PERATURAN PERATURAN
INTERNASIONAL KELUAR MASUK KE
NEGARA LAIN DALAM BIDANG
KESEHATAN
UNDANG UNDANG
02 KARANTINA
UNDANG UNDANG NOMOR 1
TAHUN 1962 (LAUT)
UNDANG UNDANG NOMOR 2
TAHUN 1962 (UDARA)
UNDANG UNDANG
TENTANG HAJI
(DEPKES)
A. UNDANG UNDANG TENTANG HAJI
• Izin lepas diberikan oleh dokter pelabuhan setelah dilakukan pemeriksaan dan
terdapat bahwa pesawat udara itu sehat atau kalau segala tindakan yang
dianggap perlu oleh dokter pelabuhan telah selesai dilakukan.
• Terhadap pesawat udara angkatan bersenjata pemeriksaan kesehatan dapat
diganti dengan keterangan-keterangan tertulis atas pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan oleh dokter pelabuhan; keterangan-keterangan tertulis itu
dibuat oleh komandan pesawat udara tersebut.
• Jika keterangan-keterangan yang dimaksudkan pada ayat (2) berdasarkan
pendapat/pertimbangan dokter pelabuhan tidak mencukupi, maka dilakukan
pemeriksaan kesehatan.
• Izin terbatas diberikan kalau semua tindakan yang dianggap perlu oleh dokter
pelabuhan tidak dapat dilakukan dipelabuhan udara tersebut.
UNDANG UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1962 (UDARA)
TATA-CARA DAN TINDAKAN KARANTINA (KEDATANGAN)
• Pesawat udara dari luar negeri hanya diperbolehkan mendarat dipelabuhan udara
internasional dan pelabuhan udara dalam negeri yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
• Pesawat udara yang berasal dari suatu tempat yang terjangkit demam kuning hanya
diperbolehkan mendarat disuatu pelabuhan udara internasional yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan untuk pendaratan tersebut.
• Kepada pesawat udara yang tidak mau tunduk pada peraturan karantina, tidak diberikan "Izin
lepas"; kepadanya diperintahkan supaya berangkat lagi atas tanggungan sendiri dan tidak
diizinkan mendarat dipelabuhan lain di Indonesia.
• Pesawat udara diizinkan mengambil bahan bakar, air dan bahan makanan dibawah
pengawasan dokter pelabuhan.
• Pesawat udara yang terjangkit demam kuning, terhadapnya harus dilakukan tindakan
karantina
UNDANG UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1962 (UDARA)
TATA-CARA DAN TINDAKAN KARANTINA (KEDATANGAN)
• Dokter pelabuhan berhak memeriksa tiap penumpang dan keadaan kesehatan pada tiap
pesawat udara yang berada dipelabuhannya.
• Nachoda dan awak pesawat udara membantu dan memberi segala keterangan atas sumpah
yang diminta oleh dokter pelabuhan.
• Pemeriksaan kesehatan oleh dokter pelabuhan terhadap suatu pesawat udara dilakukan
secepat mungkin.
• Pada waktu pesawat udara datang, orang yang terjangkit dapat dikeluarkan dari pesawat
udara dan diasingkan; jika diminta oleh nachoda, hal ini adalah suatu keharusan.
• Dokter pelabuhan dapat melakukan pengawasan karantina terhadap seorang tersangka.
• Pengawasan karantina ini tidak boleh diganti dengan isolasi, kecuali bila dokter pelabuhan
berpendapat,bahwa kemungkinan penularan oleh sitersangka besar sekali
UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1962 (LAUT)
• Dipelabuhan Indonesia, yang ditetapkan terjangkit penyakit karantina, ditempatkan
untuk kapal tanda-tanda karantina sebagai berikut :
• pada siang hari; bendera Q (kuning);
• pada malam hari; dua lampu putih, yang satu ditempatkan diatas yang lain, dengan jarak dua
meter yang tampak dari jarak dua mil.
• Terhadap penyakit karantina kapal digolongkan dalam
kapal sehat;
kapal terjangkit;
kapal tersangka
• Untuk pemeriksaan kesehatan dan pelaksanaan tindakan karantina Menteri
Kesehatan menggolongkan pelabuhan-pelabuhan Indonesia dalam:
• Pelabuhan karantina kelas I, dimana dokter pelabuhan dapat menyelenggarakan tindakan
karantina sepenuhnya.
• Pelabuhan karantina kelas II, dimana dokter pelabuhan dapat menyelenggarakan sebagian dari
tindakan karantina.
• Pelabuan bukan pelabuhan karantina, dimana sama sekali tidak dapat diselenggarakan
tindakan karantina.
UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1962 (LAUT)
• DOKUMEN KESEHATAN
• Pemeriksaan kesehatan atas suatu kapal oleh dokter pelabuhan dilakukan secepat mungkin kecuali kalau
keadaan cuaca tidak mengizinkan.
• Urutan pemeriksaan ditetapkan dokter pelabuhan.
• Nakhoda kapal menyampaikan segala keterangan kepada dokter pelabuhan dan memberi segala bantuan
yang diminta oleh penjabat tersebut. Jika dkapal bekerja seorang dokter kapall maka dokter tersebut ikut
serta melakukan pemeriksaan kesehatan
• Keterangan mengenai keadaan kesehatan kapal diberikan oleh nakhoda (dan jika ada dokter kapal, juga oleh
dokter tersebut) atau dokter kapal di bawah sumpah kepada dokter pelabuhan.
• Pada waktu kapal tiba di pelabuhan orang yang terjangkit dapat diturunkan dari kapal dan diasingkan; jika
diminta oleh nakhoda, hal ini adalah suatu keharusan.
• Dokter pelabuhan dapat melakukan pengawasan karantina terhadap seorang tersangka.
• Pengawasan karantina ini tidak boleh diganti dengan isolasi, kecuali bila dokter pelabuhan berpendapat,
bahwa kemungkinan penularan oleh siter sangka besar sekali.
• Terhadap kapal Angkatan Bersenjata pemeriksaan kesehatan dapat diganti dengan keterangan- keterangan
tertulis atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh dokter pelabuhan; keterangan- keterangan tertulis itu
dibuat oleh komandan kapal tersebut.
• Jika keterangan-keterangan berdasarkan pendapat/pertimbangan dokter pelabuhan tidak mencukupi, maka
dilakukan pemeriksaan kesehatan.
UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1962 (LAUT)
TATA-CARA DAN TINDAKAN KARANTINA
TERIMAKASIH