Anda di halaman 1dari 193

It’s not that hard seriously !

Batch 2 Tahun 2016


HEMATOLOGI
Pola Berpikir Letak Masalah Hematologi

Eritrosit Leukosit Trombosit

• Pucat • Infeksi • Perdarahan


• 5 L (lemah, berulang (petechia,
letih, lesu, • Panas purpura,
lelah, dan echimosis,
lalai) epistaksis,
gusi berdarah,
hematemesis,
melena)

AKUT / KRONIS ???


ANEMIA
Splenomegali (-) Anemia (+)
Ikterik (-) Trombositopeni (+)
(lampiran a) Leukopeni (+)
Splenomegali (+)
Ikterik (+)
1. Anemia Def. Fe (lampiran b) Anemia Aplastik
(4A)
(2)
2. Anemia Def B12,
asam folat (2) 1. Anemia Hemolitik
3. Anemia Penyakit (3A)
2. Thalasemia Mayor • Pansitopenia
Kronis
(2) • Depresi SuTuL
4. Anemia
Perdarahan Akut
5. Thalasemia
minor
C
Anemia Aplastik (2)

• Anemia
• Trombositopeni PANSITOPENIA
• Leukopeni
• Terjadi akibat hipoplasia sumsum tulang
• Dx : biopsi sumsum tulang
• Tx : Immunosuppressive agents, hematopoietic growth
factors, transfusi, hematopoietic cell transplantation
HARUS TAU...
• Darah Lengkap (Hb, eritrosit, leukosit, diff count, trombosit, retikulosit)
• MCV, 80-100 fL), MCH (26-34 pg), MCHC (32-36 g/dL)
• Blood Smear / Hapusan Darah

Normokrom Normocyter Hipokrom Microcyter Normokrom Macrocyter


(MCV & MCH normal) (MCV turun MCH turun) (MCV naik MCH normal)
Lampiran a Anemia (+)
Ikterik (-)
Hepatosplenomegali (-)

Makrositer Hipokrom Normokrom


MCV Mikrositer Normositer
MCH normal MCV MCV normal
MCHC normal MCH MCH normal
MCHC MCHC normal

Anemia Anemia Thalassemia Perdarahan Penyakit


Defisiensi B12 Defisiensi Fe Minor Akut Kronis
atau SI SI normal
Asam folat TIBC TIBC normal
Resusitasi Misal : TBC,
Atrofi fili lidah Cacing
Koilonikia/
Spoon nails Elektroforesis
Stomatitis Angularis Hb
Pencil/Cigar Cell (+)

Lihat Tata Laksana


Anemia Defisiensi
Fe
Anemia Defisiensi Besi (4A)
>> Anemia terbanyak di dunia

Pica, makan daging


dan sayur sedikit
Intake <<
Susu formula,
tidak ASI
Anemia
Malabsorbi
Defisiensi Besi

Perdarahan
(Menstruasi)
Terapi Anemia Defisiensi Besi

• Tablet besi (ferrous sulfat) 4-6 mg/kgBB/hari dibagi 2-3


dosis diminum sebelum makan
• Berespon : kenaikan Hb 2 g/dL atau lebih
• Bila ditemukan respon terapi / Hb normal dilanjutkan 2-
3 bulan
• Saran : Vit C, Jeruk, Daging, Ikan
• Pantang : Susu, Teh, Antacyda
• Intoleransi Tab Fe : mual, muntah, konstipasi
• Maka KIE : minum bersama/setelah makan
Sediaan Fe
Ferrous Sulfat
 Tablet salut 325 mg (mengandung 65 mg besi elemental)
 Oral drop 125 mg (mengandung 25 mg besi elemental)/ ml
Ferrous Fumarat
 Tablet 322 mg (mengandung 100 mg besi elemental)
 Sirup 140 mg (mengandung 45 mg besi elemental)/ 5 ml
Anemia Hemolitik (3A)

Trias :
PKS Pucat Kuning

Hepato-
Splenomegali

• Hb <<
• Retikulosit count >>
• Bilirubin Indirek >>
Indirek

Direk
Lampiran b
Membran :
Spherocytosis, Elliptocytosis
Enzim :
Def. G6PD, Def. Pyruvat K

Intra
Sel

Elektroforesis
Anemia Hemolitik : Hb
 Anemia (+)
 Ikterik (+)
 Hepato-spleno
megali (+)
 Bil. Indirek naik
 Retikulosit naik

Ekstra
Sel
Ibu Bayi/Ayah
Rh - Rh +

Ibu Bayi/Ayah
O A atau B atau AB
A B
B A
Inkompatibilitas Rhesus

IBU Antigen Antibodi JANIN / AYAH Antigen Antibodi

Rh - - + Rh + + -

Rh - - +

Rh + + - Rh + + -

Rh - - +
Inkompatibilitas ABO
IBU Antigen Antibodi JANIN / AYAH Antigen Antibodi
O - Anti A, Anti B A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
A A Anti B A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
B B Anti A A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
AB A, B - A A Anti B
B B Anti A
AB A, B -
O - Anti A, Anti B
Anemia Berat
• Beri transfusi semua anak dengan Hb ≤ 4 gr/dL
• Beri transgusi pada anak dengan anemia tidak berat namun dengan
klinis :
- Dehidrasi jelas secara klinis
- Syok
- Gangguan kesadaran
- Gagal Jantung
- Pernafasan dalam dan berat

Transfusi dengan
1) PRC 10 ml/kgBB/hari selama 3-4 jam
2) Whole Blood 20 ml/kgBB selama 3-4 jam
Anak gagal jantung dengan PRC. Anak gizi buruk diutamakan
WHOLE BLOOD
BERDARAH-DARAH
mimisan, gusi berdarah, BAB hitam, lebam,
petechia, purpura, hematoma, echymosis

Defisiensi
Trombosit Faktor Vaskular
koagulasi

ITP Hemofilia Defisiensi Vaskulitis


Post Infeksi Virus Riw. Perdarahan Sukar Vitamin K (HSP/Henoch
Ringan Berhenti
Riw. Belum Schonlein
Purpura Seluruh Riw. Keluarga disuntik Vitamin K Purpura)
tubuh APTT >> Riw. ASI kurang Purpura di
Trombositopeni, Clotting time >> PT >> APTT >> ekstremitas bawah
Bleeding time >> atau daerah yang
Hemofilia A : Kurang F VIII (VI, VII, IX, X) terkena penekanan
Splenomegali +/- Hemofilia B : Kurang F IX
Terapi Vitamin K inj Nyeri sendi, otot,
ITP akut < 6 bln Terapi Faktor VIII/IX vasculitis seluruh
ITP kronis > 6 bln Derajat Hemofilia !!! organ tubuh
Derajat Hemofilia A/B
Mild : post trauma berat
Kadar faktor pembekuan 6-50%

Moderate : post trauma sedang Kadar


faktor pembekuan 1-5%

Severe : tanpa trauma (spontan)


Kadar faktor pembekuan < 1%
Leukimia (2)

ALL
Limphoblast (+)
ALL tipe 1 >> anak
Akut

- Leukositosis AML
- Anemia (+/-) AUER Rods (+)
- Trombositopeni (+/-)

CML
Pasar malam
Kronis (myeloblast,
myelocyte,
metamyelocyte)
Leukimia (2)
HIPERBILIRUBINEMIA
Kadar Bilirubin Serum Total > 5 mg/dL
Ikterus Neonatorum

Ikterus Fisiologis Ikterus ASI Ikterus Patologis


• Hari 2 – 2 minggu • Breast Feeding • Saat lahir atau H 1
• Bil Total ≤ 12 mg/dl • Kenaikan kadar Bil
• Bil Direk < 2 mg/dl cepat (>5 mg/dl per
hari)
• Tx : observasi
• Bayi prematur
• Menetap pada usia ≥
Etiologi : 2 minggu
o Jumlah RBCs >> • Bil Direk > 2 mg/dl
o Waktu hidup RBCs << • Etiologi : ChHAMS
o Enzim hepar immatur
o Sirkulasi
enterohepatal >>
Ikterus Patologis

Inkompatibilitas ABO/Rh Cephal Hematom


 < 24 jam
C Bil. Indirek >
 Bil Indirek > H
 Organomegali Hemolitik PKS
 Coombs test, Gol Darah
H Hipotiroid Kongenital : myxedema,
makroglosi, fontanella melebar,
konstipasi;Bil. Indirek >, T4 <, TSH >
,
Atresia Biliaris
A Bil Direk > 2, feces
dempul, BAK teh,
organomegali

M Breast Milk
S Sepsis
Bedakan IKTERUS ASI !!!

