Anda di halaman 1dari 15

Hubungan Stress dengan Tension

Type Headache di Lingkungan Kerja


Bayu Buana Travel
Siti Hardiyanti
C11112001

Supervisor :
dr. Sultan Buraena, Sp.OK
Latar Belakang
• Penyakit ini 88% dijumpai pada wanita dan 66% pada
laki-laki dan sekitar 60% serangan sakit kepala jenis ini
terjadi pada usia lebih dari 20 tahun.
• Prevalensi nyeri kepala di USA menunjukkan 1 dari 6
orang (16,54%) atau 45 juta orang menderita sakit
kepala kronik.
• Penyebab yang paling umum yaitu stress, aktivitas
yang menyebabkan kepala tertahan pada satu posisi
dalam waktu yang lama seperti mengetik atau
pekerjaan komputer lainnya, dan menggunakan
mikroskop, posisi tidur yang buruk, serta pekerjaan
yang berlebihan.
Metode
• Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan cross sectional
melalui proses walk through survey.
• Data yang digunakan berupa kebiasaan
responden, dan data faktor-faktor pencetus
Tension Type Headache, seperti stress akibat
kerja, posisi saat bekerja, lama bekerja, waktu
istirahat.
• sampel penelitian berdasarkan jenis pekerjaan
yang dilakukan, didapatkan hasil 1 pekerja dari 6
pekerja, mengeluh nyeri kepala.
Jadwal kegiatan survey
No. Tanggal Kegiatan

- Melapor ke bagian K3 RS Ibnu Sina


- Pengarahan kegiatan
1. 29-31 Mei 2016
- Walk through survey
- Pembuatan laporan walk through survey

2. 01 Juni 2016 - Pembuatan status okupasi dan artikel

3. 02 Juni 2016 - Presentasi laporan walk through survey


Hasil
• Faktor Psikososial : Stress akibat perkerjaan karena
mengurusi keluhan dari konsumen dan masalah yang
terjadi dilingkungan kerja

• Faktor ergonomi : postur dan posisi pada saat bekerja yang


tidak tepat dan dipertahankan dalam waktu yang lama.

• BRIEFTM (Baseline Risk Identification of Ergonomic Factors :


High risk : bahu kanan-kiri, leher, tungkai kanan-kiri, dan
punggung
Diskusi
• Nyeri kepala tegang otot ( Tension Type Headache
) adalah bentuk sakit kepala yang paling sering
dijumpai dan sering dihubungkan dengan jangka
waktu dan peningkatan stress. (daniel,2006)

• Dalam hal ini karyawan di Bayu Buana travel


memiliki jam kerja kurang lebih 8 jam selama 1
hari dan waktu istirahat 60 menit. Tidak hanya itu
keluhan-keluhan dari konsumen membuat beban
kerja meningkat sehingga terjadi peningkatan
stress.
• Pada saat itulah terjadi gangguan dan
ketidakpuasan membangkitkan reaksi pada
otot-otot kepala, leher, bahu, serta
vaskularisasi kepala sehingga timbul nyeri
kepala. Nyeri seperti inilah yang disebut nyeri
kepala tegang otot. (daniel,2006)
• Dalam studi yang dilakukan oleh Chen pada tahun 2009
menyatakan bahwa penyebab dari nyeri kepala tegang otot
disebabkan oleh faktor psikis maupun fakor fisik. Secara psikis, nyeri
kepala ini dapat timbul akibat reaksi tubuh terhadap stress,
kecemasan, depresi maupun konflik emosional. Sedangkan secara
fisik, posisi kepala yang menetap yang mengakibatkan kontraksi
otot-otot kepala dan leher dalam jangka waktu lama (jenis
pekerjaan), tidur yang kurang, kesalahan dalam posisi tidur dan
kelelahan juga dapat menyebabkan nyeri kepala tegang otot ini.
Selain itu, posisi tertentu yang menyebabkan kontraksi otot kepala
dan leher yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan yang
membutuhkan peningkatan fungsi mata dalam jangka waktu lama
misalnya membaca dapat pula menimbulkan nyeri kepala jenis ini.
Hazard ditempat kerja
• Faktor fisik : tidak ada
• Faktor kimia : tidak ada
• Faktor biologi : tidak ada
• Faktor psikososial : keluhan dari konsumen
dan masalah dilingkungan kerja
• Faktor Ergonomi : posisi duduk yang terlalu
lama dengan posisi yang tidak ergonomis
Keterbatasan
• Checklist  hanya menentukan hubungan
penyakit akibat kerja, tapi tidak dapat
menentukan insidens, berat ringannya
penyakit dan prognosis penyakit.
• Sarana dan waktu  sampel kurang
• Kesimpulan
Tension Type Headache merupakan salah satu jenis sensasi nyeri pada daerah
kepala akibat kontraksi terus menerus otot- otot kepala dan tengkuk (M.
splenius kapitis, M. temporalis, M. maseter, M. sternokleidomastoid, M.
trapezius, M. servikalis posterior, dan M. levator skapula). TTH disebabkan
oleh kontraksi terus menerus otot pada bahu, leher, kulit kepala, dan rahang.
Hal ini berhubungan dengan stress, depresi, atau cemas, kerja berlebihan,
tidak mendapatkan tidur yang cukup, terlambat makan, dan penggunaan
alcohol serta obat-obatan juga dpaat memicu keluhan ini. Adapun penyebab
yang paling umum yaitu aktivitas yang menyebabkan kepala tertahan pada
satu posisi dalam waktu yang lama seperti mengetik atau pekerjaan komputer
lainnya, dan menggunakan mikroskop, posisi tidur yang buruk, serta
pekerjaan yang berlebihan.
Saran
Perlu dilakukan pengaturan lingkungan kerja atau administrasi berupa shift
kerja agar menghindari bekerja berlebihan. Rajin melakukan peregangan saat
bekerja.
Daftar Pustaka
• Sjahrir, Hasan; Samino; Wenda, Ali. Konsensus Nasional penanganan Nyeri
Kepala di Indonesia. PERDOSSI.
• Dewanto, George; W.J.Suwono; B.Riyanto; Y.Turana. 2009. Panduan Praktis
Diagnosis Tata Laksana Penyakit Saraf. Jakarta : EGC.
• Sjahrir, Hasan. 2005. Konsensus Nasional II Diagnostik dan
Penatalaksanaan Nyeri Kepala. PERDOSSI.
• Wismita, Luh Gde Eka, Putra, I Nyoman Adi, and Nurmawan, Putu Sutha.
Kombinasi Microwave Diathermy (MWD), Ultrasound (US) dan Stretching
Sama Baik dengan Kombinasi Microwave Diathermy
(MWD), Ultrasound (US) Dan Myofascial Release Technique
terhadap Penurunan Tension Type Headache (TTH). Bali : FK Undana.
• Kantor, Daniel. Signs and symptoms: Headache. 2006. University of Florida
Health Science Center, Jacksonville : VeriMed Healthcare Network.
• Jasmin, Luc. 2012. Tension Type Headache. University of California. San
Francisco : VeriMed Healthcare Network.
LAMPIRAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai