Anda di halaman 1dari 17

Apoteker Angkatan 29 Sore Kelompok 3

1. Donny Hermawan 1704026190


2. Faisal Dharojat Al Rasyied 1704026196
3. Fuad 1704026201
4. Indah Afrilianti 1704026208
5. Janeke Dwirara Putri 1704026210
6. Listrina Juliana 1704026214
7. Mega Atikasari 1704026218
8. Melati Hidayanti 1704026221
9. Mochamad Febri Andrian 1704026224
10.Monika Silviani Gunawijaya 1704026225
11.Murjiana Candra Sis Andika 1704026288
12.Nauval Audia Andamdewi 1704026230
IFRS APOTEK

Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian
fungsional yang menyelenggarakan seluruh tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh
kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Apoteker.
Sakit.

UU 44/2009 PMK 73/2016


PMK 72/2016 PMK 9/2017
 Undang-Undang:
1. UU 44/2009 Tentang Rumah Sakit
 Keputusan dan Peraturan Menteri Kesehatan:
1. PMK 72/2016 Tentang Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
2. PMK 73/2016 Tentang Pelayanan Kefarmasian di Apotek
3. PMK 9/2017 Tentang Apotek
4. PMK 147/2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit
5. KMK NO 1332/MENKES/SK/X/2002 Tentang Ketentuan Ketentuan
Ketentuan Dan Tata Cara Pemberian Pemberian Pemberian Pemberian Izin
Apotik
6. PMK 56/ 2014 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
IFRS APOTEK

Untuk memperoleh izin mendirikan, Untuk mendapatkan izin Pendirian Apotek harus
Rumah Sakit harus memenuhi operasional, Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan,
persyaratan yang memenuhi persyaratan yang meliputi:
meliputi : meliputi: a. lokasi
a. studi kelayakan a. sarana dan prasarana; b. bangunan
b. master plan b. peralatan; c. sarana, prasarana,
c. status kepemilikan c. sumber daya manusia;dan peralatan
d. rekomendasi izin mendirikan d. Administrasi dan manajemen. d. ketenagaan.
e. izin undang-undang gangguan (HO)
f. persyaratan pengolahan limbah
g. luas tanah dan sertifikatnya
h. penamaan
i. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
j. Izin Penggunaan Bangunan (IPB) PMK 147/2010 PMK 9/2017
k. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
IFRS APOTEK
Izin Mendirikan izin operasional a. Lokasi
a. Studi Kelayakan Rumah Sakit 1. Memiliki izin mendirikan. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
1. Kajian kebutuhan pelayanan dapat mengatur persebaran Apotek di
rumah sakit 2. Sarana prasarana wilayahnya dengan memperhatikan
2. Kajian kebutuhan Tersedia dan berfungsinya sarana akses masyarakat dalam mendapatkan
sarana/fasilitas dan peralatan dan prasarana pada rawat jalan, pelayanan kefarmasian.
medik/non medik, dana dan rawat inap, gawat darurat,
tenaga yang dibutuhkan untuk operasi/bedah, tenaga kesehatan, b. Bangunan
layanan yang akan diberikan radiologi, ruang laboratorium, 1. Bangunan Apotek harus memiliki
3. Kajian kemampuan pembiayaan ruang sterilisasi, ruang farmasi, fungsi keamanan, kenyamanan,
ruang pendidikan dan latihan, dan kemudahan dalam pemberian
b. Master plan adalah strategi ruang kantor dan administrasi, pelayanan kepada pasien
pengembangan aset untuk sekurang- ruang ibadah, ruang tunggu, ruang 2. Bangunan Apotek harus bersifat
kurangnya sepuluh tahun kedepan penyuluhan kesehatan masyarakat permanen, dapat berupa bagian
dalam pemberian pelayanan rumah sakit; ruang menyusui, dan/atau terpisah dari pusat
kesehatan secara optimal yang ruang mekanik, ruang dapur, perbelanjaan, apartemen, rumah
meliputi identifikasi proyek laundry, kamar jenazah, taman, toko, rumah kantor, rumah susun,
perencanaan, demografis, tren masa pengolahan sampah, dan pelataran dan bangunan yang sejenis.
depan, fasilitas yang ada, modal dan parkir yang mencukupi sesuai
pembiayaan. dengan jenis dan klasifikasinya.
IFRS APOTEK

c. Status kepemilikan. 3. Peralatan, c. Sarana apotek


Rumah Sakit dapat didirikan oleh a. Tersedia dan berfungsinya Bangunan Apotek paling sedikit
Pemerintah, Pemerintah Daerah, peralatan/perlengkapan medik memiliki sarana ruang yang
Swasta dan non medik untuk berfungsi:
penyelenggaraan pelayanan yang 1. penerimaan Resep;
d. Persyaratan pengolahan limbah memenuhi standar pelayanan, 2. pelayanan Resep dan peracikan
meliputi Upaya Kesehatan persyaratan mutu, keamanan, (produksi sediaan secara
Lingkungan (UKL), Upaya keselamatan dan baik pakai terbatas);
Pemantauan Lingkungan (UPL) dan sesuai dengan jenis dan 3. penyerahan Sediaan Farmasi dan
atau Analisis Dampak Lingkungan klasifikasinya. Alat Kesehatan;
(AMDAL) yang dilaksanakan sesuai b. Memiliki izin pemanfaatan dari 4. konseling;
jenis dan klasifikasi Rumah Sakit instansi berwenang sesuai 5. penyimpanan Sediaan Farmasi
ketentuan yang berlaku untuk dan Alat Kesehatan;dan
e. Luas tanah untuk Rumah Sakit peralatan tertentu, misalnya; 6. arsip.
dengan bangunan tidak bertingkat, penggunaan peralatan radiologi
minimal 1½ (satu setengah) kali luas harus mendapatkan izin dari d. Prasarana Apotek
bangunan dan untuk bangunan Bapeten. paling sedikit terdiri atas:
bertingkat minimal 2 (dua) kali luas 1. instalasi air bersih;
bangunan lantai dasar. 2. instalasi listrik;
3. sistem tata udara;dan
4. sistem proteksi kebakaran.
IFRS APOTEK
f. Penamaan Rumah Sakit 4. Sumber daya manusia, e. Peralatan apotek
1. harus menggunakan bahasa Tersedianya tenaga medis, dan 1. Peralatan Apotek meliputi semua
Indonesia, dan keperawatan yang purna waktu, peralatan yang dibutuhkan dalam
2. tidak boleh menambahkan kata tenaga kesehatan lain dan tenaga pelaksanaan pelayanan
”internasional”, ”kelas dunia”, non kesehatan telah terpenuhi sesuai kefarmasian, antara lain meliputi
”world class”,”global” dan/atau dengan jumlah, jenis dan rak obat, alat peracikan, bahan
kata lain yang dapat klasifikasinya. pengemas obat, lemari pendingin,
menimbulkan penafsiran meja, kursi, komputer, sistem
yangmenyesatkan bagi 5. Administrasi manajemen pencatatan mutasi obat, formulir
masyarakat. catatan pengobatan pasien dan
peralatan lain sesuai dengan
g. Memiliki Izin undang-undang kebutuhan.
gangguan (HO), Izin Mendirikan 2. Formulir catatan pengobatan
Bangunan (IMB), Izin pasien merupakan catatan
Penggunaan Bangunan (IPB) dan mengenai riwayat penggunaan
Surat Izin Tempat Usaha (SITU) Sediaan Farmasi dan/atau Alat
yang dikeluarkan oleh instansi Kesehatan atas permintaan
berwenang sesuai ketentuan yang tenaga medis dan catatan
berlaku. pelayanan apoteker yang
diberikan kepada pasien.

f. Sarana, prasarana, dan peralatan


harus dalam keadaan terpelihara dan
berfungsi dengan baik.
APOTEK
- g. Ketenagaan
1. Apoteker pemegang SIA dalam
menyelenggarakan Apotek dapat dibantu
oleh Apoteker lain, Tenaga Teknis
Kefarmasian dan/atau tenaga administrasi.
2. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
wajib memiliki surat izin praktik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Apotek PMK 9/2017 dan IFRS PMK 147/2010


1. Jenis Izin yang Dibutuhkan
IFRS APOTEK
1. Izin Mendirikan 1. Setiap pendirian Apotek wajib memiliki izin
Izin mendirikan diberikan untuk jangka dari Menteri.
waktu 2 (dua) tahun dan dapat 2. Menteri melimpahkan kewenangan
diperpanjang untuk 1 (satu) tahun. (1) pemberian izin sebagaimana dimaksud
2. Izin Operasional pada ayat 1 kepada Pemerintah Daerah
Izin operasional sementara diberikan untuk Kabupaten/Kota.
jangka waktu 1 (satu) tahun. Rumah Sakit 3. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat 2
yang telah memiliki izin operasional berupa SIA.
sementara harus mengajukan surat
permohonan penetapan kelas Rumah Sakit
kepada Menteri.

Apotek PMK 9/2017 dan IFRS PMK 147/2010


2. Pemohon
IFRS APOTEK
Pemohon Izin Medirikan Pemohon Izin Operasional SIA

Permohonan izin mendirikan dan izin operasional Rumah Sakit Permohonan Izin Apotik
diajukan menurut jenis dan klasifikasi Rumah Sakit. (1) diajukan kepada Kepala Dinas
Kesehatan
Pemilik atau pengelola yang Rumah Sakit yang telah Kabupaten/Kota. (3)
akan mendirikan Rumah Sakit memiliki izin operasional
mengajukan permohonan Izin sementara harus mengajukan
Mendirikan kepada pemberi surat permohonan penetapan
izin sesuai dengan klasifikasi kelas Rumah Sakit kepada
Rumah Sakit yang akan Menteri. (1)
didirikan (2)

(1) PMK 147/2010; (2) PMK 56/2014 dan (3) PMK 1332/2002
3. Pemberi Izin
IFRS APOTEK
Izin Mendirikan dan Izin Operasional SIA
Rumah Sakit kelas A dan Rumah diberikan oleh Menteri setelah Izin Apotik diberikan oleh Menteri;
Sakit penanaman modal asing mendapatkan rekomendasi dari
atau penanaman modal dalam Pemerintah Daerah Provinsi.
negeri

Rumah Sakit kelas B diberikan oleh Pemerintah Daerah Menteri melimpahkan wewenang
Provinsi setelah mendapatkan pemberian izin apotik kepada Kepala
rekomendasi dari Pemerintah Daerah Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota;
Kabupaten/Kota.

Rumah Sakit kelas C dan kelas D diberikan oleh Pemerintah Daerah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota setelah mendapat wajib melaporkan pelaksanaan pemberian
rekomendasi dari Pemerintah Daerah izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan
Kabupaten/Kota. pencabutan izin apotik sekali setahun
kepada Menteri dan tembusan
disampaikan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi;

IFRS PMK 147/2010 dan Apotek PMK 1332/2002


4. Tahapan Permohonan sampai dengan Pemberian Izin
IFRS APOTEK

Izin Mendirikan Izin Operasional - Izin berupa SIA


Permohonan melampirkan: Syarat: - SIA berlaku (lima) tahun dan
a. studi kelayakan a. sarana dan prasarana dapat diperpanjang selama
b. master plan b. Peralatan memenuhi persyaratan (2)
c. status kepemilikan c. sumber daya manusia
d. rekomendasi izin mendirikan d. Administrasi dan manajemen.
e. izin undang-undang
gangguan (HO) - Izin operasional 5 tahun.
f. persyaratan pengolahan - Setiap Rumah Sakit yang telah
limbah mendapakan izin operasional harus
g. luas tanah dan sertifikatnya diregistrasi dan diakreditasi
- Rumah Sakit yang telah memiliki izin
- Izin mendirikan 2 tahun atau operasional sementara harus
diperpanjang 1 tahun mengajukan surat permohonan
penetapan kelas Rumah Sakit kepada
Menteri. (1)
IFRS APOTEK

Tahapan izin operasional Tahapan memperoleh SIA


Pemohon melampirkan 1. Apoteker harus mengajukan permohonan tertulis kepada
1. Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan
Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi menggunakan Formulir 1
2. Profil dan data Rumah Sakit; 2. Kelengkapan Administratif
3. Isian Instrument Self Assessment penetapan kelas. a. fotokopi STRA dengan menunjukan STRA asli
4. Pemberi izin harus menerbitkan bukti penerimaan b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
berkas permohonan yang telah lengkap, 6 hari kerja c. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Apoteker
5. Tim visitas melakukan visitasi dalam rangka d. fotokopi peta lokasi dan denah bangunan
penilaian kesiapan dan kelaikan operasional Rumah e. daftar prasarana, sarana, dan peralatan.
Sakit sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit paling 3. 6 hari kerja dokumen dinyatakan lengkap, pemerintah
lama 14 (empat belas) daerah mengirim tim pemeriksa dengan Formulir 2
6. Tim visitas menyampaikan laporan hasil visitasi 4. Tim pemeriksa terdiri dari: Tenaga Kefarmasiaan dan
kepada pejabat yang berwenang di bidang Tenaga lainnya yang menangani bidang sarana dan
kesehatan di tingkat provinsi atau kabupaten/kota prasarana
paling lama 7 (tujuh) hari 5. Paling lama dalam waktu 6 hari kerja sejak tim
pemeriksa ditugaskan, tim pemeriksa harus melaporkan
hasil pemeriksaan setempat yang dilengkapi Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dengan menggunakan Formulir 3.
IFRS APOTEK

7. rekomendasi pemberian atau penolakan permohonan 6. Paling lama dalam waktu 12 hari kerja sejak
Izin Operasional kepada Menteri, Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menerima
provinsi atau Pemerintah Daerah kabupaten/kota laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan
paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak laporan tim dinyatakan memenuhi persyaratan, Pemerintah
visitasi diterima Daerah Kabupaten/Kota menerbitkan SIA dengan
8. Menteri, Pemerintah Daerah provinsi atau Pemerintah tembusan kepada Direktur Jenderal, Kepala Dinas
Daerah kabupaten/kota sebagai pemberi izin harus Kesehatan Provinsi, Kepala Balai POM, Kepala Dinas
menetapkan untuk memberikan atau menolak Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Organisasi Profesi
permohonan Izin Operasional. (14 hari kerja) dengan menggunakan Formulir 4.
9. Izin Operasional diterima, pemberi izin menerbitkan 7. Dalam hal hasil pemeriksaan dinyatakan masih belum
Izin Operasional berupa surat keputusan dan memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah
sertifikat yang memuat kelas Rumah Sakit dan jangka Kabupaten/Kota harus mengeluarkan surat
waktu berlakunya izin. penundaan paling lama dalam waktu 12 (dua belas)
10. Izin Operasional ditolak, pemberi izin harus hari kerja dengan menggunakan Formulir 5
memberikan alasan penolakan yang disampaikan 8. Memenuhi syarat, kelengkapan persyaratan paling
secara tertulis kepada pemohon (1) (3) lamabt 1 bulan dari penundaan
9. Jika tidak memenuhi syarat akan di tolak dengan
menggunakan formulir 6
10. Penerbitan SIA bersmaan dengan perbitan SIPA. (2)

(1) PMK 147/2010 ; (2) PMK 9/ 2017 dan (3) PMK 56/ 2014
5. Pencabutan Izin

IFRS APOTEK
Izin Rumah Sakit dapat dicabut jika: Pencabutan izin Apotek
a. habis masa berlakunya - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat
b. tidak lagi memenuhi persyaratan dan standar mencabut surat izin apotik apabila:
c. terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan a. Apoteker sudah tidak lagi memenuhi ketentuan
perundang-undangan b. Apoteker tidak memenuhi kewajibannya
d. atas perintah pengadilan dalam rangka penegakan c. Apoteker Pengelola Apotik terkena ketentuan
hukum. d. Terjadi pelanggaran terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan
e. Surat Izin Kerja Apoteker Pengelola Apotik dicabut
f. Pemilik sarana Apotik terbukti terlibat dalam
pelanggaran Perundang undangan dibidang obat,
g. Apotik tidak lagi memenuhi persyaratan

-Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebelum


melakukan pencabutan berkoordinasi dengan Kepala Balai
POM setempat.

IFRS UU NO 44/2009 dan Apotek KMK NO 1332/MENKES/SK/X/2002

Anda mungkin juga menyukai