Anda di halaman 1dari 17

JOURNAL READING

A Systematic Review of The Clinical


Presentation, Diagnosis, and Treatment
of Small Bowel Obstruction
Srinivas R. Rami Reddy1 & Mitchell S. Cappell

Pembimbing : KOMBES POL, Dr. A. Munir, Sp.Rad


Disusun oleh : Dhana Fitria Sari (1102014071)
PENDAHULUAN
• SBO menjadi alasan tersering pasien masuk ke rumah sakit, serta
Pertama morbiditas dan kematian pasien di rumah sakit.

• Hal ini tidak hanya berkaitan dengan ahli digestif dan ahli bedah digestif
Kedua saja tapi juga berkaitan dengan ahli radiologi gastrointestinal dan
intensivis dalam mendiagnosis dan tatalaksana SBO.

• Algoritma untuk pengelolaan SBO baru-baru ini berubah dengan peran


Ketiga diagnostik dari CT Scan Abdomen dan meningkatnya peran operasi
laparoskopi dibandingkan dengan operasi terbuka, dengan 29% kasus
SBO karena adhesi saat ini ditangani dengan laparoskopi.
[CONT.] PENDAHULUAN

Penanganan dan diagnosis yang tepat pada SBO penting untuk menghindari operasi yang
tidak perlu pada SBO sehingga dapat menurunkan angka kesakitan pasien dan
menghindari keterlambatan dalam operasi yang diperlukan untuk menurunkan angka
kematian.
EPIDEMIOLOGI

Meskipun terdapat kemajuan dalam tindakan laparoskopi, adhesi abdomen masih


merupakan etiologi yang tersering dari SBO, terdiri dari 60-70% dari kasus. Komplikasi
terkait adhesi sebanyak 20% dari readmissions dalam 1 tahun dan 30% dari readmissions
dalam 10 tahun setelah operasi abdomen.
PATOFISIOLOGI

Dalam SBO, usus kecil melebar dari proksimal ke obstruksi akibat akumulasi udara yang
tertelan atau cairan usus. Stasis usus menghasilkan lebih banyak gas usus dari proliferasi
bakteri dan fermentasi makanan yang dicerna. Gangguan ini menyebabkan edema dinding usus
yang menyebabkan hilangnya fungsi penyerapan cairan di lumen usus.

Dilatasi usus progresif melemahkan kekuatan dan menipiskan dinding usus, namun
meningkatkan ketegangan dalam lumen usus. Dengan hal ini dan integritas dinding yang
berkurang karena iskemia sehingga meningkatkan perforasi usus, yang risikonya meningkat
seiring dengan lamanya terapi medis yang gagal dan terdapatnya kerusakan klinis.
MANIFESTASI KLINIS

Klinis bervariasi tergantung pada Tetrad klinis SBO


keparahan, lokasi, durasi, dan etiologi
obstruksi. SBO yang lebih parah Kolik abdomen
memanifestasikan lebih banyak manifestasi
klinis klasik dan spesifik. Mual dan muntah

Distensi abdomen

Konstipasi-obstipasi progresif
FOTO POLOS ABDOMEN

Foto polos abdomen pada pasien dengan SBO


biasanya menunjukkan dilatasi usus kecil yang
tidak proporsional dibandingkan dengan usus
besar. Dilatasi usus kecil digambarkan dengan
dengan diameter ≥3 cm.
Tanda-tanda SBO pada foto polos abdomen posisi berdiri tegak atau lateral dekubitus
terdapat gambaran multiple air fluid level dengan panjang ≥2,5cm, differential air fluid level (jarak
antara level >5mm) di loop usus halus, dan sedikit sisa gas yang terperangkap di paling atas
dari lipatan antara valvulae conniventes dalam loop usus yang berisi cairan (Gambar A), dengan
gambaran seperti untaian manik-manik yang disebut tanda “string of beads sign“ (Gambar B)
Gambaran foto polos abdomen posisi
supine pada pasien dengan gambaran “flare”
pada chronis ileocolonic Chron’s Disease
menunjukkan sejumlah distensi, air filled, loop
usus halus, diameter 3,4cm tanpa dilatasi
loop usus besar. Gambaran foto polos ini
menunjukkan pasien dengan curiga
mengarah ke SBO.
CT SCAN ABDOMEN

Gambaran radiologis dengan sugestif SBO berupa dilatasi loop


usus halus proksimal (loop usus kecil yang collapsed dan tanpa gas)
dan distal (titik transisi mendadak antara segmen usus)

Kriteria mayor: dilatasi usus kecil


dengan diameter ≥3 cm tanpa
dilatasi kolon yang signifikan Kriteria minor: air fluid level dan
(yaitu, diameter kolon <6 cm) kolon yang de-terkompresi.
dan berupa titik transisi dari
dilatasi ke usus kecil yang kolaps.
CT SCAN ABDOMEN

Gastrografin adalah berupa solusi radiopak yang larut dalam air yang mengandung campuran
168 g/100 ml diatrizoate meglumine dan 10g/100 ml natrium diatrizoat.
Kontras oral diminum antara 1-4 jam sebelum tindakan untuk memungkinkan menampilkan
gambaran opasitas dari usus halus dan bagian kontras ke dalam usus besar. Gambaran kontras
di usus besar <24 jam setelah penggunaan kontras menunjukkan tidak diperlukannya tindakan
pembedahan pada SBO, dengan sensitivitas 92% dan spesifisitas 93%. Sebaliknya, kegagalan
gastrografin untuk mencapai sekum dalam 24 jam menunjukkan dugaan obstruksi usus total
yang memerlukan pembedahan.
TEMUAN CT SCAN ABDOMEN

Gambaran potongan axial CT Scan Abdomen


dengan kontras oral dan IV pada pasien yang sama
dengan gambaran “flare” pada chronic ileocolon
Chron Disease menunjukkan gambaran dilatasi
yang prominen SBO dengan diameter loop usus
halus 3,4cm penyempitan lumen proksimal yang
parah ke ileum terminalis (panah).
Pada ileum terminalis menunjukkan gambaran
aktif dari penebalan lingkaran dinding lumen yang
edema dan hyperemia mukosa akibat inflamasi
Titik transisi pada pasien dengan nonstrangulasi SBO dapat
memprediksi hasil yang signifikan dari kebutuhan operasi, tetapi
hal ini kontroversial.
Obstruksi complete menunjukkan diameter lumen yang tidak
sesuai antara usus kecil proksimal dan distal yang berdekatan
titik transisi dengan collapsednya usus kecil distal dan usus besar,
dan tidak ada bagian udara atau cairan di luar titik transisi.
Obstruksi incomplete high-grade menunjukkan diameter lumen
yang tidak beraturan antara proksimal dan distal usus halus yang
berdekatan dengan titik transisi dengan bagian udara atau cairan
ke usus halus distal dan colon ascenden.
Titik transisi, di mana loop usus tiba-tiba berubah
melebar menjadi kolaps, yang menunjukkan obstruksi Obstruksi high-grade mengarah ke kegagalan tatalaksana non-
operatif dan menunjukkan dibutuhkannya operasi sedini
mungkin.
Gambaran CT Scan Abdomen pada iskemia intestinal
1 Penebalan dinding (3mm)
2 Edema mesentrik
3 Cairan pada rongga mesenter dan atau rongga peritoneal
4 Peningkatan (atau penurunan) enhancement dinding usus
5 Sumbatan pada pembuluh mesentrik
6 Pembengkakan vena mesentrika
7 Whirl sign
8 Obstruksi volvulus
9 Pneumatosis intestinalis
10 Gas pada vena mesentrika
11 Gas pada vena portal
MRI

Pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) lebih lama, mahal, ketersediaannya


terbatas namun kualitas gambar lebih baik daripada CT Scan. Pasien yang mengalami
kesulitan dalam menahan napas saat MRI lebih cocok menjalani pemeriksaan CT Scan.
Selain itu, CT Scan lebih dipilih pada kondisi darurat karena mendeteksi perforasi lebih
akurat dan cepat dari MRI dan dapat eksklusikan secara klinis kelainan patologi
ekstrainestinal yang dapat menyebabkan akut abdomen. MRI usus halus diindikasikan
untuk pasien dengan Crohn disease, untuk pasien dengan kekhawatiran tentang radiasi
seperti anak-anak, pasien dengan kontraindikasi untuk CT seperti pasien hamil, dan pasien
dengan low grade SBO.
USG ABDOMEN

USG Abdomen adalah pemeriksaan non-invasive dan tanpa paparan radiasi (alternatif bagi pasien hamil
dan anak-anak). Memiliki sensitivitas 83% dan spesifisitas 100% untuk diagnosis SBO tetapi memiliki
kemampuan rendah untuk mengidentifikasi etiologi obstruksi karena udara yang menetap di dalam
lumen usus pada awal obstruksi.
Etiologi yang sering diidentifikasi dengan USG Abdomen diantaranya hernia eksternal, intususepsi, tumor,
ascariasis, sindrom arteri mesenterika superior, benda asing, dan Crohn disease. Temuan USG Abdomen
yang menunjukkan perlunya operasi mendesak diantaranya cairan bebas intraperitoneal, ketebalan
dinding> 4 mm, dan penurunan atau hilangnya peristaltik pada usus yang tersumbat secara mekanis.
Tanda-tanda dari USG Abdomen dengan loop usus akinetik, penebalan hyperechoic mesenterium yang
melekat, dan cairan peritoneum bebas merupakan suatu khas dari strangulasi.
KESIMPULAN

Jurnal ini secara sistematis mengenai SBO, dengan fokus khusus pada perubahan dalam
mendiagnostik dan terapi bedah. SBO biasanya menghasilkan tetrad gejala berupa kolik
abdomen, mual dan muntah, distensi abdomen, dan progresif konstipasi-obstipasi.
Pasien harus dilakukan terapi pembedahan, dengan konsultasi oleh tim spesialis. Setelah
tatalaksana awal, CT Scan abdomen dilakukan dengan menggunakan kontras gastrografin
IV dan oral untuk mendiagnosis SBO, menentukan apakah SBO complete atau incomplete,
mendeteksi etiologi SBO, mengidentifikasi titik transisi, dan mendeteksi tanda-tanda
iskemia usus.
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai