Anda di halaman 1dari 42

Oleh :

Retza Prawira Putra, S.Ked


71 2016 046

Pembimbing Klinik : dr. H. Hibsah Ridwan, M.Sc


Penguji Klinik : dr. H. Achmad Ridwan, MO, M.Sc
2
World Health Organization
Program Millenium (WHO), United Nations
Development Goals (MDG ́s)  Children’s Fund (UNICEF) dan
salah satunya adalah Departemen Kesehatan
menurunkan angka kematian Republik Indonesia melalui SK
bayi (AKB) Menkes
No.450/Menkes./SK/IV/2004

ASI
EKSKLUSIF

INDONESIA
Risiko kematian dan
Berdasarkan profil data kesehatan Indonesia tahun 2016 kesakitan pada bayi
menunjukkan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih meningkat
rendah, persentase bayi yang menyusu eksklusif 0 sampai 6
bulan hanya 54%.

Penulis ingin menganalisis


Rendahnya pengetahuan dan
kurangnya informasi pada ibu
masalah rendahnya
dan keluarga mengenai cakupan pemberian ASI
pentingnya pemberian ASI Eksklusif 3
eksklusif
Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
cakupan bayi mendapat ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Nagaswidak Tahun 2017.

4
Tujuan Umum

Mengetahui kendala-kendala mengenai rendahnya cakupan dan


pemberian ASI Eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Nagaswidak tahun 2017.

5
Tujuan Khusus

1. Identifikasi penyebab masalah


2. Identifikasi penyelesaian masalah pada penyebab masalah
prioritas
3. Diketahui penyelesaian masalah yang terpilih
4. Menyusun matriks rencaa usulan kegiatan (RUK) dan rencana
pelaksanaan kegiatan (RPK)

6
Bagi Mahasiswa

 Adanya pengalaman dalam mencari penyebab dan cara pencapaian target cakupan
pemberian ASI Eksklusif
 Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ada

 Melatih kemampuan dalam menyusun Rencana Usulan kegiatan (RUK) dan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) khusunya mengenai pemberian ASI ekslusif

Bagi Puskesmas

 Sebagai bahan kajian bagi Puskesmas dalam penentu kebijakan dalam meningkatkan
cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di tahun yang akan datang.

7
 Lokasi : Kegiatan dilakukan di Puskesmas Nagaswidak
Palembang
 Waktu : April-Mei 2018

8
9
Definisi

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak


dalam larutan protein, laktosa, dan garam
organik yang disekresi oleh kedua belah
kelenjar payudara ibu, sebagai makanan
utama bagi bayi

ASI eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor


33 Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi
sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa
menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan
atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral) 10
MANFAAT ASI

Bagi Bayi Bagi Ibu

Mengandung zat gizi yang sesuai


bagi bayi Aspek kontrasepsi
Hisapan bayi  hipofisis  prolaktin
 menekan produksi esterogen
Mengandung zat protektif 
mengandung zat protektif,
diantaranya adalah: laktobasilus
bifidus, laktoferin, antibodi, dan tidak Aspek kesehatan ibu
menimbulkan alergi Hisapan bayi  hipofisis  oksitosin
 involusi uterus

Menyebabkan pertumbuhan yang


baik.

11
KOMPONEN KOMPOSISI

• Laktosa
• Lemak  AA • Kolostrum
DHA • Air Susu Transisi
• Oligosakarida (hari ke 4-10)
• Protein  Asam • Air Susu Matur
amino

12
Umur
 Ibu yang umurnya lebih muda lebih banyak memproduksi ASI
dibandingkan dengan ibu- ibu yang sudah tua.
Tingkat Pendidikan
 Tingkat pendidikan seseorang akan membantu orang tersebut
untuk lebih mudah menangkap dan memahami suatu
informasi.
Pekerjaan
Kepercayaan Ibu
Penyuluhan/konseling
Dukungan Keluarga

13
 Persentase bayi umur 0-6 bulan mendapatkan ASI eksklusif
adalah jumlah bayi 0- 6 bulan yang diberi ASI saja tanpa
makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral,
berdasarkan recall 24 jam dibagi dengan jumlah seluruh bayi
umur 0-6 bulan yang datang dan tercatat dalam register
pencatatan / KMS di wilayah tertentu dikalikan 100 %.
 Cakupan pemberian ASI eksklusif diperoleh dari hasil
pendataan yang dilakukan oleh kader pada bulan Februari dan
Agustus setiap tahunnya.

14
 Data pemberian ASI eksklusif dicatat dari KMS seluruh bayi
umur 0 hari sampai 5 bulan 29 haripada Formulir Pencatatan
Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan dengan simbol
berikut :
√ = Bayi masih diberi ASI saja

X = Bayi sudah diberi makanan/minuman selain ASI kecuali obat/vitamin/mineral

A = Bayi tidak datang di penimbangan

15
 Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

16
Tujuan Wewenang
Dalam bidang kesehatan:
Mewujudkan Masyarakat Yang:  Melaksanakan perencanaan

 Memiliki perilaku sehat yang  Advokasi dan sosialisasi


meliputi kesadaran, kemauan
 Melaksanakan komunikasi, informasi,
dan kemampuan hidup sehat edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
 Mampu menjangkau pelayanan  Menggerakkan masyarakat
kesehatan bermutu
 Melaksanakan pembinaan teknis
 Hidup dalam lingkungan sehat,
dan  Melaksanakan peningkatan kompetensi
sumber daya manusia Puskesmas
 Memiliki derajat kesehatan yang
optimal, baik individu, keluarga,  Memantau pelaksanaan pembangunan
kelompok dan masyarakat agar berwawasan kesehatan
 Melaksanakan pencatatan, pelaporan,
dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan
 Memberikan rekomendasi terkait
masalah kesehatan masyarakat 17
Tujuan Umum
 Untuk meningkatkan kemampuan manajemen di puskesmas
dalam menyusun perencanaan kegiatan tahunan berdasarkan
fungsi dan azas penyelenggaraannya.
Tujuan Khusus
 Tersusunnya rencana usulan kegiatan (RUK) puskesmas untuk
tahun berikurnya dalam upaya mengatasi masalah atau
sebagian masalah kesehatan masyarakat.
 Tersusunnya rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) setelah
diterimanya alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun
berjalan dari berbagai sumber.

18
 Identifikasi Masalah
 Prioritas Masalah
 Merumuskan Masalah
 Mencari Penyebab Akar Masalah
 Pemecahan Masalah

19
20
21
• Puskesmas Nagaswidak terletak di Kecamatan Seberang Ulu
II, tepatnya di Kelurahan 14 Ulu. Puskesmas ini terletak di Jalan
A. Yani Lrg. Gumay Gang Bangdes RT 22. Puskesmas
Nagaswidak mempunyai wilayah kerja seluas 301 Ha.
• Wilayah kerja Puskesmas Nagaswidak meliputi 4 kelurahan
yaitu Kelurahan 11 Ulu, 12 Ulu, 13 Ulu dan 14 Ulu dengan
jumlah penduduk 38.508 jiwa.

22
Puskesmas 23 Ilir Palembang memiliki sumber daya manusia
sebagai berikut :
 4 Dokter  1 dokter sebagai pimpinan puskesmas, 3 orang dokter
fungsional dan 1 orang dokter PTT
 6 Bidan
 6 orang perawat
 2 orang perawat gigi
 2 orang asisten apoteker
 1 orang sanitarian
 1 orang pranata laboratorium pelaksana
 4 orang administrasi  1 orang adalah administrasi kesehatan

23
Enam Program Pokok Puskesmas tersebut adalah sebagai berikut.
1. Promosi Kesehatan (Promkes)
2. Sanitasi (Kesehatan Lingkungan)
3. KIA/KB
4. Gizi
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
6. Pengobatan

Terdapat tiga (3) program spesifik yang dilaksanakan di Puskesmas Nagaswidak.


1. Klinik Gilingan Mas
2. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE)
3. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja

24
25
26
NO Jenis Kegiatan Target Pencapaian (%)
(%)
UPAYA KESEHATAN WAJIB
I Promosi Kesehatan
A. Rumah tangga 70 100
A. Bayi mendapat ASI Eksklusif 73 71,2
A. Penyuluhan NAPZA 100 100
II Kesehatan Lingkungan
A. Inspeksi sanitsi sarana air bersih 98 80,1
A. Pembinaan kelompok masyarakat 98 40
III Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk Keluarga Berencana

A. Pelayanan kesehatan bumil 95 100


A. Pelayanan kesehatan bulin 90 95,3
A. Pelayanan kesehatan bufas 90 100
Keluarga berencana
A. Akseptor KB di puskesmas 78 78,1
IV Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Pemberian vitamin A 80 98
V Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
A. TB Paru BTA positif 70 40
A. Malaria - -
A. Kusta - -
A. Pelayanan Imunisasi 80 93,8
A. Diare 100 110,2
A. ISPA (penemuan kasus pneumonia dan pneumonia berat oleh puskesmas dan 80 4,3
kader)
A. Demam Berdarah Dengue 97,5 77,3
A. Pencegahan dan Penanggulangan PMS dan HIV/AIDS - -

A. Pencegahan dan Penanggulangan Rabies - -


A. Pencegahan dan Penanggulangan Filariasis dan Schistozomiasis - -

VI Upaya Pengobatan 27
A. Kunjungan rawat umum 100 100
A. Kunjungan rawat gigi 100 100
Jumlah Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif Berdasarkan Jenis Kelamin
400

350

300

250

200

150

100

50

0
jumlah bayi perempuan jumlah bayi laki-laki TOTAL

jumlah seluruh ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif

jumlah bayi
perempuan 181 130 51
jumlah
bayi laki-
laki 194 137 57
28
TOTAL 375 267 108
Cakupan ASI Eksklusif

29%

71%

asi eksklusif tidak asi eksklusif

𝑋
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 = 𝑥𝐾
𝑋+𝑌
Proporsi Bayi mendapat ASI Eksklusif =
267
𝑥 100 (%) = 71,2%
267+108
X= Bayi yang mendapat ASI EKsklusif
Y= Bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif
K= Konstanta (%) 29
NO MASALAH Pencapaian Target Selisih Masalah

1 ISPA : Cakupan Jumlah 4,3% 80% 55,7 1


penemuan kasus
pneumonia dan
pneumonia berat

2 TB Paru BTA positif 40% 70% 30 3

3 Pembinaan Kelompok 40% 98% 58 2


Masyarakat

4 Asi eksklusif 70,9% 80% 9,1 6


5 Demam berdarah 77,3% 97,5% 20,2 4

6 Sanitasi air bersih 80,1% 98% 17,9 5

30
NO KRITERIA MASALAH URGENCY SERIOUSNESS GROWTH TOTAL
(U) (S) (G) (UxSxG)

1 ISPA : Cakupan Jumlah 5 4 4 80

penemuan kasus
pneumonia dan pneumonia
berat belum mencapai
target

2 TB Paru BTA positif 4 4 4 64

3 Pembinaan kelompok 1 2 1 2

masyarakat

4 Asi eksklusif 4 5 5 100

5 Demam berdarah 4 4 4 64

6 Sanitasi air bersih 2 3 4 24

31
 Rendahnya cakupan bayi mendapat ASI eksklusif
(70,9%) di Puskesmas Nagaswidak Palembang tahun
2017.

32
MANUSIA METODE

Kurangnya penyuluhan
Ibu-ibu yang sibuk pada masyarakat
bekerja mengenai pentingnya
Ibu takut untuk
menyusui bayinya ASI Eksklusif

Petugas belum maksimal dalam


mempromosikan klinik laktasi CAKUPAN
Bayi Mendapat
ASI Ekslusif
belum
Sarana Tidak ada dana Menganggap mencapai target
penyuluhan khusus untuk susu formula (71,2%)
kurang program lebih baik
penyuluhan dan
sosialisasi ASI Ketidakpercayaan diri
Kurang adanya Eksklusif Kurangnya
para ibu apabila hanya
brosur, pamflet dan dukungan keluarga
memberikan ASI saja
poster sebagai sarana
edukasi DANA LINGKUNGAN

SARANA

33
Berdasarkan survey dengan petugas pemegang program
No Masalah Pertanyaan Jawaban
1. Ibu-ibu yang sibuk bekerja Apakah ibu-ibu yang memiliki Ya, di lingkungan Puskesmas Nagaswidak
bayi sibuk bekerja? kebanyakan para ibu bekerja sebagai
pedagang yang sering meninggalkan
anaknya dirumah.
2. Ibu takut untuk menyusui bayinya Apakah benar ibu-ibu banyak Ya, banyak ibu-ibu yang takut akan
yang takut menyusui bayinya? berbagai masalah, seperti takut akan
payudaranya lecet, nyeri, dan infeksi saat
memberikan ASI.
3. Kurangnya penyuluhan pada Apakah penyuluhan pada Ya, penyuluhan hanya sebatas
masyarakat mengenai pentingnya masyarakat mengenai ASI memberitahukan informasi mengenai
ASI eksklusif kurang? manfaat ASI yang disampaikan dari mulut-
kemulut. Pembelajaran yang lebih
mengenai ASI kurang, sehingga dapat
mempengaruhi persepsi masyarakat.

4. Sarana penyuluhan kurang Apakah sarana penyuluhan Ya, sarana seperti leaflet, pamflet, dan
mengenai ASI kurang? poster mengenai ASI kurang.
5 Tidak ada dana khusus untuk Apakah benar tidak ada dana Ya benar, dana yang didapat biasanya
program penyuluhan dan sosialisasi khusus untuk program digabung dengan program gizi lainya.
ASI Eksklusif penyuluhan dan sosialisasi ASI
eksklusif?
6. Anggapan susu formula lebih baik Apakah masyarakat Ya, masyarakat beranggapan gizi susu
menganggap susu formula lebih formula lebih banyak sehingga bayinya
baik dibandingkan ASI? lebih gemuk dibandingkan diberikan
ASI.
7 Ketidakpercayaan diri para ibu Apakah ibu-ibu tidak percaya Ya, para ibu takut bila hanya
apabila hanya memberikan ASI saja diri bila hanya memberikan ASI memberikan ASI bayinya kurang
saja? mendapatkan ASI.
8 Kurangnya dukungan keluarga Apakah benar para ibu kurang Ya, kebanyakan keluarga seperti suami
34
mendapatkan dukungan tidak peduli mengenai apa yang
keluarganya? dikonsumsi banyinya.
Prioritas Penyebab Alternatif Pemecahan Pemecahan
Masalah Masalah Masalah Masalah Terpilih
1) Pelatihan dan pembinaan Penjadwalan
petugas kesehatan rutin untuk
mengenai teknik kegiatan
penyuluhan yang baik. penyuluhan
2) Pelatihan dan pembinaan mengenai ASI
Kurangnya kader mengenai ASI Eksklusif dan
Belum penyuluhan eksklusif manajemen
tercapainya pada 3) Penjadwalan rutin untuk laktasi
target masyarakat kegiatan penyuluhan
cakupan bayi mengenai ASI Eksklusif
mendapat ASI dan manajemen laktasi
Ekslusif 4) Melakukan penyuluhan
dengan media yang
menarik sehingga
masyarakat tertarik
5) Melibatkan tokoh
masyarakat dalam
melakukan penyuluhan.

35
36
37
 Berdasarkan analisis didapatkan bahwa prioritas masalah
adalah rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi
di Puskesmas Nagaswidak Palembang.
 Berdasarkan analisis dengan menggunakan fish bone,
didapatkan bahwa akar penyebab masalah adalah kurangnya
penyuluhan pada masyarakat mengenai pentingnya ASI
Eksklusif dan manajemen laktasi.
 Berdasarkan analisis, alternatif pemecahan masalah terpilih
berupa dilakukan Penjadwalan rutin untuk kegiatan
penyuluhan mengenai ASI Eksklusif dan manajemen laktasi.

38
1. Bagi Puskesmas
Diharapkan agar seluruh petugas kesehatan dan
pemegang program ASI Eksklusif di puskesmas
Nagaswidak Palembang dapat memberikan
penyuluhan mengenai manfaat ASI eksklusif secara
efektif sehingga masyarakat dapat dengan mudah
menerapkannya sehingga meningkatkan cakupan ASI
eksklusif.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat menganalisis faktor-faktor lain penyebab belum
tercapainya cakupan pemberian ASI eksklusif pada
bayi di Puskesmas Nagaswidak Palembang.

39
 Azwar Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga. Jakarta
: Bina rupa Aksara Publisher.
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Perencanaan
Tingkat Puskesmas. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat
 Departemen Kesehatan RI. 2002, Strategi Nasional Peningkatn Pemberian
Air Susu Ibu sampai Tahun 2005, Jakarta: Kerjasama Depdagri, Depkes,
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigran, Kementrian Negara
Pemberdayaan Perempuan, World Health Organization (WHO).
 Departemen Kesehatan RI. 2002. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik indonesia
 Fikawati, S., Syafiq, A. 2010. Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Praktik
Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol. 4 No
3: 120-131. Jakarta, Indonesia
 Kementerian Kesehatan RI. 2004. Menkes Nomor 450/MENKES/SK/IV/2004
Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Secara Eksklusif pada Bayi di
Indonesia. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia

40
 Kementerian Kesehatan RI. 2017. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
 Keputusan Menteri Kesehatan. 2004. Nomor 128 Tahun 2004 Tentang Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan Masyarakat
 Peraturan Menteri Kesehatan. 2014. Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 2012. No 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif
 Puskesmas Nagaswidak Palembang. 2017. Profil puskesmas Nagaswidak. Palembang :
Puskesmas Nagaswidak.
 Susanti, Ratna. 2000. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Tentang ASI dengan
Pemberian Kolostrum dan ASI Eksklusif (Studi Desa Tidu Kecamatan Bikareja). Semarang:
Fakultas Kesehatan Masyarakat Diponegoro
 UNICEF. 2012. Understanding the Past Planning the Future Celebrating 10 years of
WHO/Unicef΄s Global Strategy for infant and young Child feeding. http:// www.who.int.
Diakases pada tanggal 1 Mei 2018.

41
42

Anda mungkin juga menyukai