Anda di halaman 1dari 8

REFERAT PSIKOFARMAKA

Pembimbing:
dr. Yenny Dewi P., Sp.KJ (K)

Penyusun:
Gladys Larissa (406162129)
Dennis Aditya (406162132)
Fortune De Amor (406181083)
Kartika Sandra Dila (406181084)
KEPANITERAAN BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA DHARMA GRAHA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 26 NOVEMBER– 30 DESEMBER 2018
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
 Farmakoterapi untuk gangguan mental  salah satu bidang yang paling cepat
berkembang dalam kedokteran klinis, tiap dokter yang meresepkan obat harus
tetap mengetahui literatur terakhir.
 Golongan obat psikofarmaka yang banyak dipergunakan: obat antipsikosis, obat
anti mania dan obat antidepresi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI KLASIFIKASI
Psikofarmaka / obat psikotropik :  antipsikosis
obat yang bekerja secara selektif pada  anti-depresi
Sistem Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai  anti-mania
efek utama terhadap aktivitas mental dan  anti-ansietas
perilaku, digunakan untuk terapi gangguan
 anti-insomnia
psikiatrik yang berpengaruh terhadap taraf
kualitas hidup pasien.1  anti-panik
 anti obsesif-kompulsif
TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGI

Electroconvulsive Therapy (ECT) pasien diberi anestesi umum


& relaksasi otot
 menggunakan aliran listrik singkat
melewati otak pasien yang berada dalam efeknya telah bekerja
pengaruh anestesi dengan menggunakan
alat khusus.
otak pasien distimulasi dgn
 aman dan efektif untuk pasien dengan suatu rangkaian , dikontrol
gangguan depresi berat, episode manik, dgn electrode yang
dan gangguan mental serius lainnya. dipasang di kepala pasien

bangkitan kejang di otak


sampai 2 menit

* Badan pasien tidak ikut terangsang dan tidak nyeri


disebabkan karena penggunaan anestesi & relaksasi otot
TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGI
Mekanisme Kerja ECT
 Utk mengetahui mekanisme kerja ECT  mempelajari efek neuropsikologi dari terapi.
 Kejang: aliran darah serebral, pemakaian glukosa dan oksigen, dan permeabilitas sawar
darah otak ↑.
 Setelah kejang: aliran darah dan metabolisme glukosa ↓.
 Fokus kejang pada epilepsi idiopatik : hipometabolik selama periode interiktal
 ECT : sbg antikonvulsan (karena pemberiannya disertai dengan peningkatan ambang kejang
saat terapi berlanjut).

Stimulus Listrik
Stimulus listrik adekuat  utk capai ambang kejang (listrik diberikan dalam siklus, dan setiap
siklus berisi gelombang + dan gelombang -).
Tujuannya : mencapai kejang antara 25-60 detik dengan menggunakan jumlah energi listrik .
TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGI

Stimulus Listrik
 Kejang >60 detik  stimulus harus dikurangi pada saat pengobatan berikutnya
 Jika tidak terjadi kejang  stimulasi harus segera diikuti dengan stimulasi berulang pada intensitas
stimulus yang lebih tinggi
 kejang < 25 detik  stimulus harus diulang sekali lagi. Jika;
 menghasilkan suatu kejang yang pendek  intensitas stimulus harus di↑, dan harus diberikan
stimulus ketiga.
 stimulasi gagal untuk menimbulkan kejang yang adekuat saat pengobatan harus diakhiri.
 Karena keadaan refrakter terhadap kejang berikut yang terjadi setelah kejang harus dibiarkan
berlalu interval 60 - 90 detik sebelum mengulangi stimulasi (selama waktu ini pasien harus diventilasi
dengan oksigen).
TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGI
INDIKASI ECT Gangguan Depresi Mayor
 Gangguan Depresi Mayor Terapi dipertimbangkan pd pasien:
 Mania  gagal dalam uji coba medikasi
 Skizofrenia  gejala yang parah
*tidak efektif dalam gangguan somatisa,
gangguan personaliti, dan gangguan  mencoba bunuh diri atau membunuh dengan
kecemasan. mendadak
 memiliki gejala agitasi atau stupor yang jelas.

Skizofrenia Mania
diberikan bila terdapat : Dpt dipertimbangkan utk mania parah terkait
 Gejala-gejala positif dengan onset yang akut. dgn :
 Katatonia  kelelahan fisik yang mengancam jiwa
 Riwayat ECT dengan hasil yang baik.  resistensi pengobatan (tidak menanggapi
pengobatan pilihan).
TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGI
KONTRA INDIKASI ECT EFEK SAMPING ECT
tidak memiliki kontraindikasi  Kematian
absolut, hanya situasi di mana  Sistem saraf pusat
seorang pasien pada  Memory
peningkatan risiko dan
memiliki peningkatan  Lainnya: fraktur, mual,
kebutuhan pemantauan ketat muntah,
seperti: Kematian
 Pasien dgn peningkatan Biasanya krn kompikasi kardiovaskular
tekanan intraserebral atau
Sistem saraf pusat
berisiko untuk perdarahan otak
 Pasien dengan hipertensi  Kebingungan  dpt diobati dgn
benzodiazepin & barbiturat
 Pasien dengan infark miokard
 Delirium
 Sakit kepala

Anda mungkin juga menyukai