Oleh :
Dini Ramadhani Pratiwi
Pembimbing :
dr. Siska Widiyanti
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Indonesia salah satu endemis tertinggi HBV di Asia (South East Asian Region / SEAR )
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) diperkirakan sekitar 28 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi HBV, 14
juta di antaranya kronis 1,4 juta berpotensi kanker hati
HBV pada ibu hamil menularkan melalui plasenta kepada calon bayi.
Bayi dari ibu HBV harus diimunisasi dengan memberikan immunoglobulin dan vaksin hepatitis B segera.
Penyakit Hepatitis B dapat dideteksi salah satunya dengan pemeriksaan HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen)
yang merupakan antigen permukaan dari Virus Hepatitis B.
Ibu hamilHBV di Indonesia 1-5%. Kehamilan tidak akan memperberat infeksi virus hepatitis, akan
tetapi jika terjadi infeksi akut pada kehamilan bias mengakibatkan hepatitis fulminant yang dapat menimbulkan
mortalitas tinggi pada ibu dan bayi, jika terjadi penularan vertikal virus hepatitis B 60-90% akan menjadi
pengidap kronik virus hepatitis B dan 30% kemungkinan akan menderita kanker hati atau sirosis hati sekitar 40
tahun kemudian.
Persalinan ibu yang memiliki HBsAg positif juga merupakan resiko terjadinya penularan hepatitis B secara
horizontal.
1.2 Perumusan Masalah
Gambaran faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kejadian HBsAg pada ibu
hamil di Kecamatan Jatirejo.
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Mencari faktor penyebab utama HBsAg positif pada ibu hamil di wilayah
Jatirejo.
Tujuan Khusus
- Mencari faktor-faktor penyebab HBsAg positif pada ibu hamil di wilayah
Jatirejo
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang betapa pentingnya
pemeriksaan HBsAg pada ibu hamil dan risiko penyakit Hepatitis B.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan tentang penyakit Hepatitis B.
Kriteria Eksklusi
Ibu hamil yang pergi atau tidak ada di tempat/rumah saat pengambilan sampel dilakukan.
3.3.3 Sampel
Sampel yang di jadikan sebagai sumber data penulisan penelitian merupakan wanita yang masih
hamil pada bulan April 2017-Mei 2017 di Kecamatan Jatirejo dipilih berdasarkan angka kejadian
HBaAg positif paling banyak dan angka kejadian yang paling sedikit di beberapa desa Kecamatan
Jatirejo.
3.5 Data Penlitian
Data Primer
Data yang diperoleh dengan cara langsung, yaitu berupa wawancara dengan menggunakan alat bantu
berupa kuesioner dengan daftar pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan pembahasan penelitian yang akan diteliti.
Data Sekunder
4.1 Pembahasan
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif dengan tujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya HbsAg Positif
pada ibu hamil di Kecamatan Jatirejo. Pada penelitian ini didapatkan sampel
sebanyak 6 responden dimana diambil dari desa yang angka kejadian ibu hamil
dengan HBsAg positif nya paling banyak yaitu 3 responden, dan di desa yang
angka kejadian HBsAg nya terbanyak kedua sebanyak 2 responden dan di desa
yang paling sedikit angka kejadian HBsAg nya yaitu sebanyak 1 responden.
Data yang diambil dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data responden
menggunakan data dari kuesioner dan wawancara terbuka. Kuesioner yang dipakai dalam penelitian
ini adalah kuesioner yang buat oleh peneliti sendiri dengan acuan-acuan ilmu tentang penyakit
HBsAg yang diambil dari berbagai sumber-sumber terpercaya pada penelitian sebelumnya dan
didukung dengan diadakannya tambahan wawancara terbuka bersamaan dengan kuesioner agar
didapatkan hasil penelitian yang lebih terarah dan rinci.
4.2 Hasil Penlitian
4.2.1 Pengetahuan dasar tentang Pengertian HBsAg atau Hepatitis B.
100
50
0
Tahu Tidak Tahu
Berdasarkan pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dasar responden tentang HBsAg atau Hepatitis B
didapatkan hasil 100% responden menjawab TIDAK TAHU tentang penyakit tersebut dan 0% responden
memilih TAHU tentang penyakit tersebut. Pada pertanyaan tersebut responden hanya mengetahui bahwa
penyakit hepatitis B adalah hanya sebatas pengetahuan tentang penyakit tersebut adalah sebuah penyakit
“kuning” saja.
4.3.2 Riwayat Anggota keluarga yang pernah atau sedang menderita penyakit hepatitis B selain
responden.
Tabel 4.3.2 Tabel tentang Riwayat anggota keluarga yang pernah atau sedang
menderita penyakit hepatitis B. selan responden
50
40
30
20
10
0
Ya Tidak Tidak Tahu
Berdasarkan pertanyaan kuesioner mengenai riwayat anggota keluarga yang pernah atau sedang
mengalami penyakit hepatitis B ataupun penyakit serupa yang mirip dengan responden di jawab responden
dengan 50% menjawab YA dimana anggota keluarga tersebut adalah anggota keluarga yang tinggal satu
rumah dengan responden. Responden yang menjawab TIDAK terdapat 30% dimana responden yakin tidak
ada sama sekali anggota keluarga baik yang tinggal serumah ataupun yang tidak tinggal serumah pernah
mengalami riwayat penyakit ataupun gejala yang mirip penyakit hepatitis B dan sisanya menjawab TIDAK
TAHU sebanyak 20% dimana responden merasa ragu-ragu jika menjawab poin YA taupun poin TIDAK.
4.3.3 Riwayat transfusi darah terhadap anggota keluarga atau responden.
Berdasarkan pertanyaan kuesioner tentang riwayat menerima transfusi darah kepada responden
ataupun keluarga responden didapat 90% responden menjawab TIDAK dengan bahwa tidak ada sama
sekali responden ataupun anggota keluarga responden yang pernah mendapatkan transfusi darah.
Sedangkan 10% responden menjawab TIDAK TAHU karena menurut responden mereka tidak pernah
saling bercerita ataupun mendengar riwayat transfusi darah tersebut dan 0% responden menjawab
jawaban YA.
4.3.4 Riwayat menggunakan alat pengaman jika melakukan hubungan seksual.
Berdasarkan hasil pertanyaan kuesioner tentang riwayat pernah atau sedang mengunakan
jarum suntik dalam jangka waktu lama dan digunakan bersama-sama (bergantian) seluruh
responden 100% menjawab TIDAK dengan yakin.
4.3.6 Riwayat penggunaan alat mandi, alat cukur dan alat makan bersamaan dengan anggota keluarga
lainnya.
Berdasarkan hasil pertanyaan kuesioner tentang riwayat penggunaan alat mandi, alat cukur dan
alat makan bersamaan dengan anggota keluarga lainnya didapatkan 70% responden menjawab YA
dimana peneliti pun bertanya untuk mendapatkan jawaban yang lebih rinci kepada responden tentang
alat apa saja yang biasanya digunakan bersama-sama secara rutin baik tidak disengaja maupun
disengaja repsonden menjawab alat mandi berupa sabun batang dan alat cukur dan alat makan berupa
gelas dan sendok dengan anggota keluarga lainnya yang ada di rumah. Sedangkan 30% responden
menjawab TIDAK.
4.3.7 Riwayat pernikahan lebih dari 1kali
Berdasarkan hasil pertanyaan kuesioner tentang riwayat pernikahan responden menjawab Tidak
sebanyak 90% dan 10% responden menjawab YA
4.3.8 Riwayat Tato atau tindik anggota keluarga ataupun responden
Tabel 4.3.8 Tabel tentang riwayat tato atau tindik anggota keluarga ataupun
responden
120
100
80
60
40
20
0
Ya Tidak
100
80
60
40
20
0
Ya Tidak
Berdasarkan pertanyaan kuesioner tentang riwayat kedokter gigi 100% responden menjawab
TIDAK, adapun pengertian jawaban tidak yaitu tidak pernah ataupun hanya sekali dalam hidup
mereka ke dokter gigi dan jika sakit gigi pun hanya menggunakan obat warung saja.
4.3.10 Apakah hepatitis B atau penyakit kuning menular menurut responden
5.1.1 Penelitian ini menggunakan metode deskriftif dengan tujuan untuk mengetahui
faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kejadian HBsAg pada ibu hamil di
Kecamatan Jatirejo.
5.1.2 Faktor utama yang mempengaruhi kejadian HBsAg pada ibu hamil di Kecamatan
Jatirejo adalah karena kurangnya pengetahuan terhadap penyakit Hepatitis B. Faktor
utama tersebut dilihat berdasarkan presentase hasil kuesioner pada poin pertanyaan
pengetahuan tentang hepatitis B atau penyakit kuning lalu pada poin pertanyaan
kuesioner tentang penularan dan bahaya penyakit hepatitis B terhadap responden
dan bayi, dimana responden dijawab dengan presentase terbanyak responden tidak
mengetahui nya.
5.1.3 Faktor kedua selanjutnya yang memperngaruhi kejadian HBsAg pada ibu
hamil di Kecamatan Jatirejo adalah tingkat kebersihan yang kurang dimana
penggunaan alat mandi, alat cukur dan alat makan digunakan bersamaan
dengan anggota keluarga lainnya yang serumah didapat sebanyak 70%
responden yang menjawab YA.
5.1.4 Faktor ketiga selanjutnya yang mempengaruhi kejadian HBsAg pada ibu hamil
di Kecamatan Jatirejo adalah adanya anggota keluarga serumah yang memiliki
riwayat penyakit hepatitis B atau serupa. Anggota keluarga tersebut adalah
anggota keluarga yang tinggal satu rumah dimana didapat 50% responden
menjawab YA
pada pertanyaan riwayat penyakit hepatitis B di anggota keluarganya.
5.1.5 Faktor keempat selanjutnya yang mempengaruhi kejadian HBsAg
positif pada ibu hamil di Kecamatan Jatirejo adalah faktor
pendidikan dimana pendidikan dan pekerjaan dimana rendahnya
pendidikan menghambat banyaknya informasi dan rasa
keingintahuan tentang penyakit yang membahayakan terdapat
dirinya dan keluarganya. Dimana responden pada penelitian ini
70% adalah berpendidikan SMP. Faktor pekerjaan dimana
kebanyakan responden 80% adalah ibu rumah tangga.
5.2 Saran
5.2.1 Perlunya diadakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan khusus untuk
meningkatkan pengetahuan tentang hepatitis B terutama bukan hanya
kepada responden saja bahkan kepada anggota keluarga lainnya dan
juga masyarakat.
5.2.3 Untuk penelitian yang selanjutnya diharapkan suami responden yang memiliki kartu
berobat di arahkan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium penunjang guna mengetahui
lebih banyak faktor penyebab terjadinya HBsAg positif pada ibu hamil di Kecamatan Jatirejo.
5.2.4 Agar penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan informasi dalam
menganalisa dan merencanakan strategi selanjutnya untuk program
HBsAg terhadap ibu hamil di Kecamatan Jatirejo.
TERIMAKASIH