Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PEMEKARAN WILAYAH GARUT SELATAN

Siti Zahrotul Mulkiyah 11


Ilmu AdministrasI Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik universitas Al-Ghifari
Alamat email : 1zahrotulmulkiyah65@gmail.com ;

ASBTRAK
Pendirian kota baru memiliki dua konsekuensi. Konsekuensi positif dari pembentukan
kabupaten baru adalah solusi terbaik untuk yang lama dan baru dalam pembangunan
infrastruktur. Konsekuensi negatif yang terjadi ketika pemekaran kabupaten baru hanya
fokus pada pembangunan infrastruktur baru untuk administrasi perkantoran pusat dan tidak
melihat bagaimana tantagan dan peluang Ketika akan di mekarkan dan mengabaikan
kemiskinan dan kesejahteraan sebagai masalah utama masyarakat. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif mengenai analisis pemekaran wilayah Garut Selatan Fokus
penelitian ini adalah menganalisis pemekaran wilayah Garut Selatan dan upaya
menanggulanginya. Latar belakang penelitian ini pemekaran wilayah Garut Selatan masih
belum optimal. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa
pemekaran wilayah Garut Selatan.

Kata Kunci: Analisis,tatangan , peluang

ABSTRACT.
The establishment of a new city had two consequences. The positive consequence of the
formation of new districts is the best solution for the old and new in infrastructure
development. The negative consequences that occur when the division of new districts only
focus on building new infrastructure for central office administration and do not see how the
challenges and opportunities will be expanded and ignore poverty and welfare as the main
problems of society. This research is a qualitative research regarding the analysis of the
expansion of the South Garut region. The focus of this research is to analyze the expansion
of the South Garut region and efforts to overcome it. The background of this research is the
expansion of the South Garut region is still not optimal. The purpose of this research is to
analyze the expansion of the South Garut region.

Keywords: Analysis , challenges, opportunities

PENDAHULUAN pemerintag daerah dalam rencana


Memasuki akhir decade 1990-an pembangunan jangka Menengah Nasional
Indonesia mengalamai perubahan social (RP JMN) 2004 – 2009 menempatkan
politik yang bermuara kepada pilihan revitalisasi proses desentralisasi dan
melaksanakanan desentralisasi sebagai otonomi daerah ini sebagai satu prioritas
salah satu mode utama pembangunan dalam pembangunan nasional.
Indonesia. Hal ini ditandai dengan Revitalisasi tersebut diarahkan untuk (1)
pemberlakuan UU 32/2004 tentang memperjelas pembagian kewenangan
antar tingkt pemerintah (2) mendorong pertimbangan didalam pembentukan dan
kerjasama antar pemerintah daerah (3) pemekaran daerah.
menata kelembagaan pemerintah daerah Salah satu produk hukum yang ditetapkan
agar lebih efektif dan efisien (4) oleh pemerintah adalah peraturan
meningkatkan kualitas aparatur pemerintah No.78 tahun 2000 tentang
pemerintah daerah (5) meningkatkan Tata Cara Pembentukan, Penghapusan
kapasitas keuangan pemerintah daerah dan penggabungan daerah. Dalam PP 78
serta (6) menata daerah otonom baru tahun 2007 tentang Tata cara
(DOB) pembentukan, penghapusan dan
Otonomi daerah itu sendiri salah satuny penggabungan daerah bertujuan untuk
bermuara kepada keinginan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
memekarkan diri yang kemudian diatur Karena pembentukan, pemekaran,
dalam PP 8/2007 tentang Tata Cara penghapusan, dan penggabungan derah
Pembentukan, Penghapusan dan dilakukan atas dasar pertimbangan untuk
pengabungan daerah. Dalam prakteknya, meningkatkan pelayanan kepada
pemekaran daerah jauh lebih mendapat masyarakat. Meningkatkan kehidupan
perhatian dibandingkan penghapusan berdemokrasi, meningkatkan pengelolaan
ataupun penggabungann daerah. Dalam potensi wilayah, dan meningkatkan
PP tersebut, daerah berhak mengajukan keamanan dan ketertiban.
