Anda di halaman 1dari 19

Regulasi Penyelenggaraan TV

Digital di Indonesia dan best


practice di negara lain.
Roadmap TV Digital
di Indonesia

9 Juni 2016
Uji coba aspek teknis dan non teknis meliputi kinerja
perangkat dan sistem penyiaran multipleksing tv digital
2011
Uji materil 22/PER/M.KOMINFO/11/2011
2010
Uji coba lapangan siaran TV digital wilayah Bandung dan sekitarnya
3 Agustus 2009
Peresmian uji coba lapangan siaran digital untuk Mobile TV
20 Mei 2009
Grand Launching uji coba siaran TV digital
13 Agustus 2008
Soft launching uji coba siaran TV digital di TVRI.
Frekuendi TV Digital
TV ANALOG
328 MHz
478 806 MHz

TV Analog
Penerimaan Tetap Free To Air (FTA)

PROSES DIGITALISASI PENYIARAN

TV DIGITAL
Future TV Digital Terestrial DIGITAL
DTV Penerimaan Tetap Free To Air (FTA) DIVIDEND
478 526 694 806 MHz
192 MHz
112 MHz
Di dalam 112 MHz (694 – 806 MHz) Digital Dividend, terdapat 2
x 45 MHz FDD yang dapat dimanfaatkan sebagai pasangan
frekuensi untuk mobile broadband
Source : Pemodelan Akselerasi Implementasi Digital Dividend di Indonesia (Denny Setiawan, 2013)
Band IV Band V
Nomor Batas Frekuensi Nomor Batas Frekuensi
Kanal Frekuensi Tengah (MHz) Kanal Frekuensi Tengah (MHz)
(MHz)
Pengkanalan
(MHz)
22 478-486 482 38 606-614 610
23 486-494 490
Frekuensi
39 614-622 618
24 494-502 498 40 622-630 626

Radio
25 502-510 506 41 630-638 634
26 510-518 514 42 638-646 642

Untuk
27 518-526 522 43 646-656 650
28 526-534 530 44 656-662 658

Televisi
29 534-542 538 45 662-670 666
30 542-550 546 46 670-678 674

Digital
31 550-558 554 47 678-686 682
32 558-566 562 48 686-694 690

Terestrial 33
34
566-574
574-582
570
578
35 582-590 586
36 590-598 594
37 598-606 602
Perkembangan Regulasi Penyelenggaraan
TV Digital di Indonesia

07/P/M.KOMINFO/3/2007 34/P/M.KOMINFO/10/2008

27/P/M.KOMINFO/8/2008 39/PER/M.KOMINFO/10/2009

23/PER/M.KOMINFO/11/2011

05/PER/M.KOMINFO/2/2012 22/PER/M.KOMINFO/11/2011

32/P/M.KOMINFO/12/2013 5/PER/M.KOMINFO/4/2016
07/P/M.KOMINFO/3/2007

 Tentang Standar Penyiaran Digital Terestrial untuk Televisi Tidak Bergerak di Indonesia
 Menetapkan Digital Video Broadcasting – Terrestrial (DVB-T) sebagai standar penyiaran
digital terestrial untuk televisi tidak bergerak di Indonesia.
27/P/M.KOMINFO/8/2008

 Tentang Uji Coba Lapangan Penyelenggaraan Siaran Televisi Digital


 Dilakukan untuk penerimaan tetap free-to-air maupun penerimaan bergerak (mobile-TV)
 Tujuan : mengkaji setiap aspek teknis dan non-teknis berupa kinerja perangkat dan sistem, model
penyelenggaraan siaran televisi digital, model regulasi dan kelembagaan, serta fitur layanan televisi
digital.
 Lokasi : Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
 Frekuensi radio yang digunakan adalah kanal 40, 42, 44, dan 46 UHF untuk free-to-air dan kanal 24
dan 26 UHF untuk mobile-TV.
 Penyelenggara wajib melaporkan hasil uji coba kepada Menteri 1 bulan sekali.
 Diperbaharui dengan 46/P/M.KOMINFO/10/2009.
34/P/M.KOMINFO/10/2008

 Tentang Tata Cara Penilaian dalam Evaluasi pada Seleksi Dokumen Permohonan Uji Coba Lapangan
Penyelenggaraan Siaran Televisi Digital.
 Objek penilaian adalah peserta uji coba yang telah tercantum dalam pengumuman
No.226/M.KOMINFO/9/2008.
 Tim evaluasi terdiri dari beberapa organisasi.
 Penilaian didasarkan aspek administrasi, teknis, dan isi siaran.
 Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dinyatakan gugur dan yang lulus akan dievaluasi lebih
lanjut.
39/PER/M.KOMINFO/10/2009

 Tentang Kerangka Dasar Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Digital Terestrial Penerimaan Tetap Tidak Berbayar (Free
to Air).
 Tujuan televisi digital :
1. Efisiensi pemanfaatan spektrum frekuensi radio
2. Meningkatkan kualitas penerimaan siaran televisi
3. Memberikan lebih banyak pilihan program siaran
4. Mempercepat perkembangan media televisi yang sehat di Indonesia
5. Mendorongkonvergensi layanan multimedia
6. Menumbuhkan industri konten, perangkat lunak, dan perangkat keras tv digital terestrial free-to-air
 Penyelenggara program siaran :
1. Penyelenggara program siaran (publik dan swasta)
2. Penyelenggara infrastruktur
 Tarif sewa saluran siaran ditetapkan oleh Menteri.
 Penyelenggara multiplexing publik (TVRI) dan swasta (badan hukum bebentuk Perseroan Terbatas).
22/PER/M.KOMINFO/11/2011

 Tentang Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Digital Terestrial Penerimaan Tetap Tidak Berbayar (Free
to Air).
 Lembaga penyelenggara siaran tv digital :
1. Lembaga Penyiaran Penyelenggara Program Siaran (LPPPS)
2. Lembaga Penyiaran Penyelenggara Penyiaran Multiplexing (LPPPM)
 PM Kominfo ini bertentagan dengan PP No. 50 th 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran
Lembaga Penyiaran Swasta.
 PM Kominfo ini akhirnya dicabut oleh keputusan MA, namun Menteri Komunikasi dan Informatika
tetap dapat menerbitkan PM Kominfo No.32 Tahun 2013.
 Implikasi terhadap Keputusan MA tersebut adalah tidak adanya switch off dari analog ke digital,
tidak adanya kelembagaan (Lembaga Penyiaran Penyelenggara Penyiaran Multipleksing) dan tidak
adanya zone baru.
23/PER/M.KOMINFO/11/2011

 Tentang Rencana Induk (Master Plan) Frekuensi Radio untuk Keperluan Televisi Siaran Digital Terestrial
pada Pita Frekuensi Radio 478-694 MHz.
 Siaran TV digital terestrial penerimaan tetap tidak berbayar (free to air) pada rentang 526 - 694 MHz.
Jika suatu daerah tidak tercakup layanan manapun maka dapat menggunakan kanal cadangan :
kanal 46 (670-678 MHz) dan kanal 48 (686-694 MHz)
 Bandwith tiap kanal adalah 8 MHz.
 Siaran TV digital terestrial penerimaan tetap tidak berbayar (free to air) menerapkan teknik Single
Frequency Network (SFN)
05/P/M.KOMINFO/2/2012

 Tentang Standar Penyiaran Televisi Digital Terestrial Penerimaan Tetap Tidak Berbayar (Free to Air).
 Standar pentiaran televisi digital terestrial penerimaan tetap tidak berbayar (free-to-air) berubah dari
DVB-T menjadi DVB-T2.
 Peraturan Menteri ini mencabut Peraturan Mentri Nomor 07/P/M.KOMINFO/3/2007.
32/P/M.KOMINFO/12/2013

 Tentang Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Secara Digital dan Penyiaran Multipleksing Melalui
Sistem Terestrial.
 Peraturan ini berisi :
 Tujuan penyiaran televisi digital terestrial;
 Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Secara Digital Melalui Sistem Terestrial;
 Penyelenggaraan Penyiaran Multipleksing Melalui Sistem Terestrial;
 Tarif sewa saluran siaran dalam penyelenggaraan Penyiaran Multipleksing Melalui Sistem Terestrial
dikenakan berdasarkan formula yang ditetapkan oleh Menteri.
 LPP TVRI untuk menyelenggarakan Penyiaran Multipleksing Melalui Sistem Terestrial yang
berlaku secara nasional dengan menggunakan 1 (satu) kanal frekuensi radio di setiap wilayah
layanan.
 Alat bantu penerima siaran televisi digital (settopbox) harus memenuhi Tingkat Kandungan
Dalam Negeri (TKDN) paling sedikit20%.
5/P/M.KOMINFO/4/2016

 Tentang Uji Coba Teknologi Telekomunikasi, Informatika, dan Penyiaran.


 Tujuan uji coba adalah untuk melakukan penelitian aspek teknis dan aspek nonteknis.

Aspek Teknis Aspek Non Teknis

kinerja sistem, alat, dan perangkat model bisnispenyelenggaraan

perencanaan dan konfigurasi jaringan model regulasi dan kelembagaan

standardisasi alat dan perangkat kesiapan para pemangku kepentingan

Kualitas layanan sosialisasi kepada masyarakat

mekanisme penyediaan perangkat pendukung

 Uji coba bersifat tidak komersial dan berbatas waktu.


 Biaya hak penggunaan sesuai dengan peraturan untuk penelitian nonkomersil.
Pengaturan Frekuensi
TV Digital di Negara Lain
Teknologi
TV Digital
di Negara
Lain
Telah beroperasi, DVB-T / DVB-T2 Telah beroperasi, ATSC
Masa peralihan, DVB-T / DVB-T2 Telah beroperasi, ISDB-T
Masa percobaan, DVB-T / DVB-T2 Masa percobaan, SBTVD-T
Telah beroperasi, DTMB
Harga Spektrum Frekuensi di Tiap Negara

Negara Teknologi Harga frekuensi


Singapura DVB-T2 $300 - $2400*
Australia DVB-T2 $2,493.83 -
$363,101.10**
Malaysia DVB-T2 $17,873.95
Japan ISDB-T $1,673.90
*berdasarkan lebar bandwith
**berdasarkan lebar bandwith dan kepadatan penduduk
o Website https://tvdigital.kominfo.go.id (akses 17 Feb 2018)
SUMBER o Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
1. Nomor 07/P/M.KOMINFO/3/2007
2. Nomor 27/P/M.KOMINFO/8/2008
3. Nomor 34/P/M.KOMINFO/10/2008
4. Nomor 39/PER/M.KOMINFO/10/2009
5. Nomor 22/PER/M.KOMINFO/11/2011
6. Nomor 23/P/M.KOMINFO/11/2011
7. Nomor 05/P/M.KOMINFO/2/2012
8. Nomor 32/P/M.KOMINFO/12/2013
9. Nomor 5/P/M.KOMINFO/4/2016
o Spectrum Management Handbook IMDA Issue 1 Rev 2.9 – July 2017
o Website http://www.digitaltv.gov.hk/consumer/pdf/DTT-PPT.pdf (akses 18 Feb
2018)
o TELECOMMUNICATIONS ACT (CHAPTER 323, SECTION 74), www.imda.gov.sg
o Individual lisence fee, www.mcmc.gov.my

Anda mungkin juga menyukai