Anda di halaman 1dari 23

TELEKOMUNIKASI UNTUK

KEMAKMURAN BANGSA
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI
UJUNG IDELOGI BANGSA
1. IDEOLOGI BANGSA
2. POLITIK NEGARA
3. POLITIK PEMBANGUNAN
4. KEBIJAKAN PUBLIK
DIMASA LAMPAU, KEBIJAKAN TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA
MENYEBABKAN TARIF RELATIF MAHAL YG BERUJUNG EKONOMI
BIAYA TINGGI. CONTOH: ORANG SINGAPURA DGN PENGHASILAN
21 KALI LEBIH BESAR, HANYA MEMBAYAR RP.2000,-/MENIT DIBANDING
ORANG INDONESIA HARUS MAMBAYAR RP.8000,-/MENIT UNTUK
TUJUAN YG SAMA
Supply vs Demand
Publik

Keseimbangan

Regulator Operator
Kilasbalik ICT ( 3 cabang teknologi informasi)
Sejak:1876/1834 Sejak: 1901 Sejak: 1921/1822
Telepon Radio/wireles Komputer
s
Transmisi Broadcastin File transfer
POTS/ Digital g antar PC
PSTN AM & FM

Interne
Sentral Broadcastin Data
Digital g over PSTN

t
TV
jaringan Jaringan
ISDN Radio/TV INTERNET
Digital

Cordless Wi-Fi
Wireless Wireless
phones FWA/WLL WiMAX Internet
Cellular/mobil Mobile WiMAX
e
xDSL, FTTx, HFC
FTTx
8/27/09 bersama membangun bangsa 4
Kompetisi menuju 4G wireless
2000~2002 2003~2004 2005~2006 2008~2010

2Mbps/2Mbps 2Mbps/14.4Mbps 30Mbps

WCDMA WCDMA(R5) WCDMA(R6)


Cellular HSDPA HSUPA
Based 153kbps/
(3GPP, 307kbps 153kbps/2.4Mbps 1.8Mbps/3.1Mbps 3G LTE
EV-DO
3GPP2) 1.8Mbps/4.9Mbps* HSOPA
EV-DO
cdma2000 1x Rev. A EV-DO
Rev. B EV-DO
Rev. C
4G
11Mbps 54Mbps 6Mbps/18.4Mbps 100Mbps

802.11b 802.11a/g WiBro


Internet
Based WiBro-2
(IEEE) 75Mbps(Fixed) Harmonization

802.16a/b/d 802.16e

bersama membangun
8/27/09 bangsa 5
PRODUK-PRODUK REGULASI
TELEKOMUNIKASI
• UU No. 36 thn 1999 tentang Telekomunikasi
• PP 52 thn 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
• PP 53 thn 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan
Orbit Satelit
• PP 7 thn 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP yang berlaku
pada Departemen Kominfo
• KM 20 thn 2001 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi
• KM 21 thn 2001 tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi
• Peraturan Menteri Kominfo No. 10 s.d. 14 thn 2008 tentang Standar
Kualitas Pelayanan Jasa Teleponi Dasar pada jartap SLJJ, lokal,
bergerak seluler, mobilitas terbatas dan sambungan internasional.
• Dll...
ASPEK REGULASI DAN
KEBIJAKAN

• Badan Regulasi yang selalu memonitor dan


mensupervisi para operator untuk menjamin
“fairness” dalam berkompetisi
• Pembuatan regulasi yang konsisten dan
terprediksi:
– Selalu merevisi blue print Telekomunikasi
– Transparan dan fair dalam pengelolaan frekuensi
– Regulasi Interkoneksi berbasis biaya.
– Infrastruktur bersama
– Optimalisasi tarif saluran sewa
– Pemberlakuan modern licensing
– Pemberlakuan sanksi guna menjamin penegakan
Operator
Telekomnunikasi
• Telepon Tetap (4)
• PT. Telkom Dominant
• PT. Indosat , PT Bakrie • Mobile/Cellular (8)
• Telkomsel, Indosat, Exelcomindo,
Telecom, PT Batam Bintan Mobile-8, Sampurna Telkom Ind,
Natrindo Telepon Sel, Hutchison CP
• Telepon Tetap Jarak Jauh Tel, Smart Telecom.
(3)
• PT Telkom P Dominan ,
• PT Indosat (since 2004)
• Bakrie Telecom new. • ISP (100)
• TELKOM , INDOSAT, CBN, RADNET, PT
• Telepon Tetap POS,CENTRIN, DLL
International (3) • NAP (36)
• Indosat 001, 008 (vertical
merger with Satelindo) • VoIP (26)
• Telkom 007
• Broadband / multimedia
• Bakrie Telecom 009 new • incl. Indovision, Cablevision,
Telkomvisioni
Pertumbuhan Pelanggan Telepon
2006 2007 2008
(teledensitas) (teledensitas) (teledensitas)

Telepon 8.806.702 8.717.872 8.674.228


tetap kabel (3,97%) (3,88%) (3,81%)
Telepon 6.014.031 10.811.635 21.703.843
tetap nirkabel (2,71%) (4,81%) (9,53%)
63.803.015 93.386.881 140.578.243
Selular
(28,73%) (41,52%) (61,72%)
INDONESIA RPM (REVENUE PER MINUTE)
COMPARISON

RPM comparison in 2005 RPM comparison today

From most expensive to the cheapest in the world


Competition in the Indonesian mobile business has driven down prices considerably in
the past 24 month. This has resulted in tariffs moving from being one of the most
expensive in the region to one of the cheapest
Langkah kebijakan
• Hingga tahun 2008 , merupakan tahun
“Availability” dan “Affordability” dimana
• Persaingan menyebabkan konsumen
menikmati harga terjangkau
• Teledensitas telepon meningkat tajam
• Bagaimana dengan kualitas layanan
Untuk itu perlu dilanjutkan
dengan mencanangkan :
• Tahun 2009 sebagai Tahun Kualitas
Layanan (“Quality of Service)
• Tahun 2010 sebagai Tahun Security
• Tahun 2011 sebagai Tahun
Konvergensi
PERLINDUNGAN KONSUMEN
UU 36/1999

• Pasal 10 UU 36 Thn 1999 Larangan praktek monopoli.


• Pasal 17 UU 36 Thn 1999 Penyelenggara Jaringan /
Jasa Telekomunikasi wajib menyediakan pelayanan
telekomunikasi berdasarkan prinsip : perlakuan yang
sama dan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi semua
pengguna, peningkatan efisiensi, pemenuhan standar
pelayanan dan standar penyediaan sarana dan
prasarana.
• Pasal 15 PP 52 Tahun 2000
1. Penyelenggara jasa telekomunikasi wajib
menyediakan fasilitas telekomunikasi untuk
menjamin kualitas pelayanan jasa telekomunikasi
yang baik;
2. Penyelenggara jasa telekomunikasi wajib
memberikan pelayanan yang
sama kepada pengguna jasa telekomunikasi;
3. Dalam menyediakan fasilitas telekomunikasi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
penyelenggara jasa telekomunikasi wajib mengikuti
ketentuan teknis dalam Rencana Dasar Teknis;
4. Ketentuan mengenai Rencana Dasar Teknis
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
diatur dengan Keputusan Menteri.
• Pasal 68 PP 52 Tahun 2000 :
(1) Atas kesalahan dan atau kelalaian penyelenggara
telekomunikasi yang menimbulkan kerugian, maka
pihak-pihak yang dirugikan berhak mengajukan
ganti rugi kepada penyelenggara telekomunikasi.
(2) Penyelenggara telekomunikasi wajib memberikan
ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
kecuali penyelenggara telekomunikasi dapat
membuktikan bahwa kerugian tersebut bukan
diakibatkan oleh kesalahan dan atau kelalaiannya.
(3) Ganti rugi sebagaimana dimaksud ayat (1) terbatas
kepada kerugian langsung yang diderita atas
kesalahan dan atau kelalaian penyelenggara
telekomunikasi.
LAMPIRAN PP NOMOR 7 TAHUN 2009
Penerimaan dari Penyelenggaraan Pos dan Telekomunikasi,
Huruf (L) angka (2):
L.Besaran Sanksi Administrasi Berupa Denda atas pelanggaran
pemenuhan kewajiban dari izin Penyelenggaraan Jaringan
Telekomunikasi dan/atau Jasa Teleponi Dasar
2. Kualitas Pelayanan
Tidak memenuhi standar kualitas pelayanan yang
ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku, dikenai sanksi
administrasi berupa denda Rp. 200.000.000,00 per
pelanggaran.
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
NOMOR : 12/PER/M.KOMINFO/04/2008
TENTANG
STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN BERGERAK SELULER

A. STANDAR KINERJA PELAYANAN


1. STANDAR KINERJA TAGIHAN per bulan
2. STANDAR PEMENUHAN PERMOHONAN AKTIVASI
3. STANDAR PENANGANAN KELUHAN UMUM PELANGGAN
4. STANDAR TINGKAT LAPORAN GANGGUAN LAYANAN
5. STANDAR SERVICE LEVEL CALL CENTER LAYANAN PELANGGAN

B. STANDAR KINERJA JARINGAN


1. STANDAR ENDPOINT SERVICE AVAILABILITY
2. STANDAR KINERJA LAYANAN PESAN SINGKAT
Information Accessability Departemen
Komunikasi dan
Informatika

Pertumbuhan Pertumbuhan
Seluler FWA
• Pertumbuhan selular dari tahun 2007 (awal penurunan tarif) ke tahun 2008
sebesar 51%, bandingkan dengan pertumbuhan selular dari tahun 2006 ke tahun
2007 sebesar 45%;
• Pertumbuhan FWA dari tahun 2007 (awal penurunan tarif) ke tahun 2008 sebesar
101%, bandingkan dengan pertumbuhan selular dari tahun 2006 ke tahun 2007
sebesar 80%;
• Penurunan tarif mempertahankan akselerasi dari pertumbuhan pelanggan.
• ARPU(averaged revenue per users) turun tapi jumlah pelanggan naik
Sumber : Laporan Kinerja
Operasi 18
INDONESIA RPM (REVENUE PER MINUTE)
COMPARISON
Sumber : Deutsche
Bank

RPM comparison in 2005 RPM comparison today

From most expensive to the This has resulted in tariffs


cheapest in the region moving from being one of
the most expensive in the
Competition in the Indonesian mobile
business has driven down prices
region to one of the
considerably in the past 24 month. cheapest
Affordability (3) Departemen
Komunikasi dan
Informatika

Penduduk - Jumlah Penduduk Dengan Pengeluaran(*) per Bulan :


Region
2007 > 150 K > 200 K > 300 K > 500 K
Sumatra 49,198,036 39,344,763 30,747,679 18,146,969 6,794,795
DKI Jakarta 8,998,314 8,972,219 8,821,947 7,604,475 4,008,749
Jabar & Banten 50,034,765 40,733,302 30,969,018 17,864,913 6,754,693
Jateng & DIY 36,372,841 26,079,327 18,288,265 9,969,796 4,284,721
Jatim 36,768,974 24,495,490 16,226,148 7,846,499 2,798,119
Kalimantan 13,014,458 10,541,711 8,073,194 4,432,399 1,484,624
Sulawesi 16,546,555 10,756,585 7,281,477 3,356,634 1,088,432
Bali & IBT Lainya 17,103,003 11,129,209 7,681,814 3,844,185 1,299,258
Total 228,036,947 172,052,607 128,089,542 73,065,870 28,513,392
(*)Pengeluaran untuk
transportasi dan Target pasar ke masyarakat
telpon berpenghasilan lebih kecil

• Penurunan tarif mendorong perluasan segmen pasar kepada populasi dengan


pengeluaran per bulan terendah;
• Diharapkan dengan adanya program USO maka seluruh lapisan masyarakat, baik
dengan tingkat pengeluaran 150 ribu per bulan sudah dapat menikmati layanan
telekomunikasi. Sumber : BPS

20
Tantangan ke Departemen
Komunikasi dan
Informatika
Depan

21
Sebelum konvergen . .!
berbasis Circuit-voice
Jaringan Telepon jaringan
(PSTN or Seluler) telepon
global
berbasis IP
Jaringan Internet jaringan
(ISP or WISP) internet
global
berbasis Circuit-video
Jaringan Televisi jaringan
(Siaran or Berbayar) Televisi
global

Konvergen . .!
any-to-any
Jaringan berbasis
IP domestik #1
Jaringan Global
Jaringan berbasis
IP domestik #n berbasis-IP

Jaringan TV digital jaringan Televisi


domestik digital global

1/31/10 ICT4Nation 22
Kesimpulan Departemen
Komunikasi dan
Informatika

• Trend penurunan tarif perlu dipertahankan dalam rangka meningkatkan


aksesibiltas, afordabilitas, ketersediaan infrastruktur dan kapasitas
industri dalam rangka menciptakan masyarakat informasi;
• Peningkatan aksesibiltas, afordabilitas dan ketersediaan infrastruktur
akibat semakin baiknya kapasitas industri akibat kebijakan penurunan
tarif harus disertai edukasi kepada publik, untuk menjadikan layanan
informasi sebagai bagian kegiatan produktif;

23

Anda mungkin juga menyukai