ususlan pemekran terhadap daerahnya Dalam PP 78 tahun 2007 tentang tata cara
selama telah memenuhi syarat teknis, penghapusan dan penggabungan daerah
administrasi, dan fisik dengan tujuan untuk tersebut juga disebutkan bahwa
mensejahterakan masyarakat yang ada di pembentukan daerah kabupaten/kota dan
wilayahnya. penggabungan beberapa kecamatan yang
Sesuai dengan pasal 4 ayat (3) dan (2) bersanding pada wilayah kabupaten/ kota
UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerinta yang berbeda harus memenuhi syarat
daerah, pembentukan daerah dapat administrative, teknis, dan fisik
berupa penggabungan beberapa daerah kewilayahan, syarat teknis yang dimaksud
atau bagian daerah yang bersanding atau yaitu meliputi factor kemampuan ekonomi,
pemekaran dari satu daerah menjadi dua potensi daerah, social budaya, soial
daerah atau lebih. Munculnya gejala, politik, kependdukan, luas daerah,
bahkan kenyataan akan adanya pertahanan , keamanan , kemampuan
pemekaran dan pembentukan kabupaten, keuangan, tingkat kesejahteraan
kota, dan provinsi baru di Indonesia masyarakat, dan rentang kendali
menuntut perlunya segera ditetapkan penyelenggaraan pemerintah daerah.
syarat – syarat dan kriteria yang menjadi Diberlakukanya konsep otonomi daerah
membuat perubahan yang sanagat
signifikan, yaitu berubahnya hak dan pendukung pemekaran bertujuan untuk
wewenang pemerintah daerah baik di meningkatkan pelayanan publik guna
tingkat pemerintah provinsi maupun di mempercepat terwujudnya kesejahteraan
tingkat pemerintah kabupaten/kota. masyarakat. Dasar pertimbangan
Penyelenggaraan otonomi daerah pada pembentukan daerah adalah berdasarkan
intinya adalah memberikan lebih banyak pertimbangan kamampuan ekonomi,
kewenangan kepada pemerintah potensi daerah, sosial budaya, sosial
kabupaten/kota untuk mengatur politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan
daerahnya sendiri. Tujuan dari pertimbangan lain. Garut Selatan yang
penyelenggara otonomi darah adalah sudah belum menjadi Daerah Otonom
(Hassel Nogi, 2003) Baru diharapkan dapat mengatur dan
1. Efesiensi dan efektivitas pemberian mengurus kepentingan masyarakat
pelayanan kepada masyarakat. setempat menurut prakarsa sendiri.
2. Peningkatan pertumbuhan ekonomi pemekaran daerah merupakan wujud dari
dan pembangunan daerah keinginan masyarakat di suatu daerah
3. Peningkatan partisipasi masyarakat untuk tumbuh dan berkembang dari segi
dalam kehidupan politik dan ekonomi, politik, sosial, budaya dan
pelaksanaan pembangunan keamanan, dalam dimensi geografis.
4. Peningkatan efektivitas pelaksanaan Tingkat perkembangan wilayah dapat
kordinasi serta pengawasan dilihat dari rasio luas wilayah terbangun
pembangunan. (built-up area) terhadap total luas wilayah.
Berdasarkan empath hal diatas salah Semakin besar rasionya, maka semakin
satu tujuan dari pelaksanaan otonomi tinggi tingkat perkembangan wilayahnya.
daerah adalah peningkatan Sejak diberlakukanya perautan
pertumbuhan ekonomi dan pemerintahan ini sudah banyak terbentuk
pembangunan daerah. Tentu hal ini provinsi dan kota/kabupaten baru yang
bukannlah suatu hal yang mudah, masih dalam tahap persiapan menuju
perlu adanya perencanan strategi dan terbentuknya kota/kabupaten baru.
Langkah yang tepat pada berbagai Berdasarkan rencana tata ruang wilayah
aspek pembangunan. kabupaten garut dimana dalam
Fenomena pemekaran daerah belakangan mempermudah proses perkembangan
ini sangat masif dilakukan dan pembangunan wilayah kabupaten Garut
dibicarakan, termasuk usulan pemekaran berdasarkan potensi wilayahnya tersebut
Garut Selatan menjadi daerah sendiri dibagi menjadi tiga wilayah pembangunan
terpisah dari Kabupaten Garut. yaitu utaea, tengah dan selatan
Pemekaran Garut Selatan ini menurut 1. Wilayah pembangunan utaea yang
banyak kalangan terutama bagi terdiri dari 12 (dua belas)
kecamatan yang meliputi pertanian, perkebunan, hutan
kecamatan wanaraja, pangatikan, lindung.
sucinaraja, leuwigoong, cibatu, Dari ketiga tersebut wilayah utara dan
kersamanh, malangbong, wilayah selatanmasih terbilang lamabat
sukawengi, karangtengah, BL dalam hal perekmbangan. Dilihat dari
Limbangan, selawi, cibiuk. rencana yang telah dilakkan wilayah Garut
Pengembangan wilayah selatan lebih diprioritaskan sebagai
pembangunan utara ini dititik Kawasan wisata dan Kawasan resapan air
beratakan sebagai Kawasan sehingga proses perkembangan
pengembangan pertanian, wilayahnya terbatas terutama untuk
perdagangan, dan industry. pengembangan sarana dan prasarana.
2. Wilayah pembangunan tengah Sehingga pengembangan pembangunan
yang terdiri dari 14 (empat belas) wilayah di Kabupaten Garut lebih
kecamatan yang meliputi diprioritaskan di wilayah tengah dan utara.
kecamatan Garut kota, Studi ini bertujuan untuk mengetahui
karangpawitan, Tarogong kaler, kelayakan wilayah Garut Selatan untuk
Tarogong Kidul, banyuresmi, menjadi suatu wilayah yang otonom atau
samarang, Pasirwangi,Leles, menjadi kabupaten yang baru.
Kadungora, Bayongbong, Cigedug,
Cilawu, Cisrupan, Sukaresmi. Dalam rangka mencapai tujuan studi
Pengembanga wilayah tersebut, disusunlah sasaran studi ini
pembangunan Tengah ini dititik yaitu:
beratkan sebagai pusat CBD, 1. Bagaimana pemekaran Wilayah
Kawasan perdagangan dan jasa, Garut selatan
pemerintahan 2. Bagaimana peluang pemekaran
3. Wilayah Pembangunan Selatan wilayah Garut selatan
terdiri dari 16 (enam belas) 3. Bagaimana tantangan pemekaran
kecamatan yang meliputi Wilayah Garut Selatan
kecamatan Cikajang, Banjarwangi,
Singajaya, Cihurip, Peundeuy, TINJAUAN PUSTAKA
Pameungpek, Cisopet, Cibalong, A. Tinjauan Desentralisasi
Cikelet, Bungbuang, Mekarmukti, untuk teori desentralisasi para pakar
Pakenjeng, Pamulihan, Cisewu, umumnya memandang dan memberikan
Caringin, Talegong. Pegembangan konsep tentang teori desentraslisasi
wilayah selatan ini dititik beratkan namun para pakar ini belum adanya
sebagai pengembangan kesepakatan diantara mereka dan adapun
pariwisata, pengembangan
para pakar tersebut mendefinisikan merupakan bagian dari desentralisasi dan
pendapatnya antara lain otonomi daerah.Istilah pemekaran secara
bhenyamin Hoessein mengemukakan : etimologis berasal dari kata asalnya, yaitu
“Desentralisasi merupakan pembentukan mekar.
daerah otonom baru dan atau Menurur Kamus Besar Bahasa Indonesia
penyertahan wewenang pemerintahan berarti :
pusat kepada selaku pemerintah daerah”. 1. Berkembang menjadi terbuka
Phillip Mawhod mengemukakan : 2. Menjadi besar dan gembung
“Desentralisasi merupakan pembagian 3. Menjadi tambahan luas, besar,
kekuasaan pemerintah oleh kelompok ramai, bagus
yang berkuasa di pusat terhadap 4. Mulai timbul dan berkembang
kelompok-kelompok lain yang masing- Definisi pemekaran daerah dari Kamus
masing memiliki otoritas kekuasaan di Besar Bahasa Indonesia itu, masihmenjadi
dalam wilayah tertentu dalam suatu perdebatan, karena dirasakan tidak
Negara” relevan dengan makna pemekaran daerah
Dari definisi kedua pakar tersebut yang kenyataannya malah terjadi
terkandung empat pengertian.Pertama, penyempitan wilayah atau menjadikan
Pembentukan daerah otonom adalah wilayah menjadi kecil dari sebelumnya
bagian dari desentralisasi, Otonomi karena seringkali pemekaran daerah itu
daerah baru dibentuk dan diserahkan bukan penggabungan dua atau lebih
kepada tanggung jawab tertentuoleh daerah otonom yang membentuk daerah
pemerintahan pusat. Desentralisasi juga otonom baru. Akan tetapi, pemecahan
dimaksukan pemberian wewenang daerah otonom menjadi dua atau lebih
kekuasaan oleh pemerintahan pusat. daerah otonom baru
Kekuasaan yang diberikan kepada Pemekaran daerah dilandasi oleh
kelompok masnyarakat yang memiliki Undang-undang nomor 22 tahun
kekuatan atau kekuasaan dalam 1999tentang Pemerintahan Daerah, pada
wilayahnya tersebut pasal 5 ayat 2 dinyatakan daerah dapat
B. Tinjauan Tentang pemekaran dimekarkan mejadi lebih dari satu
Daerah menutut UU No. 32 tahun daerah,namun setelah UU nomor 22 tahun
2004 1999 diganti dengan Undang-undang
Pengertian pemekaran daerah di era nomor 32 tahun 2004 tentang
otonomi daerah sekarang ini, kata Pemerintahan daerah, maka materi
pemekaran daerah sudah menjadi kata pemekaran wilayah tercantum pada pasal
yang tak asing lagi bagi kita. Kata itu 4 ayat 3 dan ayat 4, namun istilah yang
sudah sering kita dengar dalam dipakai adalah Pemekaran Daerah berarti
keseharian kita, pemekaran daerah
pengembangan dari satu daerah otonom Pemerintah Pusat kepada daerah otonom
menjadi dua atau lebih daerah otonom. berdasarkan Asas Otonomi.
Dalam UU no 32 tahun 2004 tersebut Dekonsentrasi adalah pelimpahan
pada pasal 4 ayat 3 dinyatakan: sebagian Urusan Pemerintahan yang
Pembentukan daerah dapat berupa menjadi kewenangan Pemerintah Pusat
penggabungan beberapa daerah atau kepada gubernur sebagai wakil
bagian daerah yang bersandingan atau Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal
pemekaran dari satu daerah menjadi dua di wilayah tertentu, dan/atau kepada
daerah atau lebih. Sedangkan dalam gubernur dan bupati/wali kota sebagai
Pasal 4 ayat 4 dalam UU tersebut penanggung jawab urusan pemerintahan
dinyatakan: Pemekaran dari satu daerah umum.
menjadi 2 (dua) daerah atau lebih Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014
sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dapat juga mendefenisikan daerah Otonom yang
dilakukan setelah mencapai batas minimal selanjutnya disebut Daerah adalah
usia penyelenggaraan pemerintahan. kesatuan masyarakat hukum yang
C. Tinjauan Tentang Otonomi Daerah mempunyai batas-batas wilayah yang
menurut UU No 23 tahun 2014 berwenang mengatur dan mengurus
Dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang Urusan Pemerintahan dan kepentingan
pemerintahan daerah sebagai pengganti masyarakat setempat menurut prakarsa
UU No. 32 Tahun 2004 mendefenisikan sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dalam sistem Negara Kesatuan Republik
dan kewajiban daerah otonom untuk Indonesia.
mengatur dan mengurus sendiri Urusan D. Tinjauan Tentang Pemekaran
Pemerintahan dan kepentingan Wilayah
masyarakat setempat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Gabrielle Ferrazzi, Pemekaran
Asas Otonomi adalah prinsip Wilayah dapat dilihat sebagai bagian dari
dasarpenyelenggaraan Pemerintahan proses penataan daerah atau teritorial
Daerah berdasarkan Otonomi Daerah. reform atau administrative reform yaitu
Dalam pemerintahan daerah atau otonomi menagement of the size, shape and
daerah sering kita dengar kata-kata atau hierarchy of local goverment units fot the
istilah, Desentralisasi,Dekonsentrasi, dan purpose of achieving political and
Tugas Pembantuan. administravite goals. Penataan daerah
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 umumnya mencakup pemekaran,
Tentang Pemerintahan Daerah juga penggabungan, dan penghapusan daerah.
mendefenisikan desentralisasi adalah Perrazzi berpendapat bahwa grand
penyerahan Urusan Pemerintahan oleh strategi otonomi daerah yang optimal tidak
berhenti pada menentukan beberapa merespon aspirasi pemekaran menjadi
jumlah daerah otonom yang ideal di suatu tuntutan berbagai elemen masnyarakat di
negara, namun lebih dari itu, harus daerah. Sebaliknya pada banyak kasus
mampu menjawab pertanyaan apa pembentukan daerah otonomi baru (DOB),
sebenarnya hakikat otonomi daerah di merupakan kepentingan dari
negara bersangkutan.32 Undang-Undang pemerintahan pusat terkait dengan upaya
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang untukk menjaga keutuhan integrasi
Pemerintah Daerah mengisyaratkan bangsa dan negara. Serta upaya cerdas
perlunya daerah baru yang dimaksud dalam mengelola konflik yang merebak
untuk meningkatkan pelayanan, kepada dan potensial muncul di daerah. Lebih dari
masnyarakat guna mewujudkan itu, langkah ini ditempuh demi
kesejahteraan masnyarakat. memperkokoh eksentensi Negara
Adapun dalam penelitian penelitian Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
mengambil satu konsep yang jelas Sedangkan pandangan terhadap
Ferrazi, bahwa pemekaran daerah pembentukan daerah otonomi baru (DOB)
merupakan pengelolaan tentang ukuran, dilakukan sebagai upaya untuk
bentuk dan hirarki satuan pemerintah meningkatkan kesejahteraan
daerah untuk mencapai tujuan politik dan masnyarakat, mengembangkan demokrasi
administrasi dilakukan sebagai upaya lokal, memaksimalkan akses publik ke
untuk meningkatkan kinerja pemerintahan pemerintahan, mendekatkan pemerintah
di daerah dalam hal pelayanan publik dengan rakyatnya, menyediakan
yang efektif dan efesien, meningkanya pelayanan publik sebaiknya dan efesien
pembangunan ekonomi tumbuh dan mungkin, serta berbagai alasan-alasan
berkembangnya kehidupan berdemokrasi lainya yang mengemuka dalam setiap
untuk mewujudkan kemandirian dan daya usulan pembentukan daerah otonomi baru
saing daerah serta mensejahterakan (DOB) tidaklah keliru. Meskipun, tidak
masyarakatnya. sepenuhnya juga demikian adanya.
Pemekaran daerah di indonesia muncul Pemekaran wilayah pada dasarnya
sering dengan tuntutan kebijakan bertujuan untuk lebih mendekatkanjarak
desentralisasi dan otonomi daerah dalam antara pemerintah sebagai pelaksana
relasi kekuasaan pusat dan daerah yang pelayanan publik dengan masnyarakat
kemudian sering dipahami sebagai bentuk sebagai penerima pelayanan. Pemekaran
kebebasan bagi daerah untuk mengurus wilayah juga bertujuan untuk menjadikan
rumah tangganya sendiri.34 Pembentukan pelayanan publik bisa menjadi lebij efektif
daerah otonomi baru (DOB), tidak harus dan efisien. Pada dasarnya yang menjadi
selalu dipahami juga sebagai pemberian tujuan utama dari pemekaran wilayah
pusat pada daerah dengan alasan untuk adalah meningkatkan kesejateraan
masnyarakat di wilayah yang dimekarkan. keragaman daerah. Banyak faktor yang
Ironisnya, tidak sedikit yang terjadi pada mempengaruhi perkembangan suatu
wilayah yang baru di mekarkan justru wilayah, diantarannya faktor-faktor
beberapa fungsi pelayanan pubik tidak geografis yang mencakup potensi daerah
berjalan sebagaimana yang di harapkan. (sumbedaya alam), luas daerah, jumlah
Hal tersebut di sebabkan oleh beberapa penduduk, dan kondisi fasilitas-fasilitas
hal diantaranya kesiapan dari aparatur masnyarakat umum, serta hal-hal lain
yang ditempatkan wilayah yang baru yang menjadi pertimbangan untuk
dimekarkan itu. Salah satu masalah utama terselenggarakannya otonomi daerah,
yang sering ditemui di wilayah-wilayah dalam hali ini pemekaran wilayah.
yang baru dimekarkan biasanya adalah 1) Teoritik Pemekaran Wilayah
kelada dalam mengisi struktur-struktur a. Administrasi
pemerintahan yang berfungsi melakukan b. Politik
pelayanan publik. Hal ini jelas berdampak c. Geografis
pada penyelenggaraan pelayanan publik d. Sosial Budaya
bagi masnyarakat. Dalam rangka e. Ekonomi
pemerataan pembanguan daerah dan f. Demografis
pengembangan wilayah diarahkan pada METODE PENELITIAN
peningkatan kualias sumber daya manusia Dalam merumuskan tujuan dan sasaran
dan pengadaan saran kebutuhan dari studi ini maka dilakukan beberapa
masnyarakat. Pada dasarnya, pemekaran metodologi penelitian yang terdiri dari
wilayah merupakan salah satu bentuk metode pendekatan, metode desk study
otonomi daerah dan merupakan salah dan metode analisis
satu hal yang perlu diperhatikan karena
dengan adanya pemekaran wilayah HASIL DAN PEMBAHASAN
diharapkan dapat lebih memaksimalkan 1. Fenomena pemekaran Daerah di
pemerataan pembanguan daerah dan Indonesia

pengembangan wilayah. Makna Sistem pemekaran daerah menghasilkan tren


Pemerintahan Negara Kesatuan Republik baru dalam struktur kewilayahan di
Indonesia. Perkembangan jumlah
Indonesia memberikan keleluasaan
kabupaten/kota dan propinsi di Indonesia
kepada daerah untuk menyelenggarakan dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah.
otonomi daerah. Otonomi daerah itu Hingga tahun 2004, terjadi penambahan
pemerintah propinsi dari 26 menjadi 33
sendiri didalam penyelenggaraannya
(26,9 %) dan pemerintah kabupaten/kota
dipandang perlu lebih menekankan pada dari 303 menjadi 440 (45,2%). Pada tahun
prinsip demokrasi, peran serta 2005 pemerintah pusat untuk sementara
waktu menangguhkan pemekaran daerah,
masnyarakat, pemerataan dan keadilan,
namun hingga akhir tahun 2006 gejolak
serta memperhatikan potensi dan usulan pemekaran daerah terus berlanjut.
Terdapat usulan pembentukan 114 elite politik untuk memperoleh status
kabupaten/kota serta 21 propinsi. kekuasaan baru atas daerah yang
Kebijakan penangguhan sementara dipimpinnya. Untuk melaksanakan
pemekaran daerah selama 2005-2006 kegiatan pemerintahan di daerah otonomi
sulit bertahan mengingat hingga saat ini baru hasil pemekaran daerah maka
belum ada dasar yang kuat. dibentuk aparat pemerintah daerah baru,
hal ini mendorong para calon pemegang
Dari beberapa kajian tentang pemekaran kekuasaan di daerah otonomi baru untuk
daerah diketahui bahwa terdapat mempercepat pelaksanaan pemekaran
beberapa alasan yang menjadi dasar daerah. Semangat otonomi daerah telah
pengajuan usulan. Alasan tersebut akan meningkatkan wewenang pemerintah
dijabarkan secara rinci sebagai berikut : daerah untuk mengangkat dan
memberhentikan pejabat daerah tanpa
a. Alasan Pemekaran Daerah
perlu memperoleh persetujuan pemerintah
Timpangnya Pemerataan Dan Keadilan. di atasnya. Pemekaran wilayah juga
Alasan mengapa harus dilakukan merupakan salah satu upaya untuk
pemekaran adalah masyarakat merasakan meningkatkan kemampuan pemerintah
adanya ketimpangan pemerataan dan daerah dalam memperpendek rentang
keadilan antara satu wilayah dengan kendali pemerintah sehingga
wilayah lainnya. Dalam kajian Bappenas meningkatkan efektivitas penyelenggaraan
bekerjasama dengan UNDP (2008) pemerintah dan pengelolaan
disebutkan bahwa alasan pemekaran yaitu pembangunan (Effendy : 2008)
untuk memberi kesempatan pada daerah
b. Dasar Hukum Wilayah
untuk melakukan pemerataan
pembangunan seperti memperbaiki Dalam UU nomor 32 tahun 2004, diatur
pemerataan fasilitas di bidang pendidikan, ketentuan mengenai pembentukan daerah
menyediakan lebih banyak tenaga ,dalam Undang Undang tersebut ada
pendidik yang memadai juga mendorong ketentuan bahwa pembentukan suatu
pemerataan pelayanan kesehatan di daerah harus ditetapkan dengan Undang
daerah. Pemekaran daerah juga sering Undang tersendiri, yang tercantum dalam
dijadikan alasan untuk mendapatkan pasal 4 ayat 1 dan 2 yang sama
keadilan terutama dalam hal pengisian menyebutkan sebagai berikut, “Undang
jabatan publik, lapanga pekerjaan, dan Undang pembentukan Daerah
peluang usaha. kondisi Geografis Yang sebagaimana di maksud dalam ayat 1
Luas Dan Pelayanan Masyarakat Yang antara lain mencakup nama, cakupan
Tidak Efektif Dan Efisien. Kondisi wilayah, batas, ibukota, kewenangan
geografis yang luas juga menjadi alasan menyelenggarakan urusan pemerintahan,
pemekaran, wilayah yang memiliki wilayah menunjukkan pejabat kepala daerah,
yang luas dapat menyebabkan tingginya pengisian keanggotaan DPRD, pengalihan
biaya dan usaha yang harus dikeluarkan kepegawaian, pendanaan, peralatan,
oleh pemerintah daerah dalam dokumen serta perangkat daerah.
memberikan pelayanan kepada
masyarakat, sehingga pelayanan kepada Legalisasi pemekaran wilayah
masyarakat menjadi tidak efektif dan dicantumkan dalam pasal yang sama ayat
efisien. 3 yang menyatakan bahwa,”pembentukan
daerah dapat berupa penggabungan
status Kekuasaan. Alasan lain beberapa daerah atau bagian daerah yang
dilakukannya pemekaran adalah keinginan bersandingan atau pemekaran dari satu
daerah menjadi dua daerah atau lebih”, administratif sebesar 307,407 Ha
dan ayat 4 menyebutkan “pemekaran dari (3.074,07 km²) dengan batas-batas
satu daerah menjadi 2 (dua) daerah atau sebagai berikut :
lebih sebagaimana dimaksud pada ayat 3
dapat dilakukan setelah mencapai batas Utara Kab. Bandung dan kab. sumedang
minimal usia penyelenggaraan Timur Kabupaten Tasikmalaya
Selatan Samudra Indonesia
pemerintahan”.
Barat Kab. Bandung dan Kab Cianjur
Pembentukan daerah otonomi baru juga
harus memenuhi persyaratan
administratif,, tehnis dan fisik kewilayahan.
Untuk pembentukan Kabupaen/kota harus
mendapat persetujuan DPRD
Kabupaten/Kota dan Bupati/walikota
bersangkutan, Persetujuan DPRD Provinsi
dan Gubernur, serta rekomendasi dari
Menteri Dalam Negeri. Kemudian
didukung syarat tehnis sepertikemampuan
ekonomi, potensi daerah, sosial budaya,
sosial politik, kependudukan, luas daerah,
pertahanan, keamanan. Kemudian syarat
fisik wilayah yang dimaksud meliputi 5
kecamatan untuk pembentukan Gambar 1. Peta Garut Selatan
kabupaten, 4 kecamatan untuk
pembentukan kota, dan lima kabupaten
untuk pembentukan Provinsi. 2. Peluang Pemekaran Garut Selatan
1. Pemekaran Garut Seatan dapat
c. Profil Garut Selatan berdampak secara sosio kultural.
Artinya ialah, pemekaran daerah
Kabupaten Garut merupakan salah satu
mempunyai dampak positif seperti
kabupaten di Provinsi Jawa Barat.
memperoleh pengakuan sosial, politik
Kabupaten Garut memiliki letak yang
dan kultural terhadap masyarakat
strategis sebagai penyangga Ibu Kota
daerah. Selain itu, pemekaran daerah
Provinsi Jawa Barat, dengan jarak 61,5
menciptakan kepuasan masyarakat,
km dari Pusat Pemerintahan Provinsi
dukungan daerah terhadap pemerintah
Jawa Barat di Bandung dan sekitar 216
nasional, serta menjadi alat untuk
km dari Pusat Pemerintahan Republik
mencegah dan cara manajemen
Indonesia di Jakarta. Secara umum
konflik antar kelompok atau golongan
Kabupaten Garut merupakan wilayah yang
dalam masyarakat.
dinamis, berbagai dinamika pembangunan
2. dari dimensi pelayanan publik,
terus berlangsung baik di bidang politik,
pemekaran daerah memperpendek
ekonomi, sosial maupun budaya, sehingga
jarak geografis antara pemukiman
berbagai perkembangan terjadi pada
penduduk dengan sentra pelayanan,
hampir semua sektor.
terutama ibukota pemerintahan
Kabupaten Garut terletak pada koordinat daerah. Pemekaran juga
6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan mempersempit rentang kendali antara
107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur. pemerintah daerah dengan unit
Kabupaten Garut memiliki luas wilayah pemerintahan di bawahnya.
Pemekaran juga memungkinkan untuk wilayah administratif yang lebih kecil yaitu
menghadirkan jenis-jenis pelayanan sebuah kota. Hal tersebut untuk
baru.
memudahkan delegasi kekuasaan atau
3. pasca terbentuknya Garut Selatan
sebagai daerah otonomi baru maka fungsi kepada jenjang-jenjang yang lebih
akan membuka peluang yang besar rendah dalam suatu hierarki teritorial,
bagi akselerasi pembangunan
dimana jenjang tersebut adalah satu dari
ekonomi di wilayah tersebut dengan
pemerintahan sendiri. Bukan hanya unit-unit pemerintahan di dalam suatu
infrastruktur pemerintahan yang negara. Penataan daerah mencakup
terbangun, tetapi juga infrastruktur fisik
pemekaran, penggabungan, dan
yang menyertainya, seperti
infrastruktur jalan, transportasi, penghapusan daerah yang sudah ada.
komunikasi dan sejenisnya. Selain itu, Dan dalam konteks Kabupaten garut
pemekaran tetap menguntungkan selatan yang mulanya Kota Garut berubah
karena akan memperoleh alokasi
APBD dalam posisinya sebagai daerah menjadi Kabupaten Garut Selatan yang
otonom baru otonom dan mandiri dalam hal
4. Pembentukan Garut Selatan pemerintahan dan pelayanan kepada
merupakan isu politik nasional yang
masyarakat.
penting. Bagi masyarakat kota,
pemekaran daerah otonom bisa hasil analisa bahwa kabupaten Garut
memperbaiki penangan politik nasional Selatan sangat urgen untuk dibentuk
di daerah melalui peningkatan
mengingat Kab Garut Selatan adalah
dukungan terhadap pemerintah
nasional dan menghadirkan kabupaten yang sudah lama berdiri di
pemerintah pada level yang lebih wilayah selatan namun hingga kini sudah
bawah.
mampu secara maksimal. Padahal
3. Tantangan Pemekaran Garut
Selatan Kabupaten Garut Selatan adalah
1. Belum di cabutnya moratorium kabupaten yang memiliki banyak wisata di
daerah otonomi Baru (DOB) mana arus ekonomi sangat kencang
2. Pemerintah pusat masih
memberlakuakan moratorium DOB berlangsung di kabupaten ini. Pelayanan
bagi seluruh daerah tingkat yang diberikan kepada masyarakat baik di
kabupaten/kota maupun provinsi. bidang pendidikan, kesehatan, dan lain
sebagainya belum maksimal karena
SIMPULAN Kabupaten Garut selatan memiliki wilayah
pemekaran wilayah adalah sebuah upaya geografis yang luas karena terdiri atas 42
untuk pengembangan demokrasi lokal Kecamatan. Dengan adanya
melalui pembagian kekuasaan pada pembentukan Kabupaten Garut Selatan
tingkat yang lebih kecil. Pembentukan maka diharapkan akan terciptanya
Garut Selatan juga dapat dilihat sebagai lapangan-lapangan pekerjaan yang baru
pembalikan konsentrasi kekuasaan dan iklim investasi semakin membaik bagi
pemerintahan kepada pemerintah dengan terbukanya peluang usaha.
SARAN

1. Pelayanan mengenai arus jalan di


garut selata harus d perbaiki
karena arus jalan akan menjadi hal
utama bagi masyarakat
2. APBD harus di sebarakan dengan
rata ke pelosok – pelosok
3. Perlunya Perawatan Pariwisata di
garut selatan
DAFTAR PUSTAKA
Ida, Laode. 2005. Permasalahan Pemekaran Daerah di Indonesia. Media Indonesia, Jakarta
Isnaeni, D. R. 2012. Dampak Pemekaran Daerah terhadap Pengembangan Wilayah
Kabupaten Bandung Barat. Bandung : Perencanaan Wilayah dan Kota ITB
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Otonomi dan Pembangunan Daerah, PT Gramedia Pustaka
Utama : Jakarta
Purwadarminto WJS, Kamus Besar bahasi Indonesi , (Jakarta : Balai Pustaka 1984)
Sabarno Hari, Memadu Otonomi Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa, (Jakarta: SinarGravika,
2007)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Widjaja.HaW.2014.ibid.ha
Wijaya. 2014. Otonomi Daerah Dan Daerah Otonomi. Jakarta : Penerbit Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai