ASI
EKSKLUSIF
INDONESIA
Risiko kematian dan
Berdasarkan profil data kesehatan Indonesia tahun 2016 kesakitan pada bayi
menunjukkan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih meningkat
rendah, persentase bayi yang menyusu eksklusif 0 sampai 6
bulan hanya 54%.
4
Tujuan Umum
5
Tujuan Khusus
6
Bagi Mahasiswa
Adanya pengalaman dalam mencari penyebab dan cara pencapaian target cakupan
pemberian ASI Eksklusif
Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ada
Melatih kemampuan dalam menyusun Rencana Usulan kegiatan (RUK) dan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) khusunya mengenai pemberian ASI ekslusif
Bagi Puskesmas
Sebagai bahan kajian bagi Puskesmas dalam penentu kebijakan dalam meningkatkan
cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di tahun yang akan datang.
7
Lokasi : Kegiatan dilakukan di Puskesmas Nagaswidak
Palembang
Waktu : April-Mei 2018
8
9
Definisi
11
KOMPONEN KOMPOSISI
• Laktosa
• Lemak AA • Kolostrum
DHA • Air Susu Transisi
• Oligosakarida (hari ke 4-10)
• Protein Asam • Air Susu Matur
amino
12
Umur
Ibu yang umurnya lebih muda lebih banyak memproduksi ASI
dibandingkan dengan ibu- ibu yang sudah tua.
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan membantu orang tersebut
untuk lebih mudah menangkap dan memahami suatu
informasi.
Pekerjaan
Kepercayaan Ibu
Penyuluhan/konseling
Dukungan Keluarga
13
Persentase bayi umur 0-6 bulan mendapatkan ASI eksklusif
adalah jumlah bayi 0- 6 bulan yang diberi ASI saja tanpa
makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral,
berdasarkan recall 24 jam dibagi dengan jumlah seluruh bayi
umur 0-6 bulan yang datang dan tercatat dalam register
pencatatan / KMS di wilayah tertentu dikalikan 100 %.
Cakupan pemberian ASI eksklusif diperoleh dari hasil
pendataan yang dilakukan oleh kader pada bulan Februari dan
Agustus setiap tahunnya.
14
Data pemberian ASI eksklusif dicatat dari KMS seluruh bayi
umur 0 hari sampai 5 bulan 29 haripada Formulir Pencatatan
Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan dengan simbol
berikut :
√ = Bayi masih diberi ASI saja
15
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
16
Tujuan Wewenang
Dalam bidang kesehatan:
Mewujudkan Masyarakat Yang: Melaksanakan perencanaan
18
Identifikasi Masalah
Prioritas Masalah
Merumuskan Masalah
Mencari Penyebab Akar Masalah
Pemecahan Masalah
19
20
21
• Puskesmas Nagaswidak terletak di Kecamatan Seberang Ulu
II, tepatnya di Kelurahan 14 Ulu. Puskesmas ini terletak di Jalan
A. Yani Lrg. Gumay Gang Bangdes RT 22. Puskesmas
Nagaswidak mempunyai wilayah kerja seluas 301 Ha.
• Wilayah kerja Puskesmas Nagaswidak meliputi 4 kelurahan
yaitu Kelurahan 11 Ulu, 12 Ulu, 13 Ulu dan 14 Ulu dengan
jumlah penduduk 38.508 jiwa.
22
Puskesmas 23 Ilir Palembang memiliki sumber daya manusia
sebagai berikut :
4 Dokter 1 dokter sebagai pimpinan puskesmas, 3 orang dokter
fungsional dan 1 orang dokter PTT
6 Bidan
6 orang perawat
2 orang perawat gigi
2 orang asisten apoteker
1 orang sanitarian
1 orang pranata laboratorium pelaksana
4 orang administrasi 1 orang adalah administrasi kesehatan
23
Enam Program Pokok Puskesmas tersebut adalah sebagai berikut.
1. Promosi Kesehatan (Promkes)
2. Sanitasi (Kesehatan Lingkungan)
3. KIA/KB
4. Gizi
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
6. Pengobatan
24
25
26
NO Jenis Kegiatan Target Pencapaian (%)
(%)
UPAYA KESEHATAN WAJIB
I Promosi Kesehatan
A. Rumah tangga 70 100
A. Bayi mendapat ASI Eksklusif 73 71,2
A. Penyuluhan NAPZA 100 100
II Kesehatan Lingkungan
A. Inspeksi sanitsi sarana air bersih 98 80,1
A. Pembinaan kelompok masyarakat 98 40
III Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk Keluarga Berencana
Pemberian vitamin A 80 98
V Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
A. TB Paru BTA positif 70 40
A. Malaria - -
A. Kusta - -
A. Pelayanan Imunisasi 80 93,8
A. Diare 100 110,2
A. ISPA (penemuan kasus pneumonia dan pneumonia berat oleh puskesmas dan 80 4,3
kader)
A. Demam Berdarah Dengue 97,5 77,3
A. Pencegahan dan Penanggulangan PMS dan HIV/AIDS - -
VI Upaya Pengobatan 27
A. Kunjungan rawat umum 100 100
A. Kunjungan rawat gigi 100 100
Jumlah Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif Berdasarkan Jenis Kelamin
400
350
300
250
200
150
100
50
0
jumlah bayi perempuan jumlah bayi laki-laki TOTAL
jumlah bayi
perempuan 181 130 51
jumlah
bayi laki-
laki 194 137 57
28
TOTAL 375 267 108
Cakupan ASI Eksklusif
29%
71%
𝑋
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 = 𝑥𝐾
𝑋+𝑌
Proporsi Bayi mendapat ASI Eksklusif =
267
𝑥 100 (%) = 71,2%
267+108
X= Bayi yang mendapat ASI EKsklusif
Y= Bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif
K= Konstanta (%) 29
NO MASALAH Pencapaian Target Selisih Masalah
30
NO KRITERIA MASALAH URGENCY SERIOUSNESS GROWTH TOTAL
(U) (S) (G) (UxSxG)
penemuan kasus
pneumonia dan pneumonia
berat belum mencapai
target
3 Pembinaan kelompok 1 2 1 2
masyarakat
5 Demam berdarah 4 4 4 64
31
Rendahnya cakupan bayi mendapat ASI eksklusif
(70,9%) di Puskesmas Nagaswidak Palembang tahun
2017.
32
MANUSIA METODE
Kurangnya penyuluhan
Ibu-ibu yang sibuk pada masyarakat
bekerja mengenai pentingnya
Ibu takut untuk
menyusui bayinya ASI Eksklusif
SARANA
33
Berdasarkan survey dengan petugas pemegang program
No Masalah Pertanyaan Jawaban
1. Ibu-ibu yang sibuk bekerja Apakah ibu-ibu yang memiliki Ya, di lingkungan Puskesmas Nagaswidak
bayi sibuk bekerja? kebanyakan para ibu bekerja sebagai
pedagang yang sering meninggalkan
anaknya dirumah.
2. Ibu takut untuk menyusui bayinya Apakah benar ibu-ibu banyak Ya, banyak ibu-ibu yang takut akan
yang takut menyusui bayinya? berbagai masalah, seperti takut akan
payudaranya lecet, nyeri, dan infeksi saat
memberikan ASI.
3. Kurangnya penyuluhan pada Apakah penyuluhan pada Ya, penyuluhan hanya sebatas
masyarakat mengenai pentingnya masyarakat mengenai ASI memberitahukan informasi mengenai
ASI eksklusif kurang? manfaat ASI yang disampaikan dari mulut-
kemulut. Pembelajaran yang lebih
mengenai ASI kurang, sehingga dapat
mempengaruhi persepsi masyarakat.
4. Sarana penyuluhan kurang Apakah sarana penyuluhan Ya, sarana seperti leaflet, pamflet, dan
mengenai ASI kurang? poster mengenai ASI kurang.
5 Tidak ada dana khusus untuk Apakah benar tidak ada dana Ya benar, dana yang didapat biasanya
program penyuluhan dan sosialisasi khusus untuk program digabung dengan program gizi lainya.
ASI Eksklusif penyuluhan dan sosialisasi ASI
eksklusif?
6. Anggapan susu formula lebih baik Apakah masyarakat Ya, masyarakat beranggapan gizi susu
menganggap susu formula lebih formula lebih banyak sehingga bayinya
baik dibandingkan ASI? lebih gemuk dibandingkan diberikan
ASI.
