Anda di halaman 1dari 12

OLEH : QADAR RINALDI, S.Kep.

, Ns
Bencana adalah suatu keadaan yang tiba-tiba mengancam kehidupan masyarakat karena
faktor alam atau non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan korban jiwa,
kerusakan lingkungan yang melebihi kemampuan masyarakat untuk mengatasinya
sendiri.

Bencana dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu :


1. Bencana alam
2. Bencana non-alam
3. Bencana sosial.
Aspek etik dan isu etik dalam keperawatan bencana merupakan suatu hal yang penting harus
diketahui oleh perawat. Menurut Veenema (2012) menyatakan aspek danisu etik tersebut meliputi :
1. Pencatatan dan Pelaporan Penyakit
2. Informasi Kesehatan
3. Karantina, Isolasi, dan Civil Commitment
4. Vaksinasi
5. Treatment for Disease (Pengobatan Penyakit).
6. Screening & Testing.
7. Professional Licensing (Lisensi Profesional)
8. Alokasi Sumberdaya (Resource Allocation)
9. Professional Liabelity
10. Penyedia layanan yang memadai (Provision of Adequate Care).
Prinsip - prinsip penatalaksanaan bencana yaitu:
1. Mencegah berulangnya kejadian
2. Meminimalkan jumlah korban
3. Mencegah korban selanjutnya
4. Menyelamatkan korban yang cedera
5. Memberikan pertolongan pertama
6. Mengevakuasi korban yang cidera
7. Memberikan perawatan definitive
8. Memperlancar rekonstruksi atau pemulihan
Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah dan terpadu bagi setiap anggota masyarakat yang
berada dalam keadaan gawat darurat. Upaya pelayanan kesehatan pada penderita gawat darurat pada dasarnya
mencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah
kematian atau cacat yang mungkin terjadi. Cakupan pelayanan kesehatan yang perlu dikembangkan meliputi:
1. Penanggulangan penderita ditempat kejadian
2. Transpotasi penderita gawat darurat dan tempat kejadian kesarana kesehatan yang lebih memadai
3. Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang kegiatan penanggulangan penderita gawat darurat
4. Upaya rujukan ilmu pengetahuan, pasien dan tenaga ahli
5. Upaya penanggulangan pendereita gawat darurat ditempat rujukan (Unit Gawat Darurat dan ICU)
6. Upaya pembiayaan penderita gawat darurat
1. Pengkajian awal terhadap korban bencana, yang mencakup :
a) Keadaan jalan napas, apakah terdapat sumbatan napas, sifat pernapasan dengan cepat,
lambat, tidak teratur
b) Sistem Kardiovaskular, meliputi tekanan darah tinggi atau rendah,nadi cepat atau lemah
c) Sistem muskuloskletal, seperti luka, trauma, fraktur
d) Tingkat kesedaran, composmentis - coma
2. Pertolongan darurat Evaluasi melalui sistem triaget sesuai dengan urutan Prioritas
a) Atasi masalah jalan napas, atur posisi (semi fowler, fowler tinggi), bebaskan jalan nafas
dari sumbatan, berikan oksigen sesuai kebutuhan, awasi pernapasan.
b) Atasi perdarahan,bersihkan luka dari kotoran dan benda asing, desinfektan luka,biarkan
darah yang membeku, balut luka.
c) Fraktur atau trauma, imobilisasi dengan memakai spalak,balut.
d) Kesadaran terganggu, bebaskan jalan napas, awasi tingkat kesadaran dan tanda vital
3. Rujukan segera ke puskesmas/rumah sakit
Dengan menyiapkan ambulans dan melakukan komunikasi sentral ke pusat rujukan.
Perawat sebagai bagian dari petugas kesehatan yang ikut dalam penanggulangan bencana dapat
berada di berbagai tempat seperti di rumah sakit, di pusat evakuasi, di klinik berjalan atau di
puskesmas.
Peran perawat pada Bencana :
1. Melakukan asuhan keperawatan penderita gawat darurat
2. Kolaborasi dalam pertolongan gawat darurat
3. Pengelolaan pelayanan perawatan didaerah bencana dan ruang gawat darurat
1. Peran Perawat di Rumah Sakit yang terkena Dampak Bencana
2. Peran Perawat di Pusat Evakuasi
3. Peran Perawat di Klinik Lapangan (Mobile Clinic)
4. Peran Perawat di Puskesmas
Dalam penanggulangan bencana secara global / internasional telah bergeser dari upaya yang difokuskan
pada saat terjadi bencana, sekarang lebih diperluas kepada upaya mengurangi resiko dan dampak
bencana. Penanggulangan bencana diawali dengan menganalisis risiko bencana berdasarkan
ancaman/bahaya dan kerentanan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola dan mengurangi
risiko serta mengurangi dampak bencana yang ditimbulkan. Sistem penanggulangan bencana meliputi :
1. Perencanaan
2. Kelembagaan
3. Pendanaan
4. Pengembangan kapasitas
5. Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Manajemen penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan
rehabilitasi. Dalam penanggulangan bencana, kegiatannya juga mengikuti siklus bencana yaitu:
1. Fase Pra Bencana; disebut sebagai fase kesiapsiagaan yang terdiri dari pencegahan dan mitigasi
(prevention and mitigation)
2. Fase Bencana; disebut sebagai fase tanggap darurat (response ) yang terdiri dari fase akut
(acute phase) dan fase sub akut (sub acute phase)
3. Fase Pasca Bencana; disebut sebagai fase rekonstruksi yang terdiri dari fase pemulihan
(recovery phase) dan fase rehabilitasi/rekonstruksi (rehabilitation/reconstruction phase).

Anda mungkin juga menyukai