit dan folikel
saat ovulasi dan membentuk korpus luteum
50
Pembentukan Corpus Luteum
• Setelah folikel matur mengeluarkan telur dan cairannya, sisa yang
ada di ovarium kolaps dan segera terjadi pembentukan struktur
yang disebut Corpus luteum.
• Corpus luteum mensekresi estrogen, progesteron dan inhibin
• Apabila telur tidak terfertilisasi, corpus luteum tumbuh maksimum
sekitar 10 hari dan segera terjadi degenerasi menjadi corpus
albican.
• Karena tidak berfungsinya lagi corpus luteum maka estrogen dan
progesteron menurun, vasokonstriksi pembuluh darah kontraksi
uterus dan terjadilah menstruasi
51
Mensturasi
• Cairan mens 50 – 150 ml : darah, cairan jaringan, mucus & epitel
yang berasal dari endometrium & fibrinolisin
• Prostaglandin (mediator vasokonstriksi dan kontraksi uterus)
dysmenorhea dapat juga terjadi nausea, vomiting, sakit kepala
• Premenstrual syndrome (PMS) di duga ok. defisiensi estrogen dan
progesteron, terjadi saat awal mens : pembengkakan payudara,
gemuk, sakit kepala, sakit tulang belakang, depresi, perasaan
khawatir, irritability dan perubahan tingkah laku & gerakan.
Kejadian 2 – 40 %
52
• Siklus menstruasi
1. Stadium menstruasi (desquamasi)
• Endometrium lepas dari dinding rahim disertai dengan
perdarahan
• Hanya lapisan tipis (stratum basale) yang tinggal
• Stadium ini berlangsung 4 hari
• Darah haid terdiri dari : darah, potongan-potongan
endometrium dan lendir dari serviks
• Darah tdk membeku karena adanya fermen yg mencegah
pembekuan darah dan mencairkan potongan-potongan
mukosa
• Kalau darah banyak yg keluar maka fermen tersebut tidak
mencukupi sehingga timbul bekuan darah dlm menstruasi
• Banyaknya darah selama menstruasi ± 50 – 150 cc
53
2. Stadium regenerasi
Stadium ini sudah mulai waktu stadium
menstruasi dan berlangsung ± 4 hari
Pada saat ini tebal endometrium ±0,5 mm
Luka yang terjadi Karena endometrium dilepaskan
berangsur ditutup kembali oleh selaput lendir
baru dari sel epitel kelenjar endometrium
3. Stadium proliferasi
Endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5 mm
Berlangsung dari hari ke 5 -14 dari hari pertama
haid
54
4. Stadium sekresi
• Stadium ini endometrium tebalnya tetap tetapi
bentuk kelenjar menjadi panjang dan berkelok
mengeluarkan getah
• Dalam endometrium tertimbun glikogen dan
kapur (Ca) sebagai makanan untuk ovum
stadium ini dipersiapkan untuk menerima ovum
• Stadium ini berlangsung dari hari ke 14 – 28
• Kalau tidak terjadi kehamilan maka endometrium
dilepas dengan perdarahan dan berulang lagi
siklus menstruasi
55
Saat ovulasi perlu untuk menentukan masa subur (fertil)
oleh karena kehamilan terjadi sekitar saat ovulasi
56
57
58
Pengaruh Feedback Estrogen, Progesteron
dan Inhibin
• Estogen, pada konsentrasi rendah menyebabkan
hipofisis anterior mensekresi sedikit FSH dan LH
(sebagai respon thd GnRH) dan juga menghambat
neuron
Hasil : Negative feedback inhibition sekresi FSH & LH selama
masa awal dan pertengahan fase folikular
59
Perubahan Uterus selama siklus
menstruasi
• Menstruasi phase 3–5 hr : endometrium terjadi
degenerasi menghasilkan cairan menstrual
60
Serba serbi haid
• Amenorrhoe : tidak menstruasi
– Kehamilan
– Penyakit, mis: TBC
– Kelainan endokrin
– Laktasi
• Menorrhagia: haid yg berlebihan banyaknya tapi menurut siklus
– Myoma uteri
– Radang sekitar uterus
• Metrorrhagia: perdarahan tidak teratur dan tidak menurut siklus
– Ca uteri
– Abortus incompletus
– Endometritis
• Dysmenorrhoe: nyeri waktu haid
– Radang sekitar uterus
– Keadaan yang menghalangi keluarnya darah haid
61
Hormon dari Ovarium
1. Estrogen
– Menimbulkan proliferasi endometrium
– Tanda-tanda seks sekunder
– Kontraktilitas uterus
– Fungsi lain : - mengatur haid
- terapi menopause
62
Efek Estrogen
Pubertas :
merangsang pertumbuhan organ reproduksi internal,
