Informasi pasien yang tidak lengkap, misalnya tidak ada informasi tentang
riwayat alergi dan penggunaan obat sebelumnya.
Tidak diberikan informasi obat yang layak, misalnya cara minum atau
menggunakan obat, frekuensi dan lama pemberian hingga peringatan jika
timbul efek samping.
Kesalahan komunikasi dalam peresepan, misalnya interpretasi apoteker yang
keliru dalam membaca resep dokter, kesalahan membaca nama obat yang
relatif mirip dengan obat lainnya, kesalahan membaca desimal, pembacaan
unit dosis hingga singkatan peresepan yang tidak jelas (q.d atau q.i.d/QD).
Pelabelan kemasan obat yang tidak jelas sehingga berisiko dibaca keliru oleh
pasien.
Faktor-faktor lingkungan, seperti ruang apotek/ruang obat yang tidak terang,
hingga suasana tempat kerja yang tidak nyaman yang dapat mengakibatkan
timbulnya medication error.
Pencegahan medication error