2 Kelompok 7A
Angkatan 2015
TERMINOLOGI
DOA : Death on Arrival, Pasien datang telah meninggal ketika sampai di rumah sakit
Visum : Laporan tentang apa yang dilihat untuk kegunaan peradilan
PERTANYAAN
Apa Kemungkinan Hasil Visum Yang ditemukan pada korban pemerkosaan?
Tanda-tanda persetubuhan, kekerasan, kesadaran menurun / tidak berdaya
Cek urin, untuk tanda-tanda kehamilan
Cek genatalia, vulva semuanya dicek
Ambil sampel jika masik <72 jam
Ada, bercak, diambil, cek.
Selaput darah robekan lama atau baru, cek arah robekan sesuai jarum jam, sampai ke dasar
vagina atau tidak
Bagaimana laopran visumnya?
Cek tanda-tanda perkosaan & pencabulan
Tanda-tanda penetrasi
Cek cairan mani
Tulis semua yang ditemukan
Bagaimana langkah-langkah pemeriksaan visum?
Cek RPV
Informed consent
Foto
Lakukan pemeriksaan
Kronlogis usaha pembunuhan
Periksa
Pihak mana yang memberikan visum?
Penyidik, polri, militer
TTD kop surat, tanggal, stempel dinas, ttd
Diberikan ke dokter secara tertulis, langsung ke dokter gaboleh dititip ke pasien.
Hasil pemeriksaan korban minum racun?
Pemeriksaan toksikologi, lambung, usus, hat, ginjal,
Keracunan CO lebam mayat merah, nitrit coklat
Tujuan SKK/surat keterangan kematian?
Untuk pemakaman, asuransi, utang piutang, wariasn, statisik.
LEARNING OBJECTIVE
Struktur Visum et Repertum & peran dokter?
Peran forensic dalam korban kekerasann seksual dan perlukaan?
Proses identifikasi forensic dengan analisis DNA?
Peran analisis toksikologi?
Proses Autopsi & VER?
Apa arti DOA certification of death?
VISUM ET REPERTUM &
DOKTER FORENSIK SEBAGAI
SAKSI AHLI
DEFINISI VER
Laporan (jawaban) tertulis dokter yang berdasarkan sumpah jabatan dan
keilmuannya, tentang obyek medik-forensik yang dilihat dan diperiksa atas
permintaan tertulis penyidik berwenang, untuk kepentingan peradilan. Obyek
medik-forensik ini adalah manusia (hidup ataupun mati), bahagian tubuh manusia
maupun sesuatu yang diduga bahagian tubuh manusia.
IMPLIKASI
SPV tertulis penyidik berwenang = syarat formal utama
Bukan perintah lisan
Bukan penyelidik/pihaklain
dugaan pelaku militer SPV POM ABRI
keluarga korban +/- SH/LSM / asuransi SKM (medical report).
Pembukaan
Pendahuluan
Pemberitaan
Kesimpulan
Penutup
FORMAT VISUM ET REPERTUM
Bagian PEMBUKAAN
berisikan kata-kata
PRO JUSTITIA
UNTUK MENANDAKAN BAHWA DOKUMEN INI ADALAH KHUSUS
DIBUAT UNTUK KEPENTINGAN PERADILAN
FORMAT VISUM ET REPERTUM
Bagian PENDAHULUAN
Memuat identitas
Dokter pemeriksa
Institusi tempat dokter bertugas
Tanggal dan Tempat pemeriksaan
Institusi Peminta pemeriksaan
Objek (“korban”) pemeriksaan, sesuai uraian
identitas dalam Surat Permintaan Pemeriksaan dari
Penyidik
Format Visum et Repertum
Bagian PEMBERITAAN
V et R Jenazah
V et R Psikiatrik
YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMBUATAN
V ET R
Lengkap dan Jelas
Lembaga Pribadi
SAKSI AHLI
“ SETIAP ORANG YANG DIMINTA PENDAPATNYA SEBAGAI AHLI
KEDOKTERAN KEHAKIMAN ATAU DOKTER ATAU AHLI LAINNYA WAJIB
MEMBERIKAN KETERANGAN AHLI DEMI KEADILAN ”
Hipotetik Konkrit
•Prinsip ilmiah PROSES • Kasus konkrit
•Kajian teoretik Penyidikan
• Faktual + Opini
pendasaran kasus Penuntutan ?
Persidangan
Umum:
Rambut, wajah, emosi secara keseluruhan
Apakah korban pernah pingsan sebelumnya, mabuk atau tanda-tanda
pemakaian narkotik.
Tanda-tanda kekerasan diperiksa di seluruh tubuh korban.
Alat bukti yang menempel ditubuh korban yang diduga milik pelaku.
Memeriksa perkembangan seks sekunder untuk menentukan umur korban.
Pemeriksaan antropometri; tinggi badan dan berat badan
Pemeriksaan rutin lain
Khusus:
Genitalia: pemeriksaan akibat-akibat langsung dari kekerasan seksual
yang dialami korban, meliputi:
– Kulit genital
– Eritema vestibulum atau jaringan sekitar
– Perdarahan dari vagina.
– Kelainan lain dari vagina yang mungkin disebabkan oleh infeksi atau
penyebab lain.
– Pemeriksaan hymen meliputi bentuk hymen, elastisitas hymen, diameter
penis. Robekan penis bisa jadi tidak terjadi pada kekerasan seksual
penetrasi karena bentuk, elastisitas dan diameter penis.
– Untuk yang pernah bersetubuh, dicari robekan baru pada wanita yang
belum melahirkan
– Pemeriksaan ada tidaknya ejakulasio dalam vagina dengan mencari
spermatozoa dalam sediaan hapus cairan dalam vagina
Pemeriksaan anal
– Kemungkinan bila terjadi hubungan seksual secara anal akan
menyebabkan luka pada anal berupa robekan, ireugaritas,
keadaan fissura.
Pemeriksaan laboratorium
– Pemeriksaan darah
– Pemeriksaan cairan mani (semen)
– Tes kehamilan
– Pemeriksaan lain seperti hepatitis, gonorrhea, HIV.
– Pemeriksaan cairan tubuh, mani, liur, atau rambut yang
dianggap pelaku.
EVALUASI, PENANGANAN DAN KONSELING
KORBAN PERKOSAAN
Evaluasi dan penanganan infeksi akibat transmisi seksual
Evaluasi dan Pencegahan Resiko Kehamilan
Konseling intervensi krisis dan follow up
Penanganan korban pada pusat layanan primer
Penanganan korban di rumah sakit provinsi/daerah
DESKRIPSI LUKA
KLASIFIKASI
Tajam
Benda
Mekanik Tumpul
Senjata
api
Listrik
Luka
Termik Kimiawi
Sebab • Perdarahan
• Kerusakan organ vital
Kematian • Infeksi/Sepsis
Lokasi
Ciri-ciri luka
Benda asing
Ciri •
•
•
Dalam luka lebih besar dari panjang luka
Sudut luka tajam
Sering ada memar di sekitarnya akibat gagang pisau.
1. Panjang Luka :
• ukuran maksimal dari lebar senjata
2. Dalam luka :
• ukuran minimal dari panjang
senjata
LUKA BACOK
Luka akibat benda yang berat dengan mata tajam/agak tumpul yang terjadi dg
ayunan disertai tenaga agak besar.
LUKA BACOK
• Luka biasanya besar
• Pinggir & Sudut luka rata/kurang rata (tergantung mata
Ciri senjata)
• Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang, dapat
memutuskan bagian tubuh yang terkena bacokan,
• Kadang-kadang pada tepi luka terdapat memar & lecet
Kematian • Kecelakaan
LUKA AKIBAT
BENDA TUMPUL
53
LUKA AKIBAT BENDA TUMPUL
• Tidak bermata tajam
Benda tumpul • Konsistensi keras / kenyal
• Permukaan halus / kasar
• Tersering kecelakaan
Cara kematian • Pembunuhan
• Jarang bunuh diri
58
BEDA LUKA MEMAR & LEBAM MAYAT
Luka Memar
Lokasi di sembarang Lokasi
Lebampada bagian
mayat
tempat tubuh terendah
Pembengkakan & Pembengkakan &
tanda intravital (+) tanda intravital (-)
Bila ditekan tidak Bila ditekan
menghilang menghilang
LUKA MEMAR
61
LUKA ROBEK (LASERASI)
1
1. Luka robek di atas mata kiri dan goresan pada kecelakaan lalu lintas
2. Luka robek pada tungkai akibat kecelakaan lalu lintas
62
PEMERIKSAAN NDNA
1. Pengumpulan dan pengawetan sampel
2. Isolasi/ekstraksi DNA
3. Pengukuran kadar dan kemurnian DNA
4. Amplifikasi PCR
5. Elektroforesis
6. Jika genotyping konvensional: RFLP (pemotongan
dengan enzim restriksi)analisis datakesimpulan
7. Jika pemeriksaan STR digunakan elektroforesis kapiler
otomatiselektroforegramanalisis datakesimpulan
1. PENGUMPULAN DAN PENGAWETAN
SAMPEL
1. Denaturasi
Ikatan hidrogen rusak,semuanya bisa lepasdouble strandssingle strands
Misalnya suhu 94 C selama 4 menit
2. Annealingpenempelan primer
Primergene bank DNA pada gen yang akan diteliti. Setiap PCR primernya sepasang
(primer F dan R)
Prinsip merancang primerpasangan komplementer akan menempel,contohnya
merancang primer P30masukkan keyword P30 gene pada programkeluar urutan
basanyayang dipesan kepabrik pasangan/komplementernya.
Suhu Annealing 3-5 C dibawah suhu meltingsuhu melting: 4x (#G+#C)+2 (#A+#T)
Misalnya suhu 55 C selama 1 menit
3. Elongasi
Bertambah panjangDNA polimerase
Diakhir proses didapatkan lagi dua pita berpilin
Misalnya suhu 72 C selama 1 menit
Siklus akan berulang-ulangNormal 32 siklus
5. Elektroforesis
Elektroforesismemisahkan DNA berdasarkan panjang molekul, butuh
waktu 20-30 menit,butuh pewarnaan dengan ethidium bromide+UV. Ladder
dirancang dipabrik, nilainya sudah diketahui.
Hasil tidak ada pitatidak ada DNA. Pita lebih pendeksuhu PCR rendah.
Pita lebih panjangmutasi insersi.
Proses elektroforesis:
1.Agarose
2. Tae Buffer
3. Panaskan sampai agarose larut
4. Cetak
5. Sampel hasil PCR dicampur dengan loading buffer
6. Tetesi sampel hasil PCR pada kotak-kotak agarose
7. Campur dengan ethadium bromide
CONTOH
6. Genotyping RFLP
Proses RFLP (Restriction Fragmen Length Polymorphism) menggunakan
enzim restriksi/Enzim gunting DNA
Enzim ini berguna untuk rekayasa genetika dan konfirmasi apakah ada
mutasi.
Membaca pada sisi yang spesifik
Contoh:
1. Alu1 : memotong DNA urutan AGCT dengan suhu yang pas
2. HaeIII: GGCC
3. BamHI: GGATCCmemotong seperti L
4. HindIII: AAGCTT
5. Ecori: GAATTC
Enzim-enzim diatas bisa untuk konfirmasi PCR product
Contoh: Alu1 memotong AGCT pada bp 99,100,101,102pada elektroforesis
180bpterbagi 2100bp dan 80bp
Selain memotong, enzim ini juga bisa untuk ligasi, ex: BamHI
CONTOH
7. PEMERIKSAAN STR
C M F1 F2 F3
8
7
6
5
4
3
2
B. DNA profilling using single locus probes
C. ELEKTROFOREGRAM
D. CONTOH HASIL PEMERIKSAAN DNA MIKROSATELIT/STR PADA KASUS
RAGU AYAH
Hasil Pemeriksaan 15 loki marka STR-DNA pada kasus trio paternitas
1 D8SII79 2 3 3 6 5 6
2 D2ISII 1 8 1 9 2 9
3 D7S820 7 7 6 8 8 11
4 CSF1F0 12 13 12 12 12 15
5 D3S1358 4 7 4 4 4 8
6 TH01 9 12 9 12 8 12
7 D13S317 5 7 9 9 9 9
8 D16S539 14 16 8 10 8 10
9 D20S1338 1 13 13 15 4 15
10 D19S433 3 7 7 14 7 14
11 VWA 5 5 5 5 5 6
12 TPOX 6 8 8 9 4 9
13 D18S818 7 14 12 12 12 15
14 D5S818 9 13 13 15 8 15
15 FGA 1 4 2 3 3 8
Kesimpulan:
Pria Y bukan ayah biologis bayi Ceksklusi>2 buah lokus beda
Probability of paternity: 0%tidak perlu uji statistik (genetika populasi)
2. MATCHING BB DENGAN TERSANGKA (HASIL ELEKTROFORESIS)
E 1 2 3
8
7
E=2
6
5
4
3
2
3. TUBUH TERMUTILASI
L1 L2 L3 A1 A2 B1
8
7
6
5
4
3
2
1: L1.L2,A2 2: L3,A1,B2
Y-DNA Pada manusia panjang kromosom Y sekitar 60 Mb (jutaan pasang basa)
namun hanya memiliki 78 gen.
Gen SRY (sex-determining regio Y) berada pada kromosom Y yang
mengkode protein yang memicu perkembangan testis dan melalui
rangkaian hormon yang panjang akan memberi jenis kelamin laki-laki
kepada janin.
Dengan pengecualian dua regio PAR (pseudoautosomal region), yang
berlokasi diujung kromosom, tidak ada rekombinansi yang terjadi selama
meiosis.
Sekitar 95% kromosom Y bersifat non-recombining, spesifik untuk laki-laki
dan diwariskan tak berubah dari ayah kepada anak laki-laki, kecuali ada
mutasi.
Kromosom Y mengandung sejumlah besar polimorfisme termasuk variable
number and short tandem repeats (VNTRs dan STRs), insersi, delesi and
single nucleotide polymorphisms (SNPs).
PEMANFAATAN POLIMORFISME KROMOSOM Y DALAM
BIDANG FORENSIK
Sebagian besar penelitian forensik dalam bidang ekspresi fenotip adalah pada pigmentasi
(Tully,2007 ) meskipun hal ini merupakan fenomena kompleks dan dipengaruhi oleh lebih
dari interaksi 120 gen.
Gen Melanocortin 1 receptor (MC1R) bervariasi diantara sesama individu ras Kaukasoid.
Branicki et al. (2007) mengidentifikasi secara forensik manfaat SNPs pada gen MC1R
yang bisa digunakan untuk memprediksi rambut kemerahan dan warna iris.
Tes komersial Retinome ™ untuk mengetahui warna iris berdasarkan analisis SNP tersedia
dalam DNAPrint ™ . (akurat 90% pada keturunan Eropa)
TOKSIKOLOGI FORENSIK
Cara racun masuk tubuh :
1. Melalui mulut (oral / ingesti)
2. Saluran Pernapasan (Inhalasi)
3. Suntikan (Injeksi)
4. Kulit sehat / sakit
5. Rectal / Vaginal
MEKANISME KERJA
(MECHANISM OF ACTION)
Sebatas brangkar/keranda
Dalam kantong jenazah
Patokan truncus
Termasuk tempayak/belatung warna, panjang terbesar
ANTROPOMETRI
Identifikasi Umum :
Jenis kelamin
Ras/kebangsaan/warga negara
Umur
Warna kulit
Status gizi
Panjang badan
Berat badan
Zakar disunat/tidak
CIRI KHUSUS/IDENTIFIKASI KHUSUS
Tatto
Jaringan parut/bekas luka/operasi
Kelainan kongenital
Cacat didapat
MATA
Terbuka/tertutup
Selaput bening
Teleng
Tirai mata
Selaput bola mata
Selaput kelopak mata
HIDUNG & TELINGA
Bentuk
Kelainan tertentu
GIGI-GELIGI
Keterangan perkuadran
Jumlah gigi
Kanan Kiri
87654321 12345678 atas
87654321 12345678 bawah
1.Lebam mayat.
2.Kaku mayat.
3.Tanda pembusukan.
LEBAM MAYAT
Yang dinilai :
Distribusi: tubuh di bagian paling bawah
Warna :
Normal : merah kebiruan/keunguan
Bila lebih gelap (asfiksia), merah terang (keracunan
CO,CN), coklat (methemoglobinemia)
Luas: meluas (asfiksia, jantung, stroke,
narkoba), minim (perdarahan)
Hilang/tidak hilang pada penekanan
(8-12 jam)
LEBAM MAYAT
KAKU MAYAT
Yang dinilai :
1. Masih lemas: kurang dari 2 jam
2. Kaku tidak sempurna, mudah dilawan:
sudah meninggal 2-12 jam
3. Kaku sempurna, sukar dilawan:
sudah meninggal 12-24 jam
4. Kaku tidak sempurna,
perut kanan bawah hijau, bau: lebih dari 24 jam
Cara periksa :
persendian digerakkan
TANDA PEMBUSUKAN
PEMERIKSAAN LUBANG TUBUH
Mulut
Hidung
Telinga
Kemaluan
PEMERIKSAAN LUKA
Jumlah luka.
Jenis perlukaan (memar, lecet, terbuka)
Lokasi regio anatomi.
Koordinat ( x,y).
Ukuran luka.
Gambaran luka (tepi, sudut, bentuk, dasar, arah)
Sekitar luka.
REGIO & KOORDINAT
Regio sebutkan dengan jelas
misal, lengan atas kanan sisi dalam
Koordinat pada daerah kepala dan badan/punggung mempunyai aksis dan ordinat
Pada anggota gerak atas dapat dipakai siku atau pergelangan tangan
Pada anggota gerak bawah dipakai lutut atau tumit
GAMBARAN LUKA
Tepi luka rata/tidak rata
Sudut luka tajam/ tumpul
Bentuk beraturan/setelah dirapatkan
Arah luka
Tebing luka
Jembatan jaringan
Dasar luka
JENIS PERLUKAAN
Luka memar
Luka lecet
Luka terbuka
Identitas
Jenis perlukaan
Jenis kekerasan penyebab perlukaan
Perkiraan waktu kematian
KASUS KERACUNAN
Penekanan dinding dada, uap dari mulut dan hidung di hirup: bau minyak (racun
serangga), bau manis (alkohol)
Perhatikan sekat hidung: serbuk putih, mimisan dan luka (narkotik)
Lengan : luka suntik baru, needle tract, tattoo (narkoba)
Busa dan darah dari hidung dan mulut
KASUS KERACUNAN (2)
Usapan kapas lidi dari mukosa hidung
Ambil darah vena 5 cc, pakai heparin /EDTA
Lakukan Supra Pubic Puncture (SPP): ambil sebanyak
mungkin, kalau perlu bilas dengan aquadest (untuk
strip test)
Kalau perlu lakukan test narkoba di tempat
PEMERIKSAAN DALAM
Dilakukan pembukaan rongga kepala, dada, dan
perut-panggul
Setiap organ dalam diperiksa secara makroskopik:
Inspeksi luar, palpasi, timbang dan
irisan/penampang
Jika diperlukan dilakukan pemeriksaan PA dan
toksikologi
Semua organ dikembalikan ke tempatnya
KESIMPULAN OTOPSI
Identitas Umum
Jenis Perlukaan
Jenis Kekerasan
Sebab Mati
Mekanisme Kematian
Perkiraan Saat Kematian
DEATH ON ARRIVAL
Merupakan istilah yang digunakan pada keadaan pasien yang meninggal secara
klinis sebelum tiba di Rumah Sakit
PENYEBAB PALING SERING
Trauma
Serangan jantung
Penyakit lainnya