Anda di halaman 1dari 23

• Infeksi saluran respiratorik akut yang disebabkan oleh

Bordatella pertusis
• Mengenai pejamu rentan
• Batuk spasmodik yang panjang, berakhir dengan batuk
disertai suara keras (whoop) dan muntah
• Penularan terjadi melalui percikan ludah (droplet
infection)
• Masa penularan 2 hari sebelum sampai 3 minggu setelah
munculnya gejala (anak tidak boleh sekolah sampai 3
minggu setelah munculnya gejala)
 Insiden terbanyak pada negara berkembang
 Risiko tertinggi: anak kurang 5 th, mortalitas pada
bayi < 1 th
 Penurunan kekebalan setelah remaja, dewasa
 Musiman, kontak di rumah, wanita lebih banya

 Daya tahan tubuh yang lemah


 Tidak pernah mendapat imunisasi terhadap pertusis
 Kontak dengan penderita
 Genus dari Cocobasilus gram-negatif dari famili
Brucellaceae
 Batang kecil, tidak bergerak, gram negatif, perlu
nutrisi utk tumbuh
 Perlu media agar darah-gliserin-kentang (Bordet-
Gengou) + penissillin
 Bakteri ini menghasilkan bbrp Ag virulen:
Lymphocyte-promoting factora/Pertusis toxin,
Filamentous hemaglutine/FHA, Pertactine 69 kDa
OMP, Aglutinogen fimbriae, Adenylate cyclase,
Endotoxine, Tracheal toxin, Tracheal colonization
factor, Dermonecrotic toxin, serum resistence factor,
type IIIsecretion
 Droplet  melekat pada epitel silia
 4 tahap :
Perlekatan  multiplikasi dan menyebar epitel mukosa
nasofaring, trakea, bronkus, bronkiolus
Perlawanan thdp mekanisme pertahanan penjamu
hambat migrasi limfosit & makrofag, pperubahan
fungsi sel target, sekresi histamin &serotonin, hambat
reseptor B adrenergik, aktifitas insulin di↑
Kerusakan lokal  reaksi inflamasi, hioperplasia jar
limfoid bronkial, pe ↑ mukus, mucous plug, obstruksi
dan kolaps paru, atelektasis, emfisem, ke alveolus :
bronkiektasis, + infeksi sekunder
Penyakit sistemik  batuk beruntun & hebat  ggn
pertukaran oksige hipoksia & sianosis; kerusakan SSP
 Masa inkubasi: 6-20 hari (rata 7-10 hari),
perjalanan penyakit 6-8 minggu, gejala timbul
7-10 hr setelah infeksi
 Sekresi lendir awalnya ↑encer  kental & lengket
 Ada 3 stadium : kataral, paroksismal, konvalesen
1. Std Kataralis : 1-2 mgg, seperti influenza, batuk
ringan, terutama malam hr, pilek, anoreksia, demam
ringan.
Tidak dipikirkan diagnosis pertusis
Sangat menular
2. Std Paroksismal/spasmodik : 1-4 mgg, batuk
paroksismal, khas (inspirasi panjang melewati celah
glotis yg menyempit shg↑ bunyi whooping diikuti batuk
berkepanjangan, inspirasi lg panjang diikuti rentetan
batuk, dst) → 5-8 kali shg muka merah padam diakhiri
muntah, sianotik
3. St. Konvalensi : 2 mgg, batuk & muntah berkurang,
nafsu makan normal.
Batuk paroksismal rekuren bisa berlangsung lama
- Leukositosis (20.000-50.000/mm3 ),
limfositosis absolut
- Usap tenggorok : B. pertusis (+)

Radiologi
- Infiltrat perihiler, atelektase, emfisema

Patologi anatomi
- Mukosa dan folikel kelenjar limfe peribronkial
membesar dan hiperseluler
 Anamneisi, Pemeriksaan fisik, Labopratorium
 Riwayat kontak , imunisasi
 Batuk paroksismal, khas disertai suara whoop pada
akhirnya
 Tanda klinis tergantung stadium
 Ringan tidak bisa didengar suara whoop, mengalami
batuk-batuk cukup lama (beberapa minggu).
 Bayi seringkali mengalami henti nafas lebih kurang 1
menit (sianosis), dapat menimbulkan kematian (bayi
di bawah 6 bulan dirawat)
 Commond cold, influenza
 Morbili
 Pseudopertusis
(B.parapertusis/B.bronchispetica)
 Pneumonia interstitialis
Suportif
Eradikasi
Pencegahan
Suportif
 Diet bergizi tinggi dan mudah dicerna, tidak mampu
makan beri porsi kecil sering (small but frequent)
 Beri makanan setelah muntah (lendir kental telah
keluar dari lambungnya)
 Asupan cairan harus cukup untuk mencegah
dehidrasi
 Kompres hangat bila demam
 Penghisapan lendir secara teratur
 Berikan oksigen bila perlu
Eradikasi
Antibiotik
- Eritromisin : 50mg/kgBB/hr dibagi 3-4
dosis→14hr
- Klarithromisin 15 mg/kgBB/hr dibagi 2 dosis ,
7 hari
- Azithromisin 10 mg/kgBB/hr, 1x, 3 hari
- TMP 8 mg/kg/BB/hr,SMX 40 mg/kgBB/hr,
dibagi 2 dosis, 14 hari
• Mukolitik
- Bromheksin :
Bayi : 3x0,8 mg (3x10 tts)
Anak <5 th : 2x4mg
Anak 5-10 th : 4x4mg
Anak >10 th : 3x8mg

- GG : Anak >6 th : 50-100mg/2-6 jam,


max 600mg/hr
 Sedatif (k/p)
- Luminal
 Oral : 3-5mg/kgBB/hr dibagi 2-3 dosis
 Injeksi : bayi : 30mg/x, anak : 75-100mg/x
 Antitusif utk cegah komplikasi
- Codein : 1mg/kgBB/x, 3xsehari (sebaiknya
dihindari)
- Dekstrometorphan HBr : 1mg/kgBB/hr, 3xsehari
 Kloramfenikol efektif pada minggu pertama sakit,
selewat masa itu ditujukan untuk menghentikan
penularan.
 Bila anak cukup besar, sakit tidak parah, penderita
tidak perlu dirawat.
 Nasehat agar selalu mengupayakan peningkatan daya
tahan tubuh, dan segera kontrol.
Pencegahan
• Isolasi (mencegah penularan)
• Kontak diberikan profilaksis eritromisin selama 3
minggu sejak awitan penyakit
 Imunisasi aktif DPT, efektivitas: 70-90%, 3 dasar, 2
booster
 Imunisasi pasif: Imunoglobulin pertusis 1,5 ml im
diulang 3-5 hari kemudian digunakan untuk anak
dibawah 2 tahun
 Obstruksiapnea, emfisema, atelektasis
 Pneumoni, bronkiektasis
 Akibat tekanan batuk : Perdarahan subkonjungtiva &
epistaksis, hernia, prolapsus anus, edema muka,
emfisema kutis, pneumothorax
 SSP : kejang, penurunankesadaran, kongesti & edema
otak, perdarahan otak
 Kurang gizi
 Bila tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat
menimbulkan kematian. Kematian terutama
disebabkan oleh bronkopnemonia
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai