Anda di halaman 1dari 51

IMPLEMENTASI

SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

Oleh :
Drs. Wahyu Widodo, MM
Direktur Jaminan Sosial
Kementerian Ketenagakerjaan
ISSUE STRATEGIS

TKA MOGOK
OUTSOURCING UPAH
Permenakertran JAMINAN KELEMBAGAAN HI KERJA/PENUTUPAN
Permenakertran PP Pengupahan
No. 16 / 2015
No. 78/2015
SOSIAL UU No. 21 / 2000 PERUSAHAAN/PHK
No. 19 /2012
UU No. 2 / 2004

KONDISI SAAT INI


INVESTASI KESEJAHTERAAN &
PERLAMBATAN KESEMPATAN KERJA
PADAT KARYA PERLINDUNGAN
EKONOMI TERBATAS
TURUN LEMAH

PEMERINTAH : PEKERJA : PENGUSAHA :


• Kebijakan • Kelangsungan • Kemitraan
• Pelayanan Produksi • Pengembangan
• Pengawasan • Mengembangkan Usaha
• Penindakan Keahlian • Perluasan Lapangan
• Memajukan Kerja
Perusahaan • Mensejahterakan
• Memperjuangkan Pekerja
Kesejahteraan
DASAR HUKUM
IMPLEMENTASI JAMINAN SOSIAL

UU No. 3 Tahun 1992 UU No. 40 Tahun 2004 UU No. 24 Tahun 2011


UUD 1945
Psl 28 H (3) Ttg. JAMSOSTEK Ttg SJSN Ttg. BPJS
Psl 34 (2)
IMPLEMENTASI SJSN
JAMINAN BAGI TENAGA DASAR PELAKSANAAN Membentuk 2 BPJS :
KERJA JAMINAN SOSIAL BAGI
-DHK (Wajib) SELURUH MASYARAKAT BPJS Kesehatan
-LHK (Sukarela) Program : JK
Sasaran : Seluruh Rakyat
JAMINAN SOSIAL
ADALAH HAK SETIAP
WARGA NEGARA 4 Program: 5 Program:
- JK BPJS Ketenagakerjaan
- JKK (Peng)
- JKK Program :
- JHT (TK dan Peng) JKK, JHT, JP, JKm
- JHT
- JK (Peng) - JKm Sasaran : Seluruh Pekerja
- JPK (peng) - JP

3
PERATURAN PELAKSANA
PROGRAM SJSN

PP No. 44 Tahun2015 PP No. 45 Tahun2015 PP No. 46 Tahun2015


PenyelenggaraanProgram PenyelenggaraanProgram PenyelenggaraanProgram
JKK danJKM JP JHT

PP No. 60 Tahun2015 PermenakerNo. 19 Tahun2015


PermenakerNo. 70 Tahun2015
PerubahanPP No. 46 Tata Cara danPersyaratan
Tahun2015 JKK & JKM bagi ASN
PembayaranJHT

PermenakerNo. 29 Tahun2015
PermenakerNo. 26 Tahun2015 Tata Cara Pendaftaran
Tata Cara Penyelenggaraan JKK, JKM, Kepesertaan, Pembayaran&
JHT bagiPesertaPenerimaUpah PenghentianManfaatJaminan
Pensiun
DATA POTENSIAL
KEPESERTAAN JAMINAN SOSIAL
JAMINAN SOSIAL MERUPAKAN HAK SETIAP WARGA NEGARA

SAAT INI

PENYELENGGARA PESERTA

PNS = 4.637.999

Angkatan Kerja :128,30 juta


TNI = 412.379 Penduduk Usia Kerja :184,60 juta
Menganggur : 7,45 juta
Polri = 464.340 Sumber : BPS 2014

Kepesertaan aktif : 17.558.137


• Penerima upah :
JAMKESMAS & JAMPERSAL 14.100.290
• Bukan penerima upah :
487.724
PEMDA => JAMKESDA
• Pekerja jasa konstruksi:
2.970.123
Perush aktif : 286.041
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
(Undang-Undang No. 40 Tahun 2004)

KEMANUSIAAN
TUJUAN :
Memberikan jaminan
SUSTAINABILITAS terpenuhinya kebutuhan
dan dasar hidup yang layak
PERLINDUNGAN bagi peserta dan atau
anggota keluarganya
KEADILAN
SOSIAL ASAS MANFAAT

ASURANSI TABUNGAN
SOSIAL WAJIB

PRINSIP PENYELENGGARAAN

KEGOTONGROYONGAN NIRLABA KETERBUKAAN KEHATI-HATIAN

AKUNTABILITAS PORTABILITAS KEPESERTAAN BERSIFAT WAJIB DANA AMANAT

HASIL PENGELOLAAN DANA JAMINAN SOSIAL DIPERGUNAKAN SELURUHNYA UNTUK PENGEMBANGAN


PROGRAM & UNTUK SEBESAR-BESARNYA KEPENTINGAN PESERTA
ASPEK STRATEGIS
IURAN
JAMINAN
KESEHATAN

JAMINAN
JAMINAN
KECELAKAAN
KEMATIAN
KERJA

PROGRAM

JAMINAN
JAMINAN
HARI
PENSIUN
TUA

MANFAAT KEPESERTAAN

7
PENAHAPAN KEPESERTAAN
PROGRAM JAMINAN SOSIAL
PESERTA PENERIMA UPAH-BUKAN PENYELENGGARA NEGARA

SKALA USAHA TAHAP 1 JULI 2015 KET.

BESAR

JKK, JHT, JKM, dan JP


MENENGAH • Skala usaha merujuk
pada pengertian
KECIL JKK, JHT dan JKM dalam UU No. 20
Tahun 2008 tentang
UMKM
MIKRO JKK dan JKM

JKK dan JKM


JASA KONSTUKSI

8
Lanjutan…

PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH-BUKAN PENYELENGGARA NEGARA

JENIS PROGRAM
1. Pemberi Kerja Wajib : JKK, JHT dan JKM
Sukarela : JP;
2. Pekerja Luar Hubungan Wajib : JKK dan JKM
Kerja/Mandiri Sukarela : JHT dan JP;
3. Pekerja yang tidak termasuk angka 2 Wajib : JKK dan JKM
yg bukan menerima gaji atau upah Sukarela : JHT dan JP

9
KOMPOSISI IURAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL
No Program Komposisi Iuran Jumlah Batas Iuran
Pengusaha Pekerja
1. JAMINAN SOSIAL BIDANG KETENAGAKERJAAN
a. JKK 0,24% - 1,74% - 0,24% - 1,74% Upah Pokok +
Tunjangan Tetap

b. JKM 0,3% - 0,3% Upah Pokok +


Tunjangan Tetap

c. JHT 3,7% 2% 5,7% Upah Pokok +


Tunjangan Tetap

d. JP 2% 1% 3% Rp 7 juta

2. JAMINAN SOSIAL BIDANG KESEHATAN


e. JKN 4% 1% 5%

3. Jumlah 10,24% -11,74% 4% 14,24% -15,74%


LANDASAN FILOSOFIS
JAMINAN PENSIUN
MEMPERTAHANKAN DERAJAT KEHIDUPAN
YANG LAYAK PADA SAAT PESERTA
KEHILANGAN ATAU BERKURANG
PENGHASILANNYA KARENA MEMASUKI
USIA PENSIUN ATAU MENGALAMI CACAT
TOTAL TETAP

BERTUJUAN UNTUK
POLA DASAR JAMINAN PENSIUN

UU NO. 40 TAHUN 2004


tentang
PEMENUHAN KEBUTUHAN SJSN
DASAR PEKERJA & KELUARGA
(Pasal 32 ayat 2)

MANFAAT PASTI
(Pasal 39)

MASA IUR SEDIKITNYA 15 TAHUN JAMINAN PENSIUN


(Pasal 41)

PRINSIP ASURANSI SOSIAL & TABUNGAN WAJIB


(Pasal 39)

IURAN DITANGGUNG BERSAMA PEMBERI KERJA & PEKERJA


(Pasal 42)
MULTIPILAR
PILAR III
TABUNGAN
INDIVIDU
MODEL SYSTEM
Program tambahan sukarela:
MP atau IP
• DPPK
PILAR II • DPLK
PROGRAM PENSIUN • Program Pensiun Sukarela lainnya
SUKARELA

•Program SJSN, dengan


mempertimbangkan
PILAR I • Reformasi Program Pesangon
PROGRAM PENSIUN WAJIB
( MANFAAT DASAR )
MANFAAT JAMINAN PENSIUN
1. Formula Manfaat
Formula Th. 1 : 1 % x masa iur/12 x rata2 upah tertimbang selama masa iur/12
Th. Berikutnya : (Faktor indeksasi) 1 + tingkat inflasi umum tahun sebelumnya.
Batas upah : Rp 7 juta (upah pokok dan tunjangan tetap)

2. Jenis Manfaat
a. Pensiun hari tua, diterima peserta setelah pensiun sampai meninggal dunia;
b. Pensiun cacat, diterima peserta yang cacat akibat kecelakaan atau akibat penyakit sampai meninggal dunia;
c. Pensiun janda/duda,diterima janda/duda ahli waris peserta sampai meninggal dunia atau menikah lagi;
d. Pensiun anak, diterima anak ahli waris peserta sampai mencapai usia 23 (dua puluh tiga) tahun, bekerja,
atau menikah; atau
e. Pensiun orang tua, diterima orang tua ahli waris peserta lajang sampai batas waktu tertentu sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

3. Bentuk Manfaat Pensiun:


a. Dibayar bulanan atau berkala (masa iur 15 th & mencapai usia pensiun)
b. Dibayar tunai/Lumpsum (masa iur kurang dari 15 tahun dan mencapai usia pensiun)
…..Lanjutan

4.
Manfaat Max & Min
Manfaat Minimum : Rp. 300,000
Manfaat Maksimum : Rp. 3,600,000,-

Kepesertaan
5.
Peserta : Selain Penyelenggara Negara, Penerima Upah
Skala Usaha : Menengah dan Besar

Usia Pensiun
6.
(1) Untuk pertama kali ditetapkan 56 (lima puluh enam) tahun.
(2) Mulai 1 Januari 2019, menjadi 57 (lima puluh tujuh) tahun, selanjutnya bertambah 1 (satu) tahun untuk
setiap 3 (tiga) tahun berikutnya sampai mencapai Usia Pensiun 65 (enam puluh lima) tahun.

Batas Upah : Rp 7.000.000,00 (tujuh juta rupiah) setiap bulan.


7.
KRITERIA DESAIN MANFAAT
JAMINAN SOSIAL
1. Manfaat minimum memenuhi kebutuhan pokok pensiunan dan keluarga →
adequacy
2. Besarnya manfaat sesuai dengan besarnya iuran dan masa iur → equity

3. Redistribusi (penghasilan) terjadi secara progresif, pada tingkat yang wajar →


progressiveness
4. Tidak menyebabkan terjadinya insentif negatif (disinsetif) menabung untuk hari tua

5. Manfaat harus didesain agar mampu dibiayai oleh peserta → affordable

6. Ketahanan dana untuk membiayai program (actuarial fund life/AFL) sedikitnya


mencapai 60 tahun pada saat pendesainan program →sustainability
MANFAAT PASTI

MANFAAT BERKALA MANFAAT SEKALIGUS

 Masa iur program JP min 15 tahun  Masa iur program JP < 15 tahun

 Manfaat minimum Rp 300 ribu


( disesuaikan kenaikannya setiap tahun)

 Manfaat Maksimum Rp 3,6 juta


( disesuaikan kenaikannya setiap tahun) Formula Manfaat = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan

Formula Manfaat = 1% x Masa Iur (Dibagi 12 bulan) x Rata-Rata Upah Tertimbang


DASAR PEMIKIRAN PP 45 TAHUN 2015
PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN
SINERGITAS PROGRAM

UU NO. 11 TAHUN 1992 UU NO. 40 TAHUN 2004


tentang UU NO. 13 TAHUN 2003 tentang
tentang KETENAGAKERJAAN SISTEM JAMINAN SOSIAL
DANA PENSIUN
NASIONAL
VOLUNTARY MANDATORY MANDATORY
SEBELUM
DANA PENSIUN PEMBERI PHK PS 39-42
USIA PENSIUN SJSN
KERJA
PENSIUN

IURAN PERMENAKER NO. MANFAAT PS 156 : PS 167 PP 45 TAHUN 2015


PASTI 2/1995 PASTI 1. PESANGON
2. UPMK
3. UPH
DPLK DPPK PROGRAM
JAMINAN PENSIUN

IURAN IURAN : TUGAS DANA PENSIUN :


MENGELOLA & MENJALANKAN USIA
PEMBERI 1. PEMBERI KERJA MANFAAT PENSIUN
PROGRAM YG MENJANJIKAN
KERJA 2. PEKERJA MANFAAT PENSIUN PASTI 56
PP / PKB
PROGRAM JAMINAN PENSIUN
PP 45 TAHUN 2015 ( 7 BAB, 38 PASAL )
KEPESERTAAN IURAN MANFAAT

PENERIMA UPAH PEKERJA PEMBERI KERJA HARI TUA

1% 2%
CACAT
PERUSAHAAN
BESAR
JANDA/DUDA
MAX
7 JT
PERUSAHAAN ANAK
MENENGAH
ORANG TUA

PEKERJA
FORMULA MB tahun 1 :
1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
TETAP
FORMULA MB tahun berikutnya :
KONTRAK
TDK TETAP (Faktor indeksasi) 1+tingkat inflasi umum tahun sebelumnya
HARIAN
LEPAS
OUTSOURCING
MASA IUR
PERBEDAAN
PENSIUN PRIVAT & PENSIUN JAMINAN SOSIAL

No Karakteristik Pensiun Privat Pensiun JS

1 Dasar hukum UU tentang pendirian UU Jaminan Sosial


2 Pendiri Pemberi-kerja Negara / Pemerintah
3 Operator / Penyelenggara DPPK / DPLK BPJS
4 Sifat kepesertaan Sukarela Wajib
5 Orientasi Individual Kolektif
6 Rancangan manfaat Konsumsi hari tua Konsumsi dasar hari tua
7 Besaran manfaat Bervariasi Relatif sama
8 Prinsip gotong royong Tidak ada Ada
9 Batasan upah Tidak berlaku 7 Juta
10 Penyebab defisit Masa kerja lalu Penuaan usia penduduk
11 Penanggung-jawab Pemberi-kerja Pemerintah
FAKTOR-FAKTOR AKTUARIA
No Faktor2 Aktuaria Variabel2 yang mempengaruhinya
1 Demografi Komposisi penduduk menurut usia, rentan miskin,
miskin dan RTM menyusul fertilitas dan mortalitas
penduduk sesuai kelompok usia

2 Ketenaga-kerjaan Komposisi pekerja sektor formal-informal; Kesem-


atan kerja sektor formal; Apakah upah pekerja
sesuai KHL? Bagaimana dengan rata2 upah dan
variasi upah? Adakah jaminan pekerjaan?

3 Perekonomian Pertumbuhan perekonomian, jumlah uang beredar,


tingkat bunga pasar atau inflasi / depresiasi rupiah
dan tingkat pengangguran

4 Perilaku sosial Perkawinan-perceraian dan perilaku lansia

5 Harapan hidup Apabila harapan hidup panjang, maka perlu me-


setelah pensiun nunda usia pensiun dan menambah masa iur
1. Peserta mencapai usia pensiun dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
→ PESERTA PENSIUN HARI TUA-MANFAAT BULANAN
2. Peserta terkena PHK sebelum mencapai usia pensiun dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
→ PESERTA PHK SEBELUM PENSIUN SIMULASI
3. Peserta mencapai usia pensiun dengan masa iur kurang dari 15 tahun
→ PESERTA PENSIUN HARI TUA– MANFAAT LUMPSUM KASUS
4. Peserta mengalami cacat total dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
→ PESERTA CACAT TOTAL-MANFAAT BULANAN
5. Peserta mengalami cacat total dengan masa iur kurang dari 15 tahun & Density Rate > 80%
→ PESERTA CACAT TOTAL-MANFAAT BULANAN
6. Peserta mengalami cacat total dengan masa iur kurang dari 15 tahun & Density Rate < 80%
→ PESERTA CACAT TOTAL-MANFAAT LUMPSUM
7. Janda/Duda menerima Manfaat Pensiun dari Peserta yang meninggal dunia dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
→ PESERTA MENINGGAL DUNIA-MANFAAT BULANAN JANDA/DUDA
8. Anak menerima Manfaat Pensiun dari Peserta yang meninggal dunia & tidak memiliki janda dengan masa iur
sedikitnya 15 tahun
→ PESERTA MENINGGAL DUNIA-MANFAAT BULANAN ANAK
9. Orangtua menerima Manfaat Pensiun dari Peserta Lajang yang meninggal dunia dengan masa iur sedikitnya 15 tahun
→ PESERTA MENINGGAL DUNIA-MANFAAT BULANAN ORANG TUA
10. Janda menerima Manfaat Pensiun dari Peserta yang meninggal dunia dengan masa iur < 15 tahun & Density Rate > 80%
→ PESERTA MENINGGAL DUNIA-MANFAAT BULANAN JANDA/DUDA
11. Anak menerima Manfaat Pensiun dari Peserta yang meninggal dunia tanpa janda dengan masa iur < 15 Tahun & Density Rate > 80%
→ PESERTA MENINGGAL DUNIA-MANFAAT BULANAN ANAK
12. Orangtua menerima Manfaat Pensiun dari Peserta Lajang yang meninggal dunia dengan Masa Iur < 15 Tahun & Density Rate >
80%
→ PESERTA MENINGGAL DUNIA-MANFAAT BULANAN ORANG TUA
13. Peserta meninggal dunia dengan masa iur < 15 Tahun & Density Rate < 80%
→ PESERTA MENINGGAL DUNIA-MANFAAT LUMPSUM
Kasus 1 - Data Upah dan Inflasi
A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia A adalah 45 tahun. A akan memasuki usia pensiun (60 tahun)
pada Agustus 2030, dengan iuran yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan dan histori
upah sebagai berikut:
UPAH
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
45 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617
46 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872
47 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047

Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan


48 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021
49 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286
50 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653
51 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604
52 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219
53 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607
54 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520
55 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877
56 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760
57 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297
58 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404
59 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825
60 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 14.360.000 14.360.000

indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun diperhitungkan terhadap batas atas
2030 upah

23
Upah Tertimbang
A memasuki usia pensiun (60 tahun) pada tahun 2030, dengan masa iur 15 tahun (180
bulan). Untuk menghitung manfaat bulanan A, perlu dihitung terlebih dulu upah
tertimbang masing-masing upah yang diperhitungkan di tahun 2030.
Upah Tertimbang(T) = Upah Diperhitungkan(T) x Indeks Inflasi(T)

Indeks Inflasi(T) = (1+Inflasi tahun ke T) x (1 + Inflasi tahun ke T+1) x ... x (1 + Inflasi


tahun 2028) x (1 + Inflasi tahun 2029)

Sebagai contoh, Indeks Inflasi(2028) adalah:

Indeks Inflasi(2028) =(1 + Inflasi tahun 2028) x (1 + Inflasi tahun 2029) x (1 + Inflasi tahun 2030)
=(1 + 4,75%) x (1 + 4,75%) x (1 + 4,75%) = 109,73%

Dengan demikian, maka Upah Tertimbang(2028) peserta A adalah:

Upah Tertimbang(2028) = Upah Diperhitungkan(2028) x Indeks Inflasi(2028)


= 11.880.000 x 109,73% = 13.035.404

24
Manfaat Bulanan
A memasuki usia pensiun (60 tahun) pada tahun 2030, dengan masa iur 15 tahun (180
bulan). Untuk menghitung manfaat bulanan A, perlu dihitung terlebih dulu upah
tertimbang masing-masing upah yang diperhitungkan di tahun 2030.

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 =1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 1% x (180 / 12) x 10.106.872
= 15% x 10.106.872
= Rp.1.516.031

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang
diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)


= 1.516.031 x (1 + 4,75%) = 1.516.031 x 1,0475
= Rp.1.588.042

25
Kasus 2 - Data Upah dan Inflasi
B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Juli 2015.
Pada saat terdaftar, usia B adalah 40 tahun. B terkena PHK dan tidak bekerja lagi pada
akhir Desember 2030 di usia 55 tahun.
B akan memasuki usia pensiun (63 tahun) pada tahun 2038, dengan iuran yang selalu
dibayarkan penuh setiap bulan dan histori upah sampai dengan tahun 2030 sebagai
berikut: UPAH
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
40 2015 7,00% 323,47% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 9.704.161
41 2016 6,75% 302,31% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 10.278.551
42 2017 6,50% 283,19% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 10.818.037

Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan


43 2018 6,25% 265,91% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 11.274.605
44 2019 6,00% 250,27% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 11.912.790
45 2020 5,75% 236,10% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 12.513.435
46 2021 5,50% 223,26% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 13.127.972
47 2022 5,25% 211,63% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 13.882.628
48 2023 5,00% 201,07% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 14.577.523
49 2024 4,75% 191,49% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 15.319.565
50 2025 4,75% 182,81% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 16.197.058
51 2026 4,75% 174,52% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 17.033.277
52 2027 4,75% 166,61% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 17.893.637
53 2028 4,75% 159,05% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 18.895.429
54 2029 4,75% 151,84% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 19.845.492
55 2030 4,75% 144,95% 15.650.000 14.360.000 14.360.000 20.815.493
indeks kenaikan inflasi sampai dengan diperhitungkan terhadap batas atas
tahun 2038 upah

26
Manfaat Bulanan
Karena usia pensiun yang ditetapkan pada tahun 2030 adalah 60 tahun, dan B terkena
PHK pada usia 55 tahun, maka B belum berhak memperoleh manfaat pensiun hari tua. B
akan menerima manfaat pensiun hari tua pada tahun 2038 di usia 63 tahun. Karena
memiliki masa iur 15,50 tahun (186 bulan), maka B akan menerima manfaat bulanan
pada tahun 238 dengan perhitungan sebagai berikut:

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 =1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 1% x (186 / 12) x 14.789.521
= 15,50% x 14.789.521
= Rp.2.292.376

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)


Jika inflasi pada tahun 2038 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang
diterima peserta B pada tahun 2039 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)


= 2.292.376 x (1 + 4,75%) = 2.292.376 x 1,0475
= Rp.2.401.264

27
Kasus 3 - Manfaat Pensiun Lumpsum

C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Juli 2015.
Pada saat terdaftar, usia C adalah 50 tahun. C pensiun pada Juni 2023 di usia 58 tahun,
sesuai dengan usia pensiun yang ditetapkan pada tahun 2023. Masa iur C adalah 95
bulan (7,92 tahun). Karena masa iur C kurang dari 15 tahun, maka C akan menerima
manfaat lumpsum sebesar akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannnya. Berikut
adalah riwayat upah dan iuran peserta C:
UPAH IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN
Usia Tahun Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Iuran per bulan Iuran Setahun Tingkat Pengembangan Hasil Pengembangan
50 2015 7.000.000 3.000.000 3.000.000 90.000 540.000 9,00% 11.802
51 2016 7.400.000 3.400.000 3.400.000 102.000 1.224.000 8,75% 101.081
52 2017 7.800.000 3.820.000 3.820.000 114.600 1.375.200 8,50% 217.184
53 2018 8.250.000 4.240.000 4.240.000 127.200 1.526.400 8,25% 348.344
54 2019 8.700.000 4.760.000 4.760.000 142.800 1.713.600 8,00% 495.183
55 2020 9.200.000 5.300.000 5.300.000 159.000 1.908.000 7,75% 658.354
56 2021 9.700.000 5.880.000 5.880.000 176.400 2.116.800 7,50% 837.356
57 2022 10.250.000 6.560.000 6.560.000 196.800 2.361.600 7,25% 1.032.420
58 2023 10.800.000 7.250.000 7.250.000 217.500 1.087.500 7,00% 495.769

C akan menerima manfaat lumpsum sebesar:

Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan


= 13.853.100 + 4.197.493
= Rp.18.050.593

28
Kasus 4 - Data Upah dan Inflasi
A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A mengalami kecelakaan dan cacat total
pada Agustus 2030 di usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran
yang selalu dibayarkan penuh setiap bulan sebagai berikut:
UPAH
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617
26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872
27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047
28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021

Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan


29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286
30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653
31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604
32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219
33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607
34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520
35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877
36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760
37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297
38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404
39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825
40 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 14.360.000 14.360.000
indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun
2030 diperhitungkan terhadap batas atas
upah

29
Manfaat Bulanan
A mengalami cacat total pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan).
Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka A akan menerima manfaat pensiun
cacat secara bulanan dengan perhitungan sebagai berikut:

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 15,08% x 10.130.370
= Rp.1.527.998

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang
diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)


= 1.527.998 x (1 + 4,75%) = 1.527.998 x 1,0475
= Rp.1.600.577

30
Kasus 5 - Data Upah dan Inflasi
B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia B adalah 34 tahun. B mengalami kecelakaan dan cacat total
pada Maret 2016. B memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:

UPAH
Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
34 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
35 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
35 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000

31
Manfaat Bulanan
B mengalami cacat total pada Maret 2016, dengan masa iur 0,58 tahun (7 bulan)dan
density rate 87,50%. Walaupun memiliki masa iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena
memiliki density rate lebih dari 80%, maka B akan menerima manfaat pensiun cacat
secara bulanan dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun dan perhitungan
sebagai berikut:

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 =1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 1% x ( 180 / 12) x 5.250.000
= 15,00% x 5.250.000
= Rp.787.500

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

Jika inflasi pada tahun 2016 adalah 6,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang
diterima peserta B pada tahun 2017 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)


= 787.500 x (1 + 6,75%) = 787.500 x 1,0675
= Rp.840.656

32
Kasus 6 - Manfaat Pensiun Lumpsum
C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia C adalah 34 tahun. C mengalami kecelakaan dan cacat total
pada Mei 2026. C memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:

UPAH IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN


Usia BLTH Dilaporkan Diperhitungkan Iuran Tanggal Bayar Hasil Pengembangan
34 Agustus 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Agustus 2015 10.969
35 September 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 September 2015 9.781
35 Oktober 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Oktober 2015 8.630
35 November 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 November 2015 7.442
35 Desember 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Desember 2015 6.292
35 Januari 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Januari 2016 5.128
35 Februari 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Februari 2016 4.016

Dengan demikian C akan menerima manfaat lumpsum sebesar:

Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan


= 1.050.000 + 52.259
= Rp.1.102.259

33
Kasus 7 - Data Upah dan Inflasi
A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di
usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan
penuh setiap bulan sebagai berikut:
UPAH
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617

Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan


26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872
27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047
28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021
29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286
30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653
31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604
32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219
33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607
34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520
35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877
36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760
37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297
38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404
39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825
40 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 14.360.000 14.360.000
indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun
diperhitungkan terhadap batas atas
2030
upah

34
Manfaat Bulanan
A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan), dan
meninggalkan seorang janda. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka janda
ahli waris A akan menerima manfaat pensiun janda/duda secara bulanan dengan
perhitungan sebagai berikut:

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 50% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 7,54% x 10.130.370
= Rp.763.999

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang
diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)


= 763.999 x (1 + 4,75%) = 763.999 x 1,0475
= Rp.800.289

35
Kasus 8 - Data Upah dan Inflasi
A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di
usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan
penuh setiap bulan sebagai berikut:
UPAH
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617

Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan


26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872
27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047
28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021
29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286
30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653
31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604
32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219
33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607
34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520
35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877
36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760
37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297
38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404
39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825
40 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 14.360.000 14.360.000
indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun
diperhitungkan terhadap batas atas
2030
upah

36
Manfaat Bulanan
A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). A tidak
memiliki janda dan meninggalkan anak yang berusia di bawah 23 tahun, belum menikah,
dan belum bekerja. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun, maka anak ahli waris
A tersebut akan menerima manfaat pensiun anak secara bulanan dengan perhitungan
sebagai berikut:

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 50% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 7,54% x 10.130.370
= Rp.763.999

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang
diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)


= 763.999 x (1 + 4,75%) = 763.999 x 1,0475
= Rp.800.289
37
Kasus 9 - Data Upah dan Inflasi
A adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia A adalah 25 tahun. A meninggal dunia pada Agustus 2030 di
usia 40 tahun. A memiliki riwayat iuran dan upah, dengan iuran yang selalu dibayarkan
penuh setiap bulan sebagai berikut:
UPAH
Usia Tahun Inflasi Indeks Inflasi Batas Atas Upah Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
25 2015 7,00% 223,15% 7.000.000 3.000.000 3.000.000 6.694.617

Upah Tertimbang = Indeks Inflasi x Upah Diperhitungkan


26 2016 6,75% 208,56% 7.400.000 3.400.000 3.400.000 7.090.872
27 2017 6,50% 195,37% 7.800.000 3.820.000 3.820.000 7.463.047
28 2018 6,25% 183,44% 8.250.000 4.240.000 4.240.000 7.778.021
29 2019 6,00% 172,65% 8.700.000 4.760.000 4.760.000 8.218.286
30 2020 5,75% 162,88% 9.200.000 5.300.000 5.300.000 8.632.653
31 2021 5,50% 154,02% 9.700.000 5.880.000 5.880.000 9.056.604
32 2022 5,25% 145,99% 10.250.000 6.560.000 6.560.000 9.577.219
33 2023 5,00% 138,71% 10.800.000 7.250.000 7.250.000 10.056.607
34 2024 4,75% 132,11% 11.400.000 8.000.000 8.000.000 10.568.520
35 2025 4,75% 126,12% 12.000.000 8.860.000 8.860.000 11.173.877
36 2026 4,75% 120,40% 12.650.000 9.760.000 9.760.000 11.750.760
37 2027 4,75% 114,94% 13.350.000 10.740.000 10.740.000 12.344.297
38 2028 4,75% 109,73% 14.100.000 11.880.000 11.880.000 13.035.404
39 2029 4,75% 104,75% 14.850.000 13.070.000 13.070.000 13.690.825
40 2030 4,75% 100,00% 15.650.000 14.360.000 14.360.000 14.360.000

indeks kenaikan inflasi sampai dengan tahun diperhitungkan terhadap batas atas
2030 upah

38
Manfaat Bulanan
A meninggal dunia pada Agustus 2030, dengan masa iur 15,08 tahun (181 bulan). Ketika
meninggal, A masih berstatus lajang. Karena A memiliki masa iur lebih dari 15 tahun,
maka orangtua ahli waris A akan menerima manfaat pensiun orangtua secara bulanan
dengan perhitungan sebagai berikut:

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 20% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 20% x 1% x (181 / 12) x 10.130.370
= 3,02% x 10.130.370 = 305.600
Karena manfaat minimum tahun 2030 diperkirakan sebesar 710.000, maka orangtua A menerima
manfaat bulanan sebesar Rp.710.000.

MB tahun 2 dan seterusnya = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)

Jika inflasi pada tahun 2030 adalah 4,75%, maka manfaat bulanan tahun kedua yang
diterima peserta A pada tahun 2031 adalah sebesar:

MB tahun kedua = MB tahun sebelumnya x (1 + Inflasi tahun sebelumnya)


= 710.000 x (1 + 4,75%) = 710.000 x 1,0475
= Rp.743.725

39
Kasus 10 - Data Upah dan Inflasi
B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B
memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:
UPAH
Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
37 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Maret 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 April 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Mei 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juni 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juli 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
39 Agustus 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000
39 September 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000

40
Manfaat Bulanan
B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan
density rate 87,50%. B meninggalkan seorang janda. Walaupun memiliki masa iur
kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka janda ahli
waris B akan menerima manfaat pensiun janda/duda secara bulanan dengan masa iur
yang diperhitungkan adalah 15 tahun.

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 50% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286
= 7,50% x 5.219.286
= Rp.391.446

41
Kasus 11 - Data Upah dan Inflasi
B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B
memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:
UPAH
Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
37 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Maret 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 April 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Mei 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juni 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juli 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
39 Agustus 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000
39 September 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000

42
Manfaat Bulanan
B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan
density rate 87,50%. B tidak memiliki janda serta meninggalkan anak yang berusia di
bawah 23 tahun, belum menikah, dan belum bekerja. Walaupun memiliki masa iur
kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka anak ahli
waris B tersebut akan menerima manfaat pensiun anak secara bulanan dengan masa iur
yang diperhitungkan adalah 15 tahun.

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 50% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 50% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286
= 7,50% x 5.219.286
= Rp.391.446

43
Kasus 12 - Data Upah dan Inflasi
B adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia B adalah 37 tahun. B meninggal dunia pada November 2016. B
memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:
UPAH
Usia BLTH Tahun Dilaporkan Diperhitungkan Tertimbang
37 Agustus 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 September 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Oktober 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 November 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Desember 2015 2015 5.000.000 5.000.000 5.350.000
38 Januari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Februari 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Maret 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 April 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Mei 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juni 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
38 Juli 2016 2016 5.000.000 5.000.000 5.000.000
39 Agustus 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000
39 September 2016 2016 5.660.000 5.660.000 5.660.000

44
Manfaat Bulanan
B meninggal dunia pada November 2016, dengan masa iur 1,16 tahun (14 bulan) dan
density rate 87,50%. Ketika meninggal dunia, B masih lajang. Walaupun memiliki masa
iur kurang dari 15 tahun, tetapi karena memiliki density rate lebih dari 80%, maka
orangtua ahli waris B tersebut akan menerima manfaat pensiun orangtua secara bulanan
dengan masa iur yang diperhitungkan adalah 15 tahun.

Manfaat Bulanan (MB) tahun 1 = 20% x 1% x (masa iur /12) x rata-rata upah tertimbang selama masa iur
= 20% x 1% x ( 180 / 12) x 5.219.286
= 3,00% x 5.219.286 = Rp.156.579

Karena manfaat minimum tahun 2016 sebesar 325.000, maka manfaat bulanan tahun pertama yang akan
diterima oleh orangtua ahli waris peserta B adalah Rp.325.000.

45
Kasus 13 - Manfaat Pensiun Lumpsum
C adalah pekerja yang terdaftar menjadi peserta Jaminan Pensiun sejak 1 Agustus 2015.
Pada saat terdaftar, usia C adalah 37 tahun. C meninggal dunia pada Januari 2017. C
memiliki riwayat iuran dan upah sebagai berikut:
UPAH IURAN dan HASIL PENGEMBANGAN
Usia BLTH Dilaporkan Diperhitungkan Iuran Tanggal Bayar Hasil Pengembangan
37 Agustus 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Agustus 2015 20.135
38 September 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 September 2015 18.879
38 Oktober 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Oktober 2015 17.663
38 November 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 November 2015 16.407
38 Desember 2015 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Desember 2015 15.192
38 Januari 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Januari 2016 13.979
38 Februari 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Februari 2016 12.859
38 Maret 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Maret 2016 11.812
38 April 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 April 2016 10.692
38 Mei 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Mei 2016 9.608
38 Juni 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Juni 2016 8.488
38 Juli 2016 5.000.000 5.000.000 150.000 10 Juli 2016 7.404
39 Agustus 2016 5.660.000 5.660.000 169.800 10 Agustus 2016 7.114
39 September 2016 5.660.000 5.660.000 169.800 10 September 2016 5.846
Terhitung sejak 1 Agustus 2015, C memiliki masa kepesertaan dan masa iur sampai dengan
Januari 2017 masing-masing 18 bulan dan 14 bulan, dengan density rate sebesar 77,78%
(14/18). Ahli waris peserta B akan menerima manfaat lumpsum sebesar:
Manfaat Pensiun Lumpsum = Akumulasi Iuran + Hasil Pengembangan
= 2.139.600 + 176.078
= Rp.2.315.678

46
Seluruh pemberi kerja mendaftarkan diri
& seluruh pekerjanya dalam program
jaminan sosial

Seluruh tenaga kerja terlindungi/menjadi


peserta program jaminan sosial

TARGET IMPLEMENTASI
JAMINAN SOSIAL Penyelenggaraan program jaminan sosial
terlaksana dengan baik sesuai ketentuan
KETENAGAKERJAAN & memenuhi ekspektasi publik

Masyarakat sadar akan pentingnya


jaminan sosial & merubah paradigma
jaminan sosial sebagai beban tenaga kerja

47
IMPLIKASI PROGRAM JAMINAN SOSIAL TERHADAP PASAR KERJA

PEKERJA Mendapat kompensasi yang baik

1 Kewajiban Moral

Memberi rasa aman bagi pekerja

Menjamin ketenangan masa depan


pekerja

Memberi rasa aman bagi pekerja

2 Loyalitas
Memotivasi pekerja agar berdedikasi
tinggi
PEMBERI
KERJA
3 Kompetisi Pasar Kerja

Perusahaan berdaya saing &


mempunyai nilai lebih

Mendapatkan pekerja yang berkualitas


& professional

Sebagai penghargaan atas pengabdian


pekerja

Meningkatkan citra perusahaan


KEBIJAKAN JAMINAN SOSIAL DALAM
MENJAGA KELANGSUNGAN USAHA DAN KETENANGAN BEKERJA

Menjaga Melindungi KEBIJAKAN


pertumbuhan tingkat JAMINAN SOSIAL
lapangan kerja & penghasilan &
pertumbuhan standar hidup
ekonomi pekerja

Menjaga daya beli dari


KELANGSUNGAN USAHA DAN
upah pekerja
KETENANGAN BEKERJA

49
KEBIJAKAN JAMINAN SOSIAL
DALAM UPAYA PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
& KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN

 MENATA KEMBALI KEBIJAKAN-KEBIJAKAN NASIONAL DAN


MENERAPKAN KEBIJAKAN STRATEGIS YANG BERSIFAT LINTAS
SEKTORAL YANG DIARAHKAN UNTUK MENDORONG DAN
MENINGKATKAN DAYA SAING (COMPETITIVE) TENAGA KERJA
BERBASIS KOMPETENSI.

 MENDORONG PENGEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL YANG


POTENSIAL DAN USAHA EKONOMI KREATIF.
UPAYA
YANG DILAKUKAN  MEMPERKUAT KEBIJAKAN & LANGKAH-LANGKAH YANG PRO -
INVESTASI DAN PRO-TENAGA KERJA,

 MENDORONG KEMANDIRIAN ALTERNATIF PENCIPTAAN


KESEMPATAN KERJA MELALUI KEWIRAUSAHAAN & KEMITRAAN
USAHA

Anda mungkin juga menyukai