Urinalisis
Makroskopik
Warna : Merah
Kejernihan : Keruh
BJ : 1,030
pH : 5,5
Mikroskopik
Eritrosit : penuh/LPB
Leukosit : 5-8/LPB
Kimia
Protein : positif (++)
Glukosa : negatif
Nitrit : negatif
Bilirubin : negatif
Urobilinogen : normal
Keton : (+)
Epitel : 3-5/LPK
Cast : Eritrosit : 8-10/LPK
Granular : 3-5/LPK
Laki:perempuan = 2:1
Insidensi tertinggi umur 5-15 tahun.
Klasifikasi
Primer = cedera glomerulus
Post infectious GN
IgA nephropaty
Anti glomerular basement membrane(anti-GBM) GN
Idiopatik
Sekunder = akibat pernyakit sistemik
SLE
Vaskulitis
Kanker
Thrombosis
Faktor Resiko
Usia
Jenis kelamin
Faringitis
Infeksi kulit
Patogenesis
Patofisiologi
Kerusakan pada
glomerulus(membran Aktivasi
basal,podosit,kapiler) endothelin
Kehilangan Perfusi
permeabilitas turun, GFR
turun
Reabsorp
Hematuria Proteinuria Renin > si di t
distal >
anemia hipoalbumi
nemia Hipertensi Oligouria
Tek
Kulit
osmotik < Ureum >
pucat
Hepatomegali DC
oedem
Efusi Oedem
pleura pretibia
dyspnoe
Dasar Diagnosis
Tanda vital
espirasi : abdominotorakal 34x/menit → (↑↑→sesak
nafas)
Suhu : 36,2° C (aksiler)
Tekanan darah : 160/90 mmHg → (hipertensi)
Pemeriksaan sistematik
Kulit : pucat (+) →( ↓darah inavaskular)
Mata : palpebral edema → (hipoalbuminia)
konjungtiva anemis →(↓ darah intravascular)
Hidung : pernapasan cuping hidung +/+ →
(kompensasi)
secret +/+ → (infeksi)
Mulut : bibir : kering, sianosis →( ↓darah
intravaskular)
Cor : jantung membesar → (hipertrofi, ↑kerja)
bunyi jantung murmur sistolik (+) →(pembebanan volume
darah)
Abdomen : (hepatomegaly)
Ekstremitas : edema pretibial (+)
• Pemeriksaan laboratotium
Hematologi lengkap :
Hb : 9,7 g/dl (↓; N. Anak : 11,5-14,8 g/dL)
Ht : 30% (↓; N. Anak 33-38 %)
Leukosit : 17.340/mm3 (↑; N : 4000-11000/mm3)
Trombosit : 219.000/mm3
Differential count :
Basophil : 0%
Eosinofil : 2%
Staff : 2%
Segmen : 45%
Limfosit : 49% (↑; N 20-40)
Monosit : 2%
LED : 35mm/jam (↑; N Pria : 0-10 mm/jam)
Kimia klinik
Cholesterol total : 188mg/dL
Trigliserida : 96mg/dL
Ureum : 55mg/dL (↑; N : 20-40 mg/dl)
Natrium : 120 mEq/L (↓; N. Anak : 132-145
mEq/L)
Kalium : 3,9 mEq/L (N)
Total protein : 6,2 mg/dL
Albumin : 3,3 g/dL (↓; N : 4,0-5,8 g/dL)
Globulin : 2,9 mg/L
Urinalisis
Makroskopik
Warna : Merah
Kejernihan : Keruh
BJ : 1,030
pH : 5,5
Mikroskopik
Eritrosit : penuh/LPB (↑↑↑)
Leukosit : 5-8/LPB (↑; N. Pria: 0-1/LPB)
Kimia
Protein : positif (++)
Glukosa : negatif
Nitrit : negatif
Bilirubin : negatif
Urobilinogen: normal
Keton : (+)
Epitel : 3-5/LPK
Cast : Eritrosit: 8-10/LPK
Granular: 3-5/LPK
Foto Toraks : pembesaran jantung dengan edema paru dan
efusi pleura kanan minimal
Diagnosis Banding
Sindrom Nefrotik
Definisi
GNA
Suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap
bakteri atau virus tertentu. Akibat infeksi bakteri
Streptococcus
SN
Kumpulan gejala yang terdiri dari protein di urine,
menurunnya kadar protein di darah, kadar
kolesterol yang tinggi, kadar rigliserida yang tinggi
dan edema.
Insidensi
GNA
5-15 tahun
Laki-laki : Wanita = 2:1
SN
2-3 tahun / >40 tahun
Laki-laki > Wanita
Kulit putih & Asia < kulit hitam
Gejala Klinik
GNA
Hematuria Iritabilitas
Proteinuria Demam
Oliguria Muntah, somnolen, sakit
Edema kepala, seizure
Hipertensi Dyspnea, tachypnea, hepar
Malaise membesar dan nyeri
Azotemia/uremia
Efusi pleura
Ascites
Nyeri pangggul
Gejala Klinik
SN
Proteinuria Hiperkoagulabilitas
Edema
Hipertensi
BB naik
Anoreksia
Diare
Hiperkolesterolemia
Hipoalbuminemia
Hipoproteinemia
Pemeriksaan Lab GNA
Urinalisis :
Hematuria (tjd 10 hari stlh Kadar lipid : N
faringitis) Albumin :
Proteinuria Serum komplemen :
Streptokokus + Serum Ig-A : N
Anti-DNAase B : +
Serum ASO : (faringitis)
Streptolysin O : +
Biopsi ginjal : Tdpt
subepithelial humps
Pemeriksaan Lab SN
Urinalisis : Serum Ig-A : N
Proteinuria
Anti-DNAase B : -
Serum ASO : -
Streptolysin O : -
Biopsi ginjal : Obstruksi filtration
slit
Kadar lipid :
Albumin : (<2,5 g/dL)
Serum komplemen : N
Diagnosis Kerja
Glomerulonefritis akut (GNA)
PP
1. Hematologi rutin : Hb (menurun karena
hipervolemia), Ht (menurun), leukosit (meningkat),
trombosit, LED (meningkat)
2. Urinalisis :
Makroskopis : warna, bau, kekeruhan (keruh), pH
(meningkat), berat jenis
Mikroskopis : eritrosit,leukosit, dan epitel
(meningkat),cast
-urinalisis: proteinuria
3. Kimia darah
Lemak: kolesterol dan trigliserida normal
Protein: albumin menurun, globulin normal
Kimia: ureum meningkat, kreatinin menurun
Elektrolit: natrium turun, kalium normal
Imunoserologi: ASTO, CPR
Pemeriksaan antistreptolysin (ASTO)
merupakan pemeriksaan darah yang dapat digunakan
untuk mendeteksi penyakit jaringan sendi, misalnya
demam rematik akut yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Streptokokus. (ASTO : < 200 (lu/dl)
Pemeriksaan CPR
Untuk melihat apakah arteri meradang sebagai akibat
dari atherosclerosis (arteri yang meradang
menghasilkan C-reactive protein (CRP)
4. Pemeriksaan bakteri apus tenggorok
untuk mengisolasi dan mengidentifikasi organisme
yang dapat menyebabkan infeksi di tenggorokan.
5. C3 & C4 komplemen
Pemeriksaan ini berperan dalam imunitas
bawaan.Penurunan C3 berkaitan dengan penyakit
autoimun,neonatal respiratory distress syndrome ,
bakteremia , kerusakan jaringan , hepatitis kronik , dan
bebrbagai tipe penyakit ginjal. (infeksi Streptokokus,
metode: aglutinasi) Males: 12 to 72 mg/Dl,Females: 13
to 75 mg/dL
6 Foto thorax
Secara umum kegunaan Foto thorax/CXR adalah :
- untuk melihat abnormalitas congenital (jantung, vaskuler)
- untuk melihat adanya trauma (pneumothorax,
haemothorax)
- untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/TB)
- untuk memeriksa keadaan jantung
- untuk memeriksa keadaan paru-paru
7. USG dan EKG: untuk melihat pembesaran ginjal dan jantung
8. Renal Biopsy: bukan untuk diagnosa, digunakan untuk
menentukan prognosis dan treatment secara histopatologis
Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan yang khusus yang mempengaruhi
penyembuhan kelainan di glomerulus.
Istirahat mutlak selama 3-4 minggu. Dulu dianjurkan istirahat
mutlah selama 6-8 minggu untuk memberi kesempatan pada
ginjal untuk menyembuh.
Pemberian penisilin pada fase akut. Pemberian antibiotika ini
tidak mempengaruhi beratnya glomerulonefritis, melainkan
mengurangi penyebaran infeksi Streptococcus yang mungkin
masih ada.
Pemberian penisilin dapat dikombinasi dengan
amoksislin 50 mg/kg BB dibagi 3 dosis selama 10 hari.
Jika alergi terhadap golongan penisilin, diganti dengan
eritromisin 30 mg/kg BB/hari dibagi 3 dosis.
Makanan. Pada fase akut diberikan makanan rendah
protein (1 g/kgbb/hari) dan rendah garam (1 g/hari).
Bila ada anuria atau muntah, maka diberikan IVFD
dengan larutan glukosa 10%.
Pengobatan terhadap hipertensi. Pada hipertensi dengan
gejala serebral diberikan reserpin dan hidralazin. Mula-
mula diberikan reserpin sebanyak 0,07 mg/kgbb secara
intramuskular. Bila terjadi diuresis 5-10 jam kemudian,
maka selanjutnya reserpin diberikan peroral dengan
dosis rumat, 0,03 mg/kgbb/hari. Magnesium sulfat
parenteral tidak dianjurkan lagi karena memberi efek
toksis.
Bila anuria berlangsung lama (5-7 hari), maka ureum
harus dikeluarkan dari dalam darah dengan beberapa
cara misalnya dialisis pertonium, hemodialisis, bilasan
lambung dan usus (tindakan ini kurang efektif, tranfusi
tukar).
Diurektikum dulu tidak diberikan pada glomerulonefritis
akut, tetapi akhir-akhir ini pemberian furosemid (Lasix)
secara intravena (1 mg/kgbb/kali) dalam 5-10 menit tidak
berakibat buruk pada hemodinamika ginjal dan filtrasi
glomerulus
Pencegahan
Terapi awal terhadap infeksi streptococcal dengan antibiotik
(mis, selama 36 jam of onset) akan mencegah perkembangan
PSGN.
Diet rendah garam selama fase akut untuk mengontrol edema
dan hipertensi
Monitor BP pada periode interval tertentu
Monitor jangka panjang pada pasien dalam keadaan
abnormalitas urin yang lama dan tekanan darah yang tinggi
• Mempertimbangkan pengurangan protein dan ACE
inhibitors (pada pasien yang menunjukkan keadaan
abnormalitas yang lama atau pada pasien yang
memperlihatkan perkembangan yang lambat menjadi
penyakit yang progresif)
• Terapi antibiotic (bila diperlukan)
• Menjaga kebersian lingkungan
Komplikasi
Anemia
AKI
Edema otak ensefalopati hipertensi (gangguan
penglihatan, pusing, muntah, kejang)
Gagal jantung
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam