Anda di halaman 1dari 29

Presentasi study kasus

Asuhan Kebidanan Komprehensif Dalam Masa Kehamilan,


Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir Pada Ny. M usia 31 tahun
G²P¹A° hamil 39 minggu 2 hari di BPS Hj. Ny. Yoni Aryonah, S. ST
Desa Semplak Barat Kab. Bogor Periode 09 April 2016- 23 April
2016.

EVI TRIANI
13 : 005
LATAR BELAKANG
 AKI di Indonesia yaitu 300/100.000. Dengan persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000
jiwa, dapat dilihat bahwa AKI ibu sebesar 15.000 - 15.500 setiap tahunnya atau terjadi setiap 30 - 40 menit.
Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 40/1000 artinya jumlah absolut 200.000 atau terjadi setiap 2- 2,5
menit.
 Pelaksanaan program pembangunan berkelanjutan 2030 (Sustainble Development Goals/ SDGs). Mereka
menggantikan tujuan pembangunan milenium yang tidak lagi berlaku terhitung mulai akhir 2015 dan SDGs
aktif mulai tahun 2015 hingga 2030. Program pembangunan yang mempunyai 17 tujuan dengan 169 terget.
 Data yang diperoleh pada tanggal 01 maret 2016 sampai 26 april 2016 tercatat 50 kelahiran dengan
persalinan normal 87% dan 0,2% diantaranya terjadi persalinan dengan inersia sekunder.
 Catatan dinas kesehatan bogor tergambar bahwa penyebab langsung (AKI) paling banyak ditemukan adalah
akibat eklamisa 35, 42 %, Perdarahan setelah persalinan 33,33 %, inersia uteri 18 %, infeksi 3, 82 %,
abortus 1,18 %. Angka kematian ibu pada tahun terakhir sebanyak 71 per 10.000 orang dan kematian bayi
sebanyak 216 per 10.000 kelahiran.

Cited from :
1. Kementrian kesehatan, 2015
2. Profil dinas kesehatan bogor, 2012
3. Manuaba, 2010
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana asuhan secara komprehensif yang diberikan kepada Ny. “M” usia 31 tahun G²P¹A°
hamil 39 minggu 2 hari di BPS Hj. Ny. Yoni Aryonah, S. ST Desa Semplak Barat Kab. Bogor
Periode 09 April 2016- 23 April 2016.

TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan komprehensif dalam masa
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. M usia 31 tahun G²P¹A° hamil 39 minggu 2
hari di BPS Hj. Ny. Yoni Aryonah, S. ST Desa Semplak Barat Kab. Bogor Periode 09 April 2016- 23
April 2016.

TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian selama hamil, bersalin, nifas, dan pada bayi baru lahir.
2. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah dan mendiagnosis masalah dan mendiagnosa potensial selama
hamil, bersalin, nifas, dan pada bayi baru lahir.
3. Mahasiswa mampu menengakkan diagnosa kebidanan selama hamil, bersalin, nifas, dan pada bayi baru
lahir.
4. Mahasiswa mampu membuat perencanaan selama hamil, bersalin, nifas, dan pada bayi baru lahir.
5. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan segera selama hamil, bersalin, nifas, dan pada bayi baru lahir
6. Mahasiswa mampu mengevaluasi asuhan yang dapatdi lakukan pada selama hamil, bersalin, nifas, dan
pada bayi baru lahir
TINJAUAN TEORI

1. Pengertian inersia uteri


Inersia uteri adalah kelainan his yang kekuatannya tidak adekuat untuk melakukan
pembukaan serviks atau mendorong janin keluar. Disini kekuatan his lemah dan
frekuensinya jarang.
Inersia dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Insersia uteri primer
Terjadi pada permulaan fase laten, sejak awal telah terjadi his yang tidak adekuat sehingga
sering sulit untuk memastikan apakah penderita telah memasuki keadaan inpartu atau
belum.
b. Insersia uteri sekunder
Terjadi pada fase aktif kala I dan kala II, permulaan his baik kemudian pada keadaan
selanjutnya terdapat gangguan/kelainan.
2. Etologi
1. Kelainan his sering dijumpai pada primipara.
2. Salah pimpinan persalinan dan obat-obat penenang.
3. Bagian terbawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah rahim, ini
dijumpai pada kesalahan-kesalahan letak janin dan disproporsi sevalopelvik.
4. Kelainan uterus, misalnya uterus bikornis unikolis.
5. Kehamilan postmatur (postdatism).
6. Penderita dengan keadaan umum kurang baik seperti anemia.
7. Uterus yang terlalu teregang misalnya hidramnion atau kehamilan kembar atau
makrosomia.
3. komplikasi

 Inersia uteri dapat menyebabkan persalinan akan berlangsung


lama dengan akibat-akibat terhadap ibu dan janin (infeksi,
kehabisan tenaga, dehidrasi, dll)
 Inersia uteri dapat menyebabkan kematian atau kesakitan.
 Kemugkinan infeksi bertambah dan juga meningkatnya kematian
perinatal.
 Kehabisan tenaga ibu dan dehidrasi : tanda-tandanya denyut nadi
naik, suhu meninggi, asetonuria, napas cepat, meteorismus, dan
turgor berkurang
4. Penanganan
 Keadaan umum penderita harus diperbaiki. Gizi selama kehamilan harus diperhatikan.

 Penderita dipersiapkan menghadapi persalinan dan dijelaskan tentang kemungkinan-kemungkinan yang ada.

 Pada inersia primer, setelah dipastikan penderita masuk dalam persalinan, evaluasi kemajuan persalinan 12 jam, kemudian
dengan periksa dalam. Jika pembukaan kurang dari 3 cm. porsio tebal lebih dari 1 cm, penderita diistirahatkan, berikan
sedativa sehingga pasien dapat tidur. Jika setelah 12 jam berikutnya tetap ada his tanpa ada kemajuan persalinan, ketuban
dipecahkan dan his tanpa ada kemajuan persalinan, ketuban dipecahkan dan his diperbaiki dengan infus oksitosin, perlu
diingat bahwa persalinan harus diselesaikan dalam waktu 24 jam setelah ketuban pecah agar prognosis janin tetap baik.

 Pada inersia uteri sekunder, dalam fase aktif, harus segera dilakukan :

 Penilaian cermat apakah ada disproporsi sevalopelvik dengan pelvimentri klinik atau radiologi. Bila CPD maka persalinan
segera diakhiri dengan sectio cesarean.

 Bila tidak ada CPD, ketuban dipecahkan dan diberi pitocin infus.

 Bila kemajuan persalinan kembali 2 jam setelah his baik. Bila tidak ada kemajuan, persalinan diakhiri dengan sectio
cesarean.

 Pada akhir kala I atau pada kala II bila syarat ekstraksi vakum atau cunam dipenuhi, maka persalinan dapat segera diakhiri
dengan bantuan alat tersebut. Hampir 50% kelainan his pada fase aktif disebabkan atau dihubungkan dengan adanya CPD,
sisanya disebabkan oleh faktor lain seperti kelainan posisi janin, pemberian obat sedativa atau relaksan terhadap otot uterus
dan sebagainya.
TINJAUAN TEORI
ASUHAN KEBIDANAN MASA KEHAMILAN
PADA NY. M G2P1A0 38 MINGGU 3 HARI
Tanggal : 04 april 2016 pukul: 16. 14 WIB

S : Ibu datang ke BPS pukul 16:14 WIB dengan alasan kunjungan ulang, ibu mengeluh terkadang
merasakan kontraksi diperut kadang hilang bila dibawa istirahat, gerakan janin semakin aktif dan
obat yang diberikan telah habis.

O : keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil,mata tidak anemis,
Tekanan Darah 120/80 mmHg, Nadi: 80x/menit, Pernafasan 21x/menit, Suhu 36,5°C, BB: 64 kg.
Leopold TFU 31 cm, punggung kanan, Divergen (3/5), Pergerakan janin (+). TBJ 3100 gram, DJJ (+)
150 x/menit, teratur, intensitas kuat, Penulis tidak melakukan pemeriksaan anogenital.

A : Ny. M G²P¹A° hamil 38 minggu 3 hari

Janin Tunggal,hidup presentasi kepala.


P :
 Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan ibu dan janin. Ibu mengetahui
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
 Memberitahu ibu tentang penyebab nyeri perut bagian bawah. Ibu telah
mengetahui penyebab nyeri perut bagian bawah.
 Menganjurkan ibu untuk minum tablet tambah darah 1x1 tablet pada malam
hari untuk mencegah mual. ibu mengerti dan bersedia meminumnya.
 Memberitahu pada ibu tentang tanda- tanda persalinan. Ibu mengerti dan
bersedia datang segera apabila terlihat tanda-tanda persalinan.
 Memberitahu ibu untuk menyiapkan perlengkapan ibu dan bayi menjelang Ibu
mengetahui persiapan persalinan dan akan menyiapkannya.
 Memberitahu ibu untuk kontrol 1 minggu lagi atau segera datang apabila ada
keluhan, dan akan datang akan datang tanggal 11 Maret 2016.
 Melakukan pendokumentasikan asuhan yang diberikan. Asuhan telah
didokumentasikan.
ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN
NY. M G2P1A0 HAMIL 39 MINGGU 2 HARI
Tanggal : 09 april 2015 Pukul : 12 : 00 WIB
KALA I PERTAMA
S : ibu datang mengeluh mules- mules teratur sejak pukul 02.00 WIB semalam, belum keluar air- air,
kehamilan kedua, tidak pernah keguguran, tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dan bawaan,
anak pertama lahir di bidan normal, berat badan 3500 gram, panjang 50 cm, perempuan, tidak memiliki
riwayat penyakit, gerakan janin masih aktif, HPHT 08- juli- 2015, TP : 15- april – 2016.
O : Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil, konjungtiva tidak anemis/
pucat, sclera tidak ikterik. Tekanan darah 110/ 80 mmHg, Nadi 75x/ menit, Suhu 36°C,pernafasan 22x/
menit, abdomen : TFU 31 cm, punggung kiri, presentasi kepala, divergen (3/5 bagian), DJJ 140x/menit,
teratur, Gerakan janin aktif, His 2x10`25”, Teratur, Intensitas sedang. Pemeriksaan dalam : Perineum
ada luka parut, Vulva/vagina: T.A.K, pengeluaran Lendir darah (+), portio Antefleksi,Konsistensi
Tebal,lunak, Pembukaan :4 cm, Penipisan serviks 40%,Ketuban Positif, Presentasi Kepala,
Penurunan hodge II, Posisi UUK Kiri Depan.
A : Ny. M G²P¹Aº Hamil 39 minggu 2 hari inpartu kala I fase aktif
Janin hidup, tunggal, presentasi kepala
P :
 Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
 Melakukan observasi kala 1. Observasi telah dilakukan.
 Memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi . kebutuhan nutrisi dan hidrasi telah terpenuhi.
 Menganjurkan ibu untuk mobilisasi seperti berjalan disekitar ruangan bersalin berdiri atau tiduran miring
kiri. Ibu telah melakukan anjuran yang diberikan bidan.

 Memberitahu ibu untuk tidak meneran karena pembukaan belum lengkap. Telah diberitahu dan telah
melakukannya.
 Mengajarkan ibu teknik relaksasi. ibu mengerti penjelasan yang diberikan.
 Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAK. Ibu mengerti penjelasan bidan dan bersedia tidak menahan
BAK.

