Anda di halaman 1dari 19

Laporan Kasus

BBLC + BCB + SMK +


IKTERIK
NEONATORUM
DEFINISI

IKTERIK
Suatu keadaan yang ditandai dengan kulit dan sklera
berwarna kuning, yang disebabkan oleh akumulasi
bilirubin pada kulit dan membrana mukosa, karena kadar
bilirubin pada tubuh tinggi atau disebut juga
hiperbilirubinemia

Terlihat secara kasat mata apabila konsentrasi


bilirubin dalam darah pada bayi atau anak >5
mg/L. Pada sebagian besar bayi, kondisi
ini merupakan suatu hal yang fisiologis
KLASIFIKASI
1) Timbul sebelum usia 24 jam pertama kehidupan.
2) Ikterus menetap sesudah bayi berumur 8 hari pada
bayi cukup bulan dan lebih dari 14 hari pada bayi kurang
bulan.
3) Peningkatan kadar bilirubin total serum >0,5 mg/dl/jam.
4) Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang
memerlukan fototerapi.
5) Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari pada
IKTERUS bayi seperti muntah, letargi, malas menetek, penurunan
01 FISIOLOGIS berat badan yang cepat, apnea, takipnea, atau suhu yang
tidak stabil

1) Timbul pada hari ke-2 dan ke-3 yang tampak jelas IKTERUS
pada hari ke-5 dan ke-6.
2) Kadar bilirubin indirek (tak terkonjugasi) setelah 2 PATOLOGIS 02
x 24 jam tidak melewati 15 mg% per hari pada
neonatus cukup bulan dan 10 mg% per hari pada
bayi kurang bulan.
3) Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tak
melebihi 5 mg% per hari.
4) Kadar bilirubin direk kurang dari 1 mg%
5) Ikterus hilang pada 10 hari pertama
6) Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan
keadaan patologis tertentu.
EPIDEMIOLOGI

01 02 03 04

SDKI, 2012 2013 2014 2015


Kejadian ikterus pada bayi RSUD Raden Mattaher, Provinsi Lampung, Pada periode Januari -
baru lahir berkisar 50% pada kejadian ikterus jumlah neonatal yang Desember 2015 sebesar 302
bayi cukup bulan dan 75% neonatorum yang tercatat mengalami ikterus kasus (30,2%) dari 914 bayi
pada bayi kurang bulan di bagian perinatologi sejak pada tahun 2014 yang bermasalah dan bayi
Agustus 2012 sampai sebesar 384 kasus yang mengalami ikterus
Januari 2013 sebanyak (33,5%) dari 1288 bayi sebanyak 358 kasus (34,3%).
100 kasus yang bermasalah
DIAGNOSIS

01 02 03

ANAMNESIS PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN


FISIK PENUNJANG

D
D
D
Tata Laksana
EDUKASI & MEDIKAMENTOSA
PEMBERIAN ASI

FOTOTERAPI TRANFUSI TUKAR


LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
Pada saat hamil, pasien mengontrol kehamilan selama trimester I sebanyak 3 kali, selama trimester II sebanyak 3 kali, dan trimester III sebanyak 5
kali. Berat badan Ibu saat trimester I 62 kg, trimester II yaitu 60 kg, dan ketika trimester ke III yaitu 63 kg. Tekanan darah saat semester I 110/70
mmHg, saat trimester II 100/70 mmHg, saat trimester III 100/70. Selama hamil Ibu rajin meminum tambahan zat besi dan asam folat serta
memakan makanan bergizi. Pemakaian obat-obatan, jamu dan rokok disangkal. Ibu memiliki faktor risiko mayor ketuban pecah dini > 24 jam yaitu 2
minggu lamanya dan faktor risiko minor adanya keputihan gatal dan berbau selama kehamilan. Riwayat kehamilan sebelumnya melahirkan pertama
kali anak laki-laki pada tahun 2016 dengan jenis persalinan spontan, dengan berat badan lahir 2400 gram. Tidak ada penyakit saat kehamilan
pertama dan kedua.
Ibu melahirkan dengan G2P2A0, ketuban pecah dini, 38 minggu, dengan letak belakang kepala, dengan SC atas indikasi Secondary arrest et
causa malpresentasi letak puncak, post date, Riwayat PPT dengan VE atas indikasi ibu kelelahan. Ibu dioperasi oleh dokter kandungan di RSUD
Ulin Banjarmasin. Ibu melahirkan pada tanggal 22 Oktober 2018 pada pukul 22.35 WITA. Persalinan ini merupakan persalinan tunggal berjenis
kelamin perempuan, berat bayi saat lahir 3460 gram dengan panjang badan 50 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 35 cm. Ketika bayi lahir, bayi
langsung menangis dengan APGAR score pada menit ke- 1, 5, 10 berturut-turut adalah (7-8-9) dan total Score Down 0. Suhu tubuh bayi terukur
35,9 oC dengan kulit berwarna kemerahan pada badan, tangan, dan kaki. Denyut jantung 125 x/menit, frekuensi napas 44x/menit, Capillary Reffil
Time (CRT) kurang dari 3 detik, saturasi oksigen 98%, gerakan aktif. Kemudian bayi dimasukkan keruang bayi IIA dan sekitar 1 hari kemudian kulit
bayi menguning dari kepala hingga lutut. Bayi di diagnosis dengan bayi berat lahir cukup bulan, neonatal infection dan ikterik neonatorum.

FAKTOR RISIKO MAYOR & MINOR


Riwayat Kehamilan Persalinan Sebelumnya
Mayor: KPD> 24 jam
Hamil tahun Jenis Penyakit Minor: Keputihan gatal dan berbau
L/P BBL Hidup/Mati
ke kelahiran persalinan Waktu Hamil
1 2016 SptBK L 2400 Hidup -
APGAR Score 7-8-9
Downe score 0
RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
Trimester
I II III
Jumlah Konsultasi 3 kali 3 kali 5 kali

Berat badan ibu 62 60 63

Tekanan darah 110/70 100/70 100/70

Penyakit waktu hamil - - -


KEADAAN
Obat-obatan yang Asam folat Fe, Kalk, Vit C Fe, Kalk, Vit C
PERSALINAN diterima

SEKARANG Kebiasaan makan - - -


waktu hamil

Makanan :
Bayi lahir SC a/i Secondary Kualitatif Nasi, ikan buah, Nasi, ikan, buah, sayur, susu Nasi, ikan, buah, sayur, susu
arrest et causa malpresentasi sayur 2-3 kali sehari 3 kali sehari
Kuantitatif 3 kali sehari
letak puncak, post date,
Riwayat PPT dengan VE atas
indikasi ibu kelelahan tanggal
22 Oktober 2018
Jamu - - -
Rokok - - -
PEMERIKSAAN FISIK 25/10/2018 (4 hari)
Berat badan: 3350 gram
Panjang badan: 50 cm
Tanda vital
Kesadaran : menangis kuat, gerak aktif Respirasi : 44 kali/menit
Denyut jantung: 142 kali/menit Capillary Refill Time: < 2 s
Suhu : 37,4 °C
Kulit : ikterik kremer 3
Kepala/leher
Kepala : Bentuk kepala simetris mesosefali. Tidak ada sefal hematoma dan kaput suksadenum
Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-/-), produksi air mata cukup
Telinga : Pinna terbentuk sempurna, rekoil cepat kembali
Hidung : Hidung berbentuk normal, simetris, pch (-) epistaksis (-)
Mulut : Bentuk tidak ada kelainan, mukosa bibir lembab, sianosis (-). Leher :Tidak terdapat massa.
Toraks : Bentuk simetris
Jantung : S1 S2 tunggal, bising (-)
Paru : retraksi (-) tidak ada benjolan.
Abdomen : bising usus normal dan tidak ditemukan adanya massa
Ekstremitas : Akral hangat. Sianosis (-) Ikterik kremer 3
Genitalia : Jenis kelamin perempuan
Neurologi : Refleks Moro (+) hisap (+) pegang (+) Refleks rooting (+)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 18,1 14.0 – 24,00 g/dL
Lekosit 23.0 4,65 – 10,3 rb/μL
Eritrosit 5.64 4.80 – 7.10 Juta/μL
Hematokrit 53.9 44 – 64 Vol%
Trombosit 263 150 – 450 ribu/μL
RDW-CV 16,6 11.5 – 14.7 %
MCV.MCH.MCHC
MCV 95,6 75.0 – 96.0 Fl

LABORATORIUM MCH
MCHC
HITUNG JENIS
32,1
33,6
28.0 – 32.0
33.0 – 37.0
Pg
%

Gran% 75,1 50,0-70,0 %


Limfosit % 24.9 25,0-40,0 %
Gran# 17.30 2.50 – 7.00 ribu/μl
Limfosit# 5.70 1.25 – 4.0 ribu/μl
KIMIA
DIABETES
Glukosa Darah Sewaktu 78 50-90 Mg/dl
HATI DAN PANKREAS
Bilirubin total 19.37 0.00 - 12.00 Mg/dl
Bilirubin Direk 1.07 0.00 - 0.60 Mg/dl
Bilirubin Indirek 18.30 0.20 - 0.80 Mg/dl
IMUNO - SEROLOGI
REMATIK
< 6.0 < 6.00 Mg/dl
CRP

25 OKTOBER 2018
DIAGNOSIS & TALAK

• Jaga suhu tubuh 36,5 –

TATA 37,5oC ; Observasi tanda vital


I. Ikterik Neonatorum
II. Neonatal Infection • Inj. Antiobiotik :
III. Berat Badan Lahir Cukup LAKSANA • Inj. ampicilin 2x125 mg
IV. Bayi Cukup Bulan
• Inj. Gentamicin 12 mg/36 jam
V. Sesuai Masa Kehamilan KASUS
• Mo. KU, TV, SaO2
• Program fototerapi
PEMBAHASAN
KASUS vs TEORI

KASUS TEORI
Bayi disebut ikterus fisiologis, jika :
a. Ikterus yang timbul pada hari kedua atau ketiga lalu
menghilang setelah sepuluh hari atau pada akhir minggu
• By perempuan, 4 hari kedua.
• Badan kuning dari kepala hingga lutut sejak usia 2 b. Tidak mempunyai dasar patologis
hari c. Kadarnya tidak melampaui kadar yang membahayakan
• Panas (-) Kejang (-) d. Tidak mempunyai potensi menjadi kern-ikterus
• Faktor risiko 1 mayor + 1 minor e. Tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi
• SC a/i Secondary arrest et causa malpresentasi letak f. Sering dijumpai pada bayi dengan berat badan lahir rendah.
puncak, post date, Riwayat PPT dengan VE atas Ikterus baru dapat dikatakan fisiologis apabila sesudah
indikasi ibu kelelahan pengamatan dan pemeriksaan selanjutnya tidah
menunjukkan dasar patologis dan tidak mempunyai potensi
berkembang menjadi kern-icterus.

KASUS TEORI
KASUS vs TEORI

KASUS TEORI
Pada kasus pasien termasuk dalam ikterik kremer 3 yaitu
badan kuning sampai badan bawah hingga tungkai. WHO
dalam panduannya menerangkan cara menentukan ikterus
• Pada pemeriksaan fisik di umur 4 hari, tanda vital bayi secara visual, sebagai berikut:
HR 142x/menit, suhu 37,4, dengan respirasi a. Pemeriksaan dilakukan dengan pencahayaan yang cukup
44x/menit. Dalam pemeriksaan status generalis hanya (di siang hari dengan cahaya matahari) karena ikterus bisa
didapatkan gambaran ikterik kremer III lainnya dalam terlihat lebih parah bila dilihat dengan pencahayaan buatan
batas normal. dan bisa tidak terlihat pada pencahayaan yang kurang.
b. Tekan kulit bayi dengan lembut dengan jari untuk
mengetahui warna di bawah kulit dan jaringan subkutan.
c. Tentukan keparahan ikterus berdasarkan umur bayi dan
bagian tubuh yang tampak kuning.

KASUS TEORI
KASUS vs TEORI KASUS

TEORI Pemeriksaan bilirubin serum merupakan baku emas


penegakan diagnosis ikterus neonatorum serta
untuk menentukan perlunya intervensi lebih lanjut.
Pasien dilakukan pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil, Hb
18,1 gr/dl, leukosit 23 ribu, dengan
kadar bilirubin total 19,37 kadar
Selain itu gambaran laboratorium mendukung bilirubin direk 1,07, dan kadar
adanya gambaran neonatal infection. Menurut bilirubin indirek 18,3. Pasien juga
penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya bahwa dicek kadar CRP didapatkan hasil
infeksi pada neonatus merupakan faktor resiko <6
terjadinya hiperbilirubinemia yang menyebabkan
bayi mengalami ikterus. Hal ini diperkuat dengan
penelitian oleh Halisanti yang menyebutkan bahwa
terdapat hubungan antara neonatus yang
mengalami infeksi dengan terjadinya ikterus
nonatorum. Selain itu Onyearugha et al juga
meneliti prevalensi dan faktor resiko yang
berhubungan dengan neonatus yang mengalami
ikterus dan didapatkan hasil yang signifikan antara
bayi baru lahir yang mengalami infeksi dan ikterus.
KASUS vs TEORI KASUS

TEORI Fototerapi terdiri dari radiasi dengan lampu energi


foton yang akan merubah struktur molekul bilirubin
dari suatu senyawa tetrapirol yang sulit larut
Tatalaksana yang diberikan pada
kasus jaga suhu tubuh 36,5 –
37,5oC, Observasi tanda vital, Inj.
menjadi senyawa dipirol yang mudah larut dalam air Antibiotik : Inj. ampicilin 2x125 mg
sehingga bilirubin dapat diekskresikan ke dalam dan Inj. Gentamicin 12 mg/36 jam,
empedu atau urin tanpa membutuhkan Mo. KU, TV, SaO2, dan dilakukan
glukoronidase hepatik. Fototerapi digunakan untuk program fototerapi
mencegah kadar bilirubin yang memerlukan
transfusi pengganti. Fototerapi diberikan jika kadar
bilirubin darah indirek lebih dari 10 mg% pada bayi
dengan usia gestasi > 35 minggu
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai