0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
53 tayangan29 halaman
Terapi modalitas dan terapi komplementer memberikan pendekatan yang berbeda dalam pengobatan pasien. Terapi modalitas berfokus pada potensi yang dimiliki pasien sebagai titik tolak penyembuhannya, sementara terapi komplementer digunakan sebagai pendukung terapi medis konvensional untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi efek samping pengobatan. Kedua jenis terapi ini memiliki berbagai metode seperti terapi perilaku, keluarga, dan ko
Terapi modalitas dan terapi komplementer memberikan pendekatan yang berbeda dalam pengobatan pasien. Terapi modalitas berfokus pada potensi yang dimiliki pasien sebagai titik tolak penyembuhannya, sementara terapi komplementer digunakan sebagai pendukung terapi medis konvensional untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi efek samping pengobatan. Kedua jenis terapi ini memiliki berbagai metode seperti terapi perilaku, keluarga, dan ko
Terapi modalitas dan terapi komplementer memberikan pendekatan yang berbeda dalam pengobatan pasien. Terapi modalitas berfokus pada potensi yang dimiliki pasien sebagai titik tolak penyembuhannya, sementara terapi komplementer digunakan sebagai pendukung terapi medis konvensional untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi efek samping pengobatan. Kedua jenis terapi ini memiliki berbagai metode seperti terapi perilaku, keluarga, dan ko
DEFINISI • Adalah suatu terapi yg diberikan dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif. • Suatu terapi yg mendasarkan potensi yg dimiliki pasien (modality) sbg titik tolak terapi atau penyembuhannya JENIS TERAPI MODALITAS • Terapi Individual – Penanganan klien dengan pendekatan hubungan individual antara terapi dg seorang klien – Suatu hubungan yg sistematis/terstruktur, terjalin antara perawat dan klien shg mll hubungan ini terjadi perubahan tingkah laku klien sesuai dg tujuan yg ditetapkan di awal hubungan Tahapan Hubungan Terapi Individual • Tahap Orientasi – Dilaksanakan ketika perawat memulai interaksi dg klien – Hal pertama yg dilakukan adalah membina hubungan saling percaya (BHSP) – Tujuannya agar klien bersedia mengekspresikan sgla masalah yg dihadapi – Setelah terjalin hubungan saling percaya, klien dg prwt mendiskusikan apa yg menjadi latar belakang munculnya mslh pd klien, apa konflik yg terjadi, penderitaan yg klien hadapi – Tahapan diakhiri dg kesepakatan antara perawat dan klien untuk menentukan tujuan yg hendak dicapai dlm hubungan perawat-klien dan bgaimana kgiatan yg akn dilaksanakan untk mncapai tujuan tsb Next • Tahap Kerja – Perawat melakukan intervensi keperawatan – Pd fase ini klien melakukan eksplorasi diri, mengungkapkan apa yg dialaminya – Perawat tdk hnya memperhatikan konteks cerita ttpi juga prsaan klien saat menceritakan masalahnya – Klien dibantu untk dpt mengembangkan pemahaman ttg siapa dirinya, apa yg trjadi, didorong untk mengambil risiko perubahan perilaku maladaptif menjadi adaptif Next • Tahap Terminasi – Merupakan fase akhir dari terapi – Setlah perawat dan klien sepakat bahwa masalah tlh dipecahkan – Apabila klien tlh mrsa lbih baik, terjadi peningkatan fungsi diri, sosial, pekerjaan serta tujuan terapi tlh tercapai • Terapi Lingkungan – Bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar terjadi perubahan perilaku pada klien dari perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif – Perawat memberikan kesempatan, dukungan, pengertian agar klien dapat berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab. – Klien juga dipaparkan pada peraturan-peraturan yang harus ditaati, harapan lingkungan, tekanan peer, dan belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain. • Terapi Biologis – Terapi yang diberikan yg didasarkan atas tanda dan gejala penyakit yg diderita – Penekanan terapi ini adalah pengkajian spesifik dan pengelompokkan gejala dalam sindroma spesifik • Terapi Kognitif – Adalah terapi yg memodifikasi keyakinan dan sikap yang mempengaruhi perasaan dan perilaku klien – Proses yang diterapkan adalah membantu mempertimbangkan stressor dan kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi pola berfikir dan keyakinan yang tidak akurat tentang stressor tersebut – Gangguan perilaku terjadi akibat klien mengalami pola keyakinan dan berfikir yang tidak akurat. – Untuk itu salah satu memodifikasi perilaku adalah dengan mengubah pola berfikir dan keyakinan tersebut. – Fokus auhan adalah membantu klien untuk reevaluasi ide, nilai yang diyakini, harapan-harapan, dan kemudian dilanjutkan dengan menyusun perubahan kognitif. Next • Ada 3 tujuan terapi kognitif – Mengembangkan pola berfikir yang rasional. Mengubah pola berfikir tak rasional yang sering mengakibatkan gangguan perilaku menjadi pola berfikir rasional berdasarkan fakta dan informasi yang actual. – Membiasakan diri selalu menggunakan pengetesan realita dalam menanggapi setiap stimulus sehingga terhindar dari distorsi pikiran. – Membentuk perilaku dengan pesan internal. Perilaku dimodifikasi dengan terlebih dahulu mengubah pola berfikir. Next • Bentuk intervensi dalam terapi kognitif meliputi mengajarkan untuk mensubstitusi pikiran klien, belajar penyelesaian masalah dan memodifikasi percakapan diri. • Terapi Keluarga – Terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga sebagai unit penanganan (treatment unit). Tujuan terapi keluarga adalah agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya – Sasaran utama terapi jenis ini adalah keluarga yang mengalami disfungsi, tidak bisa melaksanakan fungsi-fungsi yang dituntut oleh anggotanya. – Dalam terapi keluarga semua masalah keluarga yang dirasakan diidentifikasi dan kontribusi dari masing-masing anggota keluarga terhadap munculnya masalah tersebut digali Next • Proses Terapi Keluarga meliputi 3 tahapan : – Fase Perjanjian • mengembangkan hubungan saling percaya, isu-isu keluarga diidentifikasi, dan tujuan terapi ditetapkan bersama – Fase Kerja • keluarga dengan dibantu oleh perawat sebagai terapis berusaha mengubah pola interaksi di antara anggota keluarga, meningkatkan kompetensi masing-masing individual anggota keluarga, eksplorasi batasan-batasan dalam keluarga, peraturan-peraturan yang selama ini ada. – Fase Terminasi • keluarga akan melihat lagi proses yang selama ini dijalani untuk mencapai tujuan terapi, dan cara-cara mengatasi isu yang timbul, mempertahankan perawatan yang berkesinambungan. • Terapi Kelompok – Bentuk terapi kepada klien yang dibentuk dalam kelompok, suatu pendekatan perubahan perilaku melalui media kelompok – Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran diri klien, meningkatkan hubungan interpersonal, dan mengubah perilaku maladaptif Next • Tahapan Terapi Kelompok – Fase Orientasi • Klien diorientasikan kepada apa yang diperlukan dalam interaksi, kegiatan yang akan dilaksanakan, dan untuk apa aktivitas tersebut dilaksanakan • Peran perawat dalam fase ini adalah sebagai model peran dengan cara mengusulkan struktur kelompok, meredakan ansietas yang biasa terjadi di awal pembentukan kelompok, dan memfasilitasi interaksi di antara anggota kelompok Next – Fase Kerja • Adalah inti dari terapi kelompok di mana klien bersama kelompoknya melakukan kegiatan untuk mencapai target perubahan perilaku dengan saling mendukung di antara satu sama lain. – Fase Terminasi • Dilaksanakan jika kelompok telah difasilitasi dan dilibatkan dalam hubungan interpersonal antar anggota • Peran perawat adalah mendorong anggota kelompok untuk saling memberi umpan balik, dukungan, serta bertoleransi terhadap setiap perbedaan yang ada. • Akhir dari terapi kelompok adalah mendorong agar anggota kelompok berani dan mampu menyelesaikan masalah yang mungkin terjadi di masa mendatang • Terapi Perilaku – Terapi yg diberikan melalui proses pembelajaran • Role model • Kondisioning operan • Desensitisasi sistematis • Pengendalian diri Next • Teknik Role Model – Strategi mengubah perilaku dengan memberi contoh perilaku adaptif untuk ditiru klien – Dengan melihat contoh klien mempelajari melalui praktek dan meniru perilaku tersebut – Teknik ini biasanya dikombinasikan dengan teknik kondisioning operan dan desensitisasi Next • Kondisioning Operan – Disebut juga penguatan positif di mana perawat memberi penghargaan kepada klien terhadap perilaku yang positif yang telah ditampilkan oleh klien – Dengan penghargaan dan umpan balik positif yang didapat maka perilaku tersebut akan dipertahankan atau ditingkatkan oleh klien Next • Desensitisasi Sistematis – Teknik mengatasi kecemasan terhadap sesuatu stimulus atau kondisi dengan secara bertahap memperkenalkan/memaparkan stimulus atau situasi yang menimbulkan kecemasan tersebut secara bertahap kpd klien yg sedang relaks – Hasil akhirnya adalah klien akan berhasil mengatasi ketakutan atau kecemasannya akan stimulus tersebut. Next • Pengendalian Diri – Bentuk latihannya adalah berlatih mengubah kata- kata negatif menjadi kata-kata positif – Apabila ini berhasil maka klien sudah memiliki kemampuan untuk mengendalikan perilaku yang lain sehingga menghasilkan terjadinya penurunan tingkat distress klien tersebut TERAPI KOMPLEMENTER DEFINISI • Terapi komplementer adalah terapi yang digunakan secara bersama-sama dengan terapi lain dan bukan untuk menggantikan terapi medis • Cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang Konvensional. • Terapi komplementer merupakan single therapy ketika digunakan untuk meningkatkan kesehatan TUJUAN • Mengurangi stres • Meningkatkan kesehatan • Mencegah penyakit • Menghindari atau meminimalkan efek samping • Memperbaiki fungsi dari sistem – sistem tubuh, terutama sistem imun JENIS TERAPI KOMPLEMENTER • Nutrisi (Nutritional Therapy) • Terapi herbal (Herbal Therapy • Terapi psiko – somatik (Mind – Body Therapy); • Terapi spiritual berbasis doa (Spiritual Therapy Based On Prayer). METODE TERAPI KOMPLEMENTER • Yoga • Akupuntur • Pijat refleksi • Chiropractic • Tanaman obat herbal • Terapi polaritas atau reiki • Tekhnik – tekhnik relaksasi • Hipnoterapi, meditasi dan visualisasi. ASPEK LEGAL TERAPI KOMPLEMENTER 1. Undang – Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan a. Pasal 1 butir 16, pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun – temurun secara empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat; b. Pasal 48 tentang pelayanan kesehatan tradisional; c. Bab III Pasal 59 s/d 61 tentang pelayanan kesehatan tradisonal. 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1076/Menkes/SK/2003 tentang pengobatan tradisional; 3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 120/Menkes/SK/II/2008 tentang standar pelayanan hiperbarik; 4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer – alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan; 5. Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, No. HK.03.05/I/199/2010 tentang pedoman kriteria penetepan metode pengobatan komplementer – alternatif yang dapat diintegrasikan di fasilitas pelayanan kesehatan. KENDALA TERAPI KOMPLEMENTER 1. Masih lemahnya pembinaan dan pengawasan; 2. Terbatasnya kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan bimbingan; 3. Terbatasnya anggaran yang tersedia untuk pelayanan kesehatan komplementer; 4. Belum memadainya regulasi yang mendukung pelayanan kesehatan komplementer; 5. Terapi komplementer belum menjadi program prioritas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. PERBEDAAN TERAPI KOMPLEMENTER DG TERAPI ALTERNATIF A. Pengobatan alternatif adalah jenis pengobatan yang tidak dilakukan oleh paramedis/dokter pada umumnya, tetapi oleh seorang ahli atau praktisi yang menguasai keahliannya tersebut melalui pendidikan yang lain/non medis. B. Pengobatan komplementer adalah pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat dipakai sebagai pendamping terapi konvesional/medis.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu