Anda di halaman 1dari 34

REFLEKSI KASUS

“TB Paru ”

Nanda Hikma Lestari


N 111 15 022

PEMBIMBING KLINIK
dr. Hj. Tenri Sa’na Rifai
drg.Tri Setyawati, M.Sc
2

PENDAHULUAN
Pendahuluan
 Penyakit tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi
yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. TB
adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri
berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama
Mycobacterium tuberculosis dan ditularkan melalui
perantara droplet udara.
 Beberapa faktor resiko yaitu kontak langsung dengan
penderita dan kondisi lingkungan.
Prevalensi Penyakit TB

Laporan World Health Organization (WHO) tahun


2012, mendeskripsikan bahwa untuk wilayah regional
Asia Tenggara merupakan regional dengan kasus TB
paru tertinggi yaitu sebesar 40%.
Pada regional Asia Tenggara, negara tertinggi
prevalensi TB Paru adalah Myanmar yaitu 525 per
100.000 penduduk, diikuti Bangladesh sebesar 411 per
100.000 penduduk, dan Indonesia menempati urutan
ke lima yaitu dengan prevalensi sebesar 289 per
100.000 penduduk.
 Di Sulawesi Tengah sendiri berdasarkan jumlah penduduk
diperkirakan kasus TB BTA positif dimasyarakat pada tahun 2015
sekitar 4.856 orang. Pada tahun 2015 ditemukan 2.807 kasus yang
menandakan CDR hanya 57,80%. Angka CDR Propinsi masih
dibawah 70%. Berbagai upaya-upaya yang dilakukan, salah
satunya promosi secara aktif, pendekatan pelayanan terhadap
pelayanan kesehatan yaitu memaksimalkan Puskesmas Pembantu
dan Bidan Desa untuk mendekatkan pelayanan TB di masyarakat
terpencil.
 Wilayah kerja Puskesmas Mamboro pada tahun 2015 tercatat 23
penderita, Tahun 2016 12 penderita dan Tahun 2017 tercatat
penderita TB sebanyak 8 penderita namun Pada Tahun 2018 dari
januari sampai april tercatat 20 penderita
6

LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Tn. I


Umur : 37 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta(Meubel)
Pendidikan terakhir : SD
Alamat : Uwe Laponu Mamboro
Barat
ANAMNESIS
Keluhan utama : Batuk

Riwayat penyakit sekarang :


 Awalnya pasien mengeluhkan adanya batuk
berdahak yang hilang timbul disertai sesak nafas
sejak 6 bulan yang lalu. Batuk berdahak pernah
disertai dengan pengeluaran darah 3 bulan yang
lalu. Pasien juga mengaku sering berkeringat pada
malam hari dan kadang disertai demam serta sulit
tidur. Nafsu makan pasien dirasakan menurun
sehingga berat badan pasien diakui turun drastis
sejak beberapa bulan terakhir.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien mengaku tidak pernah sebelumnya
menjalani pengobatan OAT. Riwayat penyakit
Hipertensi (-), diabetes (-), gangguan jantung
(-), asma (-), alergi (-).
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada riwayat terkena penyakit
tuberculosis.
Riwayat pengobatan:
Tidak ada
ANAMNESIS
Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
 Pasien memiliki 1 istri dan 3 orang anak :
 Pasien tinggal di rumah yang luasnya kurang lebih 35 m2 (5m x 7m)
dengan 1 kamar tidur bersama istri dan ketiga anak serta saudaranya.
 Pasien mengaku sering merokok di rumah
 Pasien merupakan keluarga ekonomi menengah kebawah.
 Untuk air minum pasien mendapatkan air dari PDAM, pasien mengaku
ia memasak air untuk keperluan konsumsi rumah tangga.
 Pasien tidak memiliki fasilitas MCK di dalam rumah
Next..
 Untuk memasak keluarga pasien menggunakan
kompor gas.
 Didalam rumah tidak terdapat hewan peliharaan .
 Ventilasi udara rumah pasien sangat kurang dan
cenderung tertutup, lantai rumah disemen kasar
dan kotor, dinding rumah berupa kayu dan tidak
ada plafon serta tampak tidak tertata.
 Jarak dengan rumah sebelah sangat berdempet
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Compos mentis
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Frek. Nadi : 80 x/menit
 Frek. Napas : 28 x/menit
 Suhu : 36,8 °C
 Berat badan : 38 kg
 Tinggi badan : 154 cm
 Status gizi : kurang
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala Leher:

 Kepala : Deformitas (-)


 Rambut : Hitam, lurus
 Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-,
mata cekung -/-
 Telinga : Liang telinga normal, serumen (+)
 Hidung : Deformitas (-), sekret (-)
 Leher : tidak teraba pembesaran KGB
PEMERIKSAAN FISIK
Paru:
Inspeksi:
 Bentuk dan ukuran dada kiri dan kanan simetris, barrel chest (-),
pergerakan dada simetris
 Permukaan dada papula (-), petechie (-), purpura (-), ekimosis (-), nevi (-)
 Pergerakan otot bantu nafas: SCM aktif,
 Tipe pernapasan torakoabdominal
Palpasi:
 Trakea tidak ada deviasi, iktus kordis di SIC V linea parasternal sinistra
 Nyeri tekan (-), massa (-), edema (-), krepitasi (-)
 Gerakan dinding dada simetris kiri dan kanan
 Taktil fremitus simetris kiri dan kanan
PEMERIKSAAN FISIK

Perkusi:
 Batas jantung normal
 Paru sonor di seluruh lapang paru.
 Auskultasi:
 Cor: S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
 Pulmo: vesikuler (+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen :
 Inspeksi: bentuk simetris, permukaan datar, distensi (-),
asites (-)
 Auskultasi: bising usus (+) normal, bising aorta (-)
 Perkusi: bunyi timpani pada seluruh lapang abdomen
 Palpasi: nyeri tekan (-), massa (-),
hepatosplenomegali (-), tes undulasi (-), shifting
dullness (-).
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan spesimen hasil BTA pagi (+), sewaktu (+)
Foto Thorax : TB Paru
RESUME

 Pasien laki-laki umur 37 thn batuk berdahak yang


hilang timbul disertai sesak nafas sejak 6 bulan yang
lalu. Batuk berdahak pernah disertai dengan
pengeluaran darah 3 bulan yang lalu. Pasien juga
mengaku sering berkeringat pada malam hari dan
kadang disertai demam serta sulit tidur. Nafsu
makan pasien dirasakan menurun sehingga berat
badan pasien diakui turun drastis sejak beberapa
bulan terakhir.
RESUME

 Tanda-tanda vital: TD 120/80 mmHg, nadi


80kali/menit, respirasi 28 kali/menit, suhu 36,8°C, BB
38 Kg, TB 154 Pemeriksaan fisik: keadaan umum baik,
kesadaran compos mentis. Pemeriksaan fisik
didapatkan adanya pergerakan otot bantu napas,
didapatkan bunyi napas tambahan yaitu Rh +/+ .
Pemeriksaan BTA (+), Foto Thorax : TB Paru
Diagnosis Kerja
Tuberulosis paru
Penatalaksanaan
Medikamentosa
 Terapi OAT FDC kategori I tahap intensif 2RHZE/4 RH
Non Medikamentosa
Edukasi:
 Penyakit yang diderita adalah penyakit Tb yang menular dan bisa
menyerang siapa saja.
 Menjelaskan kepada pasien tentang gejala-gejala pada penyakit TB dan
cara penularannya
 Membuang dahak pada wadah tertutup yang berisi pasir dan air sabun
diganti minimal 1x sehari, kemudian menguburnya di tempat yang jarang
dilewati orang serta menggunakan masker
 Menjelaskan kepada anggota keluarga pasien yang tinggal
serumah dengan pasien untuk memeriksakan dahaknya di
laboratorium untuk memastikan adanya anggota keluarga yang
lain yang mengidap penyakit TB seperti pasien atau tidak
 Menjelaskan kepada pasien agar tekun minum obat serta rutin
memeriksakan dirinya sampai dinyatakan sembuh untuk evaluasi
perkembangan penyakit TB di Psukesmas meskipun pasien sudah
merasa sehat sebelum dinayatakan sembuh
 Jagalah kebersihan rumah dan pencahayaan di dalamnya, buka
jendela setiap hari pagi dan siang hari.
 Menganjurkan pasien mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-
buahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh
 Prognosis
Dubia ad bonam

 Anjuran
Skrining terhadap anggota keluarga yang tinggal
serumah dengan pasien
24

PEMBAHASAN
ASPEK ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
Faktor lingkungan
 Pencahayaan rumah
Keadaan rumah pasien pada kasus ini tergolong
lembab dan kurang pencahayaan. Kamar tidur pasien
hanya memiliki 1 jendela yang berukuran kecil.
Cahaya yang masuk ke dalam kamar sangat kurang.
Hal ini menyebabkan mikroorganisme dapat
berkembangbiak dengan pesat, termasuk kuman dan
bakteri penyebab TB. Dan untuk rumah yang masih
menggunakan papan juga bisa menjadi tempat
perkembangbiakan.
Next..
 Kepadatan hunian rumah
Rumah tempat tinggal pasien dalam kasus ini memiliki
jarak yang sangat dekat dengan rumah tetangga-
tetangga sekitarnya. Dalam rumah tinggal 6 orang, 3
orang dewasa dan 3 orang anak. Hal ini tentu dapat
menjadi faktor pendukung untuk tersebarnya penyakit TB
dengan mudah.
Perilaku
Pengetahuan yang kurang tentang TB
Pasien dan keluarga sebelumnya tidak mengetahui
tentang TB, pengertian, faktor resiko, penularan, akibat
dan sebagainya. Pengetahuan yang rendah ini
mempengaruhi tindakan yang menjadi kurang tepat.
Pasien mengaku tidak segera memeriksakan diri ketika
sudah ada gejala sakit yang mengarah ke TB.
Kebiasan merokok
Pasien dalam kasus ini termasuk perokok aktif. Dengan
adanya paparan asap rokok akan mempermudah
untuk terjadinya infeksi TB paru.
29

PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan
Pada penegakkan diagnosis TB Paru dilakukan dengan
pemeriksaan foto rontgen thorax PA dengan
gambaran tampak bercak berawan pada kedua paru
dan dilakukan pemeriksaan sputum BTA. Pada pasien
hanya dilakukan pemeriksaan BTA (+).
Faktor yang mempengaruhi dari pasien yaitu faktor
lingkungan dan perilaku.
SARAN
Pasien harus menyelesaikan pengobatan selama 6
bulan
Melakukan edukasi terhadap pasien tentang cara etika
batuk dan memakai masker.
Melakukan skrining terhadap keluarga terdekat.
Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar.
DOKUMENTASI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai