Nozel
Nozel
Uap yang keluar dari nozel dgn kecepatan C1 akan memasuki laluan sudu pada sudut α1
Disebabkan karena roda turbin berputar, maka kecepatan uap yang masuk kedalam laluan turbin akan
mempunyai kecepatan relatif (W1)
W1 dapat dihitung dgn mengurangkan Vektor C1 dengan vektor U1 ( kecepatan keliling roda turbin)
W1 = C1 – U1
Sudut β1 yang menunjukan arah aliran masuk (sudut sudu pada sisi masukturbin)
Besar dan arah dari (W1) dapat ditentukan dengan menggambarkan segitiga kecepatan.
SEGI TIGA KECEPATAN
Sisi masuk Sisi keluar
β2
α1 β1
α2
W1 C2
C1 W2
U1 U2
U2 = U1
Keterangan
α1 = sudut yang dibentuk nozel
β1 = sudut ujung sudu pada sis masuk
β2 = sudut ujung sudu pada sisi keluar
α2 = sudut uap meninggalkan sudu turbin
C1 = kecepatan absolut uap masuk
C2 = kecepatan absolu uap meingalkan sudu
W1 = kecepatan relatif uap masuk sudu
W2 = kecepatan relatif uap meninggalkan sudu
U1 = kecepatan keliling roda turbin pada sisi masuk
U2 = kecepatan keliling roda turbin pada sisi keluar
D1 = Diameter roda turbin pada sisi masuk
D2 = diameter roda turbin pada sisi keluar
.D.n
U
60
n = putaran roda turbin
D = diameter roda turbin
W1 C1 U1 2U1C1Cos1
2 2
C1
sin 1 sin 1
W1
Akibat lengkungan laluaan sudu maka uap aka mengalami perobahan arah dan
meninggalkan sudu dengan kecepatan relatif W2 pada sudut β2
Sudut β2 dikenal dengan Sudut Keluar. Sudut β2 biasanya lebih kecil dari sudut β1 dimana
β2 = β1 – (2 s.d 10 ) derjat
Akibat adanya kerugian pada laluan sudu, maka kecepatan relatif uap
keluar akan lebih kecil dari kecepatan relatif uap masuk.
W 2 .W 1
C 2 W2 U 2 2U 2W2Cos 2
2 2
427.G.hi
Ni PK
75. mekanik
Ne Ni.mekanik
NOZEL
α1
β1
c1 w1
u1
α2 β2
w2
c2
u2
Uap yang keluar dari nozel dgn kecepatan C1 akan memasuki laluan sudu pada sudut α1
Disebabkan karena roda turbin berputar, maka kecepatan uap yang masuk kedalam laluan turbin akan mempunyai kecepatan relatif
(W1)
W1 dapat dihitung dgn mengurangkan Vektor C1 dengan vektor U1 ( kecepatan keliling roda turbin)
W1 = C1 – U1
Sudut β1 yang menunjukan arah aliran masuk (sudut sudu pada sisi masukturbin)
Besar dan arah dari (W1) dapat ditentukan dengan menggambarkan segitiga kecepatan.
Secara analitis kecepatan relatif uap masuk dpt dihitung sbb:
Akibat lengkungan laluaan sudu maka uap aka mengalami perobahan arah dan
meninggalkan sudu dengan kecepatan relatif W2 pada sudut β2
Sudut β2 dikenal dengan Sudut Keluar. Sudut β2 biasanya lebih kecil dari sudut β1 dimana
β2 = β1 – (2 s.d 10 ) derjat
Akibat adanya kerugian pada laluan sudu, maka kecepatan relatif uap
keluar akan lebih kecil dari kecepatan relatif uap masuk.
Dimana: