Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS

ODS KATARAK SENILIS MATUR

Pembimbing :
AKBP. Dr Faozan, Sp.M

Disusun oleh :
Felicia Flora Fajaray (406172052)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 22 Oktober – 24 November 2018
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien Ny. M
(katarak senilis imatur)
Umur 62 tahun
Alamat Semarang
Jenis Kelamin Perempuan
Pekerjaan Tidak bekerja
Agama Islam
Pendidikan SD
Status Pernikahan Menikah
No. RM 18-10-167965
Diagnosis ODS Katarak Senilis Matur
Anamnesis
Anamnesis dilakukan Autoanamnesa dari pasien pada Rabu, 31 Oktober 2018, pu
kul 10.30 WIB di Poli Mata RS Bhayangkara Semarang

1 Keluhan Utama : Penglihatan mata kanan dan kiri kabur


berkabut

Keluhan Tambahan : Mata kanan dan kiri terasa tidak nya


2 man gatal dan pedih
Pasien mengeluh penglihatan mata kanan dan kiri
kabur sejak 5 bulan yang lalu, kabur dirasakan tiba-tiba,
keluhan dirasakan sepanjang hari, terasa seperti
bayangan kabut yang menutupi pandangan bagian
tengah,mulanya bagian tepi masih jelas.

Satu bulan sebelum datang ke poli,


penglihatan pasien semakin kabur, pasien
merasa bayangan kabut semakin tebal dan
semakin luas dan sangat menggangu aktifitas
pasien, sehingga dalam melakukan segala
aktifitas, pasien selalu membutuhkan bantuan.
Pasien juga mengeluhkan silau bila melihat
cahaya.

Satu hari sebelum datang ke poli, penglihatan pasien


semakin parah, ia hanya dapat melihat bayangan
saja. Sampai akhirnya ketika saat pasien mandi, mata
kiri pasien terkena shampoo dan seketika mata kiri
pasien menjadi tidak bias melihat apa-apa. Pasien
hanya bisa melihat cahaya.
Selain itu pasien mengeluhkan bahwa kedua mata
pasien sering gatal. Gatal yang dirasakan hilang timbul
tidak ada waktu tertentu munculnya gatal. Tidak ada hal
yang memperberat keluhan pasien, dan diperingan
dengan pasien mengucek mata. Pasien juga
mengeluhkan kedua mata pasien sering terasa pedih.
Pedih yang dirasakan pasien terus menerus. Hal ini
diperi ngan bila pasien menutup mata, dan diperberat
bila pasien lama membuka mata.

Keluhan lainnya seperti nyeri, berair, mata merah, keluar


kotoran mata, pandangan seperti ada benda yang
melayang layang, disangkal

Riwayat pengobatan untuk keluhan tersebut ialah


menggunakan tetes mata rohto/isto, namun tidak
ada perbaikan
Pasien mengaku tidak pernah mengalami trauma
pada kepala terutama bagian mata
Riwayat DM • Disangkal

Alergi • Disangkal
RIWAYAT
Trauma • Disangkal PENYAKIT
DAHULU
Penggunaan • Tidak ada
obat rutin
Riwayat Tekanan • Ada
darah tinggi
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA

Keluhan Serupa • Tidak ada

Hipertensi • Ada

DM • Disangkal
ANAMNESIS SISTEM

Cerebrospinal

COR Dalam batas


normal

Pulmo

Urogenital
Resume

Telah diperiksa pasien bernama Ny. M berusia 62 tahun, dari anamnesis didapatkan:
Pasien mengeluh penglihatan mata kanan dan kiri kabur sejak 5 bulan yang lalu, kabur
dirasakan tiba-tiba, keluhan dirasakan sepanjang hari, terasa seperti bayangan kabut y
ang tebal, sehingga pasien hanya bias melihat bayangan saja Pasien juga mengeluhka
n silau bila melihat cahaya.
Resume (2)

Selain itu pasien mengeluhkan bahwa kedua mata pasien sering gatal. Gatal yang dirasakan
hilang timbul tidak ada waktu tertentu munculnya gatal.
Tidak ada hal yang memperberat keluhan pasien, dan diperingan dengan pasien mengucek
mata. Pasien juga mengeluhkan kedua mata pasien sering terasa pedih.
Pedih yang dirasakan pasien terus menerus. Hal ini diperingan bila pasien menutup mata,
dan diperberat bila pasien lama membuka mata.

