Anda di halaman 1dari 73

Case Report Session

PREEKLAMPSIA BERAT

Oleh :
fuji rahma yedi
1310070100027

Preseptor:
dr.Hovlanta Pidingan, Sp.OG(K)
PREEKLAMPSIA
Pendahuluan
Hipertensi pada kehamilan adalah penyakit
yang sudah umum dan merupakan salah satu
dari tiga rangkaian penyakit yang mematikan,
selain perdarahan dan infeksi, dan juga banyak
memberikan kontribusi pada morbiditas dan
mortalitas ibu hamil.
Hipertensi Dalam Kehamilan

Hipertensi Hipertensi Superimposed


Gestasional Kronik Preeclampsia

Preeklampsia Eklampsia
• Hipertensi gestasional ditegakkan pada wanita
yang tekanan darahnya mencapai 140/90 mmHg
atau lebih untuk pertama kalinya selama
kehamilan tetapi belum mengalami proteinuria
dan tekanan darah telah kembali normal dalam
12 minggu postpartum.
• Hipertensi kronik merupakan hipertensi yang
sudah dijumpai sebelum kehamilan, selama
kehamilan sampai sesudah masa nifas. Tidak
ditemukan keluhan dan tanda-tanda preeklamsia
lainnya.
• Superimposed preeklampsia adalah gejala dan
tanda-tanda preeklampsia muncul sesudah
kehamilan 20 minggu pada wanita yang
sebelumnya menderita hipertensi kronis.
• Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada
kehamilan yang ditandai dengan adanya
hipertensi spesifik yang disebabkan kehamilan
disertai dengan gangguan sistem organ lainnya
pada usia kehamilan diatas 20 minggu.
• Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil
dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan
timbulnya kejang dan atau koma.
Etiologi Preeklampsia
Faktor • Penurunan ekspresi HLA-G
Imunologi
Faktor • Insidensi lebih besar pada wanita hamil dengan riwayat
keluarga preeklampsia.
Genetik
Faktor • Jumlah hormon steroid terutama estriol yang
diproduksi oleh plasenta manusia jauh lebih banyak
dibandingkan dengan binatang.
Hormonal
• Kekurangan asam lemak tidak jenuh pada wanita hamil

Faktor Gizi dapat meningkatkan produksi tromboksan dan


menurunkan prostasiklin yang akan berakibat naiknya
tekanan darah pada preeklampsia.
2018/8/31
Patofisiologi Preeklampsia
Abnormal Invasi Trofoblast
Sel-Sel Arteri spiralis
Trofoblast
X uterus

Lapisan pembuluh darah


kaku dan keras

Vasokonstriksi Hipoksia dan


iskemik
plasenta

Kegagalan remodelling Aliran darah uteroplasenta


arteri spiralis menurun
Hipoksia dan Oksidan Beredar dalam
iskemik plasenta (Radikal Bebas) darah

Produksi prostasiklin ↓ Produksi


prostaglandin ↓
Peroksida Lemak
Produksi Tromboxan ↑ Agregasi Trombosit

Perubahan khas sel


endotel kapilar
glomerulus Kerusakan Endotel
Peningkatan (Disfungsi Endotel)
permeabilitas
kapiler
• Otak
Peningkatan • Ginjal
Endothelin produksi bahan • Hepar
vasopresor • Kardiovaskuler
• Hematologi
Peningkatan faktor
Trombositopenia • Mata
koagulasi
• Paru
• Nyeri kepala yang hebat akibat peningkatan perfusi serebri
Otak • Kejang eklamptik akibat edema serebri, vasospasme serebri,
iskemia serebri

• Volume intravaskuler menurun, cardiac output menurun,


Kardiovaskuler resistensi vaskuler sistemik meningkat dan
hemokonsentrasi

• Anemia
Hematologi • Trombositopenia (< 100.000/mm3)

• penurunan laju filtrasi glomerulus


Ginjal • Proteinuria
• Oliguria dan anuria

• Nekrosis hemoragik periporta dibagian perifer lobulus hepar


Hepar menyebabkan peningkatan kadar enzim hati
2018/8/31
Mata • Edema retina dan spasme pembuluh darah

Paru • edema paru akibat dari cardiac output yang rendah

• IUGR dan oligohidramnion


Feto-Plasenta Unit • Kenaikan morbiditas dan mortalitas janin akibat IUGR,
prematuritas, oligohidramnion, dan solusio plasenta

Endokrin dan • Terjadi penurunan kadar renin, angiotensin II dan


Metabolik aldosteron

Keseimbangan • Peningkatan kadar gula darah dan asam laktat sehingga


cairan dan elektrolit cadangan alkali menurun.
2018/8/31
Faktor Risiko
• Kehamilan pertama
• Riwayat keluarga dengan pre-eklampsia atau
eklampsia
• Pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya
• Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun
• Wanita dengan gangguan fungsi organ
(diabetes, penyakit ginjal, migraine, dan
hipertensi)
• Kehamilan kembar
• Obesitas
Aspek Klinik Preeklampsia
Preeklampsia Berat
•Definisi
Preeklampsia merupakan hipertensi yang
baru terjadi pada kehamilan / diatas usia
kehamilan 20 minggu disertai adanya gangguan
organ.
• Diagnosis
– Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110
mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit
menggunakan lengan yang sama
– Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter
– Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan
peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi dimana tidak
ada kelainan ginjal lainnya
– Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali
normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio
kanan atas abdomen
– Edema Paru
– Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan
visus
– Gangguan pertumbuhan janin menjadi tanda gangguan
sirkulasi uteroplasenta: Oligohidramnion, Fetal Growth
Restriction (FGR) atau didapatkan absent or reversed end
diastolic velocity (ARDV).
Beberapa penelitian terbaru menunjukkan
rendahnya hubungan antara kuantitas protein urin
terhadap luaran preeklampsia, sehingga kondisi
protein urin masif ( lebih dari 5 g) telah dieleminasi
dari kriteria preeklampsia berat. Kriteria terbaru
tidak lagi mengkategorikan lagi preeklampsia ringan,
dikarenakan setiap preeklampsia merupakan
kondisi yang berbahaya dan dapat mengakibatkan
peningkatan morbiditas dan mortalitas secara
signifikan dalam waktu singkat.
• Pembagian preeklampsia berat
(a) preeklampsia berat tanpa impending
eclampsia
(b) preeklampsia berat dengan impending
eclampsia

impending eclampsia  preeklampsia berat


disertai gejala-gejala subjektif berupa nyeri
kepala hebat, gangguan visus, muntah-
muntah, nyeri epigastrium, dan kenaikan
progresif tekanan darah.
• Manajemen umum
– Sikap terhadap penyakit
• Tirah baring
• Resusitasi cairan
• Pemberian obat anti kejang: MgSO4
Pemberian Magnesium Sulfat pada Preeklampsia
Berat
Rekomendasi:
• Magnesium sulfat direkomendasikan sebagai terapi lini pertama
eklampsia.
• Magnesium sulfat direkomendasikan sebagai profilaksis terhadap
eklampsia pada pasien preeklampsia berat.
• Magnesium sulfat merupakan pilihan utama pada pasien
preeklampsia berat dibandingkan diazepam atau fenitoin, untuk
mencegah terjadi kejang/eklampsia atau kejang berulang.
• Dosis penuh baik intravena maupun intramuskuler magnesium
sulfat direkomendasikan sebagai prevensi dan terapi eklampsia.
• Evaluasi kadar magnesium serum secara rutin tidak
direkomendasikan.
• Pemberian magnesium sulfat tidak direkomendasikan untuk
diberikan secara rutin ke seluruh pasien preeklampsia, jika tidak
didapatkan gejala pemberatan (preeklampsia tanpa gejala berat)
Cara pemberian regimen magnesium sulfat
•Loading dose: initial dose
4 gram MgSO4: intravena (40% dalam 10 cc) atau
dalam 250 cc RL selama 15 menit.
•Maintenance dose
– Diberikan infus 8 gram dalam 500 cc RL, 1-2
gram/jam.
– Atau diberikan 4 gram im tiap 4-6 jam
– MgSO4 diberikan sampai 2 x 24 jam jika belum
dilakukan terminasi kehamilan.
– MgSO4 diberikan sampai 24 jam post partum.
Syarat-syarat pemberian MgSO4
– Harus tersedia antidotum MgSO4 yaitu Kalsium
glukonas 10% = 1 gr (10% dalam 10 cc) diberikan i.v 3
menit.
– Refelks patella (+) kuat
– Frekuensi pernafasan >16 kali/menit, tidak ada tanda-
tanda distress nafas.
– Pengeluaran urine selama 4 jam paling kurang 100 ml
•Magnesium Sulfat dihentikan bila :
– Ada tanda-tanda intoksikasi
– Setelah 24 jam pascapersalinan atau 24 jam setelah
kejang terakhir
•Diuretikum tidak diberikan secara rutin, kecuali
bila ada edema paru-paru, payah jantung
kongestif atau edema anasarka.
•Pemberian antihipertensi
Nifedipin : dosis 10 – 20 mg per oral,
diulangi setelah 30 menit, maksimum 120 mg
dalam 24 jam
Pemberian Antihipertensi pada Preeklampsia Berat
Rekomendasi:

• Antihipertensi direkomendasikan pada preeklampsia


dengan hipertensi berat, atau tekanan darah sistolik
≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg.
• Target penurunan tekanan darah adalah sistolik <
160 mmHg dan diastolik < 110 mmHg.
• Pemberian antihipertensi pilihan pertama adalah
nifedipin oral short acting, hidralazine dan labetalol
parenteral.
• Alternatif pemberian antihipertensi yang lain adalah
nitogliserin, metildopa, labetalol
•Glukokortikoid
Pemberian glukokortikoid untuk
pematangan paru janin. Diberikan pada
kehamilan 32 – 34 minggu. 2 x 24 jam. Obat ini
juga diberikan pada sindroma HELLP
Sikap terhadap kehamilan
•Rencana terapi penyulitnya: terapi medikamentosa
dengan pemberian obat-obatan untuk penyulitnya.
•Menentukan rencana sikap terhadap kehamilannya
yang tergantung pada umur kehamilan:
– Ekspektatif/konservatif: bila umur kehamilan <37
minggu, artinya kehamilan dipertahankan selama
mungkin sambil memberikan terapi medikamentosa.
– Aktif/agresif: bila umur kehamilan >37 minggu, artinya
kehamilan diakhiri setelah mendapat terapi
medikamentosa untuk stabilisasi ibu.
Komplikasi Preeklampsia
• Eklampsia
• Solusio plasenta
• Janin lahir mati
• Gawat janin
• Persalinan dini
• Sindrom HELLP
Pencegahan Preeklampsia
• Banyak istirahat
– Pemberian kalsium: 1.500 – 2000 mg/hari
– zinc 200 mg/ hari
– magnesium 365 mg/hr
– Antitrombotik: aspirin dosis rendah rata-rata di
bawah 100 mg/hari
– Antioksidan: vitamin C, E, β-karoten, CoQ10, N-
Asetilsistein, asam lipoik.
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. N Nama suami : Tn. T
Umur : 15 tahun Umur : 25 tahun
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :wiraswasta
NO.MR : 159644
Alamat : Paninggahan
Tanggal Masuk : 5/12/2017
ANAMNESA
• Seorang pasien wanita umur 15 tahun
datang ke IGD RSUD Solok rujukan Puskesmas
paninggahan pada tanggal 5 desember 2017
jam 11.00 WIB dengan diagnosis G1P0A0H0
gravid aterm 41 - 42minggu + PEB.
pemeriksaan fisik
KU : sedang
Kes : CMC
TD : 160/100
ND : 86x/i
NF : 20x/i
T : 37,7x/i
Reflek patella : + meningkat
Jumlah urin :
Protein urin : +
Diagnosis : G1P0A0H0 gravid posterm 41 - 42 minggu + PEB
janin hidup tunggal intra uterin presentasi kepala sutura sagitalis
melintang setinggi hodge 1

Sikap : regimen MgSO4


Dopamed 500 mg
Cek darah lengkap, urinalisa, USG
Lapor tim PEB ( mata, jantung, interne)

Pukul 11.30 WIb : diberikan MgSO4 dosis initial


Pukul 11.45 WIB : selesai regimen MgSO4 dosis initial, dilanjutkan dosis
maintenance
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• paien dari puskesmas belum terpasang infus dan belum dapat regimen
•Sakit kepala (-) , pandangan kabur (-), nyeri ulu hati (-)
•Demam (+) sejak 6 jam yang lalu
•Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari sejak 4 jam sebelum masuk RS (+)
•Keluar lendir campur darah dari kemaluan sejak 4 jam SMRS
•Keluar air-air yang banyak dari kemaluan (-)
•Keluar darah yang banyak dari kemaluan (-)
•Tidak haid sejak ± 9 bulan yang lalu
•HPHT : 01-02-2017 TP : 08-11-2017
•Gerak anak dirasakan sejak ± 5 bulan yang lalu
•RHM : Mual (+), muntah (-), perdarahan (-)
•ANC : kontrol ke Bidan 2 kali pada usia kehamilan 6, 8 bulan. sebelum hamil pasien tidak pernah
hipertensi dan saat kontrol 8 bulan pasien juga belum mengetahui ada hipertensi
•RHT : Mual (-), muntah (-)
•Riwayat Menstruasi : Menarche umur 12 th, siklus haid teratur
1 x 28 hari, lamanya 5-7 hari, banyaknya 2-3x ganti pembalut/hr, nyeri haid (-)
• Riwayat Penyakit Dahulu :
– Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM dan
hipertensi .
• Riwayat Penyakit Keluarga :
– Tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan, menular dan
kejiwaan
• Riwayat Perkawinan : 1x pada tahun 2016
• Riwayat Kehamilan/Abortus/Persalinan : 1/0/0
– Saat ini hamil
• Riwayat Kontrasepsi : (-)
• Riwayat Imunisasi : TT(+)
• Riwayat pendidikan : SD
• Riwayat pekerjaan : IRT
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tinggi Badan : 157 cm
• Berat Badan sebelum hamil : 54 Kg
• Berat Badan sesudah hamil : 65 Kg
• BMI : 21,95 (normoweight)
• Status gizi : Baik
• Vital sign :
– Tekanan Darah : 160/90 mmHg
– Nadi : 86x/menit
– Nafas : 20 x/menit
– Temperatur : 37,70C
– reflek patella : + normal
– Mata : Konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik
• Leher :
– Inspeksi : JVP 5-2 cmH2O,

– Kelenjar tiroid tidak tampak membesar

– Palpasi : Kelenjar tiroid tidak teraba membesar

– Kelenjar Getah Bening tidak teraba membesar


• Toraks :
• Cor :
– Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
– Palpasi : Ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
– Perkusi : batas jantung dalam batas normal
– Auskultasi : reguler, bising (-)
• Pulmo :
– Inspeksi : bentuk dan pergerakan simetris kiri = kanan
– Palpasi : Fremitus normal kiri = kanan
– Perkusi : Sonor kiri = kanan
– Auskultasi : Vesikuler normal +/+, ronkhi -/-,
wheezing -/-
• Abdomen : Status Obstetricus
• Genitalia : Status Obstetricus
• Ekstremitas : Edema -/-, RF +/+, RP -/-
• Status Obstetrikus :
– Muka : Chloasma gravidarum (-)
– Mammae : Membesar, areola dan
papilla mammae hiperpigmentasi(+), kolostrum (-)
Abdomen
•Inspeksi : Tampak membuncit sesuai dengan usia kehamilan Linea mediana
hiperpigmentasi, striae (+), sikatrik (-)
•Palpasi :
– L1 :Teraba massa besar, lunak, noduler.
– L2 : Teraba tahanan terbesar janin di sebelah kiri ibu
Teraba bagian-bagian kecil janin di sebelah kanan ibu.
– L3 : Teraba massa bulat, keras, tidak terfiksir
– L4 : tidak dilakukan
•TFU = 32cm TBA : 2945 gr His : 2-3x/20-30’’/sedang
DJJ : 145-150
•Perkusi : Tidak dilakukan
•Auskultasi : BU (+) N
Genitalia :

• Inspeksi : V/U tenang


• VT : Ø 2-3 jari,
ketuban (+)
Laboratorium :

– Hemoglobin : 12,7 gr%

– Hematokrit : 38,5 %

– Leukosit : 15.300 mm3

– Trombosit : 203.000 mm3

– HbsAg : negatif

– Protein :+
• Diagnosa :
G1P0A0H0 parturien aterm 41 - 42 minggu + PEB
dalam regimen MgSO4 8gr dalam IVFD RL 500 cc
dosis menteinence
janin hidup tunggal intra uterin presentasi sutura
sagitalis melintang setinggi hodge 1

