SEBAGAI GEOPOLITIK
INDONESIA
• Kata “wawasan” berasal dari kata wawas (bahasa jawa) yang berarti melihat atau
memandang.
• Dengan demikian, wawasan nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah
menegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung
(melalui interaksi dan interalasi) dan dalam pembangunannya di lingkungan nasional
(termasuk lokal dan propinsional), regional, serta global.
BEBERAPA PRINSIP YANG MENJADI DASAR
PERKEMBANGAN SUATU WAWASAN NASIONAL :
• Paham kekuasaan,
• Geopolitik &
• Geostrategi”.
PAHAM KEKUASAAN :
• Geopolitik berasal dari kata “Geo” atau “bumi” dan politik = kekuatan yang
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan dasar dalam menentukan alternative
kebijaksanaan untuk mewujudkan tujuan nasional.
• Sehingga geopolitik bisa diartikan sebagai politik yang tidak terlepas dari pengaruh
letak & kondisi geografis bumi yang menjadi wilayah hidup.
• Dalam hal ini maka manusia yang hidup di atasnya berperan sebagai penentu terhadap
bumi tempat dia berpijak, sebagai penentu pada tempat, wadah atau ruang di mana
mereka berada.
PAKAR-PAKAR GEOPOLITIK DAN
PENDAPATNYA :
1. Frederich Ratzel (teori ruang)
2. Rudolf Kjellen
3. Karl Haushofer
4. Sir Halford Mackinder
5. Sir Walter Raleigh & Alfred Thyer Mahan
6. W. Mitchel, A. Saversky, Givlio Douhet, dan John Frederik Charles Fuller
7. Nicholas J. Spykman
1. FREDERICH RATZEL (TEORI RUANG)
Pokok-pokok ajarannya adalah sebagai berikut:
• Dalam hal-hal tertentu pertumbuhan negara dapat dianalogikan dengan
pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang lingkup, melalui
proses lahir, tumbuh, berkembang, mempertahankan hidup, menyusut,
dan mati.
• Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok
politik dalam arti kekuatan.
• Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak
terlepas dari hukum alam.
• Batas wilayah suatu negara pada hakikatnya bersifat sementara. Apabila
ruang hidup negara sudah tidak dapat memenuhi keperluan, ruang itu
dapat diperluas dengan mengubah batas-batas negara baik secara damai
maupun melalui jalan kekerasan/perang.
2. RUDOLF KJELLEN
• Rudolf Kjellen melanjutkan teori Ratzel. Ia mengatakan bahwa negara itu tidak
saja merupakan suatu organisme, tetapi juga memiliki kemampuan intelektual.
Negara merupakan suatu sistem politik/pemerintahan yang meliputi bidang
geopolitik, ekonomi politik, demopolitik, sosial politik dan kratopolitik (politik
memerintah).
• Negara dalam mengejar kekuatan tidak boleh hanya mengikuti hukum ekspansi
saja atau bergantung pada pembekalan luar, melainkan harus mampu
berswasembada serta memanfaatkan kemajuan kebudayaan dan
teknologinya. Artinya, negara harus dapat meningkatkan kekuatan nasionalnya,
yaitu : ke dalam, untuk mencapai persatuan dan kesatuan yang harmonis, dan
ke luar, untuk memperoleh batas-batas negara yang lebih baik.
• Mengenai perebutan kekuatan kontinental dan maritim, Kjellen berpendapat
bahwa pada akhirnya kekuatan kontinental dapat mengalahkan
kekuatan maritim dan memperoleh kekuasaan pengawasan di lautan juga.
3. KARL HAUSHOFER
1. Landasan Idiil :
Landasan Idiil Wawasan Nusantara adalah
Pancasila. Hal tersebut dikarenakan Pancasila
sebagai dasar negara. Termasuk mendasari
keberadaan Wawasan Nusantara. Pelaksanaan
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara antara lain mensyukuri
anugerah konstelasi dan posisi geografi serta isi
dan potensi yang dimiliki oleh wilayah nusantara.
2. Landasan Konstitusional :
Landasan Konstitusional Wawasan Nusantara adalah
Undang-Undang Dasar 1945, karena UUD itulah
yang merupakan konstitusi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Wujudnya antara lain dalam bentuk negara kesatuan
serta penguasaan oleh negara atas bumi, air dan
dirgantara.
UNSUR DASAR WAWASAN
NUSANTARA : (WADAH, ISI,TATA LAKU)
a. Wadah (Contour) :
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara meliputi seluruh wilayah Indonesia yang
memiliki kekayaan alam dan penduduk dengan aneka
ragam budaya. Setelah menegara dalam Negara
Kesatuan republik Indonesia, Bangsa Indonesia memiliki
organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai
kegiatan kenegaraan dalam wujud suprastruktur politik.
Sementara itu, wadah dalam kehidupan bermasyarakat
adalah berbagai lembaga dalam wujud infrastruktur
politik.
2. Isi (Content) :
“Isi” adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. untuk mencapai
aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional
seperti tersebut di atas, bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan
dan kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan nasional.
Isi menyangkut dua hal essensial, yaitu :
• Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama serta pencapaian cita-
cita dan tujuan nasional
• Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek
kehidupan nasional.
3. Tata laku (Conduct) :
“Tata laku” merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi, yang
terdiri dari tata laku batiniah dan lahiriah.
• Tata laku batiniah mencerminkan jiwa, semangat, dan
mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia,
• Tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan, perbuatan, dan
perilaku dari Bangsa Indonesia.
• Keadilan berarti kesesuaian pembagian hasil dengan andil, jerih payah usaha, dan kegiatan
baik orang perorangan, golongan, kelompok, maupun
3. KEJUJURAN
• Solidaritas memerlukan rasa setia kawan, mau memberi dan berkorban bagi orang lain
tanpa meninggalkan ciri dan karakter budaya masing-masing.
5. KERJA SAMA
• Kerja sama berarti adanya koordinasi, saling pengertian yang didasarkan atas
kesetaraan sehingga kerja kelompok, baik kelompok yang kecil maupun
kelompok yang lebih besar, dapat tercapai demi terciptanya sinergi yang lebih
baik.
6. KESETIAAN TERHADAP
KESEPAKATAN BERSAMA