Presentan:
Nadia Ingridara 12100117011
Gina Suroyya A 12100117044
Ditta Farda L 12100117088
Preseptor:
Deis H, dr., SpKK M.Kes
Thoraks :
- Bentuk dan gerak simetris
- Pulmo dan Cor : dalam batas normal
Ekstremitas:
- Motorik : dalam batas normal.
- Sensorik: Hyposthesia (-), Hyperesthesia (-).
Status Dermatologis
Distribusi lesi : Regional, unilateral, dermatomal
Lokasi lesi : kaki kiri dan bokong kiri mengikuti dermatom setinggi S1-
S2
Karakteristik lesi:
Jumlah : multipel
Penyebaran: diskret sebagian konfluens
Bentuk : zosteriformis
Ukuran : terkecil 0,1 cm x 0,1 cm x 0,1 cm
terbesar 3 cm x 2 cm x 0,1 cm
Batas : sebagian besar berbatas tegas
Lesi sebagian besar menimbul
Lesi kering
Efloresensi
Lesi Primer : Makula eritem
Lesi Sekunder : Krusta sanguilenta
Lesi Spesifik : Tidak ada
Foto lesi Pasien
Resume
Tn.S (55 tahun) datang dengan keluhan adanya
makula eritem dan krusta yang terasa nyeri dan terasa
panas pada kaki dan bokong kiri sejak 7 hari lalu. Mula-
mula muncul papul eritem dan vesikel diatas daerah yang
eritem di sekitar kaki kiri, awalnya berukuran kecil dan
sedikit, lama kelamaan semakin membesar, banyak dan
menyebar ke bokong, keluhan dirasakan semakin hari
semakin bertambah buruk. Papul bertambah banyak,
vesikel pecah dan mengering membentuk krusta. Lesi
dirasakan nyeri terus-menerus. Nyeri yang dirasakan
seperti berdenyut disertai gatal, panas dan pedih pada
area tersebut.
Sebelum muncul keluhan, pasien mengalami
demam dan sakit kepala yang berlangsung selama 2
hari. Riwayat cacar sebelumnya (+)
Pemeriksaan fisik :
Status generalis : dalam batas normal
Status dermatologi :
Oral
Antiviral : Acyclovir 5 x 800 mg/hari, selama 7 hari
Analgesik: non-opioid : Asam mefenamat 3 x 500
mg/hari
Neurotropik : Neurobion 3 x 1
Antihistamin : Cetirizin 1x1
Topikal
Antiviral : Acyclovir cream
Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Dermatom
Dermatom adalah
daerah kulit yang
dipersarafi oleh
serabut saraf sensoris
dalam satu akar
dorsal tunggal (radiks
posterior) melalui rami
posterior dan rami
anterior saraf yang
bersangkutan.
Herpes Zoster
Definisi
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi varisela-zoster
virus yang menyerang kulit dan mukosa. Reaktivasi
virus yang terjadi setelah infeksi primer (varisela).
(FKUI: 2013)
Herpes Zoster adalah penyakit yang terlokalisir yang
dikarakteristikkan dengan unilateral radicular pain
dan vesicular eruption yang umumnya terbatas pada
dermatome yang diinervasi oleh satu ganglion
sensoris spinalis atau cranial. Herpes zoster dihasilkan
dari reaktivasi virus endogen yang telah bertahan
dalam bentuk laten di dalam ganglia sensoris setelah
ada infeksi varicella. (Fitz Patrick)
Sinonim
27
Dampa
Cacar ular
Epidemiologi
Insidensi herpes zoster meningkat bersamaan dengan
meningkatnyaa umur seseorang.
Pada individu yang berumur dibawah 45 tahun
insidensinya kurang dari 1 dalam 1000 orang.
Pada individu yang berumur diatas 75 tahun
insidensinya meningkat empat kali lipat.
Pada keadaan-keadaan imunosupresi, terutama
hematologic malignancy dan infeksi HIV, risiko terkena
herpes zoster sangatlah tinggi.
Insidensi anual pada individu yang terinfeksi HIV
adalah 30 dari 1000 oarang (3%).
Etiologi
Varicella zoster virus (VZV) famili Herpes viridae
VARICELLA ZOSTER VIRUS
Peningkatan usia
Individu dengan keganasan
Hodgin’s disease
Lymphocytic Leukemia
Pemberian terapi imunosupresif
Radiasi
Glukokortikoid
Pasien dengan immunocompromised
Tumor di cord, dorsal, root ganglion, dll
Tipe-tipe herpes zoster
A. Bentuk-bentuk lain Herpes zoster
Zoster sine herpete
Nyeri segmental tanpa diikuti erupsi kulit
Herpes zoster abortif
Penyakit yang berlangsung dalam waktu yang singkat
kelainan kulitnya hanya berupa beberapa vesikel dan
eritema
Herpes oftalmikus
HZ yang menyerang cabang pertama nerve trigeminus
Ramsay Hunt sindrom
HZ di bagian OAE atau membran timfani, disertai dengan
adanya paresis fasialis, gangguan lakrimasi,gangguan
pengecap 2/3 bagian depan lidah, tinitus, vertigo, dan tuli
Tipe-tipe herpes zoster (lanjutan...)
Herpes zoster aberans
Herpes zoster disertai vesikel <10 yang melalui garis tengah
Herpes Zoster generalisata
Kelainan kulit
Unilateral dan segmental
Menyebar secara generalisata berupa vesikel yang
soliter dan ada umbilikasi sehingga terjadi pada
orangtua atau pada pasein dengan limfoma malignum
B. Menurut tempat
1. Herpes Zoster oftalmika : dahi dan sekitar mata
2. Herpes Zoster servikalis : pundak dan lengan
3. Herpes Zoster torakalis : dada dan perut
4. Herpes Zoster lumbalis : bokong dan paha
5. Herpes Zoster sakralis : sekitar anus dan genitalia
6. Herpes Zoster otikum : telinga
Patogenesis
35
Gejala konstitusi:
malaise,
demam,
nyerikepala,
Nausea,
Limfadenopati regional
41
Lesi kulit:
vesikel herpetiformis berkelompok dengan distribusi
segmental unilateral
erupsi diawali dgn makula eritematosa terlokalisir atau
difus makulopapuler muncul secara dermatomal
dalam 12-24 jam tampak vesikel jernih, timbul di tengah
plak eritomatosa,
dalam 2-4 hari vesikel bersatu,
setelah 72 jam terbentuk pustul yang akan mengering
menjadi krusta dalam 7-10 hari
Krusta dapat bertahan 2-3 minggu kemudian mengelupas
Erupsi kulit yang berat dapat meninggalkan makula
hiperpigmentasi dan jaringan parut (pitted scar)
42
Pemeriksaan Tzanck
Bahan : kerokan dasar vesikel
Pewarna : HE, Giemsa, Papanicolau, atau Paragon
multiplestain
Hasil : sel raksasa multinuklear & sel epitel dengan
intranuclear inclusion body (acidofilik)
Deteksi virus DNA PCR
Serologic tool:
ELISA
Fluorescent detection AB to VZV membrane antigens
(FAMA)
Diagnosis Banding
44
1. Sistemik
Antivirus diberikan tanpa melihat waktu timbulnya lesi
pada:
Usia >50 tahun
Anak-anak, usia <50 tahun dan ibu hamil diberikan terapi anti-
Neuralgia pascaherpetik
>> 40 tahun 10-15%
Rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan
> 1 bulan setelah penyakit sembuh
Paralisis motorik 1-5% kasus
Herpes zoster oftalmik
Keratitis
Uveitis
Skleritis
Neuritis optik
Infeksi menjalar ke organ dalam
Paru-paru
Hepar
Otak
Prognosis
Lesi kulit biasanya menyembuh dalam 2-4 minggu tetapi penyembuhan
sempurna membutuhkan waktu >4 minggu. Pasien usia lanjut dan
imunokompromais membutuhkan waktu yang lebih lama untuk resolusi.
Dalam studi kohort retrospektif, pasien herpes zoster yang dirawat di rumah
sakit memiliki mortalitas 3% dengan berbagai penyebab. Tingkat rekurensi
herpes zoster dalam 8 tahun sebesar 6,2%.
Prognosis tergantung usia.
1. Usia <50 tahun:
Ad vitam bonam
Ad functionam bonam
Ad sanactionam bonam