Anda di halaman 1dari 20

Striktur urethra :

Penyempitan atau penyumbatan lumen uretra karena pembentukan


jaringan fibrotik (parut) pada uretra dan/atau daerah peri uretra.

 Terminologi striktur urethra merujuk pada striktur pada urethra


anterior atau proses jaringan parut yang mengenai jaringan erektil
korpus (spongiofibrosis)
 Kontraksi akibat jaringan parut ini akan mengurangi lumen urethra

Striktur Urethra Posterior


 Striktur urethra posterior merupakan proses obliterasi pada urethra
posterior yang menimbulkan jaringan fibrosis.
 Secara umum merupakan efek distraksi yang disebabkan oleh
trauma atau operasi radikal prostatektomi
Anatomi uretra

 Dibagi 2 :
1. Anterior :
a. pars bulbosa
b. pars pendulosa
c. fossa naviculare
2. Posterior :
pars prostatica
pars membranacea
Gambaran anatomi jenis-jenis striktur urethra
anterior
Etiologi (1)
 Setiap proses yang diakibatkan trauma pada epitel urethra atau
korpus spongiosum yang menimbulkan jaringan parut dapat
menyebabkan terjadinya striktur urethra anterior.
 Sedangkan terminologi striktur kongenital digunakan untuk
mendefinisikan striktur yang penyebabnya tidak diketahui (kelainan
kongenital)
Etiologi (2)
 Infeksi :
 Uretritis GO
 Infeksi ikutan akibat komplikasi pemakaian kateter menetap

 Trauma :
 Iatrogenik :
 Kateterisasi
 Kaliberasi
 reseksi transuretra
 tindakan-tindakan endourogi lain

 eksterna :
 patah tulang panggul
 straddle injury
Patogenesa
Infeksi Lesi epitel uretra
putusnya kontinuitas uretra
Trauma

Proses keradangan
Reaksi Fibrosis / kolagen

Jaringan fibrotik

Penyempitan lumen uretra

Penyumbatan lumen uretra


Derajat Penyempitan Uretra
Gejala klinis
 Kesukaran kencing
 Harus mengejan
 Pancaran mengecil
 Pancaran bercabang
 Menetes sampai retensi urine
 Pembengkakan / nanah di perineum
 Kadang bercak darah di celana dalam
 Bila sistemik : febris, warna urine keruh
Pemeriksaan dan Diagnosis

 Anamnesa :
Riwayat urethritis, trauma dg kerusakan pada panggul, straddle
injury, instrumentasi uretra, pemakaian kateter, kelainan sejak lahir
 Inspeksi :
meatus eksternus yang sempit, pembengkakan serta fistel di daerah
penis, skrotum, perineum, suprapubik
 Palpasi :
teraba jaringan parut sepanjang perjalanan uretra anterior pada
ventral penis; muara fistel mengeluarkan nanah bila dipijat
Pemeriksaan penunjang

 Kalibrasi dengan kateter lunak akan ditemukan hambatan


 Panjang dan lokasi striktur urethra dapat ditentukan melalui
pemeriksaan radiografi, ultrasonografi, dan urethroscopy
(endoskopi)
 Dapat ditunjang uroflowmetri (pemeriksaan pancaran kencing)
 Colok dubur
Diagnosa Banding
1. Batu ureter dengan/tanpa infiltrate urin
2. Kelainan-kelainan dari kelenjar prostat
TERAPI
Dalam mengelola striktur urethra perhatikan
keadaan umum penderita (retensi urine atau
tidak), lokasi, panjang dan densitas jar.
striktur.
> 2 cm : open urethroplasty
< 2 cm : urethrotomi interna
TERAPI
• Dilatasi, tidak menyembuhkan namun
mematahkan jar. parut striktur dan melebarkan
lumen sementara, saat penyembuhan jar.
parut akan terbentuk kembali.
Alat yg diperlukan :
- busi metal
- busi plastik
- busi filiform
TERAPI
Dilatasi umumnya digunakan u/ striktur
urethra kronik, dilakukan secara bertahap
mulai dari uk. 20 F s/d 22 F.
Komplikasi : nyeri, perdarahan, infeksi, false
route, timbul striktur baru hingga memper-
berat striktur lama.
TERAPI
• Urethrotomi interna, tehnik membuka jar.
striktur dg insisi atau ablasi secara transurethral.
Terapi dianggap berhasil jika proses epitelisasi
terjadi sebelum ada kontraksi luka.
Metode ini u/ striktur :
- < 2 cm
- lokasi distal dari pars bulbosa
TERAPI
• Urethrotomi eksterna, insisi kulit disebelah
ventral secara longitudinal, jar fibrosis
diangkat pasg kateter (sudah jarang
digunakan).
Keuntungannya :
- dpt dilakukan dari luar
- jarang residif
- perdarahan mudah dikontrol
TERAPI
• Eksisi dan anastomose, metode terbaik u/
striktur sederhana (<2cm). Keberhasilan
tergantung pembebasan korpus spongio-
sum. Lakukan diversi urine dg kateter
suprapubik (sistostomi), pasang kateter
silikion yg dilepas setelah 7-10 hari.
Prognosis
 Striktura urethra kerap kali kambuh, sehingga pasien harus sering
menjalani pemeriksaan yang teratur oleh dokter.
 Observasi dilakukan selama 1 tahun
 Kontrol berkala dilakukan dengan melakukan evaluasi pancaran
kencing.
 Untuk mencegah kekambuhan perlu dilakukan
 (1) dilatasi berkala dengan busi
 (2) CIC (clean intermitten catheterization) yaitu pasien dianjurkan
untuk melakukan kateterisasi secara periodik pada waktu tertentu
dengan kateter yang bersih (tidak perlu steril) guna mencegah
timbulnya kekambuhan striktura

Anda mungkin juga menyukai