genetalia eksterna dan mammae
merangsang pertumbuhan rambut tubuh
merangsang pertumbuhan tulang panjang dan penutupan
dini epifise
merangsang distribusi lemak wanita
63
• Hormonal
– Merangsang sekresi GnRH, LH dan FSH (fase folikuler) dan
menghambatnya (fase luteal)
– Menurunkan sensitivitas jaringan perifer terhadap insulin
– Meningkatkan kadar renin dan angiotensin dalam sirkulasi
• Metabolik
– Mencegah bone loss / proteksi osteoporosis
64
2. Progesteron
– Dibentuk oleh korpus luteum setelah terjadi ovulasi
– Dapat diisolir kecuali dari plasenta juga dari kelenjar
suprarenalis dan darah yang berasal dari V. Ovarica
– Kadar tertinggi pada urine dijumpai pada hari ke-20-21
setelah M dan menurun sampai hilang 2 hari sebelum
M
– Pengaruh terhadap uterus :
• Endometrium bersekresi tebal dan oedematus
mempermudah nidasi
• Fase sekresi endometrium tertimbun glikogen
dan mineral (Ca) penting untuk makan ovum dan
mempertahankan kehamilan (kalau kurang
mudah abortus)
65
• Terhadap dinding uterus : mengurangi kontraksi dari
pengaruh oksitosin
• Terhadap mammae : pertumbuhan acini dan lubuli kelenjar
mammae seperti pada fase post ovulatoir dan selama
kehamilan
• Rangsangan sekresi kelenjar endometrium
• Induksi mukus cervix yang kental & lengket
• Menurunkan proliferasi sel epitel vagina
• Menghambat efek “milk – inducing” dari prolaktin
• Memberikan efek feedback pada hipotalamus dan hipofisis
anterior.
66
Kehamilan
67
Pematangan Ovum
• Sesaat sebelum oosit primer dilepas dari folikel, inti membelah
meisois
• Dari inti oosit dilepas badan polar pertama dan oosit primer
menjadi oosit sekunder
• Dari proses ini 23 pasang kromosom melepas 1 pasangannnya
untuk badan polar sehingga 23 kromosom yang tidak berpasangan
tetap berada dalam oosit sekunder
• Bebarapa jam setelah sperma masuk ke oosit inti membelah lagi
dan dilepas badan polar sekunder (dengan cara meiosis) sehingga
terdapat 23 kromosom yang tidak berpasangan
• 1 dari 23 kromosom merupakan kromosom wanita disebut
kromosom X. Bila bergabung dengan sperma yang membawa
kromosom x terjadi kombinasi XX anak perempuan
• Bila kromosom X berpasangan dengan sperma yang membawa
kromosom Y terjadi kombinasi XY anak laki-laki
68
Bila terjadi ovulasi (korona radiata) peritonium tuba falopii
69
Pembuahan ovum
70
• Setelah diejakulasi sejumlah sperma uterus ujung
ovarium tuba falopii (5–10 menit)
• Sebelum memasuki ovum, sperma menembus korona
radiata (enzim hialuronidase & peroksidase dilepas oleh
akrosom)
• Sperma yang lain dianggap infertil karena kehilangan
tenaga waktu menyerang korona radiata
• Juga ion bikarbonat dari sekresi tuba falopii membantu
memisahkan sel granulosa (korona radiata)
• Setelah sperma masuk ovum bagian kepala
membengkak untuk membentuk pronukleus jantan
• Ovum setelah mengeluarkan badan polar sekunder, 23
kromosom dari pronukleus betina menyatu membentuk
komplemen lengkap (23 pasang kromosom) dalam ovum
yang telah dibuahi
71
Transport dalam Tuba Falopi
Setelah fertilisasi
ovum dalam tuba falopii
sampai cavum uterus
perlu 3-5 hari (dengan
bantuan gerak silia epitel
tuba falopii dan kontraksi
lemah tuba falopii)
72
Implantasi zygote ± hari ke-7 setelah ovulasi
Sebelum implantasi zygote dapat makanan dari sekresi
endometrium (susu uterus)
Zygote tumbuh jadi morula (pada stadium implantasi)
Implantasi merupakan kerja sel trofoblas yang berkembang
diatas permukaan morula
Segera setelah implantasi embrio berkembang sepanjang
salah satu dinding rongga (stadium blastokista)
73
Setelah terjadi implantasi trofoblas dan sel lain
berproliferasi membentuk plasenta
74
• Desidua: sel-sel endometrium yang membengkak dan
menyimpan makanan glikogen protein, lemak dan
mineral untuk makanan embrio
75
Fungsi Plasenta
76
• Plasenta merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak
dan sebaliknya
• Baik tidaknya anak tergantung pada baik buruknya faal
plasenta
• Setelah nidasi sel trofoblas menyerbu ke dalam desidua
sebelum menghancurkan jaringan
• Sedang diantara massa trofoblas timbul lubang-lubang
menyerupai spons (berisi darah ibu karena dinding
pembuluh darah termakan kegiatan trofoblas)
• Mula-mula sel yang dihancurkan menjadi bahan makanan
bagi telur, kemudian makanan diambil dari darah ibu
• Sel-sel trofoblas yang menyerbu kemudian merupakan
batang-batang yang masing-masing bercabang akhirnya
menjadi villi chorialis
77
Trofoblas yang membentuk dinding villi terdiri dari
dua lapis :
Lapisan luar (syncytiotrofoblast)
Lapisan dalam (cytotrofoblast = sel Langhans)
Penyaluran makanan dan zat lain dari ibu dan
sebaliknya harus melalui trofoblast
Darah anak ibu tidak dapat bercampur karena terpisah
oleh membran placentae yang terdiri dari:
Lapisan syncitium
Lapisan sel Langhans
Jaringan ikat dari villus
Lapisan endotel kapiler
78
Secara singkat faal placenta
I. Placenta sebagai tempat pertukaran zat
– Mula-mula makanan janin dari desidua kemudian dari
darah ibu
– Zat yang dibutuhkan karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral dan zat-zat immun diambil dari darah ibu
– Zat sampah dan CO2 dan ureum dibuang ke dalam darah
ibu
79
- Mekanisme pertukaran zat terjadi dengan :
1. Pertukaran zat pasif :
a. Filtrasi: placenta bekerja sebagai membran
semipermiabel
b. Difusi: molekul-molekul kecil melalui
membran placenta
c. Diapedesis : seperti parasit
2. Transport aktif
a. Diatur oleh enzim
b. Pinositose: molekul yang besar (protein)
dikepung oleh penonjolan/pencekungan dari
sitoplasma
80
II. Hormon yang dikeluarkan placenta
a. Hormon steroid: estrogen dan testoteron
Fungsi estrogen:
• Pembesaran uterus
• Pembesaran payudara dan pertumbuhan
struktur ductus payudara
• Pembesaran genetalia eksterna wanita
• Relaksasi ligamentum pelvis sendi sakro
iliaca relatif lentur dan simpisis pubis elastis
memudahkan jalannya janin melalui jalan lahir
81
Fungsi progesteron
Menyebabkan sel desidua tumbuh dalam
endometrium untuk nutrisi embrio awal
Menurunkan kontraktilitas uterus gravid
mencegah abortus spontan
Membantu perkembangan zygote
Sebelum implementasi meningkatakan sekresi
tuba falopii dan uterus untuk menyediakan
nutrisi bagi perkembangan morula dan
blastokista
Membantu persiapan payudara untuk laktasi
82
• Sekresi aldosteron pada wanita hamil meningkat 3 kali
mencapai puncak pada akhir kehamilan
• Bersama dengan estrogen menyebabkan
kecenderungan merearbsorpsi Na berlebihan di
tubulus ginjal retensi cairan cenderung
hipertensi
• Sekresi kelenjar paratiroid
Paratiroid biasanya membesar terutama bila ibu
defisiensi kalsium (Ca) dalam makanan
Absorpsi Ca lebih banyak pada waktu laktasi
• Sekresi ”Relaksin” oleh ovarium
– Disekresi oleh corpus luteum dan placenta
– Efek pelunakan serviks wanita hamil pada saat kehamilan
– Menghambat motilitas uterus
83
Laktasi
• Pengaruh estrogen selama kehamilan sistem ductus
kelenjar payudara tumbuh dan berkembang juga stroma
kelenjar payudara
• Hormon lain yang berperan dalam pertumbuhan sistem
ductus:
• GH
• Prolaktin
• Glukokortikoid adrenal
• Insulin
Masing – masing hormon diatas berpean dalam
metabolisme protein
84
• Perkembangan sistem lobulus-alveolus peran
progesteron.
Kerjanya analog dengan efek pada endometrium
• Permulaan laktasi fungsi prolaktin
• Prolaktin meningkat 10 x laktasi (>>>)
• Somato mammotropin korion manusia laktogenik
ringan
• Setelah bayi lahir diperlukan peran hormon GH, kortisol
dan paratiroid (untuk menyediakan asam amino, asam
lemak, glukosa, kalsium untuk pembentukan ASI )
85
Refleks
Menghisa
p
86
Terima kasih
Selamat belajar
87