7 Ketidakpercayaan diri para ibu Apakah ibu-ibu tidak percaya Ya, para ibu takut bila hanya
apabila hanya memberikan ASI saja diri bila hanya memberikan ASI memberikan ASI bayinya kurang
saja? mendapatkan ASI.
8 Kurangnya dukungan keluarga Apakah benar para ibu kurang Ya, kebanyakan keluarga seperti suami
34
mendapatkan dukungan tidak peduli mengenai apa yang
keluarganya? dikonsumsi banyinya.
Prioritas Penyebab Alternatif Pemecahan Pemecahan
Masalah Masalah Masalah Masalah Terpilih
1) Pelatihan dan pembinaan Penjadwalan
petugas kesehatan rutin untuk
mengenai teknik kegiatan
penyuluhan yang baik. penyuluhan
2) Pelatihan dan pembinaan mengenai ASI
Kurangnya kader mengenai ASI Eksklusif dan
Belum penyuluhan eksklusif manajemen
tercapainya pada 3) Penjadwalan rutin untuk laktasi
target masyarakat kegiatan penyuluhan
cakupan bayi mengenai ASI Eksklusif
mendapat ASI dan manajemen laktasi
Ekslusif 4) Melakukan penyuluhan
dengan media yang
menarik sehingga
masyarakat tertarik
5) Melibatkan tokoh
masyarakat dalam
melakukan penyuluhan.
35
36
37
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa prioritas masalah
adalah rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi
di Puskesmas Nagaswidak Palembang.
Berdasarkan analisis dengan menggunakan fish bone,
didapatkan bahwa akar penyebab masalah adalah kurangnya
penyuluhan pada masyarakat mengenai pentingnya ASI
Eksklusif dan manajemen laktasi.
Berdasarkan analisis, alternatif pemecahan masalah terpilih
berupa dilakukan Penjadwalan rutin untuk kegiatan
penyuluhan mengenai ASI Eksklusif dan manajemen laktasi.
38
1. Bagi Puskesmas
Diharapkan agar seluruh petugas kesehatan dan
pemegang program ASI Eksklusif di puskesmas
Nagaswidak Palembang dapat memberikan
penyuluhan mengenai manfaat ASI eksklusif secara
efektif sehingga masyarakat dapat dengan mudah
menerapkannya sehingga meningkatkan cakupan ASI
eksklusif.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat menganalisis faktor-faktor lain penyebab belum
tercapainya cakupan pemberian ASI eksklusif pada
bayi di Puskesmas Nagaswidak Palembang.
39
Azwar Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga. Jakarta
: Bina rupa Aksara Publisher.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Perencanaan
Tingkat Puskesmas. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat
Departemen Kesehatan RI. 2002, Strategi Nasional Peningkatn Pemberian
Air Susu Ibu sampai Tahun 2005, Jakarta: Kerjasama Depdagri, Depkes,
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigran, Kementrian Negara
Pemberdayaan Perempuan, World Health Organization (WHO).
Departemen Kesehatan RI. 2002. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik indonesia
Fikawati, S., Syafiq, A. 2010. Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Praktik
Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol. 4 No
3: 120-131. Jakarta, Indonesia
Kementerian Kesehatan RI. 2004. Menkes Nomor 450/MENKES/SK/IV/2004
Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Secara Eksklusif pada Bayi di
Indonesia. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia
40
Kementerian Kesehatan RI. 2017. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Keputusan Menteri Kesehatan. 2004. Nomor 128 Tahun 2004 Tentang Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan Masyarakat
Peraturan Menteri Kesehatan. 2014. Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 2012. No 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif
Puskesmas Nagaswidak Palembang. 2017. Profil puskesmas Nagaswidak. Palembang :
Puskesmas Nagaswidak.
Susanti, Ratna. 2000. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Tentang ASI dengan
Pemberian Kolostrum dan ASI Eksklusif (Studi Desa Tidu Kecamatan Bikareja). Semarang:
Fakultas Kesehatan Masyarakat Diponegoro
UNICEF. 2012. Understanding the Past Planning the Future Celebrating 10 years of
WHO/Unicef΄s Global Strategy for infant and young Child feeding. http:// www.who.int.
Diakases pada tanggal 1 Mei 2018.
41
42