Anda di halaman 1dari 24

;

Optimization
of Process Parameters
for Cephalosporin C Production
Under Solid State Fermentation
from Acremonium chrysogenum
Anggota Kelompok 4
Andrey Lawrence 15/382118/FA/10494
Anita Rahma Diansari 15/382119/FA/10495
Arief Adi Nugroho 15/382122/FA/10498
Bramanti Nadya K. 15/382133/FA/10509
Brilliant Kharisma A. 15/382134/FA/10510
Candra Adianto 15/382135/FA/10511
Dewi Tika Sari 15/382140/FA/10516
Faradiba Nur Ahlina 15/382148/FA/10524
Gergorius Gena Maran 15/382153/FA/10529
INTRODUCTION

Cephalosporin C
• Merupakan antibiotik β-laktam yang
mengandung cincin dihydrothiazine dengan
asam D-α-aminoadipic
• Toksisitas lebih rendah dan memilki spektrum
luas dibandingkan ampisilin
• Organisme penghasil cephalosporin C yaitu
Acremonium chrysogenum dan Acremonium
chrysogenum ATCC 36225.
INTRODUCTION
Solid State Fermentation (SSF)
• Dikenal dan diaplikasikan sudah lama dan berhasil digunakan
untuk produksi oriental food
• Akhir-akhir ini SSF banyak diaplikasikan untuk memproduksi
enzim, karena lebih menguntungkan secara ekonomi
dibandingkan dengan metode SmF
• Laporan tentang SSF banyak dipublikasikan dalam produksi
senyawa murni, enzyme, antibiotic dan immunosupresan
INTRODUCTION
Solid State Fermentation (SSF)
Keunggulan SSF :
1. Biaya produksi yang rendah dalam mengolah bahan mentah, bahkan dapat
tanpa diolah
2. Proses lebih sederhana
3. Membutuhkan energi yang lebih rendah dibanding dengan SmF
4. Biaya modal awal yang lebih sedikit
5. Produktivitas besar
6. Sedikit menghasilkan limbah cair

Kekurangan :
1. SSF merupakan proses yang lebih lambat karena hambatan difusi oleh sifat
massa padat dari media yang difermentasi
INTRODUCTION
Kondisi Lingkungan Fermentasi
• Proses metabolisme mikroorganisme dipengaruhi
oleh suhu, pH, substrat, kadar air, pasokan udara,
konsentrasi inokulum, dll.

• Perlu untuk mengetahui kondisi lingkungan dari


mikroorganisme untuk produksi metabolit yang
maksimal

TUJUAN
untuk menyelidiki produksi cephalosporin C oleh
Acremonium chrysogenum ATCC 48272 di bawah
kondisi SSF
MATERIAL - METHOD

Acremonium chrysogenum
ATCC 48272

sterilisasi didinginkan
10 g wheat rawa diinkubasi
dengan dan
1 ml larutan garam selama 4
autoclave diinokulasikan
hari suhu
kelembaban substrat 60%. dgn 5%
30oC
inoculum

Optimisasi Proses Fermentasi dengan SSF


MATERIAL - METHOD

Pengaruh jenis substrat


wheat bran, wheat rawa, rice bran, bombay rawa and barley

Pengaruh perbandingan larutan garam terhadap berat substrat


0.5:10, 1.0:10, 1.5:10 dan 2.0:10 (v/w)

Pengaruh kelembaban mula-mula


50, 60, 70, 80, 90 and 100%

Pengaruh level inokulum


5, 10, 20, 30, 40 and 50%
MATERIAL - METHOD

Pengaruh suhu inkubasi


25, 30, 37 and 50 C

Pengaruh Lama inkubasi


Hari ke-2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12

Pengaruh pH mula-mula
pH bervariasi dari 5 - 9

Pengaruh tambahan sumber karbon dan nitrogen


Wheat rawa dilengkapi sumber karbon dan nitrogen yang
berbeda (1% b / b)
ANALYTICAL METHOD
PROSES EKSTRAKSI ANTIBIOTIK

digojog dengan
magnetic stirrer selama
30 menit lalu disaring Filtrat dikumpulkan
dan disentrifugasi

ditambah 50 ml
Diakhir fermentasi, aquadest kembali Supernatan
ditambah 50 ml dengan cara sama digunakan untuk
aquadest ke dalam seperti sebelumnya uji antibiotik
Erlenmeyer berisi
biomassa
ANALYTICAL METHOD
UJI ANTIBIOTIK

dibuat kurva kalibrasi


dengan standar
cephalosporin C zinc
Dihitung rata-rata
sulphate
dari hasil replikasi
yang dilakukan

Dilakukan replikasi
Supernatan digunakan untuk 3 kali Data didapat berupa
mengestimasi jumlah jumlah/unit antibiotik
Cephalosporin dengan yang dihasilkan dalam
menggunakan uji mikrobiologi satuan gram
menggunakan
Alkaligenus fecalis
ANALYTICAL METHOD
PERHITUNGAN KADAR AIR

sampel dikeringkan lagi


Ditimbang berat dan kadar air persen
dihitung

Kadar air wheat rawa direndam dengan


sejumlah air yang Persen kadar air
ditentukan dengan (awal) dari medium
mengeringkan 10 g wheat diinginkan
padat : (berat wheat
rawa hingga memiliki berat rawa – berat kering
konstan pada suhu 105 C wheat rawa) x
100/berat kering
ANALYTICAL METHOD
PENGUKURAN PH

Diambil 5 ml aquadest ke Setelah 10 menit, pH


dalam 0.5 g hasil fermentasi supernatan ditentukan
dengan pH meter

digojog hingga
homogen
PENGARUH JENIS SUBSTRAT
RESULTS - DISCUSSION

• Lima substrat dianalisis


untuk pertumbuhan
Acremonium chrysogenum ATCC 48272.

• Konsentrasi cephalosporin C tertinggi dihasilkan


pada medium dengan substrat wheat rawa.
PENGARUH KONSENTRASI GARAM TERLARUT
RESULTS - DISCUSSION

• Produksi antibiotik maksimum diperoleh pada


larutan garam dalam wheat rawa dengan rasio
1,5:10 atau 15%.
• Peningkatan konsentrasi garam menurunkan
jumlah antibiotik.
PENGARUH KELEMBABAN MULA-MULA
RESULTS - DISCUSSION

• Konsentrasi antibiotik paling tinggi diperoleh saat kadar air awal adalah 80%.
• Peningkatan kadar air mengurangi porositas wheat rawa dan membatasi transfer
oksigen.
• Kadar air yang rendah mengurangi solubilitas nutrien substrat.
PENGARUH KONSENTRASI INOKULUM
RESULTS - DISCUSSION

• Produksi antibiotik yang lebih tinggi (5596 µg / g)


diperoleh pada tingkat inokulum 10% (v/w)
PENGARUH SUHU INKUBASI
RESULTS - DISCUSSION

• Produksi antibiotik maksimum (5596 µg / g) dicapai


pada 30 C
• Suhu yang lebih tinggi memiliki beberapa efek buruk
pada aktivitas metabolisme mikroorganisme
• Aktivitas metabolisme mikroorganisme menjadi lambat
pada suhu yang lebih rendah.
PENGARUH LAMA INKUBASI
RESULTS - DISCUSSION

• Titer tinggi antibiotik (6279 µg / g) diproduksi pada


periode inkubasi 5 hari.
PENGARUH pH MULA-MULA
RESULTS - DISCUSSION

• Produksi cephalosporin C maksimum (7045 µg / g)


diperoleh pada pH 6,5.
PENGARAUH SUMBER KARBON
RESULTS - DISCUSSION

• produksi Cephalosporin C yang paling baik yaitu


dengan penambahan pati (1%b/b) dengan hasil
produksi sebesar 14058 µg/g.
PENGARUH SUMBER NITROGEN
RESULTS - DISCUSSION

• Produksi Cephalosporin C yang paling baik yaitu


dengan penambahan yeast extract (1%b/b) dengan
hasil produksi sebesar 22281 µg/g.
CONCLUSIONS

Produktivitas optimal dari cephalosporin C (22281


µg/g) dicapai menggunakan wheat rawa dengan
parameter proses yang dioptimalkan seperti :

• Soluble starch sebagai aditif (1% b/b)


• Ekstrak ragi sebagai aditif (1% b/b)
• Waktu inkubasi 5 hari
• Suhu inkubasi pada 30 ⁰C
• Rasio larutan garam terhadap berat wheat rawa
1,5 : 10 (v/b)
• Tingkat inokulum 10% v/b
• Kadar air substrat padat 80% dan pH 6.5
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai