• Hal ini tidak hanya berkaitan dengan ahli digestif dan ahli bedah digestif
Kedua saja tapi juga berkaitan dengan ahli radiologi gastrointestinal dan
intensivis dalam mendiagnosis dan tatalaksana SBO.
Penanganan dan diagnosis yang tepat pada SBO penting untuk menghindari operasi yang
tidak perlu pada SBO sehingga dapat menurunkan angka kesakitan pasien dan
menghindari keterlambatan dalam operasi yang diperlukan untuk menurunkan angka
kematian.
EPIDEMIOLOGI
Dalam SBO, usus kecil melebar dari proksimal ke obstruksi akibat akumulasi udara yang
tertelan atau cairan usus. Stasis usus menghasilkan lebih banyak gas usus dari proliferasi
bakteri dan fermentasi makanan yang dicerna. Gangguan ini menyebabkan edema dinding usus
yang menyebabkan hilangnya fungsi penyerapan cairan di lumen usus.
Dilatasi usus progresif melemahkan kekuatan dan menipiskan dinding usus, namun
meningkatkan ketegangan dalam lumen usus. Dengan hal ini dan integritas dinding yang
berkurang karena iskemia sehingga meningkatkan perforasi usus, yang risikonya meningkat
seiring dengan lamanya terapi medis yang gagal dan terdapatnya kerusakan klinis.
MANIFESTASI KLINIS
Distensi abdomen
Konstipasi-obstipasi progresif
FOTO POLOS ABDOMEN
Gastrografin adalah berupa solusi radiopak yang larut dalam air yang mengandung campuran
168 g/100 ml diatrizoate meglumine dan 10g/100 ml natrium diatrizoat.
Kontras oral diminum antara 1-4 jam sebelum tindakan untuk memungkinkan menampilkan
gambaran opasitas dari usus halus dan bagian kontras ke dalam usus besar. Gambaran kontras
di usus besar <24 jam setelah penggunaan kontras menunjukkan tidak diperlukannya tindakan
pembedahan pada SBO, dengan sensitivitas 92% dan spesifisitas 93%. Sebaliknya, kegagalan
gastrografin untuk mencapai sekum dalam 24 jam menunjukkan dugaan obstruksi usus total
yang memerlukan pembedahan.
TEMUAN CT SCAN ABDOMEN
USG Abdomen adalah pemeriksaan non-invasive dan tanpa paparan radiasi (alternatif bagi pasien hamil
dan anak-anak). Memiliki sensitivitas 83% dan spesifisitas 100% untuk diagnosis SBO tetapi memiliki
kemampuan rendah untuk mengidentifikasi etiologi obstruksi karena udara yang menetap di dalam
lumen usus pada awal obstruksi.
Etiologi yang sering diidentifikasi dengan USG Abdomen diantaranya hernia eksternal, intususepsi, tumor,
ascariasis, sindrom arteri mesenterika superior, benda asing, dan Crohn disease. Temuan USG Abdomen
yang menunjukkan perlunya operasi mendesak diantaranya cairan bebas intraperitoneal, ketebalan
dinding> 4 mm, dan penurunan atau hilangnya peristaltik pada usus yang tersumbat secara mekanis.
Tanda-tanda dari USG Abdomen dengan loop usus akinetik, penebalan hyperechoic mesenterium yang
melekat, dan cairan peritoneum bebas merupakan suatu khas dari strangulasi.
KESIMPULAN
Jurnal ini secara sistematis mengenai SBO, dengan fokus khusus pada perubahan dalam
mendiagnostik dan terapi bedah. SBO biasanya menghasilkan tetrad gejala berupa kolik
abdomen, mual dan muntah, distensi abdomen, dan progresif konstipasi-obstipasi.
Pasien harus dilakukan terapi pembedahan, dengan konsultasi oleh tim spesialis. Setelah
tatalaksana awal, CT Scan abdomen dilakukan dengan menggunakan kontras gastrografin
IV dan oral untuk mendiagnosis SBO, menentukan apakah SBO complete atau incomplete,
mendeteksi etiologi SBO, mengidentifikasi titik transisi, dan mendeteksi tanda-tanda
iskemia usus.
Thankyou