Riwayat pengobatan untuk keluhan tersebut ialah menggunakan tetes mata rohto/isto, nam
un tidak ada perbaikan
Riwayat hipertensi (+)
PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
• Tekanan Darah : 170/80 mmHg
• Frekuensi Nadi : 84 x/ menit, reguler, isi cukup
• Frekuensi Napas : 18 x/ menit, reguler
• GDS : 130 mg/ dL
PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Pemeriksaan OD OS Penilaian
Dikerja-kan Tidak

Visus Jauh 1/300 1/~ √


Refraksi √
Koreksi NC NC √
Visus Dekat √
Proyeksi sinar √
Persepsi Warna (Mer

ah, Hijau)
Pemeriksaan OD OS Penilaian
Dikerjakan Tidak
1. Posisi mata Ortoforia Ortoforia √
2. Gerakan bola mata Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

3. Lapang pandang Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai


4. Kelopak mata S I S I Dikerjakan Tidak


 Benjolan - - - - √
 Edema - - - - √
 Hiperemis - - - - √
 Ptosis - - - - √
 Lagophthalmos - - - - √
 Ectropion - - - - √
 Entropion - - - - √
5. Bulu mata
 Trikiasis - - √
 Madarosis - - √
6. Aparatus Lakrim
alis
Sakus lakrimal
 Hiperemis - - √
 Edem - - √
 Fistel - - √
Punctum lakrimal
 Eversi - - √
 Discharge - - √
7. Konjungtiva
K. Bulbi
 Warna transparan transparan √
 Vaskularisasi - - √
 Nodul - - √
 Edema - - √
K. Tarsal superior
 Hiperemis - - √
 Folikel - - √
 Papillae - - √
 Korpus alineum - - √
K. Tarsal inferior
 Hiperemis - - √
 Folikel - - √
 Papillae - - √
11. Iris
 Warna Coklat Coklat √
 Sinekia - - √
 Iridodonesis - - √
 Neovaskularisasi - - √
12. Pupil
 Ukuran 3 mm 3 mm √
 Bentuk Bulat Bulat √
 Tepi Rata Rata √
 Simetris Simetris Simetris √
 Refleks direk - - √
 Refleks indirek - - √
13. Lensa
 Kejernihan Tidak jernih Tidak jernih √

 Luksasio - - √
 Afakia - - √
 IOL - - √
14. Refleks fundus Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai √
16. Optic disc √
tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

17. a/v ratio tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai √

18. Nervus optikus (N II) Tidak dapat dinilai √


Tidak dapat dinilai

19. Retina Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai √

20. Macula lutea Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai √

21 Tekanan intra okuler √


20 17
Pemeriksaan Slit Lamp
PEMERIKSAAN USG
Diagnosis kerja:

• ODS Katarak Senilis Matur

Diagnosis banding :
OS Katarak Senilis Hipermatur
Retinopati Hipertensi
OD OS

VOD: 1/300 VOS: 1/~


Koreksi : NC Koreksi : NC
Lensa : keruh merata Lensa : keruh merata
TIO: 20 mmHg TIO: 17 mmHg
Edukasi

Menjelaskan tentang :
• Penyakit yang diderita pasien
• Modifikasi gaya hidup dengan mengurangi faktor resiko
• Tidak menggosok-gosok mata
• Setelah operasi tidak boleh terkena air
• Setelah operasi kontrol ke poli mata
Prognosis
• Ad visam : ad bonam
• Ad vitam : dubia ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
• Ad fungtionam : dubia ad bonam
• Ad kosmetikam : dubia ad bonam
LENSA
• Avaskular
• Terletak di belakang iris
• Digantung oleh zonula zinn ke badan siliar
• Fungsi : memfokuskan cahaya yang masuk ke mata agar sampai ke makula
KATARAK

• Suatu kekeruhan lensa (lens opacity)


• Katarak senilis : Katarak akibat proses penuaan
• Terjadi perubahan komposisi protein
mengeras, padat dan mengkeruh
FAKTOR RESIKO KATARAK
• Usia
• Penyakit sistemik (DM)
• Trauma
• Genetik
• Infeksi
• Penggunaan obat tertentu
Manifestasi klinis
• Penglihatan buram seperti terhalang kabut
• Second sight
• Melihat lebih jelas pada malam hari dibandingkan siang
• Diplopia monokular
• Pendar/silau (glare)
• halo
Pemeriksaan mata
• Visus dasar dan visus koreksi terbaik
• Pemeriksaan lapang pandang
• TIO
• Pemeriksaan fundus
• Slit Lamp
• USG
Stadium katarak

katarak matur katarak hipermature


Katarak Senilis
• Katarak kortikal
• Katarak nuklearis
• Katarak sub kapsularis
Tatalaksana

Bedah Non bedah

ECCE ICCE SICS phacoemulsifikasi kacamata


ECCE + IOL/LA
Indonesia merupakan negara dengan angka keb
utaan tertinggi kedua di dunia setelah Ethiopia
dengan prevalensi di atas 1%

Gambar 1. Distribusi Penyebab Kebutaan Esti


masi Global
(sumber : Global Data on Visual Impairment 20
10, WHO 2012 )
Gambar 4. Prevalensi Katarak Menurut Provinsi Tahu
n 2013
(sumber : Riskesdas 2013, Kementerian Kesehatan)
Kebutuhan operasi katarak di Indonesia lebih kurang 240.000 orang setiap tahunnya. Sem
entara itu, kemampuan untuk melakukan operasi katarak diperkirakan baru mencapai 180.
000/tahun
sehingga setiap tahun selalu bertambah backlog katarak sebesar lebih kurang 70.000, yaitu
penambahan jumlah sisa penderita yang tak tertangani tahun sebelumnya
Besarnya backlog katarak disebabkan oleh beberapa faktor, di antaran
ya adalah
• karena akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mata masih
terbatas terutama di daerah-daerah terpencil,
• perbatasan dan kepulauan yang belum memiliki fasilitas pelayanan
kesehatan dan SDM kesehatan yang memadai, salah satunya keber
adaan dokter spesialis mata
Tiga alasan utama penderita katarak belum dioperasi adalah
karena ketidaktahuan,
ketidakmampuan dan
ketidakberanian.

Pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat Indonesia terhadap kesehatan mata masih
memprihatinkan.
Kekurangpahaman tersebut bisa disebabkan kurangnya akses informasi mengenai penye
bab dan pengobatan katarak, dan bila informasi tersebut telah tersedia pun, mereka tidak
tahu kemana mencari tempat layanan pembedahan katarak
Keberhasilan programpun sangat ditentukan oleh
partisipasi masyarakat,
swasta dan LSM
serta komitmen dan dukungan dari lintas sektor dan
pemerintah pusat maupun daerah.
Puskesmas
Oleh karena itu area kompetensi disusun
dengan urutan sebagai berikut:
1. Profesionalitas yang Luhur
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
3. Komunikasi Efektif
4. Pengelolaan Informasi
5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
6. Keterampilan Klinis
7. Pengelolaan Masalah Kesehatan
Sehingga dalam hal ini pengelolaan masalah kesehatan berupa :
1. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat
2. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu, kel
uarga dan masyarakat
3. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat
4. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyara
kat dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan
5. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam
penyelesaian masalah kesehatan
6. Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik yang
merupakan prioritas daerah masing-masing di Indonesia
Thank you

Anda mungkin juga menyukai