• Sikap : Kontrol KU, VS, His, DJJ

• Rencana : SCTPP Cito


•Laporan Operasi :
Tanggal 05 Desember 2017 Jam 14.00 WIB
•Pasien tidur telentang dimeja operasi dalam anestesi umum
•Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik
•Dipasang duk steril untuk memperluas lapangan operasi
•Dilakukan insisi secara pfannenstiel
•Insisi dilanjutkan lapis demi lapis sampai menembus peritoneum
•Setelah peritoneum terbuka tampak uterus gravid
•Uterus diinsisi secara semilunar pada segmen bawah lahir
• Bayi dilahirkan dengan meluksir kepala
• Lahir bayi dengan jenis kelamin : perempuan
BB:2945 PB: 50 cm A/S: 7/8 Anus (+)
• Plasenta dilahirkan dengan sedikit tarikan ringan
pada tali pusat, lahir satu buah plasenta dengan
berat lebih kurang 500 gr ukuran 15x13x5 cm
• Uterus dijahit lapis demi lapis
• Dinding abdomen dijahit demi lapis
• Perdarahan selama tindakan lebih kurang 100 cc
•Jam 14.30
Plasenta lahir lengkap 1 buah, spontan, berat ± 500 gram,
ukuran ± 15x13x5 cm dengan panjang tali pusat ± 50 cm,
insersi parasentralis. Perdarahan selama tindakan ± 50 cc.

• Diagnosa
P1A0H1 post SCTPP a/i PEB dalam regimen MgSO4 8gr dalam
IVFD RL 500 cc dosis menteinence.

•Sikap :
Awasi kala IV
Terapi :
• IVFD 2 Line
• IVFD RL 500cc dalam regimen MgSO4 40%
dosis maintenance 20tetes/i. (kiri)
• IVFD RL 500cc drip oxytocin 2 ampul (kanan)
• Metildopa 3x500mg
• Nifedipin 3x10 mg
• Dexa 1x2 amp
• PCT 3x500 mg
WAKTU TD NADI NAFAS SUHU TFU KONTRAKSI URINE PERDARAHAN
15.30 120/80 100x/i 20x/i 36,8 1 Jari Baik 5cc
mmHg dibawah
pusat
15.45 120/80 94x/i 20x/i 36,8 1 Jari Baik 5cc
mmHg dibawah
pusat

16.00 120/80 86x/I 20x/i 36,9 1 Jari Baik 5cc


mmHg dibawah
pusat

15.15 130/90 80x/I 20x/i 36,8 1 Jari Baik 5cc


mmHg dibawah
pusat

16.45 140/90 80x/I 20x/i 36,5 1 Jari Baik -


mmHg dibawah
pusat
17.15 140/80 80x/i 19x/I 36,5 1 Jari Baik 100cc/ -
mmHg dibawah 2jam
pusat
FOLLOW UP
05 Desember 2017 JAM 17.00 WIB
•S : Demam (-), ASI (+/+), BAK (+), BAB (-), PPV (-)
•O : KU Kes TD Nd Nfs T
Sdg CMC 130/80 80x/m 18x/m 36,5 0
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Abdomen :
–Inspeksi : Perut tampak sedikit membuncit
–Palpasi : TFU 1 jari bawah pusat, NT (+), NL (-)
–Perkusi : Tidak dilakukan
–Auskultasi : BU (+) Normal
Genitalia :
–Inspeksi : V/U tenang, PPV (-)
•Diagnosis :
P1A0H1 post SCTPP a/i PEB dalam regimen MgSO4 8gr dalam IVFD RL 500
cc dosis menteinence

•Sikap :
– Kontrol KU, VS, PPV
– Breast care
– Vulva hygiene

•Terapi :
– IVFD RL 500cc drip MgSO4 40% 20 tetes/i
– IVFD RL 500cc drip oxytocin 2 ampul
– Metildopa 250mg 3x1
– Nifedipin 3x10
– Dexa 1x2 amp
– Cefadroxyl 500mg 2x1
– Asam mefenamat 500 mg 2x1
– Vitamin C 50 mg 2x1 tab
– Sulfas ferrosus 300 mg 2x1
06 Desember 2017 JAM 08.00 WIB
•S : Demam (-), ASI (+/+), BAK (+), BAB (-), PPV (-)
•O : KU Kes TD Nd Nfs T
Sdg CMC 130/80 79x/m 19x/m 36,5 0
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Abdomen :
–Inspeksi : Perut tampak sedikit membuncit
–Palpasi : TFU 1 jari bawah pusat, NT (+), NL (-)
–Perkusi : Tidak dilakukan
–Auskultasi : BU (+) Normal
Genitalia :
–Inspeksi : V/U tenang, PPV (-)
•Diagnosis :
P1A0H1 post SCTPP a/i PEB dalam regimen MgSO4 8gr dalam IVFD RL
500 cc dosis menteinence

