Anda di halaman 1dari 30

PAPER

DEHIDRASI

Pembimbing:
Dr. Ester Sp. An
Disusun oleh:
• Meka Lisbet Manurung : 133307010038
• Adi Fransiskus Nababan : 133307010102
• Silvia Audina : 133307010133
CAIRAN TUBUH
.
Larutan yang terdiri dari air
Cairan tubuh
dan zat terlarut.

Elektrolit

Zat terlarut

Nonelektrolit
DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH

Cairan tubuh Intraselular


(total body water, (40%)
TBW) (60%) Interstitial
(15%)
LK: 60% Ekstraselular
Pr: 50% (20%)
Plasma
Darah (5%)
Jumlah volume cairan tubuh tergantung:
• kandungan lemak badan
• usia

Lemak sangat sedikit menyimpan lemak pada


Pr > Lk
cairan

semakin tua usia semakin sedikit


kandungan airnya
Elektrolit merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan
dan menghantarkan arus listrik.

ion positif (kation)


ion negatif (anion)

 Kation utama dalam cairan


ekstraselular: Natrium (Na+)
 Kation utama dalam cairan
intraselular: Kalium (K+).

 Anion utama dalam cairan


ekstraselular: klorida (Cl-) dan bikarbonat
(HCO3-)
 Anion utama dalam cairan intraselular:
ion fosfat (HPO43-)
(mEg/l) Plasma (mEq/L) Cairan Interstitial Cairan Intracellular
(mEq/L) (mEq/L)

Kation Na 142 145 15

K 4 4 150

Ca 5 2,5 2

Mg 3 1,5 27

Total 154 152 194

Anion Cl 103 114 1

HCO3 27 30 10

HPO4 2 2 100

SO4 1 1 20

Asam Orgaik 5 5 0

Protein 16 0 63

Total 154 152 194


NON ELEKTROLIT

Zat terlarut yang tidak terurai dalam


larutan dan tidak bermutan listrik.

Non elektrolit : protein, urea, glukosa,


oksigen, karbon dioksida dan asam-
asam organik.

Zat lainnya termasuk penting kreatinin


dan bilirubin.
Perpindahan air dan zat terlarut

Mekanisme transpor pasif : Tekanan osmotik : tekanan yang


Difusi dibutuhkan untuk mencegah
Osmosis perembesan (difusi) cairan melalui
membran semipermiabel ke dalam
cairan lain yang konsentrasinya
lebih tinggi.

Mekanisme transpor Difusi : gerakan molekul yang


aktif berhubungan terus-menerus di antara molekul
dengan pompa Na-K yang satu dengan yang lainnya
dalam cairan, maupun dalam gas.

Pompa natrium-kalium : suatu proses transpor yang


memompa ion natrium keluar melalui membran sel dan
pada saat yang bersamaan memompa ion kalium dari luar
ke dalam.
FUNGSI CAIRAN
Fungsi cairan bagi tubuh:

a. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan


temperatur tubuh

b. Transpor nutrien ke sel

c. Transpor hasil sisa metabolisme

d. Transpor hormon

e. Pelumas antar-organ

f. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem


kardiovaskuler.
KESEIMBANGAN CAIRAN
Keseimbangan cairan keseimbangan antara intake
(pemasukan) cairan dan output (pengeluaran) cairan

Kebutuhan air normal setiap hari (bayi / seorang dewasa


sehat) : sekitar 1500 ml/m2 luas permukaan badan atau
sekitar 1.800-2.500 ml/hari.

Pemasukan cairan:
 Sekitar 1.200 ml berasal dari minuman
 1.000 ml dari makanan
1. Ginjal
Dalam bentuk urine P
Produksi urine : 1 ml/kg/jam
E
Pada orang dewasa produksi urine sekitar 1500 ml/hari.
N
G
E
2. Kulit L
Hilangnya cairan melalui kulit : Isensible Water Loss (IWL), yaitu U
sekitar 15-20 ml/24 jam.
A
R
A
N
3. Paru-paru
Paru-paru menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari.
C
A
4. Gastrointestinal I
Melalui feses setiap hari sekitar 100-200 ml. R
Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15 cc/kg BB/24 A
jam, N
dengan kenaikan 10% dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1
derajat celsius.
Pengaturan Keseimbangan Cairan
dan Elektrolit
Rasa dahaga
Mekanisme rasa dahaga :
1. Aldosteron
Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin → angiotensin II → merangsang
hipotalamus → melepaskan substrat neural → sensasi haus
2. Osmoreseptor di hipotalamus → mendeteksi peningkatan tekanan osmotik dan
mengaktivasi jaringan saraf → sensasi rasa dahaga

Anti-diuretik hormon (ADH)


Stimuli utama untuk sekresi ADH → peningkatan osmolaritas dan penurunan cairan
ekstrasel → meningkatkan reabsorpsi air pada duktus koligentes → menghemat air

Pelepasan aldosteron → sangat efektif dalam mengendalikan hiperkalemia


(dirangsang oleh perubahan konsentrasi kalium, natrium serum dan sistem
angiotensin renin )
Perubahan Cairan Tubuh
1. Perubahan volume
• Defisit volume
• Kelebihan volume
2. Perubahan konsentrasi
• Hiponatremia
• Hipernatremia
• Hipokalemia
• Hiperkalemia
3. Perubahan komposisi
• Asidosis respiratorik
• Alkalosis respiratorik
• Asidosis metabolik
DEFISIT VOLUME DEHIDRASI

Suatu keadaan penurunan total air di


dalam tubuh karena hilangnya cairan
Dehidrasi sering dikategorikan
secara patologis, asupan air tidak
sesuai dengan kadar konsentrasi
adekuat atau kombinasi keduanya.
serum dari natrium :
 Isonatremik (130-150 mEq/L),
Pada dehidrasi terjadi keseimbangan
Hiponatremik (<139 mEq/L)
negatif cairan tubuh akibat
 Hipernatremik (>150 mEq/L).
penurunan asupan cairan dan
meningkatnya jumlah air yang keluar
Dehidrasi isonatremik (80%),
(lewat ginjal, saluran cerna atau
Dehidrasi hipernatremik atau
insensible water loss/IWL) atau
hiponatremik (5-10%)
karena adanya perpindahan cairan
dalam tubuh.
Jenis cairan
intravena
• Memberikan cairan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah vena

Indikasi

Kontraindikasi
Klasifikasi cairan
• Cairan Hipotonik
osmolaritas << serum
• Cairan Isotonik
osmolaritas – serum (tetap berada di pembuluh darah)
• Cairan Hipertonik
osmolaritas >> serum
Kristaloid
Solution Glukosa Sodium Chloride Potassium Kalsium Laktat mOsmol
(mg/dl) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) /L

Dextrose 5000 253


5% in
water

D5 ½ NS 5000 77 77 406

D5 NS 5000 154 154 561

0,9% 154 154 308


NaCl
Ringer 130 109 4.0 3.0 28 273
laktat

D5 RL 5000 130 109 4.0 3.0 28 525

5% NaCl 855 855 1171


Kristaloid
• larutan dengan air yang terdiri dari molekul-molekul kecil,
dapat menembus membrane kapiler dengan mudah. (dari
kompartmen intravaskuler ke kompartmen interstisial,
kemudian didistribusikan ke semua kompartmen ekstra
vaskuler)
• Hanya 25% dari jumlah pemberian awal yang tetap berada
intravaskuler, sehingga penggunaannya membutuhkan 3-4 kali
dari volume plasma yang hilang.
• Bersifat isotonik,efektif dalam mengisi sejumlah cairan ke
dalam pembuluh darah dengan segera dan efektif untuk
pasien yang membutuhkan cairan segera.
• Contoh cairan kristaloid adalah Ringer laktat, Normal saline,
Dekstrosa, Ringer asetat.
Kristaloid
• Keuntungan penggunaan kristaloid
• Kerugian penggunaan kristaloid
Koloid
• Plasma expander
• mempunyai berat molekul tinggi dengan aktivitas osmotik 
cairan ini cenderung bertahan agak lama dalam ruang
intravaskuler.
• terdiri dari molekul-molekul besar yang sulit menembus
membrane kapiler, digunakan untuk mengganti cairan
intravaskuler.
• Umumnya pemberian lebih kecil, onsetnya lambat, durasinya
lebih panjang, efek samping lebih banyak (reaksi alergi), dan
lebih mahal.
Koloid
• Cenderung tidak keluar dari membrane kapiler dan tetap
berada dalam pembuluh darah, bersifat hipertonik dan dapat
menarik cairan dari pembuluh darah.
• penggunaannya membutuhkan volume yang sama dengan
volume plasma yang hilang. Digunakan untuk menjaga dan
meningkatkan tekanan osmose plasma. Contoh cairan koloid
adalah Albumin, HES (Hidroxyetyl Starches), Dekstran, dan
Gelatin.
Kristaloid vs Koloid
Kristaloid Koloid

Keunggulan 1. Lebih mudah tersedia dan murah 1. Ekspansi volume plasma


2. Komposisi sama dengan plasma (Ringer tanpa ekspansi interstisial
Laktat /Ringer Asetat) 2. Ekspansi volume lebih besar
3. Bisa disimpan di suhu kamar 3. Durasi lebih lama
4. Bebas dari reaksi analfilaktik 4. Oksigenasi jaringan lebih baik
5. Komplikasi minimal 5. Insiden edema paru dan/atau
edema sistemik lebih rendah

Kekurangan 1. Edema bisa mengurangi ekspansibilitas 1. Analfilaksis


dinding dada 2. Koagulopati
2. Oksigenasi jaringan terganggu karena 3. Albumin bisa memperberat
bertambahnya jarak kapiler dan sel depresi miokard pada pasien
3. Memerlukan volume 4 kali lebih banyak syok
Ringer Laktat Meylon

NaCl 0,9% Manitol

Asering Otsu RL

KA-EN 3A-3B Otsu NS

KA-EN MG3 KAEN 4B

KAEN 1B KAEN 4A
Tatalaksana dehidrasi
REHIDRASI

Derajat ringan : defisit 3-5%


Derajat sedang : defisit 6-8%
Derajat berat : defisit > 10%
Terapi
Cairan

Resusitasi Maintenance

Kristaloid Koloid Elektrolit Nutrisi


• Tentukan defisit cairan
• Atasi dengan pemberian cairan kristaloid 20 – 40 cc/kgBB dalam ½
sampai 1 jam
• Sisa defisit 50% dalam 8 jam pertama dan 50% dalam 16 jam
berikutnya
• Rumus pemberian cairan = % defisit x BB (gram)
• Resusitasi cepat  20-40 cc/kgBB/jam, dapat diulangi
• Resusitasi lambat  ½ defisit + maintenance atau 2cc/kgBB/jam
• Diberikan 8 jam I dan sisanya diberikan 16 jam II
• Kondisi dikatakan telah teratasi atau hidrasi apabila urine output
0,5-1 cc/kgBB/jam

Anda mungkin juga menyukai