 Menghadirkan orang yang dianggap berarti buat ibu untuk memberi ketenangan, ibu ditemani oleh suami.
 Menyiapkan perlengkapan partuset, heactingset, perlengkapan ibu, perlengkapan bayi, air chlorin dan air
DTT. Perlengkapan telah disiapankan.
 Melakukan pendokumentasian hasil asuhan yang diberikan. Pendokumentasian telah dilakukan
KALA I KEDUA
Tanggal : 09 april 2016 Pukul : 16:00 WIB
S : Ibu merasa sedikit lelah hanya makan sedikit karena tidak ada selera
makan
O : Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, emosional stabil
tekanan darah 110/ 70 mmHg, Suhu 36°C, Nadi 80x/ menit, pernafasan
20x/m, Djj : 148x/ menit, teratur, His 4x10`30” intensitas sedang, VT :
porsio tipis, lunak, pembukaan 8 cm, penipisan 80%,ketuban(+),
presentase kepala, tidak ada molase, Hodge III
A : Ny. M G²P¹Aº Hamil 39 minggu 2 hari inpartu kala I fase aktif dengan
inersia sekunder
Janin hidup, tunggal, presentasi kepala.
P:
 Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik. Ibu
sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
 Melakukan persiapan pemasangan infus untuk drip oksitosin dengan
akselerasi. Pemasangan infus drip telah dilakukan.
 Melakukan observasi kembali kala I aktif memanjang persalinan. Telah
dilakukan dan hasil terlampir.
 Menganjurkan ibu untuk tiduran miring kiri. Ibu telah melakukan anjuran
yang diberikan bidan.
 Mengajarkan kembali teknik relaksasi. Telah diajarkan.
 Memberikan support dan semangat pada ibu bahwa ibu dapat menjalani
persalinan dengan lancar dan anjurkan ibu untuk berdoa .ibu termotivasi
dan bersedia untuk berdoa.
KALA II
Tanggal : 09 april 2015 Pukul : 17 : 30 WIB

S : Ibu ingin meneran seperti ingin buang air besar, mulesnya semakin sering
dan belum keluar air- air.
O : Keadaan Umum baik, Kesadaran Composmentis, TD 110/80 mmHg, Nadi
84x/menit, Pernafasan 20x /menit, Suhu 37˚C, Hiss 5x10`45” intensitas kuat,
ada relaksasi, DJJ (+) 152x/menit teratur, kandung kemih kosong, vulva /
vagina membuka, perineum menonjol, dan lendir darah bertambah banyak.
VT : portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, Penipisan 100%, Ketuban pecah
dengan amniotomi (Pukul: 17:30) Warna hijau bercampur mekonium bau
khas, Presentasi kepala, Penurunan hodge IV.
A : Ny. M G²P¹Aº Hamil 39 minggu 2 hari inpartu kala II dengan inersia
sekunder
Janin hidup, tunggal, presentasi kepala
 P :
 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa pembukaan ibu sudah lengkap (10 cm) dan ibu sudah
diperbolehkan untuk meneran .Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
 Mengatur posisi bersalin ibu sesuai keinginan ibu dan ibu memilih posisi setengah duduk.
 Mengajarkan pada ibu teknik meneran yang benar. Ibu mengerti tentang cara meneran yang benar.
 Memenuhi kebutuhan nutrisi ibu yaitu dengan memberikan ibu teh manis pada saat tidak ada his.
Ibu mau minum saat his berkurang.
 Melakukan Cuci tangan dengan 7 langkah. telah di lakukan.
 Mendekatkan alat partus set dan hecting set serta memakai APD. Partus set, hecting set telah
didekatkan dan APD telah dipakai.
 Melakukan pertolongan persalinan secara 60 Langkah APN tanggal 09- 04- 2016 jam 18:10
WIB bayi lahir spontan letak belakang kepala, Jenis kelamin Perempuan, menangis kuat, warna
kulit kemerahan, gerakan aktif, anus (+), mekonium (+), cacat (-), caput (-), A/S 7/8.
 Melakukan IMD segera setelah bayi lahir. IMD berhasil dalam menit ke 45.
KALA III
Tanggal 09 april 2016 Pukul : 18 : 10 WIB
S : Ibu merasa Perut terasa mules, dan senang atas kelahiran bayinya.
O : Keadaan Umum ibu baik, Kesadaran composmentis, TD: 120/70mmhg, N:80x/menit, TFU sepusat,
Kontraksi uterus keras, Kandung Kemih 50cc, Perdarahan 50cc, laserasi grade II

A : Ny. M P²Aº pastus kala III


P :
 Memberitahu ibu bahwa plasenta belum lahir . Ibu sudah diberitahu plasenta belum lahir.

 Melakukan palpasi abdomen apakah ada janin kedua. Hasil palpasi tidak ada janin kedua.
 Melakukan manajemen aktif kala III penyuntikan oksitosin 1 ampul/10 unit secara IM di 1/3 paha kanan
bagian luar, melihat tanda- tanda pelepasan plasenta, lakukan PTT, plasenta lahir spontan pukul 18.20 WIB
lengkap fetal dan maternal dan lakukan masase uteri selama 15 detik. Manajemen aktif kala III telah
dilakukan.
 Melakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan sudah didokumentasikan.
KALA IV
Tanggal 09 april 2016 Pukul : 18 : 20 WIB

S : Perut masih terasa mules dan lega bahwa bayi dan plasenta telah keluar.
O : Keadaan Umum ibu baik, Kesadaran composmentis, Tekanan Darah ibu
120/70 mmHg,Nadi 80x/menit, Pernafasan 20x/menit, Suhu 36°C, TFU 2jari
bawah pusat, Kontraksi uterus keras, Perdarahan 20cc, Kandung kemih
kosong, Perineum rupture grade II.
A : Ny. M P²Aº partus kala IV
P :
 Memeriksa adanya rupture pada perineum, terdapat ruptur perineum grade II.
 Memberitahu ibu bahwa ada robekan di jalan lahir ibu dan harus di jahit . Ibu bersedia dijahit, penjahitan
dilakukan dengan teknik penjahitan jelujur dan tunggal.
 Melakukan dekontaminasi alat dan mencuci alat. Dekontaminasi telah dilakukan dan alat telah dicuci.
 Membersihkan badan ibu dan tempat tidur ibu. Telah dilakukan.
 Mengajarkan ibu massage uterus dengan melakukan gerakan memutar di atas perut Ibu. Ibu dapat
mempraktekkan cara masase pada fundus uteri.
 Melakukan rawat gabung ibu dan bayi. Rawat gabung telah dilakukan.
 Menganjurkan untuk Asi eksklusif. Telah dianjurkan.
 Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi. Ibu bersedia melakukan mobilisasi.
 Memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi ibu. Nutrisi dan hidrasi telah terpenuhi.
 Memberitahu tanda bahaya setelah persalinan. Ibu telah mengetahui.
 Memberikan ibu obat Amoxicilin 3x1, Ctm 3x1, B6 1x1 dan Fe. Obat telah diberikan dan mau
meminumnya.
 Menganjurkan ibu untuk istirahat .Ibu bersedia untuk tidur.
 Melakukan observasi kala IV. Observasi telah dilakukan dan hasil terlampir.
ASUHAN KEBIDANAN PADA POSTPARTUM
NY. M POST PARTUM 2 JAM

Tanggal : 09 april 2016 Pukul : 20 : 20 WIB


S : Keluhan yang dirasakan saat ini adalah perut masih terasa mules,merasa
pengeluaran ASI kolostrum(+) tapi masih sedikit dan ingin mengganti pembalutnya.
O : Keadaan Umum ibu baik, Kesadaran composmentis,TD 110/80 mmHg, Nadi
82x/menit, Pernafasan 18 x/menit, Suhu 37°C. Mata konjungtiva tidak pucat, Sclera
tidak ikterik, Puting susu menonjol, Kolostrum ada sedikit, Payudara tidak bengkak,
areolla bersih, Pada pemeriksaan di dapat bahwa TFU 2 jari dibawah pusat,
Kontraksi uterus keras, Kandung Kemih ± 200ml,Perdarahan normal, Warna rubra,
luka jahitan baik perdarahan 10cc.
A : Ny. M P²Aº post partum 2 jam.
P :
 Memberitahukan hasil pemeriksaan. Ibu sudah diberitahu hasil pemeriksaan.

 Memberitahu tanda bahaya setelah melahirkan. Telah diberitahu dan ibu mengerti.
 Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB. Ibu mengerti apa yang disampaikan oleh bidan.
 Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini. Ibu telah melakukan mobilisasi dini.

 Memberitahu ibu untuk membersihkan vagina yang bersih dari depan kebelakang dan mengenai luka jahitan.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
 Mengajarkan teknik menyusui yang benar. Telah diajarkan.
 Memberitahu ibu bahwa asi pertama memang keluar sedikit tapi ASI akan terus di produksi dan bertambah
banyak apabila sering dihisap oleh menyusui bayinya. ibu terlihat sedang menyusui bayinya.

 Memberitahu pada ibu untuk menjaga personal hygiene. Ibu berjanji akan melakukannya.
 Melakukan pendokumentasikan hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan sudah didokumentasikan.
D. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
BAYI NY. M USIA 1 JAM
S :X
Tanggal : 09 april 2016 Pukul : 19 : 10 WIB
O : Bayi lahir tanggal 09 april2016 jam 18.15 wib dengan jenis kelamin perempuan menangis kuat, warna
kulit kemerahan, gerakan aktif, BB 3100 gram. PB 50 cm, LK: 30 cm, LD: 31 cm, dari Hasil pemeriksaan
didapatkan Keadaan Umum bayi baik, Kesadaran composmentis, Suhu 36,8°C, Pernafasan 58 x/menit,
DJB 140x/menit, dan Bayi aktif bergerak, pemeriksaaan fisik (+), abdomen tali pusat masih basah dan
tidak berdarah, membesar jika menangis, anogenital : labia mayora telah menutupi labia minora, Anus
positif, refleks reflek rooting (+) , reflek sucking (+), reflek swallowing (+), reflek morro (+), reflek
graping (+), BAB (+), BAK (-), A/S 7/8
A : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam postpartum.
P :
 Menjaga kehangatan suhu tubuh tetap hangat. Telah dilakukan
 Melakukan pemeriksaan antopometri. Pemeriksaan telah dilakukan
 Melakukan identitas pada. Identitas pada bayi sudah dilakukan.
 Memberikan suntikan Vit K 1mg 0,5 cc dipaha sebelah kiri . bayi sudah disuntik Vit K sudah disuntikan.
 Memberikan salep mata chloramphenicol 1% di kedua mata. Salep mata sudah diberikan.
 Melakukan pendokumentasikan hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan sudah didokumentasikan.
PEMBAHASAN
KEHAMILAN
Ditemukan kesenjangan yaitu tidak melakukan terapi yodium kapsul (khusus daerah endemic gondok),
tidak melakukan pemeliharaan tingkat kebugaran (senam hamil), dan terapi obat malaria. Hal ini tidak
sesuai dengan teori (Buku Asuhan Kebidanan, 2010) yaitu Standar Asuhan Kebidanan 14T berupa:
Timbang) berat badan, ukur (Tekanan) darah, ukur (Tinggi) fundus uteri, pemberian imunisasi TT
(Tetanus Toksoid), pemberian (Tablet) zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, Temu wicara/
konseling, pemeriksaan (Tes) Hb, pemeriksaaan (Tes) urin protein, dan pemeriksaan (Tes) reduksi urin.
Untuk pemeriksaan (Tes) terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS), Perawatan payudara,
Pemeliharaan tingkat kebugara ( senam hamil), Terapi yodium kapsul ( khusus daerah endemic gondok),
Terapi obat malaria. Ny. M memang tidak melakukan 3 komponen yang ada di 14T karena di BPS Ny.
Hj. Yoni Aryonah S. ST tidak diberikan terapi obat malaria, terapi yodium dan tidak disarankan untuk
senam hamil karena didesa Ny. M tidak diadakan senam hamil.
PERSALINAN
KALA I
His pada kala I kedua Ny. M 4x10`30” dengan intensitas sedang dengan pembukaan 8 cm. Hal ini tidak
sesuai dengan teori menurut (Sarwono, 2007) yaitu Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan
serviks dalam serviks ( frekuensi minimal 2x dalam 10 menit ) bila kontraksi atau his terjadi
peningkatan/ adekuat maka pembukaan akan bertambah. His pada Ny. M tidak sesuai dengan teori
(Sarwono, 2007), karena intensitas pada Ny. M sedang atau tidak adekuat, bila pembukaan sudah 8cm
biasanya his akan adekuat tetapi pada Ny. M tidak adekuat.
Lanjutan..
pemeriksaan dalam pertama didapatkan pembukaan 4 cm dan pemeriksaan dalam kembali pukul 16.00 WIB
pembukaan 8 cm. Hal ini tidak sesuai menurut teori tentang kemajuan persalinan (Saifuddin, 2002)
mengungkapkan dimana pada primigravida pembukaan 1 jam 1 cm berlangsung selama 12 jam dan multigravida
1 jam 2 cm kala I berlangsung selama 7 jam.
Ny. M didiagnosa dengan Inersia uteri sekunder, dengan tidak adanya his yang adekuat yaitu pada awal
2x10`25”, Teratur dengan Intensitas sedang dan 4x10`30” dengan intensitas sedang, dan tidak adekuat. Hal ini
sesuai dengan teori yaitu ( Rukiyah, 2014) inersia uteri adalah kelainan his yang kekuatannya tidak adekuat
untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong janin keluar, hal ini dapat terjadi pada kala pembukaan
serviks, fase laten atau fase aktif maupun pada kala pengeluaran insersia uteri di bagi atas 2 kekuatan Insersia
uteri primer: terjadi pada permulaan fase laten, sejak awal telah terjadi his yang tidak adekuat sehingga sering
sulit untuk memastikan apakah penderita telah memasuki keadaan inpartu atau belum, insersia uteri sekunder:
terjadi pada fase aktif kala I dan kala II, permulaan his baik kemudian pada keadaan selanjutnya terdapat
gangguan/kelainan.Disini kekuatan his lemah dan frekuensinya jarang. Pada Ny. M didiagnosa inersia uteri
sekunder karena kondisi his Ny. M tidak adekuat.
maka dilakukan akselerasi pada proses persalinan untuk memperbaiki his agar terjadi peningkatan frekuensinya.
Hal ini sesuai dengan teori menurut (Saifuddin, 2002 ) yaitu Akselerasi (Augmented of labor) persalinan adalah
meningkatkan frekuensi, lama dan kekuatan kontraksi uterus dalam persalinan.
Lanjutan...
KALA II : TIDAK ADA KESENJANGAN
KALA III : TIDAK ADA KESENJANGAN
KALA IV : TIDAK ADA KESENJANGAN
NIFAS
2 JAM : TIDAK ADA KESENJANGAN
6 JAM
Pada saat melakukan kunjungan nifas 6 jam dilakukan pada 12 jam. Hal ini tidak sesuai dengan teori
(Sarwono, 2007) yaitu kunjungan nifas dilakukan 6 jam pospartum, untuk mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri, mendetekasi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika
perdarahan berlanjut, memberikan konseling pada ibu atau keluarga cara mencegah perdarahan nifas
karena atonia uteri,pemberian ASI awal, melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir,
menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia dan petugas kesehatan harus tinggal
dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama atau sampai ibu dan bayi baru lahir dalam
keadaan stabil.
6 HARI : TIDAK ADA KESENJANGAN
2 MINGGU : TIDAK ADA KESENJANGAN
6 MINGGU : TIDAK DILAKUKAN
Lanjutan...
BAYI BARU LAHIR
1 JAM : TIDAK ADA KESENJANGAN
3 JAM
Bayi diberikan susu formula hal ini tidak sesuai dengan teori ( Roesli U, 2001 ) pemberian asi eksklusif.
Karena bayi menangis terus meneus maka diberikan susu formula karena asi ibu hanya sedikit keluar,
sebaiknya bayi diberikan asi eksklusif saja walaupun asi yang keluar hanya sedikit tetapi jika terus
