Oleh :
Drs. Wahyu Widodo, MM
Direktur Jaminan Sosial
Kementerian Ketenagakerjaan
ISSUE STRATEGIS
TKA MOGOK
OUTSOURCING UPAH
Permenakertran JAMINAN KELEMBAGAAN HI KERJA/PENUTUPAN
Permenakertran PP Pengupahan
No. 16 / 2015
No. 78/2015
SOSIAL UU No. 21 / 2000 PERUSAHAAN/PHK
No. 19 /2012
UU No. 2 / 2004
3
PERATURAN PELAKSANA
PROGRAM SJSN
PermenakerNo. 29 Tahun2015
PermenakerNo. 26 Tahun2015 Tata Cara Pendaftaran
Tata Cara Penyelenggaraan JKK, JKM, Kepesertaan, Pembayaran&
JHT bagiPesertaPenerimaUpah PenghentianManfaatJaminan
Pensiun
DATA POTENSIAL
KEPESERTAAN JAMINAN SOSIAL
JAMINAN SOSIAL MERUPAKAN HAK SETIAP WARGA NEGARA
SAAT INI
PENYELENGGARA PESERTA
PNS = 4.637.999
KEMANUSIAAN
TUJUAN :
Memberikan jaminan
SUSTAINABILITAS terpenuhinya kebutuhan
dan dasar hidup yang layak
PERLINDUNGAN bagi peserta dan atau
anggota keluarganya
KEADILAN
SOSIAL ASAS MANFAAT
ASURANSI TABUNGAN
SOSIAL WAJIB
PRINSIP PENYELENGGARAAN
JAMINAN
JAMINAN
KECELAKAAN
KEMATIAN
KERJA
PROGRAM
JAMINAN
JAMINAN
HARI
PENSIUN
TUA
MANFAAT KEPESERTAAN
7
PENAHAPAN KEPESERTAAN
PROGRAM JAMINAN SOSIAL
PESERTA PENERIMA UPAH-BUKAN PENYELENGGARA NEGARA
BESAR
8
Lanjutan…
JENIS PROGRAM
1. Pemberi Kerja Wajib : JKK, JHT dan JKM
Sukarela : JP;
2. Pekerja Luar Hubungan Wajib : JKK dan JKM
Kerja/Mandiri Sukarela : JHT dan JP;
3. Pekerja yang tidak termasuk angka 2 Wajib : JKK dan JKM
yg bukan menerima gaji atau upah Sukarela : JHT dan JP
9
KOMPOSISI IURAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL
No Program Komposisi Iuran Jumlah Batas Iuran
Pengusaha Pekerja
1. JAMINAN SOSIAL BIDANG KETENAGAKERJAAN
a. JKK 0,24% - 1,74% - 0,24% - 1,74% Upah Pokok +
Tunjangan Tetap
d. JP 2% 1% 3% Rp 7 juta
BERTUJUAN UNTUK
POLA DASAR JAMINAN PENSIUN
MANFAAT PASTI
(Pasal 39)
2. Jenis Manfaat
a. Pensiun hari tua, diterima peserta setelah pensiun sampai meninggal dunia;
b. Pensiun cacat, diterima peserta yang cacat akibat kecelakaan atau akibat penyakit sampai meninggal dunia;
c. Pensiun janda/duda,diterima janda/duda ahli waris peserta sampai meninggal dunia atau menikah lagi;
d. Pensiun anak, diterima anak ahli waris peserta sampai mencapai usia 23 (dua puluh tiga) tahun, bekerja,
atau menikah; atau
e. Pensiun orang tua, diterima orang tua ahli waris peserta lajang sampai batas waktu tertentu sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
4.
Manfaat Max & Min
Manfaat Minimum : Rp. 300,000
Manfaat Maksimum : Rp. 3,600,000,-
Kepesertaan
5.
Peserta : Selain Penyelenggara Negara, Penerima Upah
Skala Usaha : Menengah dan Besar
Usia Pensiun
6.
(1) Untuk pertama kali ditetapkan 56 (lima puluh enam) tahun.
(2) Mulai 1 Januari 2019, menjadi 57 (lima puluh tujuh) tahun, selanjutnya bertambah 1 (satu) tahun untuk
setiap 3 (tiga) tahun berikutnya sampai mencapai Usia Pensiun 65 (enam puluh lima) tahun.
Masa iur program JP min 15 tahun Masa iur program JP < 15 tahun
1% 2%
CACAT
PERUSAHAAN
BESAR
JANDA/DUDA
MAX
7 JT
PERUSAHAAN ANAK
MENENGAH
ORANG TUA
PEKERJA
FORMULA MB tahun 1 :
1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
TETAP
FORMULA MB tahun berikutnya :
KONTRAK
TDK TETAP (Faktor indeksasi) 1+tingkat inflasi umum tahun sebelumnya
HARIAN
LEPAS
OUTSOURCING
MASA IUR
PERBEDAAN
PENSIUN PRIVAT & PENSIUN JAMINAN SOSIAL
indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun diperhitungkan terhadap batas atas
2030 upah
23
Upah Tertimbang
A memasuki usia pensiun (60 tahun) pada tahun 2030, dengan masa iur 15 tahun (180
bulan). Untuk menghitung manfaat bulanan A, perlu dihitung terlebih dulu upah
tertimbang masing-masing upah yang diperhitungkan di tahun 2030.
Upah Tertimbang(T) = Upah Diperhitungkan(T) x Indeks Inflasi(T)
Indeks Inflasi(2028) =(1 + Inflasi tahun 2028) x (1 + Inflasi tahun 2029) x (1 + Inflasi tahun 2030)
=(1 + 4,75%) x (1 + 4,75%) x (1 + 4,75%) = 109,73%
24
Manfaat Bulanan
A memasuki usia pensiun (60 tahun) pada tahun 2030, dengan masa iur 15 tahun (180
bulan). Untuk menghitung manfaat bulanan A, perlu dihitung terlebih dulu upah
tertimbang masing-masing upah yang diperhitungkan di tahun 2030.
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 =1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 1% x (180 / 12) x 10.106.872
= 15% x 10.106.872
= Rp.1.516.031
Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang
diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:
25
Kasus 2 - Data Upah dan Inflasi
B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Juli 2015.
Pada saat terdaftar, usia B adalah 40 tahun. B terkena PHK dan tidak bekerja lagi pada
akhir Desember 2030 di usia 55 tahun.
B akan memasuki usia pensiun (63 tahun) pada tahun 2038, dengan iuran yang selalu
dibayarkan penuh setiap bulan dan histori upah sampai dengan tahun 2030 sebagai
berikut: UPAH
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
40 2015 7,00% 323,47% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 9.704.161
41 2016 6,75% 302,31% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 10.278.551
42 2017 6,50% 283,19% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 10.818.037
26
Manfaat Bulanan
Karena usia pensiun yang ditetapkan pada tahun 2030 adalah 60 tahun, dan B terkena
PHK pada usia 55 tahun, maka B belum berhak memperoleh manfaat pensiun hari tua. B
akan menerima manfaat pensiun hari tua pada tahun 2038 di usia 63 tahun. Karena
memiliki masa iur 15,50 tahun (186 bulan), maka B akan menerima manfaat bulanan
pada tahun 238 dengan perhitungan sebagai berikut:
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 =1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 1% x (186 / 12) x 14.789.521
= 15,50% x 14.789.521
= Rp.2.292.376
27
Kasus 3 - Manfaat Pensiun Lumpsum
C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Juli 2015.
Pada saat terdaftar, usia C adalah 50 tahun. C pensiun pada Juni 2023 di usia 58 tahun,
sesuai dengan usia pensiun yang ditetapkan pada tahun 2023. Masa iur C adalah 95
bulan (7,92 tahun). Karena masa iur C kurang dari 15 tahun, maka C akan menerima
manfaat lumpsum sebesar akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannnya. Berikut
adalah riwayat upah dan iuran peserta C:
UPAH IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN
Usia Tahun Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Iuran per bulan Iuran Setahun Tingkat Pengembangan Hasil Pengembangan
50 2015 7.000.000 3.000.000 3.000.000 90.000 540.000 9,00% 11.802
51 2016 7.400.000 3.400.000 3.400.000 102.000 1.224.000 8,75% 101.081
52 2017 7.800.000 3.820.000 3.820.000 114.600 1.375.200 8,50% 217.184
53 2018 8.250.000 4.240.000 4.240.000 127.200 1.526.400 8,25% 348.344
54 2019 8.700.000 4.760.000 4.760.000 142.800 1.713.600 8,00% 495.183
55 2020 9.200.000 5.300.000 5.300.000 159.000 1.908.000 7,75% 658.354
56 2021 9.700.000 5.880.000 5.880.000 176.400 2.116.800 7,50% 837.356
57 2022 10.250.000 6.560.000 6.560.000 196.800 2.361.600 7,25% 1.032.420
58 2023 10.800.000 7.250.000 7.250.000 217.500 1.087.500 7,00% 495.769
28
Kasus 4 - Data Upah dan Inflasi
A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A mengalami kecelakaan dan cacat total
pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran
yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:
UPAH
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617
26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872
27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047
28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021
29
Manfaat Bulanan
A mengalami cacat total pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan).
Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka A akan menerima manfaat pensiun
cacat secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut:
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 15,08% x 10.130.370
= Rp.1.527.998
Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang
diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:
30
Kasus 5 - Data Upah dan Inflasi
B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia B adalah 34 tahun. B mengalami kecelakaan dan cacat total
pada Maret 2016. B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:
UPAH
Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
34 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
35 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
31
Manfaat Bulanan
B mengalami cacat total pada Maret 2016, dengan masa iur 0,58 tahun (7 bulan)dan
density rate 87,50%. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena
memiliki density rate lebih dari 80%, maka B akan menerima manfaat pensiun cacat
secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun dan perhitungan
sebagai berikut:
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 =1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 1% x ( 180 / 12) x 5.250.000
= 15,00% x 5.250.000
= Rp.787.500
Jika inflasi pada tahun 2016 adalah 6,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang
diterima peserta B pada tahun 2017 adalah sebesar:
32
Kasus 6 - Manfaat Pensiun Lumpsum
C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia C adalah 34 tahun. C mengalami kecelakaan dan cacat total
pada Mei 2026. C memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:
33
Kasus 7 - Data Upah dan Inflasi
A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di
usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan
penuh setiap bulan sebagai berikut:
UPAH
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617
34
Manfaat Bulanan
A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan), dan
meninggalkan seorang janda. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka janda
ahli waris A akan menerima manfaat pensiun janda/duda secara bulanan dengan
perhitungan sebagai berikut:
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 50% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 7,54% x 10.130.370
= Rp.763.999
Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang
diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:
35
Kasus 8 - Data Upah dan Inflasi
A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di
usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan
penuh setiap bulan sebagai berikut:
UPAH
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617
36
Manfaat Bulanan
A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). A tidak
memiliki janda dan meninggalkan anak yang berusia di bawah 23 tahun, belum menikah,
dan belum bekerja. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka anak ahli waris
A tersebut akan menerima manfaat pensiun anak secara bulanan dengan perhitungan
sebagai berikut:
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 50% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 7,54% x 10.130.370
= Rp.763.999
Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang
diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:
indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun diperhitungkan terhadap batas atas
2030 upah
38
Manfaat Bulanan
A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). Ketika
meninggal, A masih berstatus lajang. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun,
maka orangtua ahli waris A akan menerima manfaat pensiun orangtua secara bulanan
dengan perhitungan sebagai berikut:
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 20% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 20% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 3,02% x 10.130.370 = 305.600
Karena manfaat minimum tahun 2030 diperkirakan sebesar 710.000, maka orangtua A menerima
manfaat bulanan sebesar Rp.710.000.
Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang
diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:
39
Kasus 10 - Data Upah dan Inflasi
B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B
memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:
UPAH
Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
37 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Maret 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 April 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Mei 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juni 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juli 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
39 Agustus 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000
39 September 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000
40
Manfaat Bulanan
B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan
density rate 87,50%. B meninggalkan seorang janda. Walaupun memiliki masa iur
kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka janda ahli
waris B akan menerima manfaat pensiun janda/duda secara bulanan dengan masa iur
yang diperhitungkan adalah 15 tahun.
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 50% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286
= 7,50% x 5.219.286
= Rp.391.446
41
Kasus 11 - Data Upah dan Inflasi
B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B
memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:
UPAH
Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
37 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Maret 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 April 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Mei 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juni 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juli 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
39 Agustus 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000
39 September 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000
42
Manfaat Bulanan
B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan
density rate 87,50%. B tidak memiliki janda serta meninggalkan anak yang berusia di
bawah 23 tahun, belum menikah, dan belum bekerja. Walaupun memiliki masa iur
kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka anak ahli
waris B tersebut akan menerima manfaat pensiun anak secara bulanan dengan masa iur
yang diperhitungkan adalah 15 tahun.
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 50% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286
= 7,50% x 5.219.286
= Rp.391.446
43
Kasus 12 - Data Upah dan Inflasi
B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B
memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:
UPAH
Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
37 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Maret 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 April 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Mei 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juni 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juli 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
39 Agustus 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000
39 September 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000
44
Manfaat Bulanan
B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan
density rate 87,50%. Ketika meninggal dunia, B masih lajang. Walaupun memiliki masa
iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka
orangtua ahli waris B tersebut akan menerima manfaat pensiun orangtua secara bulanan
dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun.
Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 20% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 20% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286
= 3,00% x 5.219.286 = Rp.156.579
Karena manfaat minimum tahun 2016 sebesar 325.000, maka manfaat bulanan tahun pertama yang akan
diterima oleh orangtua ahli waris peserta B adalah Rp.325.000.
45
Kasus 13 - Manfaat Pensiun Lumpsum
C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia C adalah 37 tahun. C meninggal dunia pada Januari 2017. C
memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:
UPAH IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN
Usia BLTH Dilaporkan Diperhitungkan Iuran Tanggal Bayar Hasil Pengembangan
37 Agustus 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Agustus 2015 20.135
38 September 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 September 2015 18.879
38 Oktober 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Oktober 2015 17.663
38 November 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 November 2015 16.407
38 Desember 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Desember 2015 15.192
38 Januari 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Januari 2016 13.979
38 Februari 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Februari 2016 12.859
38 Maret 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Maret 2016 11.812
38 April 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 April 2016 10.692
38 Mei 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Mei 2016 9.608
38 Juni 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Juni 2016 8.488
38 Juli 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Juli 2016 7.404
39 Agustus 2016 5.660.000 5.660.000 169.800 10 Agustus 2016 7.114
39 September 2016 5.660.000 5.660.000 169.800 10 September 2016 5.846
Terhitung sejak 1 Agustus 2015, C memiliki masa kepesertaan dan masa iur sampai dengan
Januari 2017 masing-masing 18 bulan dan 14 bulan, dengan density rate sebesar 77,78%
(14/18). Ahli waris peserta B akan menerima manfaat lumpsum sebesar:
Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan
= 2.139.600 + 176.078
= Rp.2.315.678
46
Seluruh pemberi kerja mendaftarkan diri
& seluruh pekerjanya dalam program
jaminan sosial
TARGET IMPLEMENTASI
JAMINAN SOSIAL Penyelenggaraan program jaminan sosial
terlaksana dengan baik sesuai ketentuan
KETENAGAKERJAAN & memenuhi ekspektasi publik
47
IMPLIKASI PROGRAM JAMINAN SOSIAL TERHADAP PASAR KERJA
1 Kewajiban Moral
2 Loyalitas
Memotivasi pekerja agar berdedikasi
tinggi
PEMBERI
KERJA
3 Kompetisi Pasar Kerja
49
KEBIJAKAN JAMINAN SOSIAL
DALAM UPAYA PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
& KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN