Anda di halaman 1dari 12

TERAPI OKSIGEN

 Pengertian
Terapi oksigen adalah suatu tindakan untuk meningkatkan
tekanan parsial oksigen pada inspirasi

 Tujuan pemberian terapi O2

 Mengatasi keadaan hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah,


 Menurunkan kerja pernafasan
 Menurunkan beban kerja otot Jantung (miokard)

 Indikasi
 Pemberian terapi oksigen digunakan untuk
 Mencegah terjadinya hipoksia.
 Merupakan terapi untuk hipoksia.
 
 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipoksia.
 Kadar oksigen rendah.
 Gangguan jalan napas dan pernapasan.
 Gangguan difusi.
 Gangguan transport oksigen.
 Gangguan jaringan.
 
 

•Tanda-tanda hipoksia.

 Sesak napas, pernapasan > 16 / 20 x/mnt


 Napas cuping hidung.
 Adanya gerak napas tambahan, retraksi interkostal suprasternal.
 Tachicardia, tekanan darah meningkat.
 Berkeringat dingin.
 Gelisah sampai bingung.
 Kalau berat tampak sianosis.
 Prinsip terapi oksigen.

 FiO2 dapat diatur sesuai kebutuhan.


 Tidak terjadi rebreathing yang
menyebabkan penumpukan CO2
 Resistensi minimal.
 Efisien dan ekonomis.
 Nyaman untuk pasien. 

 Macam-macam alat untuk terapi oksigen.

 Nasal kanule / nasal prong 24-54% 1-6 lpm


 Masker sederhana 35-60% 6-12 lpm

 Masker reservoar rebreathing 40-80% 6-10 lpm.

 Masker reservoar non rebreathing 40-50% 8-12 lpm

 Bag valve mask tanpa oksigen murni tetapi Oksigen 21%


 Dengan oksigen 50-100%
• Efek Samping Terapi Oksigen

 Keracunan 02 ,
pada pemberian jangka lama dan berlebihan dapat
dihindari dengan pemantauan AGD dan Oksimetri

 Nekrose C02,
( pemberian dengan Fi02 tinggi) pada pasien dependent
on Hypoxic drive misal kronik bronchitis, depresi
pemafasan berat dengan penurunan kesadaran . Jika
terapi oksigen diyakini merusak C02, terapi 02
diturunkan perlahan-lahan

 Toxicitas paru,
pada pemberian Fi02 tinggi ( mekanisme secara pasti
tidak diketahui). terjadi penurunan secara progresif
compliance paru karena perdarahan interstisiil dan
oedema intra alviolar
 
 Retrolental fibroplasias.

Pemberian dengan Fi02 tinggi pada bayi premature.


Menyebabkan

 konstriksi pembuluh darah pada retina


 kerusakan sel endotel,
 terlepasnya retina, yang kemungkinan kebutaan.

 Barotrauma (Ruptur Alveoli)


 Contoh penyakit / gangguan yang memerlukan terapi oksigen.

 Gagal napas (lihat blood gas).


 Shyock.
 Infark myokard acute (IMA)
 Payah jantung.
 Keracunan karbon mono oksida (CaCO3).
 Fraktur multiple berat.
 Luka bakar > 25%.
 Pasca bedah.
 Sepsis
 Volume Paru

1) Tidal Volume /TV (alun napas)


adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali
bernapas normal; besarnya kira-kira 500 mililiter pada rata-rata orang
dewasa muda.

2). Volume Cadangan Inspirasi/VCI (inspiratory reserve volume)


adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan di atas
volume alun napas normal; dan biasanya mencapai 3000 mililiter.

3). Volume Cadangan Ekspirasi/VCE


adalah jumlah udara ekstra yang dapat diekspirasi oleh ekspirasi kuat
pada akhir ekspirasi alun napas normal; jumlah normalnya adalah sekitar
1000 mililiter.

4). Volume Residu


yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi
paling kuat. Volume ini besarnya kira-kira 1200 mililiter
 
Keterangan :
TV = tidal volume (500 ml)
VCI = volume cadangan inspirasi (3.000 ml)
Kl = kapasitas inspirasi (3.500 ml)
VCE = volume cadangan ekspirasi (1.000 ml)
VR = volume residual (1.200 ml)
KRF = kapasitas residual fungsional (2.200 ml)
KV = kapasitas vital (4.500 ml)
KPT = kapasitas paru total (5.700 ml)
 
 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Terapi Oksigen

Terapi oksigen merupakan salah satu intervensi keperawatan yang bersifat


kolaboratif yang diberikan kepada pasien berdasarkan diagnosa keperawatan
yang di rumuskan.

Tahap - Tahap

1) Pengkajian
Pengkajian ini ditujukan kepada keluhan- keluhan klien serta hasil
pemeriksaan baik yang sifatnya pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan
penunjang
(keluhan klien antara lain batuk, sesak napas, asma kecepatan, irama,, )

2). Analisis Data


Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan berpikir
rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan

3). Perumusan Diagnosa Keperawatan ( pre, intra post anestesi )


4. Diagnosa Keperawatan

adalah merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respon


manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari dimana
perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi

3). Intervensi keperawatan


.
(Tindakan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien )

4). Evaluasi
(MenilaI hasi dari intrevesi keperawatan)
Contoh Diagnosa Keperawatan
 

1) Ketidakmampuan mempertahankan ventilasi spontan b/d obat obat anestesi


( opioid, relaksan, agent anestesi inhalasi,
2) Inefektif bersihan jalan nafas b/d secret yang tertahan
3) Cemas berhubungan dengan prosedur anestesi yang akan di lakukan
4) Resiko infeksi saluran nafas sehubungan dengan pemasangan selang
endotracheal
5) Resiko trauma atau cedera berhubungan dengan ventilasi mekanis, selang
endotracheal, ansietas,
6) Pola napas tidak efektif b/d disfungsi neuromuscular efek penggunaan obat
anestesi umum/pelumpuh otot
7) Resiko defisit volume cairan b/d Perdarahan aktif (berlangsungnya proses
pembedahan
8) Resiko Kehilangan panas berhubungan dengan obat anestesi inhalasi
9) Resiko cedera dengan faktor resiko: Gangguan persepsi sensori karena
anestesi

Anda mungkin juga menyukai