•Sikap :
– Kontrol KU, VS, PPV
– Breast care
– Vulva hygiene

•Terapi :
– IVFD RL 500cc drip MgSO4 40% 20 tetes/i
– IVFD RL 500cc drip oxytocin 2 ampul
– Metildopa 250mg 3x1
– Nifedipin 3x10
– Dexa 1x2 amp
–Cefadroxyl 500mg 2x1
–Asam mefenamat 500 mg 2x1
–Vitamin C 50 mg 2x1
–Sulfas ferrosus 300 mg 2x1
–Metildopa 250mg 3x1
07 Desember 2017 JAM 08.00 WIB
•S : Demam (-), ASI (+/+), BAK (+), BAB (-), PPV (-)
•O : KU Kes TD Nd Nfs T
Sdg CMC 120/80 82x/m 19x/m 36,5 0
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Abdomen :
–Inspeksi : Perut tampak sedikit membuncit
–Palpasi : TFU 1 jari bawah pusat, NT (+), NL (-)
–Perkusi : Tidak dilakukan
–Auskultasi : BU (+) Normal
Genitalia :
–Inspeksi : V/U tenang, PPV (-)
•Diagnosis :
P1A0H1 post SCTPP a/i PEB dalam regimen MgSO4 8gr dalam IVFD RL 500 cc dosis
menteinence

•Sikap :
–Kontrol KU, VS, PPV
–Breast care
–Vulva hygiene

•Terapi :

–Cefadroxyl 500mg 2x1


–Asam mefenamat 500 mg 2x1
–Vitamin C 50 mg 2x1
–Sulfas ferrosus 300 mg 2x1
–Metildopa 250mg 3x1

•Rencana Pasien Pulang


ANALISA KASUS
• Seorang wanita berusia 15 tahun masuk ke
IGD RSUD Solok pada tanggal 5 desember 2017
pukul 11.00 WIB. Pasien rujukan dari
PUSKESMAS Paninggahan dengan diagnosis
G1P0A0H0 gravid aterm 41 – 42 minggu + PEB.
Sebagai panduan untuk diskusi pada target
akademis komprehensif ilmiah maka kita akan
membahas beberapa pertanyaan referensi
sebagai berikut:
1. Apakah diagnosa pada pasien ini sudah benar?
2. Apakah tatalaksana pada pasien ini sudah tepat?
3. Apa penyebab preeklampsi berat pada pasien ini?
Apakah diagnosa pada pasien ini sudah benar?
•Dari anamnesa diketahui pasien primipara, tidak haid sejak ± 8
bulan yang lalu. HPHT : 01-02-2017 TP : 08-11-2017
•. Dari pemeriksaan fisik, perut membuncit sesuai usia
kehamilan, tinggi fundus uteri 32 cm. Maka pasien dalam
kehamilan preterm 34 - 35 minggu.
•Dari anamnesa, diketahui sebelumnya pasien kontrol ke Bidan,
didapatkan tensi tinggi 160/90 mmHg, protein urin +1, pasien
belum diberi regimen MgSO4 .keluhan nyeri kepala hebat tidak
ada, pandangan kabur tidak ada, nyeri epigastrium tidak ada.
Dapat disimpulkan bahwa pada pasien ini sudah ada gejala klinis
preeklampsi berat.
Dari anamnesa, keluhan nyeri pinggang menjalar
ke ari-ari ada, keluar lendir bercampur darah
dari kemaluan ada, keluar air-air yang banyak
dari kemaluan tidak ada, keluar darah yang
banyak dari kemaluan tidak ada. Pada pasien
ada tanda-tanda inpartu. Pada riwayat penyakit
dahulu, pasien Tidak pernah menderita penyakit
jantung, paru, hati, ginjal, DM dan hipertensi .
Pada pemeriksaan Leopold, Leopold 1
ditemukan teraba massa besar lunak, noduler.
Leopold 2 teraba tahanan terbesar janin di
sebelah kiri ibu dan teraba bagian-bagian kecil
janin di sebelah kanan ibu. Leopold 3 teraba
massa bulat, keras, melenting. Leopold 4
konvergen. Kesimpulannya, pasien memiliki
janin hidup tunggal presentasi kepala.
•Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan
– Hemoglobin : 12,7 gr%
– Hematokrit : 38,5 %
– Leukosit : 15.30 mm3
– Trombosit : 203.000 mm3
– HbsAg : negatif
– Protein :+
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang, maka diagnosa pada
pasien ini tidak tepat. Diagnosa yang tepat
adalah G1P0A0H0 parturien posterm 43-44
minggu + PEB dalam regimen MgSO4 8gr dalam
IVFD RL 500 cc dosis menteinance
• Apakah tatalaksana pada pasien ini
sudah tepat?
• Pasien ini direncanakan terminasi kehamilan
dengan sectio caesarea. Indikasi dilakukan
sectio caesarea pada pasien ini adalah karena
preeklampsia berat.
• Tujuan penatalaksanaan pada preeklamsi
berat adalah mencegah konvulsi, mengontrol
tekanan darah maternal, dan menentukan
persalinan. Pada preeklamsi berat, perjalanan
penyakit dapat memburuk dengan progresif
sehingga menyebabkan pemburukan pada ibu
dan janin. Oleh karena itu persalinan segera
direkomendasikan tanpa memperhatikan usia
kehamilan. Persalinan segera diindikasikan bila
terdapat gejala impending eklamsi
• disfungsi multiorgan, atau gawat janin atau
ketika preeklamsi terjadi sesudah usia
kehamilan 34 minggu. Setiap wanita dengan
usia kehamilan 32-34 minggu dengan
preeklamsi berat harus dipertimbangkan
persalinan dan janin sebaiknya diberi
kortikosteroid.
• Tujuan obyektif utama penatalaksanaan
wanita dengan preeklamsi berat adalah
mencegah terjadinya komplikasi serebral
seperti ensefalopati dan perdarahan. Ibu
hamil harus diberikan magnesium sulfat
dalam waktu 24 jam setelah diagnosis dibuat.
Magnesium sulfat digunakan untuk mengobati
eklampsia dan sebagai pencegah kejang pada
preeklamsia berat. Tidak terdapat perbedaan
bermakna antara pemberian regimen
magnesium sulfat intramuskular dengan
pemberian secara intravena. Tidak ditemukan
efek yang membahayakan terhadap ibu maupun
bayi jika diberikan dalam dosis yang dianjurkan.
Setiap pemberian regimen magnesium sulfat
harus selalu disediakan antidotum yaitu kalsium
glukonas.
Pemakaian magnesium sulfat lebih baik jika
dibandingkan dengan penggunaan diazepam
dan fenitoin sebagai antikonvulsan pada
preeklampsia-eklampsia. Pemberian magnesium
sulfas sebagai antikejang lebih efektif dibanding
fenitoin, berdasar Cochrane Review terhadap
enam uji klinik, yang melibatkan 897 penderita
eklampsia. Magnesium sulfat menghambat atau
menurunkan kadar asetilkolin pada rangsangan
serat saraf dengan menghambat transmisi
neuromuskuler.
Antihipertensi direkomendasikan pada
preeklampsia dengan hipertensi berat, atau
tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau
diastolik ≥ 110 mmHg. Target penurunan
tekanan darah adalah sistolik < 160 mmHg dan
diastolik < 110 mmHg. Pemberian antihipertensi
pilihan pertama adalah nifedipin oral short
acting, metildopa,hidralazine dan labetalol
parenteral. Alternatif pemberian antihipertensi
yang lain adalah nitogliserin, labetalol. Pada
pasien ini diberikan nifedipin tablet 3x10mg dan
metildopa 3x500 mg.
Apa penyebab preeklampsi berat pada pasien ini?

•Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum


diketahui dengan pasti. Secara teoritik urutan-
urutan gejala yang timbul pada preeklamsi ialah
edema, hipertensi, dan terakhir proteinuria.

Anda mungkin juga menyukai