menerus dirangsang atau dihisap oleh bayi asi akan keluar memproduksi lebih banyak.
Setelah 12 jam setelah lahir diberikan imunisasi hepatitis B pada paha kanan. Hal ini tidak sesuai dengan
teori menurut (APN, 2007) bahwa dua jam setelah bayi lahir diberikan imunisasi hepatitis B secara IM
pada paha kanan. Bayi dilakukan imunisasi hepatitis B setelah 12jam karena jika dilakukan 2 jam setelah
bayi lahir akan mengganggu istirahat bayi dan ibu, maka di BPS Ny. Hj. Yoni Aryonah S.ST dilakukan
pada pagi hari yaitu 12 jam setelah lahir.
Bayi Ny. M dimandikan pada saat 12 jam setelah lahir yaitu pukul 06.00 WIB. Hal ini tidak sesuai dengan
teori menurut (Saifuddin, 2010) bayi dimandikan 6 jam setelah melahirkan atau jika tidak terdapat
masalah medis dan jika suhunya 36,5°C atau dalam batas normal. Bayi Ny. M dimandikan 12 jam karena
jika dimandikan 6 jam setelah melahirkan akan terjadi hipotermi karena bayi lahir pukul 18. 10 WIB
maka di lakukan memandikan bayi pada pagi hari.
KESIMPULAN
1. Pada pemeriksan kehamilan, Ny. M melakukan kunjungan antenatal care sebanyak 2 kali selama
pemantauan oleh penulis, pemeriksaan di lakukan pada tanggal 28 Maret 2016 dan 04 April 2016.
Mengikuti masa kehamilan tanpa adanya komplikasi.
2. Pada saat persalinan dilakukan tindakan khusus untuk pemasangan infus RL dan berikan ½
oxcytocin karena terjadi inersia uteri sekunder. Pada kala II tidak terjadi penyulit dan komplikasi
dan kala II tidak ada penyulit his pada kala II 4 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik dan kuat.
Proses pengeluaran janin tidak ada masalah. Bayi lahir spontan, menangis kuat, jenis kelamin
perempuan, berat badan 3100 gram, PB 50 cm, anus (+), cacat (-). Pada kala II. Penatalaksanaan
menejemen aktif kala III yaitu penyuntikan oksitosin, peregangan tali pusat dan massase uterus,
telah dilaksanakan dalam persalinan dan sangat membantu, sehingga placenta lahir spontan selama
kurang lebih 10 menit setelah bayi lahir, dan perdarahan yang terjadi masih dalam batas normal
yaitu 50 cc, kala IV ibu dalam keadaan sehat tidak ada infeksi, perdarahan normal, dan kontraksi
uterus keras. Pada kala IV dilakukan observasi setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30
menit pada 1 jam kedua dengan pemeriksaan yang dilakukan adalah TD, Nadi, TFU, kontraksi
uterus keras, kandung kemih kosong dan perdarahan 20cc. Penulis mampu memberikan pelayanan
dari kala I sampai kala IV.
3. Pada kala I tidak sesuai dengan partograf, karena melewati garis waspada, karena
terjadi persalinan dengan inersia uteri sekunder dengan ini maka dilakukan
tindakan untuk akselerasi pada persalinan yaitu penanganan yang diberikan.

4. Pada masa nifas pasca persalinan berjalan dengan normal tanpa ada komplikasi.
Penulis telah pada bayi baru lahir ditemukan beberapa kondisi tidak sesuai
dengan teori, pada bayi usia 3 jam diberikan susu formula. Hal ini tidak sesuai
karena akan lebih baik jika bayi diberikan asi eksklusif saja dan tidak
diberikan campuran lainnya maupun air putih dan susu formula.

5. Pada bayi usia 6 jam seharusnya dilakukan untuk memandikan bayi menurut teori
(Saifuddin, 2006) karena hal yang tidak memungkinkan yang dapat menggangu
istirahat ibu dan bayi dan dapat terjadi hipotermi pada bayi, maka diberikan
kebijakan untuk melakukan memandikan bayi setelah 12 jam yaitu pada pukul
06.00 pagi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai