Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 3

PENGADAAN TANAH
Alex Firdaus Simaremare 1509117673
Allya Mursyidah 1709122158
Athifa Syziya Putri 1709114673
Juliani Fitriawati 1709110299
Regina Dwita Andjani 1709114923
Rifqi Darmawan 1709114673
Yechieldo Pakpak 1709113385
Pengadaan Tanah
• Pengertian, Pasal 1 ayat (2) Undang-undang No. 2 Tahun 2012
kegiatan menyediakan tanah denegan cara memberi ganti kerugian yang
layak dan adil kepada pihak yang berhak.

• Dasar Hukum :
• Undang – Undang No. 2 tahun 2012 tanggal 14 Januari 2012;
• Peraturan Presiden No. 71 tahun 2012 tanggal 7 Agustus 2012;
• Permendagri No. 72 tahun 2012 tanggal 7 November 2012.
• Peraturan Kepala BPN No.5 tahun 2012 tanggal 30 Oktober 2012;
• Peraturan Mekeu No. 13/PMK.01/2013 tanggal 4 Januari 2013
• Pengadaan Tanah Terbagi 2, berdasarkan
kepentingannya
1. Kepentingan Umum, tanah digunakan untuk pembangunan
• Pertahanan dan keamanan nasional
• Jalan umum, jalan tol, terowongan
• Waduk, irigasi, saluran air minum
• Pelabuhan, bandar udara dan lain-lain

2. Kepentingan Swasta
Dasar hukum yang digunakan :
• Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No.21/1994 tentang Cara
Perolehan Tanah Bagi Perusahaan Dalam Rangka Penanaman Modal
• PMDN No.5/1974 tentang Ketentuan-ketentuan mengenai penyediaan dan
pemberian tanah untuk keperluan perusahaan.
Pokok-Pokok Kebijakan Pengadaan Tanah
• Berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 55/1993, beberapa
pokok kebijakan dalam pengadaan tanah adalah

1. Pengadaan tanah oleh pemerintah dilaksanakan dengan cara


pelepasan atau penyerahan hak atas tanah
2. Pelepasan atau penyerahan hak atas tanah dilakukan berdasarkan
prinsip penghormatan hak atas tanah
3. Pengadaan dan rencana oemenugan kebutuhan tanah dapat dilakukan
apabila pentepan rencana pembangunan tersebut sesuai dengan
rencana umum tata ruang (RUTR) yang telah disetujui atau
ditetapkan, bagi daerah yang belum menetapkan RUTR, pengadaan
tanah dilakukan berdasarkan perencanaan ruang wilayah atau kota
yang ada
Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Tanah

• Pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan


yang bersifat umum, dilakukan oleh panitia yang
diatur dalam Pasal 7 (1) Keputusan Presiden No.
55/1993

• Tugas panitia pelaksanaan pengadaan tanah diatur


dalam pasal 8 Keputusan Presiden No.55/1993
• Ganti kerugian dalam rangka pengadaan tanah terdapat pada Pasal 12
Keppres No.55/1993 yaitu :
a. Hak atas tanah;
b. Bangunan;
c. Tanaman;
d. Benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah.

• Adapun bentuk ganti kerugian terdapat pada Pasal 13 Keppres No.


55/1993 berupa :
a. Uang
b. Tanah pengganti
c. Pemukiman kembali
d. Gabungan dari dua atau lebih untuk ganti kerugian sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, dan
e. Bentuk lain yang disetujui oleh pihak-pihak yang bersangkutan
Pembebasan Hak Atas Tanah
• Pasal 1 (1) PMDN No. 15 Tahun 1975
mendefinisikan pembebasan tanah sebagai berikut:
Pembebasan tanah ialah melepaskan hubungan hukum yang
semula terdapat diantara pemegang hak/penguasa atas
tanahnya dengan cara memberikan ganti rugi

• Tujuan pembebesan tanah :


Digunakan untuk kepentingan umum,yang termasuk
kepentingan umum sesua yang tercantum dalam Instruksi
Presiden RI No. 9 Tahun 1973
• Panitia Pembebasan Tanah, Pasal 2 (1) PMDN No. 15/1975 :
1. Kepala Sub Direktorat Agraria Kabupaten/Kotamadya sebagai ketua merangkap
anggota.

2. Seorang pejabat dari Kantor Pemda tingkat II yang ditunjuk oleh


bupati/walikotamadya kepala daerah yang bersangkutan sebagai anggota.

3. Kepala Kantor Ipeda/Ireda atau pejabat yang ditunjuk sebagai anggota.

4. Seorang pejabat yang ditunjuk oleh instansi yang memerlukan tersebut sebagai
anggota.

5. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dati II atau pejabat yang ditunjuk apabila mengenai
tanah bangunan dari Kepala Dinas Pertanian Daerah Tingkat II atau pejabat yang
ditunjuknya jika mengenai tanah pertanian, sebagai anggota.

6. Kepala Kecamatan yang bersangkutan sebagai anggota.

7. Kepala Desa atau yang dipersamakan dengan itu sebagai anggota.

8. Seorang pejabat dari kantor Sub Direktorat Agraria Kabupaten/Kotamadya yang


ditunjuk oleh Kepala Sub Direktorat Agraria Kabupaten/Kotamadya yang
bersangkutan sebagai sekretaris bukan anggota
• Tugas Panitia Pembebasan Tanah, Pasal
3 (1) PMDN No. 15/1975 :
a. Mengadakan inventarisasi serta penelitian setempat terhadap keadaan
tanahnya, tanam tumbuh dan bangunan-bangunan

b. Mengadakan perundingan dengan para pemegang hak atas tanah dan


bangunan/tanaman

c. Menaksir besarnya ganti rugi yang akan dibayarkan kepada pihak


yang berhak;

d. Menyaksikan pelaksanaan pembayaran ganti rugi kepada yang berhak


atas tanah/bangunan/tanaman tersebut.
Pencabutan Hak Atas Tanah
• Pencabutan hak atas tanah ini adalah sebagai tindak lanjut dalam hal
usaha pemerintah untuk memperoleh tanah dari rakyat melalui
pembebasan tanah yang tidak berhasil.

• Tujuan dari pencabutan hak tanah adalah untuk memperoleh tanah


dari rakyat secara paksa, karena melalui musyawarah telah
mengalami jalan buntu.

• Dasar hukumnya adalah


• Pasal 18 UUPA No. 5/1960
• UU No. 20/1961 tentang Pencabutan hak-hak atas tanah
dan benda benda yang ada di atasnya
• Instruksi Presiden No. 9 tahun 1973 tentang Pedoman-
pedoman Pelaksanaan Pencabutan Hak-hak atas Tanah
dan Benda-benda yang Ada di
Perbedaan Pembebasan Hak Tanah Dengan
Pencabutan Hak Atas Tanah

Pembebasan Hak Atas Tanah Pencabutan Hak Atas Tanah

Dilakukan dengan cara musyawarah Dilakukan dengan cara paksa oleh


dengan pemilik tanah pemerintah, karena dengan cara
sebelumnya (musyawarah) tidak
berhasil
Tidak terdapat unsur paksaan Terdapat unsur paksaan

Anda mungkin juga menyukai