Anda di halaman 1dari 32

KONJUNGTIVITIS

DISUSUN OLEH : DR. SITI AISYAH


DOKTER INTERNSHIP PUSKESMAS CIKAKAK
PERIODE JUNI-OKTOBER 2018
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 57 tahun
Alamat : Cimaja
Pendidikan : SMP
Tgl Periksa : 18 September 2018
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Kedua mata merah


ANAMNESIS
Sejak 5 jam sebelum ke Puskesmas, pasien
mengeluhkan kedua bola matanya merah
dan dirasakan semakin lama semakin
parah. Keluhan mata merah ini terus
menerus. Sejak 1 hari sebelum ke
Puskesmas, keluhan mata merah berawal
dari mata sebelah kanan yang kemudian
menyebar ke mata sebelah kiri.
ANAMNESIS
Keluhan mata merah dirasakan hampir
pada seluruh bola mata disertai dengan
sekret berwarna jernih, rasa perih seperti
ada sensasi benda asing, dan mata berair.
Keluhan tidak disertai dengan adanya
demam, penurunan penglihatan, adanya
selaput putih, gatal, ataupun nyeri saat
menggerakan bola mata. Keluhan ini baru
pertama kali dirasakan oleh pasien.
FAKTOR RESIKO
Pasien mengakui bahwa terdapat keluhan
yang serupa di keluarga pasien yaitu anak
kedua pasien. Pasien mengakui bahwa
awalnya anak pasien yang mengeluhkan
mata merah sejak 7 hari sebelum ke
Puskesmas, setelah itu akhirnya menular
ke dirinya karena pasien bertatap muka
dengan anaknya 5 hari sebelum ke
Puskesmas.
FAKTOR RESIKO
Pasien juga mengaku tidak suka mencuci
tangan setelah beraktivitas, dan sering
mengucek mata. Selain itu, sprei kasur,
sarung bantal, dan guling di rumah pasien
jarang dicuci sehingga banyak
menghasilkan debu.
RIWAYAT PENYAKIT DAN
PENGOBATAN TERDAHULU

Pasien mengakui belum memkonsumsi


obat untuk mengurangi keluhan. Riwayat
penggunaan kacamata/ lensa kontak tidak
ada. Riwayat trauma pada mata tidak ada.
Riwayat alergi pada pasien dan keluarga
tidak ada. Riwayat penyakit pada mata
sebelumnya tidak ada.
KLINIS PASIEN
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: kompos mentis, tampak sakit ringan
Tanda Vital :
Tekanan darah = 110/70 mmHg
Nadi = 80x/menit;
Respirasi = 20x/menit;
Suhu = 36 C
Kepala
- Tengkorak : simetris, deformitas (-)
- Rambut : terdistribusi merata, warna hitam
- Mata: status oftalmologikus
- Hidung : pernapasan cuping hidung (-), mukosa tenang (+),
sekret (-)
- Mulut : Perioral sianosis (-), mukosa tenang (+)
- Tonsil : T1-T1, tidak hiperemis
- Faring : tenang, tidak hiperemis
• Leher: KGB tidak membesar, kelenjar tiroid tidak
membesar, JVP tidak meningkat, deviasi trakea (-)

• Thorax : bentuk dan gerak simetris


Pulmo: VBS ka=ki, ronchi -/-, wheezing -/-
COR: Bunyi Jantung murni reguler S1, S2 (+),
S3, S4 (-), murmur (-)

• Abdomen: datar, lembut, bising usus (+) normal,


nyeri lokal (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba, PS (-), PP (-)

• Ekstrimitas: akral hangat, CRT <2 detik, edema (-)


STATUS OFTALMOLOGIKUS

OD OS

Hirschberg Test Ototropia Ototropia

Duksi : baik Duksi : baik


Gerak Bola Mata
Versi : baik Versi : baik

Tidak ada Tidak ada


Silia
kelainan kelainan

Palpebra Superior Edema, hiperemis Edema, hiperemis

Pelpebra Inferior Edema, hiperemis Edema, hiperemis

Konjungtiva
Hiperemis Hiperemis
Tarsalis Superior
Konjungtiva
Hiperemis Hiperemis
Tarsalis Inferior
Injeksi Injeksi
Konjungtiva Bulbi konjungtiva (+), Konjungtiva (+),
Sekret jernih (+) Sekret jernih (+)
Kornea Transparan Transparan

Bilik Mata Sedang Sedang

Bulat isokor, Bulat isokor,


Pupil d=3mm, Refleks d=3mm, Refleks
Cahaya +/+ Cahaya +/+

Iris Synechia : - Synechia :-

Lensa Tidak Keruh Tidak Keruh


TIO N N
DIAGNOSIS BANDING
Konjungtivitis Viral
Konjungtivitis Bakterialis
Konjungtivitis Alergi
DIAGNOSIS KERJA
KONJUNGTIVITIS VIRAL
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
KONJUNGTIVITIS
Peradangan/ respons inflamasi pada
konjungtiva (membran mukosa transparan
yang melindungi aspek anterior dari bola
mata dan aspek posterior dari kelopak
mata)
Ny.A , 57 Tahun

Terinfeksi Virus

Virus  Conjunctiva

Reaksi Inflamasi

Sekret Produksi kelenjar Bengkak pada kelopak mata Konjungtiva tarsal hiperemis Injeksi
lakrimal meningkat conjunctiva
untuk eliminasi virus

Mata berair
Mata merah

KONJUNGTIVITIS VIRAL
ETIOLOGI
 Bakteri (Chlamydia, Gonore,
pneumococcus, S. aureus)
 Viral (Adenovirus, HSV)
 Jamur
 Non-infeksi (Alergi, benda asing, zat
kimia, trauma)
KONJUNGTIVITIS
VIRAL
Anamnesis: mata merah disertai dengan
penurunan penglihatan atau tidak dengan
penurunan penglihatan, sekret berair, sensasi
benda asing, silau
Pemeriksaan fisik (ophtahlmologikus): ditemukan
injeksi konjungtiva disertai dengan sekret,
hipertrofi papil, folikel, membran, pseudomembran,
pembesaran KBG preaurikular
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Kultur dan Resistensi Sekret mata
KONJUNGTIVITIS
VIRAL
KONJUNGTIVITIS
BAKTERIAL
Anamnesis: mata merah disertai dengan
penurunan penglihatan atau tidak dengan
penurunan penglihatan, sekret purulen atau
mukopurulen , sensasi benda asing, sensasi
terbakar, silau
Pemeriksaan fisik (ophtahlmologikus): ditemukan
injeksi konjungtiva disertai dengan sekret,
pembesaran KBG preaurikular
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Kultur dan Resistensi Sekret mata
KONJUNGTIVITIS
BAKTERIAL
KONJUNGTIVITIS
ALERGI
• Terjadi hipersensitivitas akibat adanya
alergen, biasanya debu
• Anamnesis : terjadi pruritis bilateral,
mata merah, sekret berair, hidung
tersumbat, hidung berair, biasanya
pasien punya riwayat atopik
• Pemeriksaan fisik : injeksi konjungtiva
disertai sekret
• Pemeriksaan penunjang : uji cukit kulit
KONJUNGTIVITIS
ALERGI
PENATALAKSANAAN
(NON-FARMAKOLOGIS)
Meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat
Menghindari kontak tangan yang kotor
dengan mata
Menghindari kontak dengan orang yang
terinfeksi ( bersihkan handuk dan barang
lain yang telah dipakai oleh orang yang
terinfeksi)
Mengganti handuk, bantal, guling, setelah
sembuh
Lakukan kompresi dengan air dingin untuk
menurunkan pembengkakan
Bersihkan dengan kapas yang direndam
dengan air bersih yang direbus selama 15
menit
Pemberhentian memakai kontak lens
hingga 48 jam setelah sembuh.
PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGIS
KONJUNGTIVITIS BAKTERIAL
• Antibiotik topikal, 4x sehari untuk 1 minggu
(chloramphenicol, gentamycin, neomycin,
levofloxacin, polymyxin B)
• Untuk infeksi N. gonorrhoeae diberikan
antibiotik sistemik (ceftriaxone)
• Steroid topikal
KONJUNGTIVITIS VIRAL
• Air mata artifisial 4-8x/hari
• Antibiotik untuk infeksi sekunder
• Steroid jangan digunakan, kecuali kasus berat

KONJUNGTIVITIS ALERGI
• Hindari alergen
• Tetes mata buatan 6x/hari
• Antihistamin topikal : Natrium Kromolin 0,1% 
4x/hari
• Antihistamin oral : Cetirizine 10mg 1x/hari
• Steroid hanya digunakan pada kasus berat
KRITERIA RUJUKAN
• Konjungtivitis akibat N.gonorrhoeae
• Terjadi pada neonatus
• Konjungtivitis kronis (> 1 minggu)
• Konjungtivitis yang mengancam
penglihatan
• Sudah terjadi infeksi pada kornea
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai