Kelompok 13
Sistem Persarafan
Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang disebut
neuron dan jaringan penunjang yang disebut neuroglia .
Tersusun membentuk sistem saraf pusat (SSP) dan
sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri atas otak dan
medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi merupakan
susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan ke dan
dari sistem saraf pusat. Sistem persarafan berfungsi
dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui
berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap mencapai
keseimbangan
Bagian bagian yang menyusun otak
1. Otak elsternal
2. Medula oblongata
3. Pons
4. Otak tengah
Sistem saraf kranial
Dalam posisi duduk : kaki tergantung dan rileks Dalam posisi berbaring :
tangan atau lengan bawah pemeriksa ditaruh dibawah lutut pasien, refleksi
sendi lutut kira-kira 20 derajat, sedangkan tumit pasien harus tetap berada di
atas tempat tidur. Bila perlu tangan pemeriksa diganti bantal supaya
kontraksi otot disamping terlihat dapat diraba pula. Palu reflek diketokan
diatas tendon lutut berganti-gatnti kanan dan kiri.
Hasil : Pasien yang dapat mengenal semua zat dengan baik disebut
daya cium baik (normosmi). Bila daya cium kurang disebut hiposmi dan
bila tidak dapat mencium sama sekali disebut anosmi.
Hasil :
• Pada pasien dengan pemeriksaan ketajaman pengelihatan jika pasien tidak
bisa membaca kurang dari 6\6 maka pasien menderita miopi
• Pada pemeriksaan lapang pengelihatan untuk mengetahui seberapa jauh
lapang pandang pasien dan mengetahui apakah ada indikasi pasien
memiliki masalah pada mata salah satunya yaitu glaukoma.
Lanjutan…
3. Nervus Okulomotorikius/N III (motorik)
Hasil : Pupil mata yang terkena cahaya senter secara tiba-tiba akan
mengecil dibanding pupil mata yang tidak terkena cahaya dari senter. Mata
yang terkena cahaya secara tiba-tiba akan mengecil secara cepat dan iris
mendekat secara cepat, sedangkan mata yang tidak terkena.
Lanjutan…
5. Nervus Trigeminus/N V (motorik dan sensorikk)
Hasil :
• Refleks hentakan rahang (jaw jerk reflect) dapat diperiksa dengan meminta
pasien merilekskan otot rahangnya dan membuka sedikit mulut. Pemeriksa
menempatkan ibu jari ke dagu pasien dan memukulkan palu refleks dengan
ibu jari pasien sebagai alasnya. Refleks yang normal adalah pasien sedikit
megatupkan mulutnya setelah mendapatkan rangsangan.
Lanjutan…
6. Nervus Abdusens/N VI (motorik)
Hasil : Normal bila klien dapat melakukannya dengan baik, bila tidak
dapat kemungkinan klien mengalami parase.