Breast Feeding Jaundice Breast Milk Jaundice


• Peningkatan Bil. Indirek < 7 hari • Peningkatan Bil. Indirek yang
(hari ke-2 atau hari ke-3) masih menetap pada hari ke 4-7
• Karena ASI kurang hari pertama dan bisa menetap
• Bil Indirek sampai 4 bulan
• KIE : observasi dan teruskan ASI • Karena ASI pada ibu2 tertentu
• Bil Indirek
• Patologis (?), tanpa penyebab lain
• KIE : Hentikan ASI ganti sufor
apabila membaik teruskan ASI,
bila tidak dirujuk

NB: Bila melebihi “cut off” terapi harus diterapi


Ikterus Patologis

Inkompatibilitas ABO/Rh Cephal Hematom


 < 24 jam
C Bil. Indirek >
 Bil Indirek > H
 Organomegali Hemolitik PKS
 Coombs test, Gol Darah
H Hipotiroid Kongenital : myxedema,
makroglosi, fontanella melebar,
konstipasi;Bil. Indirek >, T4 <, TSH >
,
A Atresia Biliaris
Bil Direk > 2, feces
dempul, BAK teh,
organomegali
M
Breast Milk
S Sepsis
A - Atresia Biliaris

Perinatal Embryonal
• Onset lama • Onset langsung
(minggu) setelah lahir
• Lebih banyak • Kelainan Lain (+)
• Kelainan Lain (-)

PEMERIKSAAN : USG Abdomen


Bila hasil tidak ada atresia biliaris maka diagnosis  HEPATITIS
Atresia Biliaris vs Neonatal Hepatitis
• Keduanya merupakan penyebab tersering kolestasis pd neonatus
• Gejala : ikterus, tinja pucat (akolik), urin seperti teh
• Lab :
 Bil direk > 1 mg/dl bila bil total < 5 mg/dl atau
 Bil direk > 20% dari bil total bila bil total > 5 mg/dl
• Pencitraan : USG, Gold standart Dx  Kolangiografi

Atresia Biliaris Neonatal Hepatitis


Kelainan ekstrahepatal Kelainan intrahepatal
Riwayat ibu infeksi TORCH Riwayat ibu pengidap hepatitis (5-10%),
infeksi TORCH
Bayi lahir sesuai masa kehamilan Bayi lahir kecil masa kehamilan, gangguan
pertumbuhan
Bil direk yang dominan naik Bilirubin direk dan indirek naik
Peningkatan ALP/GGT (adanya obstruksi) Peningkatan OT/PT (kerusakan sel-sel
hepatosit)
PENILAIAN HIPERBILIRUBINEMIA PADA NEONATUS

• KRAMER I : 5-7 mg/dL


• KRAMER II : 7-10
• KRAMER III : 10-13
• KRAMER IV : 13-17
• KRAMER V : > 17

• Kepala : 5 mg/dl
• Dada atas : 10
• Abdomen : 12
• Telapak : > 15
Kernicterus (Bilirubin Encephalopathy)

Bilirubin Indirek menembus BBB  Otak


TATALAKSANA

Berdasarkan Kadar Bilirubin

Hari Pertama Hari Kedua dst

Berapapun kadar Bilirubin  Bilirubin Total > 12 


FOTOterapi FOTOterapi

Bilirubin Total > 20  Bilirubin Total > 20 


Transfusi Tukar Transfusi Tukar
Pedoman Fototerapi American Academy of Pediatrics (AAP)
TROPIK
INFEKSI
Demam Dengue (4A)
Dengue Shock Syndrome (3B)
Pemeriksaan Penunjang

DL

 Pertama kali dicek


 Hb, Hct, Trombosit

SEROLOGI

DHF hari 1-3 : NS-1


DHF hari 4 : NS-1 dan IgM Anti Dengue
DHF hari 5 > : IgM Anti Dengue
Indikasi Cairan IV

• Tidak bisa minum oral/muntah


• HCT tetap naik 10-20% walaupun sudah minum
• Tanda-tanda syok

JENIS CAIRAN :
Kristaloid (Ringer Lactat, Ringer Asetat)
Untuk bayi < 6 bulan memakai NaCl 0,45%
Tata Laksana
Rehidrasi Oral + Paracetamol
Dengue Fever (k/p) Waspada Warning Sign

DHF gr I dan II 5-7 ml/kgBB 1 jam

LIHAT LAMPIRAN 1

DHF gr III dan O2 + 10- 20 ml/kgBB 30


IV menit
LIHAT LAMPIRAN 2
Demam Tifoid (4A)
Etiologi: Salmonella typhi
Diagnosis :
• Demam lebih dari 7 hari, demam remitten (tiap hari
demam terutama malam hari)
• Lidah kotor, nyeri perut, kembung, mual muntah,
konstipasi, diare lendir darah
• Hepatosplenomegali
Penunjang :
• DL (leukopeni, limfositosis relatif)
• Menegakkan diagnosis  Tes Widal, IgM Anti Salmonella
• Gold Standard : Minggu 1 Kultur Darah, Minggu 2 Kultur
darah & Feses, Minggu 3 Feses
Terapi Demam Tifoid

Terapi :
• Lini 1 : Kloramfenikol
• Lini 2 : Amoksisilin
• Lini 3 : Trimetoprim – Sulfametoksazol (Cotrimoxazole)

Bila klinis tidak ada perbaikan :


Cephalosporin generasi 3  ceftriakson (IV) atau cefiksim (PO)
Malaria (4A)

• Demam paroksismal, menggigil, berkeringat disertai


Pucat, Kuning, hepatosplenomegali
• Riwayat dari daerah endemis
• Demam tiap 1 hari (tertiana) : vivax & ovale
• Demam tiap 2 hari (kuartana) : malariae
• Pola demam dapat setiap hari : P. falciparum
• Dx : Hapusan darah tetes tebal dan tetes tipis
Malaria Berat (dengan komplikasi) (3B)
• Falciparum
• Manifestasi :
 Malaria cerebral

 Anemia (Hb<5)

 Gagal ginjal akut

 Shok hipovolemi

 Edema paru

• Tata laksana : ABC

Artesunat (iv) atau (im) atau Artemeter (im)


Bentuk Plasmodium
Plasmodium Plasmodium Plasmodium Plasmodium
Falciparum Vivax Ovale malariae
Ringform Eritrosit membesar Eritrosit membesar Band atau
Banana shaped iregular dan berisi berbentuk oval rectangular form
schuffner’s dot dan berisi jame’s /
johnson dot
Poin Diagnostik Plasmodium Falciparum

