PEN YAKIT
MENULAR
Kejadian flu burung di Asia Tenggara terjadi pada 2004, kejadian paling
banyak pada Vietnam.
Replikasi
virus influenza
• Transmisi virus influenza lewat partikel udara dan lokalisasinya pada traktus
respiratorius.
• Pada dosis infeksius, sekitar 50% orang-orang yang terserang dosis ini akan
menderita influenza. Virus akan melekat pada epitel sel di hidung dan
bronkus.5
• Setelah virus berhasil menerobos masuk kedalam sel, dalam beberapa jam
sudah mengalami replikasi. Partikel-partikel virus baru ini kemudian akan
menggabungkan diri dekat permukaan sel, dan langsung dapat
meninggalkan sel untuk pindah ke sel lain.
CARA PENULARAN
Terdapat darah
keluar dari mulut
unggas
Jika ada gejala
periksa ke Dokter/
puskesmas/
Rumas sakit
sebelum 2 X 24 jam
Sampaikan ke dokter /
perawat apabila ada
unggas yang sakit/mati
mendadak di
lingkungan
Diagnosis
• Diagnosis pasti penyakit influenza
dapat diperoleh melalui isolasi virus
maupun pemeriksaan serologis.
Uji Konfirmasi :
1. Kultur dan identifikasi virus H5N1.
2. Uji Real Time Nested PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk H5.
3. Uji serologi :
a. Imunofluorescence (IFA) test : ditemukan antigen positif dengan
menggunakan antibodi monoklonal Influensa A H5N1.
b. Uji netralisasi : didapatkan kenaikan titer antibodi spesifik influensa
A/H5N1 sebanyak 4 kali dalam paired serum dengan uji netralisasi.
c. Uji penapisan :
a). Rapid Test untuk mendeteksi Influensa A.
b). HI Test dengan darah kuda untik mendeteksi H5N1.
c). Enzyme Immunoassay (ELISA) untuk mndeteksi H5N1.
Diagnosis Banding
Banyak penyakit yang memiliki gejala yang menyerupai flu (flu like
syndrom) sehingga influenza dapat didiagnosis banding : 1
Vektor (Hewan)
Manusia
• Pencega Kementrian • Partisipasi • Permenkes RI • Kader
han kesehatan masyarakat dalam No. 82 Tahun masyarakat
penular pengendalian flu 2014 • Kepala desa
an Flu burung Mengenai • Tenaga
burung • Penyuluhan tentang penanggulanga kesehatan
• Penangg flu burung n penyakit Dinas
-ulangan • Pemantauan menular Kesehatan
Flu surveilen • Permenkes RI • Dokter
burung No.45 tentang puskesmas
penyelenggara • Dinas
an surveilens kesehatan
kesehatan
BAB III
LAPORAN PENYULUHAN
Penyuluhan Flu Burung
2. Braunwald dkk. 2003. Harrisson’s 15th edition; Principles of Internal Medicine volume I.
The Mc Graw-Hill Comparies, Inc. New Delhi, India.
3. Bridges CB. 2003. Transmission of influenza : implecation for control in health care
setting. Clin Infect Dis; 37 : 1094 – 1101.
5. Ghafar A dkk. 2008. Update on Influenza A (H5N1) Virus Infection in Humans. The New
England Journal of Medicine; 358:261-73.
6. Mahardika, dkk. 2005. Aspek Epidemiologi Virus Avian Influenza. Denpasar. Tersedia
dalam http://www.uplek.org/pdf/aspek_epidemologi. Diakses tgl 16 Maret 2012.
7. Nainggolan L., dkk., 2006. Influenza Burung. Buku Ajar Penyakit Dalam. FKUI: Jakarta.
8. Nelwan RHH, 2006. Influenza dan Pencegahannya. Buku Ajar Penyakit Dalam. FKUI:
Jakarta.
9. Peiris JS dkk. 2004. Re-emergence of fatal human influenza A subtype H5N1 disease.
Lancet; 363: 617-619.
10. Russel CJ dkk. 2005. The genesis og a pandemic influenza virus. Science Cell. 123(3):
368-371.
11. WHO. 2005. Responding to The Avian Influenza Pandemic Threat; Recomended
Strategic Action. WHO/CDS/CSR/GIP/2005.8. Diakses tanggal 7 Maret 2010
12. World Health Organization. Human leptospirosis: Guidance for diagnosis, surveilance
and control. Geneva: WHO Library Cataloguing-in-Publication Data. 2003.