Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

Andri Ade Saputra


Nisa Widiya Wardani
Egidia Eka rika
Uray Annisya Defia Putri

Pembimbing : dr. Nadiah Sp.KK.,M.Kes September 2018


Gejala awal yaitu gejala Tujuan dari pengobatan
adalah menekan inflamasi,
Radang kulit akut dan prodromal sistemik
nyeri dan infeksi.
setempat ditandai adanya Faktor resiko: disfungsi imun (demam, pusing, malaise)
Pengobatan zoster akut
rasa nyeri radikuler selular, usia lanjut dan lokal ( nyeri otot,
mempercepat
unilateral serta timbulnya Immunosupresif , yaitu : HIV, tulang, gatal dan pegal).
penyembuhan,
lesi vesikuler yang transplantasi sumsum tulang, Manifestasinya ditandai
mengkontrol sakit, dan
terbatas pada dermatom leukimia dan limfoma, dengan rasa sakit, pruritus
mengurangi resiko
yang dipersarafi serabut penggunaan kemoterapi pada dan eritema dalam waktu
komplikasi.
spinal maupun ganglion kanker, dan penggunaan singkat menjadi vesikel
Pengobatan herpes zoster
serabut saraf sensorik dari kortikosteroid berkelompok pada dasar
yang eritematosa dan yaitu dengan terapi
nervus kranialis.
sistemik dan topikal
edema
Identitas Pasien

Tn. Karyawan jl.


50 tahun Laki-laki Temanggung, Islam
Ischanul Swasta Tegal

Status : Menikah
Anamnesis

Anamnesis

Autoanamnesis
03/09/2018, Pukul 10.45
WIB di Poli klinik kulit dan
kelamin RSUD Kardinah
Keluhan
Utama Terdapat bintil – bintil
berkelompok berisi
cariran di daerah kepala
belakang, leher belakang
dan depan sebelah kanan
sejak 2 hari SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang

• Nyeri dan kaku pada kepala sebelah kanan, Nyeri dan kaku
dirasakan terus-menerus. Pasien juga merasakan sedikit gatal
pada kepala sebelah kanan.
3 Hari SMRS • tidak disertai demam

• muncul kemerahan yang semakin lama muncul bintil-bintil


berkelompok berisi cairan pada kepala dan leher bagian belakang
sebelah kanan pasien. Nyeri, kaku dan gatal masih dirasakan
2 Hari SMRS pasien.

• kemerahan dan bintil – bintil berkelompok yang berisi cairan


meluas ke daerah leher bagian depan sebalah kanan. Nyeri
1 hari SMRS semakin memberat, kaku dan gatal masih dirasakan pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang serupa sebelumnya
• Riwayat Alergi (-)
• Riwayat Hipertensi (-)
• Riwayat Diabetes mellitus (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


• Tidak ada yang mengalami keluhan serupa pada anggota keluarga
• Riwayat Alergi (-)
• Riwayat Hipertensi (-)
• Riwayat Diabetes mellitus (-)

Riwayat Kebiasan
• Pasien tidak mempunyai kebiasaan merokok dan jarang berolahraga
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
• Kesan sakit : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital
Tensi : 130/90 mmHg
Nadi : 92x/menit
Pernafasan :20x/menit
Suhu : 36.7˚C
Status Generalis

Kepala : Normosefali, simetris, tidak ada


deformitas, rambut hitam dan distribusi merata,
terdapat eritema dan lesi kulit di regio occipitalis
dekstra.
Wajah
Mata Thoraks
Telinga Abdomen
Dalam Batas Genitalia
Hidung Normal
Bibir Kelenjar getah bening
Mulut Ekstremitas atas dan bawah
Lidah
Tenggorokan
Leher : Tidak edema dan massa, tidak teraba
pembesaran tiroid maupun kelenjar getah bening,
terdapat eritema dan lesi kulit di regio cervicalis
anterior (trigonum submandibula) dan region
cervicalis posterior.
• Distribusi : Regional, Unilateral
• Regio : occipitalis posterior,
cervikalis anterior (trigonum
submandibula) dan cervikalis posterior
Status Dekstra.
Dermatologis • Lesi : Multiple, bentuk bulat,
penyebaran zosteriform, ukuran 3-10 mm,
batas tegas menimbul dari permukaan
kulit.
• Efloresensi : Eritematous dan Vesikel
Pemeriksaan
penunjang
• Tidak dilakukan
Seorang pasien laki – laki 50 tahun, sudah menikah dan bekerja sebagai
karyawan swasta pda tanggal 03 September 2018 pukul 10.45 WIB datang ke
poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Kardinah dengan keluhan Terdapat bintil – bintil
berkelompok berisi cariran di daerah kepala belakang, leher belakang dan depan
R sebelah kanan sejak 2 hari SMRS. Sebelum muncul bintil-bintil berkelempok,
pasien merasakan nyeri dan kaku pada kepala sebelah kanannya sejak 3 hari
E SMRS. Nyeri dan kaku dirasakan terus-menerus. Pasien juga merasakan sedikit
gatal pada kepala sebelah kanan.

S 2 hari SMRS, muncul kemerahan dan semakin lama muncul bintil-bintil


berkelompok berisi cairan pada kepala dan leher bagian belakang sebelah kanan.
Nyeri, kaku dan gatal masih dirasakan pasien.
U 1 hari SMRS, kemerahan dan bintil – bintil berkelompok yang berisi
cairan meluas ke daerah leher bagian depan sebalah kanan. Nyeri semakin
M memberat, kaku dan gatal masih dirasakan pasien. Pasien sudah berobat ke
puskesmas terdekat sebelumnya, dan diberi obat racikan dan antinyeri yaitu
E kalium diklofenak dan Diazepam.
Pada pemeriksaan Fisik, status generalis didapatkan eritema dan lesi di
region occipitalis dekstra, cervikalis posterior ( trigonum submandibula) dan
cervikalis posterior dekstra. Status Dermatologis distribusi regional, unilateal.
tampak Lesi Vesikel Multiple, bentuk bulat, penyebaran zosteriform, ukuran 3-
10 mm, batas tegas menimbul dari permukaan kulit, disertai eritematous.
Diagnosis
Banding

Herpes
Simpleks

Varicella Diagnosis
Kerja

Herpes
Zoster
Pemeriksaan
Penunjang

Tzank
test
Penatalaksanaan

Non- medikamentosa Medikamentosa


• Istirahat yang cukup • Sistemik
• Edukasi mengenai penyakit dan • Antiviral : Asiklovir 800mg, 5x/hari
penatalaksanaan herpes zoster (setiap 4 jam) selama 7 hari
• Jaga luka agar tetap bersih dan Kering • Analgesik : - Asam mefenamat 3 x
• Dianjurkan memakai pakaian yang longgar 500 mg / Diazepam 3 x 5 mg / kalium
dari bahan yang menyerap keringat dan diclofenak 3 x 50mg
lembut • Topikal
• Dianjurkan untuk mencegah hal-hal yang • Bedak dingin dengan tujuan protektif
dapat mebuat vesikel pecah, seperti untuk mencegah pecahnya vesikel agar
menggaruk. tidak terjadi infeksi sekunder
Prognosis

Quo ad Vitam : ad bonam


Quo ad fungtionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
Analisis Masalah
Anamnesis :
• Nyeri dan kaku di occipitalis
dextra sejak 3 hari SMRS
• Distribusi : Regional, Unilateral
• Muncul eritema dalam waktu • Regio : occipitalis posterior,
cervikalis anterior (trigonum
singkat menjadi vesikel submandibula) dan cervikalis
berkelompok di daerah occipitalis posterior Dekstra.
Pemeriksaan
• Lesi : Multiple, bentuk bulat,
dextra dan cervicalis posterior 2 Fisik penyebaran zosteriform, ukuran
3-10 mm, batas tegas menimbul
hari SMRS dari permukaan kulit.
• Efloresensi : Eritematous dan
• 1 hari SMRS, eritema dan vesikel Vesikel
menyebar ke daerah cervicalis
anterior (trigonum
submandibularis)
THANK YOU
Tinjauan
Pustaka
Epidemiologi

2232 Kasus

Di Indonesia di dapatkan total 2232 pasien pada 13 rumah


sakit pendidikan pada tahun 2011-2013 dan Puncak kasus
terjadi pada usia 45-64 (usia lanjut) yang merupakan salah satu faktor risiko
yang kuat pada Herpes Zoster.
Faktor resiko utama adalah disfungsi imun selular. Pasien imunosupresif,
termasuk “human immunodeficiency virus” (HIV), transplantasi sumsum
tulang, leukimia dan limfoma, penggunaan kemoterapi pada kanker, dan
penggunaan kortikosteroid.
Definisi
•Radang kulit akut dan setempat ditandai
adanya rasa nyeri radikuler unilateral

•Lesi vesikuler yang terbatas pada


dermatom yang dipersarafi serabut spinal
maupun ganglion serabut saraf sensorik dari
nervus kranialis.

• Infeksi ini merupakan reaktivasi virus


varisela zoster dari infeksi endogen yang
menetap dalam bentuk laten setelah infeksi
primer oleh virus
Etiologi

Varicella zoster virus (VZV)


Patofisiologi
•Stadium prodromal :
Sistemik (Demam, Pusing, Malaise). Lokal (nyeri,
gatal, pegal)

Manifestasi •Stadium erupsi :


Eritama dalam waktu singkat menjadi vesikel yang

Klinis
berkelompok berisi cairan dengan dasar eritomatosa
dan edema

•Stadium krustasi :
Vesikel menjadi purulen, mengalami krustasi dan
lepas dalam waktu 1-2 minggu.
Menurut lokasi Lesinya

Herpes zoster oftalmikus


•Infeksi yang mengenai bagian ganglion
gasseri yang menerima serabut saraf dari
cabang ophtalmicus saraf trigeminus (N.V),
ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.

•Infeksi diawali dengan nyeri kulit pada satu


sisi kepala dan wajah disertai gejala
prodromal seperti malaise, demam ringan.
Fotofobia, banyak kelar air mata, kelopak
mata bengkak dan sukar dibuka
Herpes zoster fasialis

infeksi yang mengenai bagian ganglion gasseri yang


menerima serabut saraf fasialis (N.VII)

Herpes zoster brakialis

Infeksi yang mengenai pleksus brakialis


Herpes zoster torakalis Herpes zoster Sakralis

infeksi yang mengenai pleksus infeksi yang mengenai pleksus


torakalis sakralis

Herpes zoster Lumbalis


infeksi yang mengenai pleksus
lumbalis
Penegakkan Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Anamnesis Pemeriksaan
•Stadium prodromal :
Distribusi : Regional, penunjang
Unilateral
Sistemik (Demam, Pusing, Regio
Malaise). Lokal (nyeri, gatal, •Test tzank
Lesi : Multiple, bentuk
pegal) •Test serologi
bulat, penyebaran
•Pemeriksaan
zosteriform, ukuran 3-10
•Stadium erupsi : histopatologi
mm, batas tegas menimbul
Eritama dalam •Isolasi virus dengan
s waktu dari permukaan kulit.
singkat menjadi vesikel yang kultur jaringan dan
Efloresensi : Eritematous
berkelompok berisi cairan identifikasi morfologi
dan Vesikel
dengan dasar eritomatosa dengan mikroskop
dan edema elektron.
•Pemeriksaan antigen
•Stadium krustasi : dengan imunofluoresen
Vesikel menjadi purulen dan
mengalami krustasi
Diagnosis Banding

•Herpes Simpleks
predileksinya dapat muncul di daerah genital. pada wanita antara lain labium
mayor, labium minor, klitoris, vagina, serviks dan anus. Pada laki-laki antara lain di
batang penis, glans penis dan anus. Ekstragenital yaitu hidung, bibir, lidah,
palatum dan faring. Dan mempunyai riwayat sering berganti pasangan.