Falciparum (Malaria Doble


infection
Tropicana/Tertiana Maligna)
• Eri tidak membesar Double dot
• Sering ditemukan ring form dan
Accole
gametosit
• Inti kromatin berwarna merah atau
violet
• Beberapa ring memiliki dua inti (double
dot)
• Adanya parasit dlm membran inti
(accole/marginal/applique)
• Dalam 1 eritrosit bisa ada lebih dr 1
parasit (double/multi infection)
• Gametosit berbentuk pisang/bulan
sabit Mauer dot
• Mauer dot (+)
Poin Diagnostik Plasmodium Vivax
Amoeboid
Vivax (Malaria Tertiana
Benigna)
• Eritrosit membesar
• Parasit tua (skizon & tropozoit)
sering ditemukan di darah tepi
• Ring form besar dan kasar
• Schuffner dot (+)
• Sitoplasma parasit tampak
amoeboid

Schuffner dot
Poin Diagnostik Plasmodium Malariae

Malariae (Malaria Kuartana)


• Eri tdk membesar
• Ringform tampak seperti bird
eye Band form tropozoit
• Tropozoit berbentuk band
form

Bird eye
Terapi Malaria
Jenis Falciparum Vivax Ovale Malariae
Lini 1 ACT (3 hari) + ACT (3 hari) + ACT (3 hari) + ACT
Primakuin (1 hari) Primakuin (14 hari) Primakuin (14 hari) (3 hari)

ACT (Artemisinin-based Combination Therapy), kombinasi :


 Dihydroartemisinin + Piperakuin (DHP)
 Artesunat + Amodiakuin

Jenis Falciparum Vivax Ovale Malariae


Lini 2 Kina (7 hari) + Kina (7 hari) + Kina (7 hari) + -
Doksisiklin (7 hari) Primakuin (14 hari) Primakuin (14 hari)
atau
Tetrasiklin (7 hari) +
Primakuin (1 hari)
Dosis Obat Malaria

• Dihydroartemisinin = 2 – 4 mg/kgBB
• Piperakuin = 16 – 32 mg/kgBB
• Artesunat = 4mg/kgBB
• Amodiakuin = 10mg/kgBB
• Primakuin = 0,75mg/kgBB (P. falciparum untuk hari I)
• Primakuin = 0,25 mg/kgBB (P. vivax selama 14 hari)
• Kina = 30mg/kgBB
• Doksisiklin = 2 – 4 mg/kgBB
• Tertrasiklin = 16 – 20 mg/kgBB
Malaria dengan Komplikasi  Falciparum

Artesunat iv atau im
Dosis : 2,4mg/kgBB selama 2 menit
 12 jam ulangi  2,4 mg/kgBB/hari
 2,4 mg/kgBB/hari sampai bisa per oral

Artemeter im
Dosis : 3,2 mg/kgBB  1,6 mg/kgBB/hari sampai bisa per oral
KONTRAINDIKASI OBAT MALARIA

“Primakuin” tidak boleh pada :


• Ibu hamil
• Bayi < 1 tahun

“Doksisiklin dan Tetrasiklin” tidak boleh pada :


• Ibu hamil
• Anak < 8 tahun
Karena mengendap di tulang & gigi anak
 coklat
Kemoprofilaksis Malaria

Kemoprofilaksis terutama ditujukan untuk P. falciparum


Terjadi resisten klorokuin  Doksisiklin 1 hari sebelum
keberangkatan 2mg/kgBB/hari selama tdk lbh dari 12 minggu

Lini profilaksis malaria :


• Doksisiklin
• Mefloquine
Profilaksis Ibu hamil dan anak < 8 tahun :
• Meflokuin
• Proguanil
• Klorokuin
Exanthem (Rash) (4A)

Demam + Ruam

Dari pusat ke luar Dari atas ke bawah

 Varicella (vesikel +)  Rubella


 Roseola Infantum  Rubeola
 Erythema Infectiosum
 Variola
 Scarlet Fever
CaMMeR Rubella
Campak/Morbili/ (German Roseola Erythema
Measles/Rubeola measles/3 day Infantum Infectiosum
measles)
Penyebab Paramyxovirus Rubivirus Human Herpes Parvovirus B19
Virus 6
Sign & • Demam • Demam • Pada Demam
Symptom • Koplik spot • Ruam hilang umumnya
(mukosa) 3-4 hari anak < 3 Rash
• 3C (cough, coryza, tahun
conjungtivitis) • Demam Gatal (+)
• Rash hilang 7 hari • Rash papula
pink
Komplikasi Diare >>> Jarang Jarang Jarang
Otitis Media >>
Bronkopneumonia >
Terapi Suportif Suportif Suportif Suportif
Rubeola / Measles

Koplik Spot
Rubella Roseola Infantum
Erythema Infectiosum

slapped cheek
appearance

reticulated appearance
Varicella/Chickenpox (4A)

Sign & Symptom • Demam


• Muncul sentripetal
• Polimorfik (makula-papula-
pustula)
Komplikasi Reaktivasi laten/herpes
zoster/shingles

Terapi Acyclovir
20 mg/kgBB/kali sehari 4 kali
Scarlet Fever
• Streptococcus Group A Beta Hemolyticus
• Species : Sreptococcus pyogenes
Scarlet Fever

Sign & Demam, Faringitis/infeksi kulit, papular rash teraba kasar, dan memucat
Symptom apabila ditekan, papil lidah membengkak seperti white strawberry
tongue  setelah deskuamasi kulit menjadi red strawberry tongue

Patofisiologi Karena eksotoksin dari Streptococcus Beta Hemolyticus Group A

Pemeriksaan Kultur swab tenggorok, ASTO


Lab
Komplikasi GNAPS, Demam Rematik Akut, Penyakit Jantung Rematik
Terapi • Oral penicillin V (250 mg/dose bid–tid for child and 500 mg/dose
bid–tid for adult PO) for 10 days
• Single IM penicillin G (600,000 IU for ≤ 27 kg, 1.2 million IU for >27
kg)
• bila alergi Erythromycin estolate 20–40 mg/kg/day divided bid–qid
PO, or Erythromycin ethylsuccinate 40 mg/kg/day divided bid–qid
PO) for 10 days
Demam Rematik Akut (DRA) (3A)
Patofisiologi Setelah pharyngitis atau infeksi kulit karena Streptococcus Beta
Hemolyticus Group A (Streptococcus pyogenes)  Reaksi Ag Ab 
Molecular mimicry (tubuh sendiri dianggap musuh)  kompleks imun
merusak organ seperti otak, jantung, otot, sendi, kulit
Diagnostik Memenuhi Kriteria Jones

Kriteria Jones untuk DRA Bukti Infeksi GAS Sebelumnya


Kriteria Mayor : Kriteria Minor : • Peningkatan ASTO/Antibodi
• Carditis • Demam Streptococcus yang lain
• Polyarteritis • Polyarthralgia • Hapus tenggorok positif
migrans • Lab : peningkatan
• Chorea atetosa LED/CRP • Tes cepat Antigen terhadap GAS
• Erythema • PR Interval • Riw demam scarlet
marginatum memanjang
• Subcutan nodules

DRA serangan pertama bila : 2 mayor / 1 mayor dan 2 minor ditambah bukti infeksi
GAS sebelumnya. Terapi sama dengan scarlet fever.
“Mumps/Gondong (4A)”
• Demam
• Pembengkakan kelenjar parotis, submandibular unilateral
atau bilateral, lunak dan nyeri (3 - 7 hari)
• Komplikasi : Meningitis & orchitis >>
• DD : Parotitis viral lain
• Supportif
Infeksi Cacing
(4A)
Nematode Intestine
a) Makan kista (EAT) bentuk penularan TELUR
• Enterobius vermicularis
• Ascaris lumbricoides
• Trichuris trichuria
b) Lewat kulit (SANd) bentuk penularan filariform larva
KHAS : bentukan berkelok-kelok berpindah, serpiginous
kulit, gatal di tempat infeksi.
• Strongyloides stercoralis
• Ancylostoma duodenale
• Necator americanus
Ascaris Trichuris trichuria Hookworm Enterobius
lumbricoides (Ancylostoma vermicularis /
duodenale & Oxyuris
Necator americanus) vermicularis
BAB / batuk / muntah Bagian anus Riw. tidak pakai sandal, Ibu menemukan
keluar cacing bentuk menonjol ke luar Gatal di kulit, bentukan seperti parutan
gelang / ukuran cm berkelo-kelok di kulit kelapa, gatal di
pantat malam hari
Mual, Muntah, Diare Berdarah kronis Anemia defisiensi Fe, Pruritus ani,
Kembung, Batuk,  prolaps Recti Diare, Batuk, Sesak vaginitis
Sesak (Loeffler
syndrome)
Telur dinding tebal, 3 Telur tempayan / Telur dinding tipis, Graham scotch
lapis, albuminoid, tong / barrel shape terlihat ovum / morula pagi hari : Telur
bergelombang asimetris
• Pyrantel pamoate • Albendazole • Pyrantel pamoate 3 • Pyrantel
10mg/kg BB I, 400mg I atau hari pamoate
• Mebendazol • Mebendazole • Mebendazol 500mg 10mg/kg BB I,
500mg I, 500mg I I/ 2x100mg 3 hari • Mebendazol
• Albendazol • Alben 400mg I 500mg I,
400mg I • SF • Albendazol
400mg I
Nematode Intestine STH
Yang migrasi ke paru – paru (ANAS)
• Ascaris lumbricoides  ini PALING SERING &
istilahnya LOEFFLER SYNDROME
• Necator americanus
• Ancylostoma duodenale
• Strongyloides stercoralis
Askariasis loeffler syndrome
(Larva Cacing)
Intestinal Nematodes: STH

Gejala GIT
(Cacing dewasa di usus
halus)

Lung migration +
Telur dinding tebal,
3 lapis, albuminoid,
warna coklat,
seperti renda atau
kulit durian
Hookworm
Gatal, tampilan
berkelok-kelok
Intestinal nematodes: STH

Gejala Paru +

Anemia defisiensi Fe

Lung migration +
.
Dx: Egg in stools examination

A B
A, B: Hookworm eggs. E
Tidak dapat dibedakan, dinding tipis isi
ovum/morula bersegmen

C F
D
C, D: Hookworm rhabditiform larva E, F: Hookworm filariform larva
Trichuriasis
Intestinal Nematodes: STH

Diare darah kronis,


prolaps recti
Dx: Egg in stools examination

Telur seperti Tempayan/Tong/Barrel Shape

Trichuris trichiura eggs


Enterobius (Oxyuris)
vermicularis
Intestinal Nematodes: NSTH

Pruritus Ani
Dx: Egg in stools examination
Finding egg in:
Stools examination Telur bentuk
Graham Scotch’s Adhesive tape Asimetris
dilakukan pagi hari sebelum cebok

A B C
A, B: Enterobius egg(s). Eggs measure 50 to 60 µm by 20 to 32 µm.
C: Anterior end of Enterobius vermicularis adult worm
Cestoda (Saginata Vs Solium)
Taenia saginata Taenia solium
Intestine Intestine Extraintestine /
Sistiserkosis
Gejala GIT, Gejala GIT Gejala larva ektopik
Pruritus Ani
Bentuk persegi Bentuk persegi Biopsi organ yang
(proglotid) uterus (proglotid), uterus terkena, LP (sistiserkosis
bercabang/telur di bercabang/telur di feses otak)
feses, graham scotch

Telur bulat dengan


striae radier Proglotid

Albendazol 1-2x 400mg (3 hari)


Mebendazol 3x 100mg (2/4 minggu)
Cestoda
Taenia
Sakit T-asis
Cyst-osis
P.o.e Mulut
Inf. form Telur
Cysticercosis
Habitat Usus halus
D.H Manusia
I.H Sapi/babi
Gej. Abd
utama discomfort,
Diare
Blood & tissue Nematodes
W.b/B.m/B.t.
Diseases W-asis/B-asis
P.o.e skin
Inf. Form Larva III
Habitat Limphatic system
DH Human
IH Mosquito
Main Limfadenitis
symp Kronik : Hydrocele
Elephantiasis

Tx Hetrazane (DEC) 6
mg/kg daily for 12
days
85
Morfologi Cacing Dewasa
Pembeda Wucheria bancrofti Brugia malayi Brugia timori

Manifestasi Khas Khas bengkak Edema tungkai Edema tungkai


genital/skrotal, chyluria

Sarung pucat merah (giemsa) pucat

Lekuk badan halus kaku halus


Rasio panjang dan 1:1 2:1 3:1
lebar kepala

Inti Halus dan teratur Tidak teratur Tidak teratur

Inti di ekor / Tidak ada 1-2 inti tambahan 2 inti tambahan


terminal
WB, BM, BT
 DEC :
– 6mg/kg perhari dalam 12 hari
– 2mg/kg perkali, ( 3 kali sehari) dalam 12 hari

 Ivermectin :
– 150-200/kg mcg single dose
• Tidak boleh untuk anak<5thn
Trematoda Darah
Schistosoma sp.
P.o.e Kulit
Inf.f Cercaria
Habit Plx.venosus
DH Man
IH Snail

Gx. telur ectopic


utama

Terapi Praziquantel
Schistosoma
Schistosoma Schistosoma Schistosoma
japonicum mansoni hematobium
Riwayat dengan siput Riwayat dengan siput Riwayat dengan siput

Diare berdarah Diare berdarah Hematuria

Praziquantel 60mg/kg/hari Praziquantel 40mg/kg hari


dibagi dlm 3 dosis dibagi dlm 2 dosis
Dosis Obat Cacing !!!

• Pyrantel pamoate 10-11 mg/kgBB dosis tunggal


• Mebendazole 500 mg dosis tunggal
• Mebendazole 2x100 mg selama 3 hari
• Albendazole 400 mg dosis tunggal
• Praziquanthel 5–10 mg/kg PO dosis tunggal
Mekanisme Obat Anti Cacing
• Piperazine :
Agonis GABA reseptor pada membran otot  hiperpolarisasi saraf 
cacing paralisis

• Albendazole/Mebendazole :
Menghambat pembentukan mikrotubul cacing dan menyebabkan deplesi
glukosa pada cacing

• Praziquanthel :
Influx Ca2+ pada Schistosoma  spasme dan kelumpuhan yang parah
pada cacing

• Pyrantel pamoate :
Cholinesterase inhibitor dan stimulan ganglion  depolarisasi
neuromuskular  kontraksi terus menerus  paralisis

• Dietil carbamazine :
Membuat mikrofilaria sensitif terhadap fagositosis
NEFROLOGI
Sindroma Nefrotik

Sindroma Nefritik

Glomerulonephritis acute Post


Streptococcus
Definisi Hematuria

Dipstick test Microscopic

Makroskopik : gross hematuria


Mikroskopik : melalui urinalisis :
> 5 eritrosit per lapangan pandang besar
Definisi Proteinuria

Rasio protein kreatinin


Gold Standard :
Dipstick test urine/Kuantitatif urin 24
jam
Kuantitatif urin 24 jam

Dipstick proteinuria : >+1


Esbach : >4 mg/m2/jam
Sindrom Nefrotik (2)
Proteinuria Masif
(≥50mg/kgBB/hari atau ≥40
mg/m2/jam atau dipstick +3, +4)

Hipoalbuminemia < 2,5 g/dL


Tekanan onkotik vaskular turun

Edema  Terbanyak pada anak


Sindroma Nefrotik Idiopatik
 SNI yang sering : Minimal
Changes Glomerulo Sclerosis
dimana hasil biopsi normal
Hiperlipidemia  Terapi :
Prednisone, diuretik
Lipiduria : (furosemide)
Oval fat bodies
Batasan Sindroma Nefrotik

Remisi Proteinuria negatif berturut-turut 3 hari dalam 1


minggu
Relaps Proteinuria ≥ 2+ 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu
Relaps Jarang < 2x dalam 6 bulan pertama atau < 4x dalam 1 tahun
setelah respon awal
Relaps Sering ≥ 2x dalam 6 bulan pertama atau ≥ 4x dalam 1 tahun
setelah respon awal
Dependen Relaps 2x berurutan setelah dosis steroid diturunkan
Resisten Tidak ada remisi pada pengobatan penuh 4 minggu
Acute Nephritic Syndrome (3A)

• Sekumpulan gejala klinis berupa PHAROH yang terjadi


secara akut
Proteinuria
Hematuria
Azotemia
Red blood cell cast
Oliguria
Hipertensi
GNAPS (3A)

Glomerulonephritis Acute Post Streptococcus


adalah Sindroma Nefritik + Riw. Infeksi GAS (scarlet fever, faringitis, infeksi kulit)

Patofisiologi Setelah pharyngitis atau infeksi kulit karena Streptococcus Beta


Hemolyticus Group A (Streptococcus pyogenes)  Reaksi Ag Ab 
Molecular mimicry (tubuh sendiri dianggap musuh)  kompleks imun
 merusak glomerulus ginjal
Diagnostik Proteinuria +2 - +3 ; erythrocyte cast; hematuria
C3 menurun,
kultur tenggorokan +,
ASTO
Komplikasi Gagal Ginjal Akut, Hipertensi Ensephalopati, Gagal Jantung (ALO)

Terapi Diet rendah garam, Penicillin (Amoksisilin 50mg/kgBB dibagi dalam 3


dosis selama 10 hari) bila alergi eritromisin (30mg/kgBB/hari),
restriksi sodium, furosemid iv, anti HT lainnya
Infeksi Saluran Kemih (4A)

ETIOLOGI
Kuman gram negatif : Escherichia coli ( 85% )

Penjalaran Infeksi
• Hematogen
• Asending
Gejala Klinis
 Nyeri suprapubic
 Disuria
 Frekuensi
ISK bawah / Cystitis
 Urgensi
 Inkontinensia
 urin bau
 Nyeri pinggang ISK atas/
 Demam, mual, muntah pyelonephritis
Diagnosis Banding ISK

ISK pada bayi  ISK pada bayi tidak spesifik :


Demam, letargi, poorfeeding, gagal tumbuh,
ikterik
Pielonefritis akut atau  Demam, muntah, menggigil, flank pain, disuri,
ISK atas frekuensi, urgency
 PF : flank pain

Sistitis atau  Bakteriuria dan gejala ISK non sistemik


ISK bawah  PF : nyeri tekan suprapubik
Pemeriksaan Penunjang

 Urinalisis :
Pyuria, lekosit urin (>5/lpb), leukosit esterase test (+), nitrite
test (+), bacteria (+)

Bakteriuria : bakteri dalam urin, kultur urin


Bakteriuria bermakna : Pertumbuhan bakteri > 100.000
koloni /ml urin segar
Gold standard diagnostik ISK : kultur urine
Cara pengambilan sampel urin : bayi dan anak kecil dengan
urine bag/collector; anak kooperatif dengan urine midstream
Imaging Diagnosis UTI
USG (Untuk mendeteksi kelainan anatomis)
• Indikasi :
• Anak dengan pyelonephritis dan bayi ISK
• Anak perempuan sistitis berulang 2 kali

VCUG (Voiding Cystourethrography)


• Apabila pada USG ditemukan kelainan
Terapi Empiris ISK
• Terapi ISK (Rawat Jalan) :
“Cotrimoxazole” selama 3-5 hari
• Terapi pyelonephritis (Rawat Inap) :
Terapi parenteral klinis membaik dilanjutkan oral selama
7-14 hari.
• Terapi ISK pada neonatus (harus dirujuk Rawat Inap) :
Ampicilline dan Gentamycine selama 10-14 hari
Terapi Empiris ISK (Oral)
Terapi Empiris ISK (Parenteral)
DIARE
Penilaian Derajat Dehidrasi

Tanpa dehidrasi D. Ringan Sedang Dehidrasi Berat


-Prinsip Terapi Diare-
Rehidrasi
Zinc
Lanjutkan pemberian makanan (ASI/makanan lain)

Kebutuhan Zinc
Penggunaan Obat Penunjang

• Antibiotik hanya untuk disenteri


• Antidiare jangan dipakai
• Antidiare boleh asal tidak ada demam dan diare darah
• > 8 tahun boleh menggunakan antidiare spasmolitik
misal loperamide (2 mg tid PO) Efek Samping : konstipasi
• > 3 tahun boleh menggunakan antidiare absorbent misal
kaolin pectin, norit, bismuth salisilat,
• Antiemetik yang paling aman untuk anak  domperidon
(po), ondansetron, jangan metoclopramide bisa EPS
antidotum Tryhexyphenidil
Rencana Terapi A/Tanpa Dehidrasi

• Cairan oralit diberikan :

• Berikan Zinc

• Lanjutkan ASI/makanan

BAWA KEMBALI BILA : diare bertambah parah, anak tidak bisa minum
atau menyusu, atau malas minum, atau timbul demam, atau ada darah
di dalam tinja, ATAU tidak ada tanda-tanda tersebut tapi tidak ada
perbaikan dalam 5 hari
Rencana Terapi B/Dehidrasi Ringan-Sedang

• 75 cc/kgBB diberikan selama 3 jam


• Mulai lanjutkan ASI/makanan dan Zinc
• Bila anak muntah tunggu 10 menit, lalu berikan lagi
dengan lebih lambat
Rencana Terapi C/Dehidrasi Berat

Cairan yang digunakan :


a) RL / Ringer Asetat
b) NaCl 0,9%

Semua anak harus mulai diberikan cairan oralit per oral ketika bisa
minum tanpa kesulitan 5ml/kgBB/jam dan diberi Zinc
Differential Diagnosis Diarrhea
Disenteri Watery Diarrhea Steatorrhoe
(diare darah + mukus)

Balantidium coli Rotavirus Giardia lamblia


Enterovirus
Salmonella Adenovirus
Shigella ETEC (Enterotoxigenic E Coli)

Entamoeba hystolytica Vibrio cholera

EIEC, EHEC

Campylobacter jejuni
Diagnosis Banding Diare
Balantidium coli
• Diare disentri
• Klinis :
Mual, muntah, tenesmus, demam
Feses bau tinja
Berhubungan dengan pertenakan sapi, babi, kuda
• Terapi : Metronidazole 45 mg/kgBB/hari 3x1 selama 5
hari; usia > 8 tahun Tetrasiklin 40 mg/kg/hari selama 10
hari.
Kista dan Trophozoit

Kista Balantidium coli Trophozoit Balantidium coli

Kista Entamoeba hystolitica Trophozoit Entamoeba hystolitica


Kista Giardia lamblia Trophozoit Giardia lamblia
Karakteristik Diare E coli
Populasi yg berisiko Watery Bloody

ETEC > 1 thn + traveller +++ -


EIEC > 1 thn + ++ (fever)
EPEC < 2 thn, (>> 6 bln) +++ - (mukus)
STEC/EHEC 6 bln-10thn + dws + +++ (afebrile)
EAEC < 1 thn + traveller +++ - (mukus)

ETEC : Enterotoxigenic E coli


EIEC : Enteroinvasive E coli
EPEC : Enteropathogenic E coli
STEC : Shigatoxin producing E coli atau EHEC : Enterohemorrhagic E coli
EAEC : Enteroaggregative E coli
Dosis Antibiotik Diare
Diare Obat Dosis
Giardia lamblia Metronidazole 15 mg/kg/day in 3 divided
doses for 5–7 days
Entamoeba hystolitica Metronidazole 30 mg/kg/day in 3 divided
doses for 5–7 days
Shigella dysentriae Cotrimoxazole 10 mg/kg/day of TMP and
15 mg/kg/day in 3 divided doses for 5–7 days
50 mg/kg/day of SMX bid
for 5 day
Vibrio cholera Tetracycline 50 mg/kg/day divided qid
PO for 3 days
Cotrimoxazole 8–10 mg/kg/day
trimethoprim and 40
mg/kg/day
NB untuk semua diare: Cotrimoxazole sulfamethoxazole, divided
jangan untuk bayi < 2 bulan bid PO for 3 days
(berikan ampicillin/amoxicilline)
Alergi Susu Sapi VS Intoleransi Laktosa
Persamaan Lactose Intolerance (4A) Cow’s Milk Allergy
Defisiensi enzim lactase yang Hipersensitivitas tipe 1
Gejala : mencerna laktosa (cepat) dan 4 (lambat)
Sama – sama diare Primer - Riwayat post minum
asam, pantat merah, - Onset > 3 thn susu sapi
ampas sedikit, sering - Seumur hidup - Disertai gejala alergi
kentut, tinja berbuih Sekunder lainnya (Rhinitis, Eksem,
nyemprot - >> Rotavirus Wheezing, Asma)
- Lama < 2 minggu
L
Test : Hydrogen Breath Test Test : A
1) Hapusan darah : M
eosinofil P
2) Uji tusuk kulit I
3) IgE spesifik R
4) Uji eliminasi dan A
provokasi N
Terapi : Lactase tablet & Terapi : Eliminasi dan
makanan bebas lactosa Provokasi 3
Clostridium botulinum (3B)
• Riw. Makan makanan kaleng
• Manifestasi klinis:
Trias lumpuh descending
simetris
Terapi :
• Human botulism immune
globulin (BIG-IV) single dose
50 mg/kg)
• Antitoxin botulinum 1 vial
(anak besar)
NEUROLOGI
Kejang Demam (4A)

Sederhana

• < 15 menit
• Tidak berulang dalam 24 jam
• General Seizure

Kompleks

• > 15 menit
• Berulang dalam 24 jam
• Focal Seizure atau Fokal menjadi General
Kejang pada bayi < 14
hari Pheobarbital

Manejemen saat Kejang


(agonis GABA)

Diazepam (Agonis GABA) Infus (-) : Diazepam rectal 0,5-0,75 mg/kgBB/kali


Infus (+) : Diazepam iv 0,3-0,5 mg/kgBB/kali
Rumus BB Ideal
(pada keadaan tidak bisa menimbang / emergency)

1-3 bulan
4 dan 5 bulan > 1 tahun
6-11 bulan
• Usia n/2 x 3 • n/2 + 4 • 2n + 8
• n: bulan • n: bulan • n: tahun
Terapi Profilaksis (Post Kejang)
Terapi Rumatan/Continue/Remiten Terapi Intermiten
Indikasi : • Diazepam oral 0,3 mg/kgBB
1) Kejang lama > 15 menit atau Diazepam per rectal
2) Kelainan neurologis yang nyata sebelum 0,5 mg/kgBB setiap 8 jam
atau sesudah kejang pada saat demam > 38,5°C
3) Kejang fokal
4) Kejang demam ≥ 4 kali/tahun
Dipertimbangkan bila :
1) Kejang berulang 2 kali dalam 24 jam
2) Kejang demam < 12 bulan
3) Kejang demam ≥ 4x/tahun
Dengan :
1) Asam valproat atau
2) Phenobarbital
Selama satu tahun bebas kejang
Pemeriksaan Penunjang

Kejang Demam
• EEG : Fisiologis otak Pada anak
berisiko epilepsi
• MRI : Struktur otak

Lumbal Punctie : Curiga ke infeksi CNS dan


sangat dianjurkan untuk usia < 1 tahun
INFEKSI CNS (3B)
Meningitis Encephalitis
Sign & Symptom : • Gejala dan tanda encephalitis
 Demam, pusing, mual, sama
muntah, kejang, poor • Meningeal sign (kaku kuduk,
feeding. brudzinski dan kernig sign) (-)
 Meningeal sign (Kernig & • LP
Brudzinski ) (+)  > 12-18 • Terapi : Ceftriaxone iv
bulan.
 LP Pada Bayi < 2 bulan : Lethargi, Poor
 Terapi : Ceftriaxone iv feeding, High pitched cry, kejang,
ubun-ubun menonjol
IM/IV 50 mg/kgBB setiap 12 jam TERAPI :
IM/IV 100 mg/kgBB sehari AMPISILIN dan GENTAMYCINE iv
Lumbal Punctie

Bakteri TB Virus

Keruh Xantochrom Serous/Jernih

Sel PMN (neutrofil Sel MN (monosit Limfosit >>


>>) limfosit >>)

Protein Protein Protein /N

Glukosa Glukosa Glukosa /N


Cerebral Palsy (2)

• Gangguan fungsi motorik, non progesif yang didapat


pada awal kehidupan
• Anak riw. asfiksia, perdarahan otak, ikterus, infeksi
otak lalu kejang

 Terbanyak adalah tipe spastik (70-80%) dengan klinis


gait scissors / kaki menggunting.
 Tata laksana : Rehabilitasi medik meningkatkan ROM
(menggerakkan ekstremitas)
GIZI dan TUMBUH
KEMBANG
Kekurangan Energi Protein (KEP) (4A)

Marasmus Kwarshiorkor
Kurang energi Kurang protein

Diagnosis : BB/TB < 70% atau < -3SD EDEMA

• Wajah orang tua • Crazy Pavement


• Subkutan lemak hilang (BAGGY PANTS) • Rambut jagung mudah rontok
• Terlihat SANGAT KURUS • Hipoalbuminemia
• Ascites
• Hepatomegali

MARASMUS KWARSHIORKOR : Gejala Marasmus + EDEMA


Apa Diagnosis ??
Tanda Bahaya (-) • D10% 50 cc oral

Tata Laksana Pertama KEP


• D10% 50 cc oral
Dehidrasi/Muntah/Diare
• ReSoMal 5ml/kgBB/30 menit PO/NGT

• D10% 5ml/kgBB bolus


Letargi
• D10% 50 cc oral

• D10% 5ml/kgBB bolus


Letargi +
• D10% 50 cc oral,
Dehidrasi/Muntah/Diare
• ReSoMal 5ml/kgBB/30 menit PO/NGT

• O2 1-2 lpm, RLG 5% 20cc/kgBB


Shok + Letargi + Dehidrasi • D10% 5ml/kgBB bolus
• ReSoMal 5ml/kgBB/30 menit PO/NGT
Manejemen KEP
Zat Gizi Stabilisasi Transisi Rehabilitasi
(hari ke1-2) (hari 3-7) (minggu II – VI)

Energi 80-100kkal/kgbb/hr 100-150kkal 150-220 kkal


Protein 1-1,5 g/kgbb/hr 2-3 g 4-6 g
Cairan 130ml/kgbb/hr atau 150 ml 150-200 ml
100ml/kgbb/hr bila
ada edema berat
Formula F 75/modisco ½ F 100/modisco 1 F 135/modisco 1 1/2

Berikan Vitamin A saat stabilisasi dan Cotrimoxazole (5 hari) Mulai Terapi Besi
Jadwal Pemberian Vitamin A
Usia Vitamin A Waktu

6-12 bulan Biru 100.000 IU Bulan Februari atau


Agustus

1-5 tahun Merah 200.000 IU Bulan Februari dan


Agustus
Pola Pemberian Makanan Balita

Umur Jenis Makanan


Anak ASI Makanan Makanan Makanan
(Bulan) Lumat Lembek Dewasa

0–6
6–8
9 – 12
13 – 24
> 25
Perkembangan Anak
Usia (bln) Motorik Verbal
1 Menggenggam Menangis

2 Mengangkat kepala 45 ° Aaaa, oooo

3 Menahan kepala

4 -7 Merangkak, duduk disangga Papa, mama

8 Duduk tanpa sokongan Bicara tanpa arti

9 Berdiri tanpa sokongan

10 Berdiri angkat 1 kaki

12 Berjalan dengan pegangan tangan Menjawab pertanyaan

15 Berjalan tanpa bantuan

18 Melompat, mulai berlari


Perkembangan
Anak

Denver II
Developmental
Milestones
- Personal sosial
- Motorik halus
- Bahasa
- Motorik kasar
IMUNISASI
. Depkes 2013”
“Jadwal Imunisasi
IMUNISASI DASAR IMUNISASI LANJUTAN

USIA IMUNISASI USIA IMUNISASI


(bulan) (bulan)
0 Hepatitis B0 18 DPT-HB-Hib
1 BCG, Polio 1 24 Campak
2 DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 DPT-HB-Hib 2, Polio 3 IMUNISASI LANJUTAN
4 DPT-HB-Hib 3, Polio 4
Kelas IMUNISASI Waktu
9 Campak
1 SD Campak Agustus
DT November
2 SD Td November
3 SD Td November
Imunisasi IDAI vs Depkes 2014

Jenis IDAI DEPKES Dosis Cara


Imunisasi Pemberian
Hep B 0,2,6 0,2,3,4 0,5 ml IM

DPT 2,4,6 2,3,4 0,5 ml IM

Polio 0,2,4,6 1,2,3,4 OPV 2 tetes Oral / IM


IM 0,5 ml
BCG 0-2 1 0,05 ml Intradermal/
intracutan
Belum di imunisasi BCG usia ≥ 4 bulan harus di uji tuberculin
(memakai PPD/tuberculin 0,1 ml intradermal/intracutan)
Campak 9 9 0,5 ml Subcutan
KontraIndikasi Imunisasi
Kontra Indikasi Bukan kontra Indikasi
Reaksi anafilaksis vaksin sebelumnya Reaksi lokal ringan-sedang (radang) di
lokasi penyuntikan
DEMAM TINGGI (> 38,5˚C) Sakit Ringan (batuk pilek, diare, demam
ringan < 38,5°c)
KALAU sudah pernah varicella tidak perlu
vaksin varicella (12 bulan)
KALAU diduga kena campak masih perlu Sedang terapi antibiotik
vaksin campak (9 bulan) Masa penyembuhan
Prematuritas
Terpajan penyakit menular
Riw alergi penisilin / lain yang spesifik
Ibu hamil
Penghuni rumah tidak divaksin
Imunisasi Hepatitis B
BCG
• Post suntikan BCG intradermal 2-3
minggu  ulkus fokal (NORMAL)
lakukan kompres hangat, PCT
• Ulkus sembuh dalam 2-3 bulan berupa
scar.
Bila !!!
• Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah
penyuntikkan BCG (dalam 3-7 hari)
lakukan Tes Tuberculin
POLIO
• Disebabkan virus polio
• Virus ada di tenggorokan dan GIT  jaringan limfoid 
peredaran darah  sistem saraf pusat di motor neuron
kornu anterior medula spinalis  kerusakan sel saraf 
Klinis : Kelumpuhan flaccid asimetris dan menetap
• Pencegahan dengan vaksin polio ada 2 OPV (Sabin/hidup)
dan IPV (Salk/mati)
Imunisasi Polio
Keuntungan OPV/Sabin Kerugian OPV/Sabin
Dapat secara oral Kandungan berupa virus hidup
Praktis menyebabkan 1 kelumpuhan
untuk setiap 6,2 juta dosis
Tidak mahal karena mutasi virus vaksin di
Menimbulkan imunitas mukosa usus dan defisiensi
humoral maupun intestinal  imunitas resipien
community effect

Keuntungan IPV/Salk Kerugian IPV/Salk


Tidak punya efek kelumpuhan Memiliki imunitas intestinal
sedikit  penyebaran virus ke
sekitarnya
Vaksin untuk Anak HIV
Menurut IDAI

Vaksin Asimptomatis HIV Simptomatis HIV


BCG Tidak diberikan Tidak diberikan
DPT Y Y
OPV Y IPV
Campak Y Y
Hep B Y Y
TT Y Y

Menurut DEPKES, 2013

TIDAK BOLEH OPV PADA ANAK HIV


TIDAK BOLEH BCG PADA HIV BERAT
ANTROPOMETRI
D
E
P
K
E
S

2
0
1
0
/
W
H
O

2
0
0
5
Pertumbuhan Anak
Z SCORE dan Persentil WHO
SANGAT
PENDEK PENDEK N TINGGI
TB/U
-3 SD -2 SD +2 SD
70% 90%
GIZI GIZI GIZI
BURUK KURANG N LEBIH
BB/U
-3 SD -2 SD +2 SD
60% 80% 120%
SANGAT
KURUS KURUS N OVERWEIGHT OBES
BB/TB
-3 SD -2 SD +2 SD +3 SD
70% 90% 110% 120%

SANGAT
KURUS KURUS N OVERWEIGHT OBES
BMI/U
-3 SD -2 SD +2 SD +3 SD
25% 75% 95%
NEONATOLOGI
Frekuensi VTP + Kompresi

 90 kompresi + 30 ventilasi dalam 1 mnt  Rasio 3 : 1


 11/2 dtk 3 kompresi dada, 1/2 dtk 1 ventilasi  2 dtk (1 siklus)

“ Satu ” “ Dua ” “ Tiga ” “ Pompa ”


Menghentikan VTP dan Kompresi
Bila Ketuban Mekoneum
Mekoneum (+)

 Vitamin K 1 mg IM
anterolateral paha kiri
 Dua jam kemudian Bugar Tidak Bugar
Vaksin Hep B 0,5 ml IM
anterolateral paha
kanan
Isap Lendir
Mulut Trakhea
Langkah AWAL
BARU langkah
AWAL
“Apgar Score”

Interpertasi APGAR

• 3 atau < low


• 4-6 sedang
• 7 atau > normal
“Down Score”
“The New Ballard Score” Neuromuskular
Maturitas Fisik

Tingkat Maturitas
LGA
90%
75%

50%
AGA 25%

10%

SGA
• BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) : < 2500 g
• BBLSR (Berat Bayi Lahir Sangat Rendah) : < 1500 g
• NKB (Neonatus Kurang Bulan) : < 37 minggu
• NCB (Neonatus Cukup Bulan) : 38 sd 41 minggu
• NLB (Neonatus Lebih Bulan) : > 42 minggu
• BMK (Besar Masa Kehamilan)
• SMK (Sesuai Masa Kehamilan)
• KMK (Kecil Masa Kehamilan) ada 3 :
a. KMK kurang bulan
Rumus BB = Minggu x 50 gr
b. KMK cukup bulan
Contoh :
c. KMK lebih bulan
Bayi usia 32 minggu berat badan
SMK = 32x50 gr = 1600 gr± 400 gr
Bila < 1200 gr KMK
Bila > 2000 gr BMK
Trauma Lahir
Bedakan !!!

TRAUMA
LAHIR

Caput Cephal Subgaleal


Succendanum Hematom hematom

Tidak/Melewati Tidak melewati Melewati


Lunak Padat Tegang Padat fluktuatif
Makin menyusut Makin bertambah Makin bertambah
Anemia (-) Anemia (+) Anemia (+)
HIPOGLIKEMIA

Bayi gemuk (>


Cyanosis, apnea,
4000gr) dari Ibu DM
hypothermia,
Glukosa darah < 45 (hiperinsulinemia ec
hypotonia, poor
mg/dL hiperplasia
feeding, lethargy,
langerhans), bayi
and seizures
KMK, bayi prematur
HIPOGLIKEMIA

<45 TANPA
• Sadar & Masih bisa minum  minum
GEJALA
• Tidak bisa  D10 (6 mg/kgBB/menit)
HIPOGLIKEMIA

< 45
• Bolus D10 (2 cc/kgBB)  D10 (6
DENGAN GEJALA mg/kgBB/menit)
HIPOGLIKEMIA
“Hipotiroid Kongenital (3A)”
• Gejala Klinis :
 Gangguan makan (malas, kurang nafsu makan, dan sering tersedak)
 Jarang menangis, banyak tidur (somnolen), dan tampak lamban
 Konstipasi, tanda ileus paralitik: hipomotilitas, distensi abdomen
 Tangisan parau (hoarse cry)
 BBL > 3500 gram, UK > 40 minggu
 Ikterus fisiologis yang memanjang
 Lidah besar (makroglosia) sehingga menimbulkan gangguan pernafasan
 Ukuran abdomen besar dengan hernia umbilikalis
 Temperatur tubuh subnormal, seringkali <35ºC
 Kulit (terutama ekstremitas) dingin, kering dan berbercak
 Miksedema kelopak mata, regio genitalia, dan ekstremitas
 Frekuensi nadi lambat, murmur, kardiomegali, dan efusi perikardium
 Fontanel anterior dan posterior paten dengan sutura kranialis lebar
 Retardasi perkembangan fisik dan mental
Algoritma Skrining Hipotiroid Kongenital

Lab : T3, T4, TSH


Radiologi : USG atau CT scan tiroid, Tiroid scintigrafi, Bone Age, Skull X-Ray
Terapi Hipotiroid Kongenital

 Terapi : Levothyroxine
 Target terapi adalah mencapai kadar T4 normal dalam 2
minggu dan TSH dalam 1 bulan
 Dosis :
Respiratory Distress

Sign & Symptom : Etiologi :


- RR > 60x/menit atau < 30x/menit 1. RDS atau hyalin membrane disease
dengan satu atau lebih gejala : atau syndroma gawat nafas tipe 1
- Sianosis sentral (bibir dan lidah) 2. Pulmonary Infection
- Apnea (nafas stop selama > 20 detik) 3. Meconeal aspiration syndrome
- Grunting 4. Transsient Tachypnea atau syndroma
- Retraksi gawat nafas tipe2
ASFIKSIA NEONATORUM
Sindroma Hyalin Membrane Transient Pneumonia
Aspirasi Disease (RDS) Tanchypnea of The
Mekoneum Newborn
Usia Posterm atau Prematur Aterm Semua usia
Aterm
Patofis Menghisap Surfaktan kurang Lahir SC  sisa Infeksi,
Ketuban keruh cairan paru tdk Streptococcus
hijau keluar pneumonia >>
X Ray Patchy Air bronchogram, Normal, sianosis Infiltrate,
infiltrate, garis reticlogranular membaik dengan airbronchogra
- garis kasar pattern/ground oksigen m, konsolidasi
pada kedua glass appearance,
paru white lung
Terapi Surfaktan Ampicilline +
khusus Gentamycine

Asfiksia Neonatorum :
kegagalan bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir (APGAR)
Hyalin Membrane Disease

Derajat 1 pola
retikulogranular / Ground
Glass Appearance,
Derajat 2 bronkogram
udara,
Derajat 3 sama dengan
derajat 2 namun lebih
berat
dengan mediastinum
melebar,
Derajat 4 kolaps seluruh
paru sehingga paru
tampak putih (white lung)
Pneumonia

hyperinflation with bilateral


lobar consolidation (S.
interstitial infiltrates and
pneumoniae)
peribronchial cuffing (viral)
SEPSIS
NEONATORUM
Definisi SIRS

Memenuhi dua atau lebih kriteria :


*Demam atau hipotermia

Takikardia

Takipnea / Hiperventilasi

*Leukosit / hitung jenis abnormal


Harus ada kelainan suhu atau kelainan leukosit
Faktor Risiko Sepsis Neonatorum (EARLY)

Kriteria 1 mayor dan 2 minor 


Diagnosis aktif dan pemeriksaan
penunjang GOLD STANDARD
kultur darah
Sepsis Awitan Dini Sepsis Awitan Lanjut
(Early Onset Sepsis) (Late Onset Sepsis)
≤ 3 hari > 3 hari

Didapatkan in utero atau saat Didapatkan dari infeksi nosokomial


persalinan
Gram negatif >> (klebsiella, Gram negatif >> (E coli , klebsiella,
staphylococcus, E coli) Pseudomonas aeruginosa)
Tanda Bahaya Infeksi Berat (WHO, 2009)

• Tidak bisa menyusu


• Kejang
• Mengantuk atau tidak sadar
• Frekuensi nafas < 20 x/menit atau apnea
• Merintih
• Retraksi
• Sianosis sentral Jika terdapat salah satu tanda di
• Ikterus berat atas mulai
AB ampisilline (50 mg/kgBB 2x1)
• Distensi perut berat
dan gentamisin (5 mg/kgBB 1x1)
KELAINAN
GENETIK
Sindrom Down
Trisomi 21
• Yang paling banyak menyebabkan
retardasi mental sedang
• Risiko meningkat pada ibu hamil ≥
35 tahun
• Manifestasi :
 Gangguan kognitif
 Fasies mongoloid
 Garis simian pada telapak
tangan
Sindrom Edward
Trisomi 18
• Sebagian besar meninggal saat lahir
• Manifestasi :
 Kepala ukuran kecil
(microcephali)
 Widely spaced eyes (ocular
hypertelorism)
 Telinga bentuk abnormal dan
letak lebih rendah
 Kelainan jantung, liver, ginjal
 Kelainan jari-jari (clenched
hand)
Sindrom Crigler–Najjar
• Gangguan herediter metabolisme
bilirubin (Autosomal resesif)
• Bilirubin indirek meningkat 
kerusakan otak
• Manifestasi :
 Jaundice
 Gangguan kognitif dan
perkembangan
Sindrom Turner
Kelainan kromosom 45X
Manifestasi:
 Webbing neck
 Low posterior hairline
 Mandibula kecil, telinga menonjol,
lipatan epikantus
 Dada luas karena nipple yang
berjauhan
 Cubitus valgus dan jari hiperkonveks
 Maturasi seksual gagal
 Disertai malformasi jantung dan
ginjal
Sindrom Klinefelter
Kelainan kromosom 47XXY
Manifestasi:
 Gangguan kepribadian: cemas, imatur,
sangat pemalu atau agresif
 Gangguan berbahasa dan belajar
 Fisik: sangat tinggi, kurus
 Gangguan perkembangan gonad
Tanya Jawab....

Anda mungkin juga menyukai