BLOK 13-14
Kelompok 10
Jessica angela 1110012
Manasye jutan 1110026
Michelle 1110030
Intan solihat 1110043
Gideon 1110114
Ellen 1110069
Albertcornus 1110098
Carolina 1110140
Sanya 1110181
Vina manasye 1110101
ANATOMI
RONGGA THORAX
Pars konduktiva
Rongga hidung
Faring
Laring
Trakea
Bronkus
Bronkiolus terminalis
Pars respiratorius
Bronkiolus respiratorius
Ductus alveolaris
Saccus alveolaris
alveolus
MEKANISME PERNAPASAN
Pengembangan dan pengempisan paru dapat
terjadi karena
Diafragma bergerak turun naik untuk memperbesar
/ memperkecil rongga dada
Depresi dan elevasi tulang iga untuk memperbesar /
memperkecil diameter anteroposterior rongga dada
PERNAPASAN COSTAL
Volume rongga thorax berubah karena gerakan
iga yg tdd :
Gerakan pegangan ember yang menyebabkan
kontraksi Mm. intercostales externi & pars
cartilaginosa Mm. intercostales interni sehingga iga
terangkat ke atas dan depan akibatny diameter
transversa thorax bertambah
Gerakan gagang pompa yang menyebabkan elevasi iga dan
juga menyebabkan os sternum bergerak ke depan atas
sehingga diameter anteroposterior thorax bertambah
Efek rotasi yang terjadi karena permukaan dalam iga yang
konkav dan iga berotasi di sekitar sumbu rotasi sehingga
diameter transversa bertambah
Inspirasi normal
Gerakan Mm. intercostales externi dan pars cartilaginosa
Mm. intercostales interni akan menambah volume thorax.
Tekanan intrathoracal dan intrapulmonal akan turun dan
menghasilkan volume udara sejumlah 500cc (tidal volume)
setiap gerakan pernafasan.
Ekspirasi normal
Tidal volume dikeluarkan oleh elastisitas dinding
thorax
Elastisitas ekstrinsik / thoracic compliance : elastisitas
cartilago costae
Elastisitas intrinsik / pulmonary compliance : elastisitas
parenkim paru
PERNAPASAN DIAFRAGMA
Inspirasi
kontraksi diafragma -> menurunkan kubah
diafragma -> diameter superoinferior bertambah
-> tekanan intrathoracal menurun, isi perut
terdorong ke bawah & otot dinding depan
abdomen relaksasi
Ekspirasi
otot dinding depan abdomen kontraksi -> isi
perut mendorong diafragma ke arah rongga
thorax -> volume rongga thorax berkurang &
tekanan intrathoracal meningkat
OTOT – OTOT PERNAFASAN
Otot inspirasi utama :
Diafragma
M. intercostalis externus
M. levator costarum
M. serratus posterior superior
Otot inspirasi pembantu
Sesak nafas ringan
M. scalenus
M. sternocleidomastoideus
M. serratus anterior
M. subclavius
Lebih sesak lagi, untuk menarik nafas perlu fiksasi gelang
bahu
M. levator scapulae
M. trapezius
M. rhomboideus
Otot ekspirasi
M. intercostalis internus
M. transversus thoracis
M. subcostalis
M. serratus posterior inferior
M. latissimus dorsi
M. iliocostalis
VOLUME DAN KAPASITAS PARU
Bagian – bagian volume paru
Volume tidal : volume udara yg diinspirasi /
diekspirasi setiap kali bernafas normal (500cc)
Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve
volume) : volume udara tambahan yg dpt diinspirasi
setelah dan di atas volume tidal (3000cc)
Volume cadangan ekspirasi (expiratory reserve
volume) : volume udara tambahan yg dpt dieskpirasi
maksimal pada akhir volume tidal (1100cc)
Volume residu (residual volume) : volume udara yg
masih tetap berada di dalam paru setelah seseorang
melakukan ekspirasi maksimal (1200cc)
VOLUME RESIDU
Terdiri dari
Udara kolaps : volume udara yang masih
dikeluarkan bila paru2 mengempis / kolaps (600cc)
Udara minimal : jumlah udara yang masih tertinggal
dalam paru sesudah paru kolaps (600cc)
KAPASITAS PARU
Kapasitas inspirasi (inspiratory capacity) :
volume tidal + volume cadangan inspirasi
(3500cc)
Kapasitas residu fungsional (functional residual
capacity) : volume cadangan ekspirasi + volume
residu (2300cc)
Kapasitas vital (vital capacity) : volume cadangan
inspirasi + volume tidal & volume cadangan ekspirasi
(4600cc)
Kapasitas paru total (total lung capacity) : volume
maksimum di mana paru dpt dikembangkan sebesar
mungkin dgn inspirasi paksa. Kapasitas vital +
volume residu (5800cc)
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KAPASITAS VITAL
Umur
Jenis kelamin
Ukuran tubuh
Latihan fisik
Posisi tubuh
- ketoasidosis diabetik
- asidosis metabolik
- anemia
- leukemia
- hemoglobin abnormal
- perdarahan masif
5. Penyakit saraf / neuromuskular
Sianosis Sentral
Menurunnya oksigen karena disebabkan penyakit paru
maupun pirau kanan ke kiri .
Umumnya sianosis muncul bila darah arteri
mengandung lebih dari 5gr hemoglobin yang tidak
mengandung oksigen dalam tiap 100 ml darah.
ETIOLOGI
Asma
Cardiomiopati
PPOK
CHF
Emphysema
DEFINISI
Penyakit paru kronik yang ditandai oleh
hambatan aliran udara (tidak sepenuhnya
reversible). Hambatan ini bersifat progresif dan
berhubungan dengan respon inflamasi paru
terhadap partikel/gas beracun.
FAKTOR RESIKO
1. Merokok (aktif, pasif, bekas perokok).
Derajat berat perokok =
Jumlah rata2 batang rokok x lama merokok
= 12 x 50 = 600
Ringan = 0 - 200
Sedang = 200 - 600
Berat = >600
2. Riwayat terpajan polusi udara.
di dalam ruangan
(rokok, kompor)
di luar ruangan
(gas kendaraan, debu jalan)
tempat kerja
(bahan kimia, zat iritan, gas
beracun)
Jari tabuh
(clubbing
finger)
MANIFESTASI KLINIK
Dyspnoe
Batuk dan pengeluaran dahak
Mengi
Sianosis
DASDIG
Pemeriksaan labolatorium
Hb:12.5 g/dl
Leukosit :10500
Trombosit :280.000
LED 25mm/jam
Hitung jenis : 0/1/0/71/25/3
Glukosa sewaktu :110mg/dl
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Saturasi O2 Sebuah pengukuran persentase
hemoglobin yang membawa oksigen. normal 95%
- 100%
Spirometri utk mengetahui fungsi paru dgn cara
mencatat kapasitas (volume dan kecepatan udara
yang dapat dihirup dan dikeluarkan) atau fungsi paru
(ventilasi)
Saluran Napas
- Periksa orofaring
Oksigen
Tujuan : untuk mempertahankan PO2 sebesar 60-
70mmHg dengan kenaikan minimal pada PCO2
PENATALAKSANAAN PPOK
Tujuan :
- Mengurangi progresifiti penyakit
- Mengurangi gejala
- Meningkatkan toleransi latihan
- Mencegah dan mengobati komplikasi
- Mencegah dan mengobati eksaserbasi berulang
- Mencegah atau meminimalkan efek samping
obat
- Memperbaiki dan mencegah penurunan faal
paru
- Meningkatkan kualiti hidup penderita
- Menurunkan angka kematian
Kriteria PPOK stabil :
- Tidak dalam kondisi gagal napas akut pada gagal
napas kronik
- Dapat dalam kondisi gagal napas kronik stabil
- Rehabilitasi
- Terapi oksigen
- Berhenti merokok Golongan bronkodilator
- Vaksinasi
- Pengetahuan dasar PPOK 1. Anti kolinergik
- Nutrisi yang cukup
- Obat-obatan 2. Beta 2 agonis
- Intervensi bedah
- Pencegahan perburukan 3. Xantin
penyakit 4. SABA + anti kolinergik
- Menghindari pencetus 5. LABA + kortikosteroid
- Penyesuaian aktivitas 6. Antioksidan
7. Tambahan
dipertimbangkan mukolitik
Gejala eksaserbasi :
1. Batuk makin sering / hebat
2. Produksi sputum bertambah banyak
3. Sputum berubah warna
4. Sesak napas bertambah
5. Keterbatasan aktivitas bertambah
6. Terdapat gagal napas akut pada gagal napas kronik
7. Kesadaran menurun
- Nilai berat gejala
(kesadaran,
frekuensi napas,
pemeriksaan fisik)
- Analisis gas darah
1. Terapi oksigen
2. Bronkodilator
- Inhalasi / nebuliser (agonis beta 2,
anti kolinergik)
- IV : metal xantin, bolus & drip
3. Antibiotik
4. Kortikosteroid sistemik
5. Diuretika bila ada retensi cairan
Tidak mengancam
Mengancam jiwa jiwa
(gagal napas akut)
Ruang rawat
ICU
Komplikasi
1. Gagal napas
3. Kor pulmonal
- berhenti merokok
- gunakan obat-obatan adekuat
- mencegah eksaserbasi berulang (sesak bertambah, produksi
sputum meningkat,perubahan warna sputum menjadi
purulent)
Prognosis