•Varicella
Muncul vesikel tidak berkelompok
Tatalaksana
Obat Antivirus SISTEMIK
•Asiklovir ,valasiklovir dan famsiklovir.
•Asiklovir bekerja sebagai inhibitor DNA polimerase pada virus. Asiklovir Sebaiknya pada
3 hari pertama sejak lesi muncul. Dosis peroral 5×800 mg/hari selama 7 hari, intravena
hanya digunakan pada pasien yang imunokompromise.
•Valasiklovir diberikan 3×1000 mg/hari selama 7 hari, karena konsentrasi dalam plasma
tinggi.
•Famsiklovir bekerja sebagai inhibitor DNA polimerase. Famsiklovir diberikan 3×200
mg/hari selama 7 hari.

Analgetik
•Asam mefenamat
•Dosis 1500 mg/hari diberikan sebanyak 3 kali, atau dapat juga dipakai seperlunya ketika
nyeri muncul.

Kortikosteroid
•Indikasi pemberian kortikostreroid ialah untuk Sindrom Ramsay Hunt.
•Pemberian harus sedini mungkin untuk mencegah terjadinya paralisis.
•prednison dengan dosis 3×20 mg/hari, setelah seminggu dosis diturunkan secara bertahap.
Topikal
•Jika masih stadium vesikel diberikan bedak dingin dengan
tujuan protektif untuk mencegah pecahnya vesikel agar
tidak terjadi infeksi sekunder.
•Bila erosive diberikan kompres terbuka.
•Kalau terjadi ulserasi diberikan salap antibiotic seperti
gentamisin, flucedic.
Komplikasi

•Neuralgia paska herpetik.


Rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan, dapat berlangsung selama
berbulan-bulan sampai beberapa tahun. Nyeri bisa dirasakan terus-menerus atau hilang
timbulndan bisa semakin memburuk pada malam hari atau jika terkena panas maupun
dingin.

•Infeksi sekunder.
Pada Penderita yang disertai defisiensi imunitas, infeksi H.I.V., keganasan, atau berusia
lanjut dapat disertai komplikasi. Vesikel sering manjadi ulkus dengan jaringan nekrotik.

•Kelainan pada mata.


Infeksi virus varicella zoster pada cabang pertama pada nervus trigeminus (N.
Ophtalmicus) sehingga menimbulkan kelainan pada mata. Selain itu, virus dapat
menyerang cabang kedua (N.Maxilaris) dan cabang ketiga (N.Mandibularis) yang
menyebabkan kelainan kulit pada daerah persarafannya. Kelainan yang muncul dapat
berupa: ptosis paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioratinitis dan neuritis optic.
•Ramsay Hunt Sindrom
Paralisa wajah akut yang disertai dengan vesikel-vesikel
virus herpes zoster pada kulit telinga, liang telinga ataupun
keduanya, diakibatkan oleh gangguan nervus fasialis dan
nervus optikus, sehingga memberikan gejala paralisa otot
muka ( paralisa bell ), kelainan kulit yang sesuai dengan
tingkat ;persarafan, tinitus, vertigo, gangguan
pendengaran, nistagmus dan nausea juga terdapat
gangguan pengecapan. Herpes zoster ini terjadi bila
mengenai ganglion genikulatum.

•Paralisis motorik
Terjadi akibat perjalanan virus secara kontinuitatum dari
ganglion sensorik ke sistem saraf yang berdekatan.
Prognosis

Umumnya baik, pada herpes


zoster oftalmikus prognosis
bergantung pada tindakan
perawatan secara dini.

Anda mungkin juga menyukai