Bunga Salsabila 1709110296 Ilham Dwi Mirza 1709122429 Laili Ramadhani 1709123031 PEMBENTUKAN DAERAH Pembentukan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesehjateraan masyarakat disamping sebagai sarana pendidikan politik di tingkat lokal. Pembentukan suatu daerah harus memenuhi persyaratan administratif, teknis, dan fisik kewilayahan. Persyaratan administratif untuk provinsi meliputi adanya persetujuan DPRD kabupaten/kota dan Bupati/Walikota yang akan menjadi cakupan wilayah provinsi, persetujuan DPRD provinsi induk dan gubernur, serta rekomendasi dari Mentri Dalam Negri sebagaimana disebutkan diatas. Syarat teknis meliputi faktor yang menjadi dasar pembentukan daerah yang mencakup kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, kependudukan, luas daerah, pertanahan, dan keamanan, serta faktor lain yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah. PEMBENTUKAN KAWASAN KHUSUS Disamping adanya aturan tentang pembentukan daerah, dalam undang-undang ini juga diatur tentang pembentukan kawasan khusus yang bertujuan untuk menyelenggarakan fungsi pemerintahan tertentu yang bersifat khusus, dalam suatu wilayah provinsi dan/atau kabupaten kota. Kawasan khusus adalah sebuah kawasan strategis yang secara nasional menyangkut hidup orang banyak. Dari sudut politik, sosial, budaya, lingkungan serta pertahanan dan keamanan. Fungsi pemerintahan dalam kawasan khusus ini, antara lain pertahanan negara, pendayagunaan wilayah perbatasan dan pulau-pulau tertentu/terluar, lembaga pemasyarakatan, pelestarian warisan budaya, dan cagar alam, pelestarian lingkungan hidup, riset dan teknologi. KONSEPSI PEMEKARAN DAERAH
pemekaran daerah diartikan sebagai pemecahan daerah
provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota menjadi lebih dari satu daerah, berdasarkan kriteria kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah, pertimbangan lain yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah. menurut Pasal 1 PP No. 78 Tahun 2007. pemekaran daerah sebagai pemecahan provinsi atau kabupaten/kota menjadi dua daerah atau lebih. Pemekaran daerah juga dapat dipahami sebagai pembagian kewenangan administratif dari satu wilayah menjadi dua atau beberapa wilayah. Pembagian tersebut juga menyangkut luas wilayah maupun jumlah penduduk sehingga lebih mengecil. Pada level provinsi menghasilkan satu pola yakni dari satu provinsi menjadi satu provinsi baru dan satu provinsi induk. Sementara pada level kabupaten terdiri dari beberapa pola yakni, Pertama, dari satu kabupaten menjadi satu kabupaten baru (Daerah Otonom Baru; DOB) dan kabupaten induk. Kedua, dari satu kabupaten menjadi satu kota baru dan kabupaten induk. Ketiga, dari satu kabupaten menjadi dua kabupaten baru dan satu kabupaten induk. PENGGABUNGAN DAERAH
Penggabungan daerah sama halnya dengan penghapusan
daerah, penggabungan daerah biasanya juga dilakukan dengan melihat dari intrepretasi pemerintah dalam melihat kemampuan suatu daerah dalam mengembangkan rumah tangganya sendiri. Pengabungan daerah yang masih belum dianggap mampu untuk mengelola kebijakan dan pengaturan rumah tangganya sendiri. DAERAH PERSIAPAN
Pembentukan daerah otonom baru melalui tahap persiapan
sebenarnya bukanlah konsep baru. Pada masa berlakunya UU Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, konsep tersebut telah digunakan dalam wujud pembentukan kota administrative (kotip) sebelum dinaikkan statusnya menjadi kotamadya otonom. Daerah persiapan dalam Desartada diartikan sebagai bagian wilayah dari sebuah daerah otonom atau gabungan wilayah dari bagian wilayah daerah otonom yang berdekatan, yang disiapkan secara khusus untuk menjadi daerah otonom baru, dengan memberikan kewenangan menjalankan pemerintahan di bawah pembinaan dan tanggung jawab daerah otonom induknya. TERIMA KASIH